Lebih dari dua jam akhirnya mereka pun selesai menikmati olah raga ranjang mereka. Keanu saat ini memeluk Eve yang sedang memunggungi dirinya."Kamu kenapa?" tanya Keanu karena setalah selesai tadi Eve hanya diam saja dan langsung berposisi seperti saat ini."Aku capek," jawabnya singkat.Tentu saja Keanu yang mendengar jawaban tersebut pun mengira kalau Eve sedang kesal padanya. "Kamu marah?""Tidak."Keanu pun langsung menarik tubuh Eve dan membuat Eve berbalik menatap ke arah dirinya."Astaga Key, aku capek," rengek Eve."Apanya yang capek?"Eve pun menatap Keanu dengan matanya yang sayu, kelelahan. "Aku capek Key, tubuhku rasanya seperti baru ditabrak truk.""Tapi aku ingin sekali lagi," goda Keanu dengan tatapan nakalnya.Eve pun langsung membuatkan matanya. "Key kamu jangan gila. Apa kamu ingin membunuhku?"Keanu pun bangkit dari posisinya saat ini. "Tentu tidak, kamu hanya perlu diam saja di bawah," ujarnya sambil tersenyum aneh pada Eve yang ada di bawah kungkungannya.
"Wah terima kasih ya Lex," ucap Eve sembari tersenyum lebar ke arah Alexa yang saat ini menoleh ke arah dirinya.Alexa pun membalas senyuman tersebut dan berkata, "Iya, sama-sama.Aku tahu kamu sebagai pengantin baru masih sibuk menyesuaikan diri, jadi aku terpikir saja untuk membantu kamu. Tidak apa-apa kan?"'Tidak apa-apa? Apa otakmu di dengkul!' Eve berteriak di dalam hatinya.Namun bersamaan dengan teriakan di hatinya, Eve pun kembali tersenyum manis. "Tidak apa-apa. Kamu benar, lain kali aku harus lebih perhatian pada dia," ujar Eve sembari melirik ke arah Keanu yang saat ini hanya diam saja."Ayo, mari kita makan," ajak Eve sembari mengambil tas berisi makanan yang disodorkan oleh Alexa dan kemudian melangkah ke arah dapur.Sementara itu Keanu dan Alexa berjalan beriringan di belakang Eve."Oh iya, ngomong-ngomong terima kasih kamu sudah membantuku. Para karyawan yang kamu kirimkan sangat ramah, aku senang dengan mereka," ujar Alexa dengan suara manjanya."Sama-sama. Tapi semua
[Aku mendapatkannya dari karyawan perusahaanmu] Balas Alexa.Keanu pun menghela napas panjang karena tahu dengan jelas kalau wanita yang sedang berkirim pesan dengannya itu sedang berbohong.[Ya] Balas Keanu, lalu meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di dekatnya."Ah dasar para wanita," gumamnya lalu menutup mata.**Keesokan harinya.Hari ini seperti yang direncanakan, Keanu dan Eve sedari pagi sudah berada di kantor. Eve benar-benar bekerja sebagai asisten pribadinya. Dan seperti yang ia bicarakan dengan Nick, ia pun minta gaji pada Keanu seperti layaknya gaji seorang asisten pribadinya dan Keanu pun menyetujui hal itu asalkan Eve dapat bekerja dengan profesional.Eve pun meminta agar Keanu merahasiakan identitasnya agar ia bisa bergaul dengan para karyawan lainnya. Bahkan untuk merubah identitasnya, Eve pun merubah gaya rambutnya yang biasanya lurus menjadi gelombang dan memakai kaca mata karena ia yakin para karyawan perusahaan Keanu tak terlalu memperhatikan dirinya walaupu
Beberapa saat berlalu, akhirnya Eve sampai di depan ruangan Keanu. Tak lupa sebelum masuk, ia pun mengetuk pintu seperti karyawan yang seharusnya."Masuk," ucap Keanu.Eve pun membuka pintu tersebut, namun ketika baru selangkah masuk ia langsung terkejut menatap pemandangan di depannya."..." Ia terdiam dan berhenti di dekat pintu masuk ruangan itu. Di matanya terlihat seorang wanita dengan tinggi semampai dan tubuh layaknya model sedang mendekatkan wajahnya pada Keanu.Matanya memerah melihat adegan tersebut, namun ia langsung menghela napas panjang untuk meredakan emosinya. Bukannya ia tidak berani berteriak dan marah-marah di ruangan itu, namun ia memilih untuk menghadapi semua yang dilihatnya itu dengan elegan.Ia pun melangkah kembali sembari terus menatap ke arah wanita yang sedang membisikkan sesuatu pada Keanu itu."Ini Tuan kopinya," ujar Eve sambil meletakkan kopi tersebut di atas meja kerja Keanu.Ia kemudian menatap ke arah Keanu yang masih mendengarkan bisikan dari wanita
Sore harinya saat pulang kerja, Eve mengatakan untuk pulang sendirian dengan alasan agar penyamarannya di perusahaan tidak terbongkar dan tak ada yang menggosipkan macam-macam tentang dirinya.Namun Keanu langsung menolaknya tanpa berpikir panjang."Tapi ....""Tidak apa tapi. Kalau kamu pulang sendirian, maka besok kamu tidak perlu lagi bekerja di sini." Paksa Keanu dengan segala kekuasaannya.Bibir mungil Eve seketika mengkerut. "Kalau begitu kamu jemput aku di perempatan dekat lampu merah," ujar Eve mencari solusi yang lain.Keanu terdiam memikirkan hal itu."Sudahlah aku anggap iya," ujar Eve dengan ketus sembari berbalik dan keluar dari ruangan itu.Keanu yang belum sempat menjawab pun langsung menghela napas panjang. "Bukankah seharusnya aku yang marah," gumam Keanu. Sepuluh menit berlalu, akhirnya Keanu pun menjemput Eve di perempatan seperti yang diminta oleh istrinya itu."Kenapa?" tanya Eve ketika baru saja masuk ke dalam mobil dan melihat Keanu yang sedang
"Aku marah," ujar Eve sembari mengarahkan pukulan ke wajah Keanu dengan kuat.Bepp! Pukulan tersebut dengan tepat ditahan oleh Keanu sebelum benar-benar mengenai wajahnya.Dan dengan kuat Keanu pun menahan tangan Eve. "Katakan, apa yang membuatmu marah!"Eve terdiam.Keanu menarik tangan istrinya itu kuat, dalam sekejap mata posisi mereka bertukar, kini Eve yang berada di bawah Keanu."Kenapa hanya diam, katakan kenapa kamu marah?"Alih-alih menjawab, Eve memilih melengos di bawah tekanan itu."Tidak ingin menjawab," geram Keanu lalu dengan cepat melepas kaos yang dipakainya.Mata Eve pun membulat. "Apa yang kamu lakukan?"Eve merasa terkejut sekaligus ngeri membayangkan jika malam ini seperti malam kemarin."Bukankah jika tidak bisa dipecahkan, semua bisa selesai di ranjang."Eve benar-benar terkejut mendengar hal itu. Ia pun langsung mencari tumpuan yang bisa ia gunakan untuk berpegangan dan menarik dirinya keluar dari tekanan Keanu."Menjauh sana, aku tidak mau!" Eve terus meronta.
Keesokan harinya.Belum subuh tapi Keanu tiba-tiba harus meninggalkan apartemennya dan hanya berpesan kepada Eve agar berangkat ke perusahaan sendirian. Sempat Eve berpikir keras dan bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi, namun karena ia tak menemukan apa pun akhirnya ia pun tidur kembali.Kring! Alarm ponselnya berdering nyaring.Eve yang masih mengantuk akhirnya membuka paksa matanya. Tak lama berselang, kemudian Eve mematikan alarm yang semakin memekakkan telinganya itu. Ia menatap ponselnya sejenak melihat jam dan juga mengecek kotak pesan, namun tak ada nama Keanu di antara puluhan pesan yang masuk ke dalam ponselnya."Dia ke mana," gumam Eve sembari mengusap-ngusap wajahnya.Ia melamun sejenak, lalu dengan cepat bangun dari ranjangnya saat ini dan berharap bisa bertemu dengan Keanu saat datang ke kantor.Lebih dari setengah jam, akhirnya Eve pun sampai di perusahaan dengan menggunakan taksi yang dipesannya. Ia melangkah dengan tenang memasuki perusahaan, tak lupa ia
"Tuan Keanu, saya bisa menjelas-""Saya tidak bicara dengan Anda, Tuan Gabriel. Anda silahkan kembali ke pekerjaan Anda," tukasnya. "Dan Anda Nona Eve, cepat naik," tegasnya."Baik." Eve dengan cepat berjalan mengekor masuk ke dalam lift bersama dengan Keanu.'Duh kenapa aku seperti baru tertangkap basah selingkuh sih, aku kan nggak ngapa-ngapain,' Eve menghela napas panjang. 'Tenang Ve, tenangkan dirimu. Kamu tidak melakukan apa pun yang salah jadi jangan takut,' batin Eve yang mencoba untuk terus menenangkan pikirannya.Selama beberapa menit berada di dalam lift tak ada satu pun kata yang terucap dari bibir mereka berdua, hingga akhirnya mereka sampai di lantai tempat ruangan Keanu dan Eve bekerja."Tidak mau melepaskan," ujar Keanu ketika baru saja keluar dari lift bersama dengan Eve.Eve yang tak mendengar dengan jelas kalimat Keanu pun langsung menoleh dan menatap penasaran ke arah suaminya itu. "Apa?" tanyanya.Keanu menoleh dengan cepat dan langsung menatap ke arah jas yang mas