"Ve," panggil laki-laki yang sedang berdiri dekat pintu kantin.Eve pun langsung menoleh. "Ya?""Kamu kenapa?" tanyanya lagi.Eve pun langsung menunduk dan menggeleng pelan."Sakit.""Astaga, Tuan Gabrie ... el. Pagiku sudah sangat kacau gara-gara kamu, kenapa sekarang kamu malah ada di sini," ketus Eve yang ingin sekali memukul wajah ganteng laki-laki di depannya itu.Namun bukannya marah karena Eve memarahi dirinya tapi Gabriel malah tersenyum lebar. "Aku mengerti. Aku ke sini hanya untuk berterima kasih pada kamu untuk dasi dan juga jas yang sudah kamu cucikan," ucapnya tenang.Iris mata Eve bergerak, melirik ke arah jas dan dasi yang dimaksud. 'Ah, orang ganteng mah emang tetap saja ganteng mau pakai apa pun,' batinnya sembari berganti menatap wajah Gabriel."Iya, sama-sama." Setelah mengatakan hal itu, Eve pun melangkah kembali.Namun sedetik kemudian tangan Gabriel langsung mencekal lengannya hingga membuat Eve berhenti dan menoleh. "Apa lagi?" tanya Eve dengan ketus seperti beb
'Sabar!' tegas Keanu dalam hati."Baiklah," ujar Keanu lalu meninggalkan ruangan Eve tersebut.Eve yang baru saja ditinggalkan pun langsung berdiri dari kursi yang didudukinya dan kemudian mengintip dari pintu ruangannya."Dia pergi begitu saja," gumam Eve sembari mengerucutkan bibirnya.**Malam harinya.Seperti yang dikatakan oleh Eve, malam itu Keanu bersama dengan Tuan Stenly pergi menemui salah satu rekan kerja sama perusahaan mereka. Semuanya berjalan lancar, bahkan Tuan Bronson yang merupakan rekan kerja sama mereka tersebut terkesan dan dengan cepat menyetujui kerja sama yang perusahaan keluarga Howgins tawarkan."Bagaimana dengan istri Anda, Tuan Keanu?" tanya Tuan Bronson setelah selesai menandatangani kontrak kerja sama tersebut.Keanu pun langsung tersenyum hangat mendengar pertanyaan laki-laki paruh baya di depannya tersebut."Aku dengar dia baru saja keluar dari rumah sakit?""Keadaannya sudah sangat baik sekarang, terima kasih Anda telah memperdulikan keluarga saya," ja
Pada akhirnya malam itu Alexa pun tidur di apartemen Keanu, dia tidur di salah satu kamar yang tidak terpakai di sana."Kamu kenapa?" tanya Keanu yang saat ini berada di dalam selimut bersama Eve.Sedangkan Eve saat ini sedang membelakangi dirinya."Tidak apa-apa," sahut Eve dengan volume kecil agar Alexa tak mendengar ucapannya."Harusnya yang marah malam ini adalah aku." Keanu memulai pembicaraan karena menurut saran Leon, dia harus bicara dari hati ke hati dengan Eve.Eve terdiam, bagaimanapun juga kejadian saat Keanu sedang melihat dirinya di depan kantin bersama Gabriel masih teringat jelas di dalam pikirannya."Ya, aku memang cemburu dan aku juga marah karena kamu tidak makan siang denganku tadi," ucap Keanu yang mencoba mengalah seperti yang disarankan oleh Gabriel."..." Eve tak menyahut.Benar saja, hati Eve tergerak. Ia merasa bersalah karena sebenarnya ia tahu kalau Keanu yang tadi siang datang ke ruangannya bermaksud untuk mengajaknya makan siang bersama. Tapi karena tak i
"Temani aku tidur di kamar," pinta Alexa yang merengek seperti anak kecil.Ekspresi aneh langsung muncul di wajah Eve. 'Apa maksudnya? Jangan bilang kalau ini adalah fobia atau sejenisnya,' batinnya yang tak bisa berkata-kata ketika mendengar permintaan aneh tersebut karena dia dan Alexa bukan orang yang dekat."Memangnya kenapa?""Aku baru saja mimpi buruk, aku takut sendirian," rengek Alexa.'Dia ini bukan anak tujuh tahun, kenapa dia bertingkah seperti ini, apa aku usir saja dia,' pikir Eve."Ya Ve, tolonglah. Aku takut sendirian," ujar Alexa lalu mulai terisak persis seperti anak kecil.Eve kemudian menoleh ke belakang."Tuan Keanu pasti sudah tidur kan, jangan ganggu dia, kita berdua saja." Alexa menarik Eve dan kemudian menutup pintu kamar tersebut dengan hati-hati."Sudah, ayo," ucap Alexa lagi sembari menarik tangan Eve.'Ya sudahlah, lagi pula pinggangku juga masih sakit. Dari pada aku harus meladeni Keanu, mungkin lebih baik aku mengungsi sebentar,' pikirnya.Setelah itu Eve
Hanya beberapa saat ia mengangkat panggilan tersebut dan langsung mematikannya, namun saat ia mengangkat wajahnya, Eve sudah pergi meninggalkan lantai tersebut."Sial!" Keanu memukul dinding yang ada di sebelahnya.Setelah itu Keanu pun memilih untuk berbalik dan melangkah kembali masuk ke dalam apartemennya.Sementara itu, di sisi lain Alexa sedang mengintip kejadian itu dari kejauhan sembari tersenyum menyeringai."Tinggal selangkah lagi," gumamnya bahagia.**Di tempat Keanu.Saat ini Keanu yang baru saja masuk kembali ke dalam kamarnya pun langsung mandi dan berganti pakaian. Ia menggunakan kaos polos, celana jeans balel, topi dan sebuah kaca mata untuk melengkapi penampilannya tersebut.Dan setelah selesai berpakaian, kemudian ia pun memutuskan untuk segera meninggalkan apartemen itu. Namun ketika baru saja membuka pintu apartemennya, terlihat Alexa yang sudah berdiri di depan pintu."Key," panggil Alexa dengan ekspresi polosnya."Ya?""Di mana Eve? Aku ingin bicara dan minta maa
"Benar kan tebakanku, memang dia orang yang ada di balik semua ini?" Keanu tersenyum menyeringai ke arah laki-laki depannya itu.Sesaat kemudian lelaki itu menunduk ia menggertakkan giginya.Keanu yang belum puas karena belum mengetahui semuanya, akhirnya kembali berdiri lalu melangkah sembari berkata, "Jangan biarkan aku mengulang per—"Tiba-tiba ....Dorrr! Sebuah tembakan tiba-tiba muncul dan tepat mengenai lengan laki-laki tersebut.Keanu dan semua orang pun langsung waspada. Mereka semua mengacungkan senjata mereka ke arah langit-langit yang ada di atas ruangan itu, tempat tembakan itu berasal.Dor! Dor! Dor! Semua orang pun langsung menembaki langit-langit ruangan itu karena terdengar langkah kaki dari dalam langit-langit itu.Hingga sesaat kemudian Keanu memberikan tanda agar para anak buahnya berhenti."Biarkan saja, dia memang mengirim orang untuk membunuh satu orang ini saja," ujar Keanu sembari melirik ke arah laki-laki berkepala plontos yang kini sudah memejamkan mata, tak
Malam harinya.Keanu yang baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya pun dengan santai keluar dari kamarnya. Ia melangkah dengan tenang ke arah ruang tamu untuk mengambil ponselnya yang ada di sana.Dan ketika baru saja menyentuh ponselnya tiba-tiba bel pintu berbunyi nyaring."Cepat sekali," ucap Keanu lalu menggenggam ponselnya dan segera berjalan ke arah pintu masuk kamar apartemen itu.Dan ketika membuka pintu tersebut, Keanu langsung mengerutkan dahinya karena melihat Alexa yang lagi-lagi berada di depan kamarnya. "Kamu?" Keanu lalu menatap sekeliling tempat itu."Kenapa, apa kamu sedang menunggu seseorang?" tanya Alexa yang saat ini menggunakan dress merah dengan belahan dada rendah."Ya, aku sedang menunggu pengantar makanan," jawab Keanu dengan santai."Emm ...," gumam Alexa seolah sedang berpikir keras."Kenapa?""Apa Eve sudah pulang?" tanyanya."Dia sedang di rumah temannya" jawab Keanu ringan."Apa kalian sudah berbaikan? Dia sudah tidak marah lagi kan?""Ya, kami su
Lima menit berlalu. Kini Eve telah mengikat Alexa di dalam kamar yang masih berantakan tersebut."Bangun! Hei bangun!" ucap Eve sembari memercik-mercikkan air ke wajah Alexa.Alexa pun membuka matanya pelan dan menatap Eve yang saat ini sedang berjongkok di hadapannya."Kamu ...," geramnya sambil berusaha menggerakkan tangannya tapi tidak bisa karena telah diikat."Mau apa?" Nick yang ada di dekat Alexa pun langsung menoyor kepalanya.Alexa yang tubuhnya sempat miring karena toyoran Nick pun langsung memaki. "Damn!" "Eh memaki lagi," ucap Nick dengan gaya manjanya lalu mencubit pipi wanita di dekatnya itu.Alexa pun langsung menatap sinis ke arah Nick."Nick, hentikan." Eve berdiri dan kemudian duduk di tepian ranjang sembari menatap ke arah Alexa yang saat ini tubuhnya sedang dibungkus selimut macam bakcang."Alexa, aku awalnya tak ingin membongkar kelakuan kamu dengan cara seperti ini. Tapi karena kamu sudah sangat keterlaluan jadi maaf," ucap Eve dengan santai. "Kamu ...,"
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening