[Aku mendapatkannya dari karyawan perusahaanmu] Balas Alexa.Keanu pun menghela napas panjang karena tahu dengan jelas kalau wanita yang sedang berkirim pesan dengannya itu sedang berbohong.[Ya] Balas Keanu, lalu meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di dekatnya."Ah dasar para wanita," gumamnya lalu menutup mata.**Keesokan harinya.Hari ini seperti yang direncanakan, Keanu dan Eve sedari pagi sudah berada di kantor. Eve benar-benar bekerja sebagai asisten pribadinya. Dan seperti yang ia bicarakan dengan Nick, ia pun minta gaji pada Keanu seperti layaknya gaji seorang asisten pribadinya dan Keanu pun menyetujui hal itu asalkan Eve dapat bekerja dengan profesional.Eve pun meminta agar Keanu merahasiakan identitasnya agar ia bisa bergaul dengan para karyawan lainnya. Bahkan untuk merubah identitasnya, Eve pun merubah gaya rambutnya yang biasanya lurus menjadi gelombang dan memakai kaca mata karena ia yakin para karyawan perusahaan Keanu tak terlalu memperhatikan dirinya walaupu
Beberapa saat berlalu, akhirnya Eve sampai di depan ruangan Keanu. Tak lupa sebelum masuk, ia pun mengetuk pintu seperti karyawan yang seharusnya."Masuk," ucap Keanu.Eve pun membuka pintu tersebut, namun ketika baru selangkah masuk ia langsung terkejut menatap pemandangan di depannya."..." Ia terdiam dan berhenti di dekat pintu masuk ruangan itu. Di matanya terlihat seorang wanita dengan tinggi semampai dan tubuh layaknya model sedang mendekatkan wajahnya pada Keanu.Matanya memerah melihat adegan tersebut, namun ia langsung menghela napas panjang untuk meredakan emosinya. Bukannya ia tidak berani berteriak dan marah-marah di ruangan itu, namun ia memilih untuk menghadapi semua yang dilihatnya itu dengan elegan.Ia pun melangkah kembali sembari terus menatap ke arah wanita yang sedang membisikkan sesuatu pada Keanu itu."Ini Tuan kopinya," ujar Eve sambil meletakkan kopi tersebut di atas meja kerja Keanu.Ia kemudian menatap ke arah Keanu yang masih mendengarkan bisikan dari wanita
Sore harinya saat pulang kerja, Eve mengatakan untuk pulang sendirian dengan alasan agar penyamarannya di perusahaan tidak terbongkar dan tak ada yang menggosipkan macam-macam tentang dirinya.Namun Keanu langsung menolaknya tanpa berpikir panjang."Tapi ....""Tidak apa tapi. Kalau kamu pulang sendirian, maka besok kamu tidak perlu lagi bekerja di sini." Paksa Keanu dengan segala kekuasaannya.Bibir mungil Eve seketika mengkerut. "Kalau begitu kamu jemput aku di perempatan dekat lampu merah," ujar Eve mencari solusi yang lain.Keanu terdiam memikirkan hal itu."Sudahlah aku anggap iya," ujar Eve dengan ketus sembari berbalik dan keluar dari ruangan itu.Keanu yang belum sempat menjawab pun langsung menghela napas panjang. "Bukankah seharusnya aku yang marah," gumam Keanu. Sepuluh menit berlalu, akhirnya Keanu pun menjemput Eve di perempatan seperti yang diminta oleh istrinya itu."Kenapa?" tanya Eve ketika baru saja masuk ke dalam mobil dan melihat Keanu yang sedang
"Aku marah," ujar Eve sembari mengarahkan pukulan ke wajah Keanu dengan kuat.Bepp! Pukulan tersebut dengan tepat ditahan oleh Keanu sebelum benar-benar mengenai wajahnya.Dan dengan kuat Keanu pun menahan tangan Eve. "Katakan, apa yang membuatmu marah!"Eve terdiam.Keanu menarik tangan istrinya itu kuat, dalam sekejap mata posisi mereka bertukar, kini Eve yang berada di bawah Keanu."Kenapa hanya diam, katakan kenapa kamu marah?"Alih-alih menjawab, Eve memilih melengos di bawah tekanan itu."Tidak ingin menjawab," geram Keanu lalu dengan cepat melepas kaos yang dipakainya.Mata Eve pun membulat. "Apa yang kamu lakukan?"Eve merasa terkejut sekaligus ngeri membayangkan jika malam ini seperti malam kemarin."Bukankah jika tidak bisa dipecahkan, semua bisa selesai di ranjang."Eve benar-benar terkejut mendengar hal itu. Ia pun langsung mencari tumpuan yang bisa ia gunakan untuk berpegangan dan menarik dirinya keluar dari tekanan Keanu."Menjauh sana, aku tidak mau!" Eve terus meronta.
Keesokan harinya.Belum subuh tapi Keanu tiba-tiba harus meninggalkan apartemennya dan hanya berpesan kepada Eve agar berangkat ke perusahaan sendirian. Sempat Eve berpikir keras dan bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi, namun karena ia tak menemukan apa pun akhirnya ia pun tidur kembali.Kring! Alarm ponselnya berdering nyaring.Eve yang masih mengantuk akhirnya membuka paksa matanya. Tak lama berselang, kemudian Eve mematikan alarm yang semakin memekakkan telinganya itu. Ia menatap ponselnya sejenak melihat jam dan juga mengecek kotak pesan, namun tak ada nama Keanu di antara puluhan pesan yang masuk ke dalam ponselnya."Dia ke mana," gumam Eve sembari mengusap-ngusap wajahnya.Ia melamun sejenak, lalu dengan cepat bangun dari ranjangnya saat ini dan berharap bisa bertemu dengan Keanu saat datang ke kantor.Lebih dari setengah jam, akhirnya Eve pun sampai di perusahaan dengan menggunakan taksi yang dipesannya. Ia melangkah dengan tenang memasuki perusahaan, tak lupa ia
"Tuan Keanu, saya bisa menjelas-""Saya tidak bicara dengan Anda, Tuan Gabriel. Anda silahkan kembali ke pekerjaan Anda," tukasnya. "Dan Anda Nona Eve, cepat naik," tegasnya."Baik." Eve dengan cepat berjalan mengekor masuk ke dalam lift bersama dengan Keanu.'Duh kenapa aku seperti baru tertangkap basah selingkuh sih, aku kan nggak ngapa-ngapain,' Eve menghela napas panjang. 'Tenang Ve, tenangkan dirimu. Kamu tidak melakukan apa pun yang salah jadi jangan takut,' batin Eve yang mencoba untuk terus menenangkan pikirannya.Selama beberapa menit berada di dalam lift tak ada satu pun kata yang terucap dari bibir mereka berdua, hingga akhirnya mereka sampai di lantai tempat ruangan Keanu dan Eve bekerja."Tidak mau melepaskan," ujar Keanu ketika baru saja keluar dari lift bersama dengan Eve.Eve yang tak mendengar dengan jelas kalimat Keanu pun langsung menoleh dan menatap penasaran ke arah suaminya itu. "Apa?" tanyanya.Keanu menoleh dengan cepat dan langsung menatap ke arah jas yang mas
Beberapa jam berlalu dan kini sudah saatnya makan siang. Eve yang memang sudah menunggu saat ini, kemudian keluar dengan cepat dari ruangannya lalu mengetuk pintu seperti yang ia lakukan tadi dan masuk setelah Keanu memberi izin."Tuan, apa Anda ingin sesuatu untuk makan siang?" tanya Eve dengan ekspresi dan nada bicara kaku layaknya memang bekerja secara profesionalKeanu yang sedari tadi berkonsentrasi pada laptopnya pun kini melirik ke arah Eve. Dia menatap istrinya itu dengan heran."Kamu mau ke mana?" tanyanya sembari menatap Eve dari ujung kepala hingga ujung kaki.Dia cukup terkejut karena saat ini wanita di depannya itu tengah menggunakan rok pendek dengan belahan samping dan juga sebuah kemeja ketat dengan dua kancing terbuka yang pasti akan menarik perhatian setiap orang yang berpapasan dengannya."Aku akan ke kantin, ini sudah waktunya makan siang," jawab Eve dengan tenang dan masih menggunakan ekspresi yang sama.Kunciran tinggi di rambut dan riasan di wajah Eve membuat Kea
"Ve," panggil laki-laki yang sedang berdiri dekat pintu kantin.Eve pun langsung menoleh. "Ya?""Kamu kenapa?" tanyanya lagi.Eve pun langsung menunduk dan menggeleng pelan."Sakit.""Astaga, Tuan Gabrie ... el. Pagiku sudah sangat kacau gara-gara kamu, kenapa sekarang kamu malah ada di sini," ketus Eve yang ingin sekali memukul wajah ganteng laki-laki di depannya itu.Namun bukannya marah karena Eve memarahi dirinya tapi Gabriel malah tersenyum lebar. "Aku mengerti. Aku ke sini hanya untuk berterima kasih pada kamu untuk dasi dan juga jas yang sudah kamu cucikan," ucapnya tenang.Iris mata Eve bergerak, melirik ke arah jas dan dasi yang dimaksud. 'Ah, orang ganteng mah emang tetap saja ganteng mau pakai apa pun,' batinnya sembari berganti menatap wajah Gabriel."Iya, sama-sama." Setelah mengatakan hal itu, Eve pun melangkah kembali.Namun sedetik kemudian tangan Gabriel langsung mencekal lengannya hingga membuat Eve berhenti dan menoleh. "Apa lagi?" tanya Eve dengan ketus seperti beb