Satu minggu berlalu. Apa yang diusahakan oleh Eve pun membuahkan hasil. Operasi Nyonya Dellia berjalan lancar, Rosella pun kini sudah menikah dengan Frank dan gaun pernikahan untuk kakak angkatnya sudah separuh jadi.Namun berlawanan dengan itu, kini Keanu menjadi jarang pulang. Ia selalu saja beralasan lembur di perusahaan dan saat ditanyai oleh Eve, ia pun memilih untuk bungkam. Hingga malam ini Keanu pun pulang cukup larut."Key, katakan padaku, ada apa sebenarnya?" berondong Eve ketika Keanu baru saja memasuki apartemen mereka."Sudah aku katakan tidak ada apa-apa, kamu tenang saja." Sebuah jawaban yang sama seperti jawaban yang diberikan sebelumya.Eve tentu saja tidak bisa percaya akan hal itu. "Ini sudah seminggu kamu begini. Tolonglah katakan ada apa? Apa ada yang bisa aku bantu?" tanyanya dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas di wajahnya.Namun, tiba-tiba saja Keanu menatap tajam ke arah Eve. Teriakan pun keluar dari mulutnya, "Apa maksud kamu? Apa kamu merag
Setengah jam kemudian, Eve pun sampai di halaman rumah sakit. Ia pun bergegas ke arah ruangan yang sudah ditunjukkan oleh Gustavo di dalam panggilan tadi. Sesekali ia menghela napas panjang dan mengusap perutnya karena merasa sangat payah sekali beberapa hari ini."Setelah ini aku harus mulai ikut senam ibu hamil," gumam Eve sembari terus melangkah ke arah lift yang terlihat tak jauh di depannya.Keringat yang mengucur deras tentu saja menarik perhatian semua orang yang ada di sana, bahkan ada beberapa orang yang menawarkan bantuan karena mengira kalau Eve sudah waktunya melahirkan atau sejenisnya yang berhubungan dengan kandungannya."Ah, syukurlah aku bisa lega sekarang," gumam Eve ketika orang-orang yang menawarinya tadi sudah turun di lantainya masing-masing.Ia yang juga sampai di lantainya pun segera berjalan ke arah kamar yang dikatakan Gustavo. "Itu dia," ucap Eve ketika melihat Gustavo berdiri di depan salah satu ruangan dan berbicara dengan seorang anak buah Tuan
Tanpa memperdulikan tatapan penuh tanda tanya dari Gustavo, Eve dengan cepat meninggalkan lorong itu."Nona," panggil Gustavo."Aku akan segera kembali menjenguk Kakek," sahut Eve sembari terus melangkah tanpa menoleh sedikit pun pada laki-laki yang memanggilnya itu. Beberapa saat kemudian, akhirnya ia pun sampai di lantai di mana orang yang meneleponnya meminta bertemu. Ia terus melangkah dengan waspada di lorong yang terlihat sepi itu.'Aku tidak mungkin mundur, orang ini pasti sudah menaruh orang-orang untuk mengawasiku,' batin Eve mengingat saat orang yang menelepon tadi tahu kalau dia sedang berada di hadapan Gustavo.Eve pun terus melangkah dan menatap sekitar dari ujung matanya untuk berhati-hati, hingga akhirnya ia pun sampai di ruangan paling ujung. "Ini dia," gumam Eve lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tersebut."Masuk," ucap suara yang kini tak begitu asing baginya.Eve yang belum sempat mengetuk pintu di hadapannya pun langsung menarik handle pintu ter
Tentu saja Eve tersentak mendengar panggilan dengan nada kasar kakek suaminya itu. Namun, ia terus berpura-pura tenang walaupun pada akhirnya mempercepat langkahnya."Iya, Kek?" tanya Eve ketika sampai di dekat ranjang perawatan di ruang VVIP itu.Lalu Tuan Howgins menoleh ke arah laki-laki paruh baya yang ada di dekatnya, hingga membuat Eve ikut mengalihkan pandangannya."Nyonya Eve atau bisa saya panggil Nyonya Keanu, perkenalkan nama saya Rob, saya adalah pengacara keluarga Howgins." Rob menjeda sembari membuka tas yang ada di pangkuannya.Eve pun ikut memperhatikan setiap gerakan laki-laki yang bernama Rob ini. 'Untuk apa Tuan Howgins memanggil pengacara? Apa penyakit jantungnya parah? Apa dia akan segera mati, jadi membuat surat wasiat?' batin Eve lalu menatap Tuan Howgins dari ujung matanya. 'Apa aku perlu menanyakan ini.'"Nyonya," panggil Rob dengan nada dingin seperti sebelumnya."Ya?" sahut Eve.'Apa dia akan menyerahkan seluruh hartanya pada anakku?' batinnya yang
Lima belas menit berlalu sejak Eve meninggalkan rumah sakit. Saat ini ia sedang berada di dalam sebuah mobil dengan seorang supir dan Gustavo sebagai penunjuk jalannya. Sedangkan Eve saat ini sedang menyenderkan kepalanya, menatap jauh ke luar kaca mobil yang ada di sampingnya."Huff ...." Helaan napas pun muncul dari bibir Eve ketika mengingat saat ia menelepon orang yang akan didatanginya saat ini.Flash back."Halo, Papa," ucap Eve mencoba untuk sesantai mungkin memanggil ayah mertuanya yang baru saja ia telepon menggunakan nomor Gustavo."Ah iya, Eve. Apa kabar? Bagaimana keadaan cucuku?" tanya Tuan Alex dengan santai."Aku baik. Calon cucu Papa juga baik," jawab Eve dengan hangat mencoba untuk menyenangkan perasaan ayah mertuanya."Iya-iya lalu ada apa ini? Tumben kamu menelepon.""Itu, aku ingin meminta bantuan Papa," ucap Eve dengan tangan yang sedang menggenggam erat ujung pakaiannya."Bantuan, bantuan apa?""Keanu sedang dalam masalah besar, dia akan celaka jika sore
"Sial!" maki Tuan Alex.Ketiga orang tersebut pun langsung waspada."Ambil ini." Tuan Alex melempar sebuah pistol laras pendek pada Eve. "Kamu har—"Namun belum sempat mereka mengatur rencana, tiba-tiba saja beberapa orang bersenjata masuk ke dalam ruangan itu.Pertempuran pun tak terelakkan. Tuan Alex dan Gustavo langsung menembaki orang-orang tersebut dan bergegas keluar, sementara itu Eve pun ikut keluar belakangan.Dan ketika sampai di luar rumah mewah tersebut, sudah terlihat banyak orang terluka dan sebagian bersembunyi untuk melawan dari kejauhan. Eve pun mengawasi dari kejauhan dan ikut membantu menembaki orang-orang yang mengincar Gustavo dan Tuan Alex dari kejauhan. Ia menyelinap, dan ...."Siapa yang menyuruhmu?" tanya Eve yang saat ini sudah berdiri di belakang salah satu orang dengan menodongkan pistol ke kepala orang tersebut."Ck!" decak orang tersebut kesal.Lalu ....Dor! Dor!"Akkh!" Dua buah tembakan di punggung membuat orang di depannya itu memekik dan membuatnya
"Aku ...." Eve berpikir keras.'Apa yang harus kutawarkan? Uang? Aku akan dianggap menghinanya. Jabatan? Untuk apa dia butuh jabatan. Wanita?' Eve melirik ke arah ayah mertuanya. 'Ah, jika dia mau, pasti sudah ada banyak perempuan di rumah mewah ini. Lalu apa?' pikir Eve dengan serius.Tiba-tiba ...."Aha!" Eve tersenyum cerah ke arah Tuan Alex."Apa?" Tuan Alex mengerutkan dahi menatap ekspresi Eve yang tiba-tiba berubah."Aku akan membuatkan bubur untuk Anda kapan pun Anda mau," ucap Eve dengan sebuah senyum hangat di wajahnya."Setiap waktu?" Ulang Tuan Alex."Iya.""Itu artinya kamu harus tinggal bersamaku kan?""Eh!" Eve terkejut karena tak memikirkan bagian itu."Aku setuju. Mari kita pergi ke perusahaan Kakek Tua itu sekarang," ucap Tuan Alex dengan ringan sembari melangkah ke arah mobil yang terparkir di halaman rumah itu."Tunggu Pa, tunggu," ucap Eve yang terlihat tak digubris oleh Tuan Alex karena ayah mertuanya itu terlihat terus melangkah tanpa menoleh sedikit pun."Kenap
Setelah beberapa saat mengobrol, akhirnya Keanu dan Leon pun berganti pakaian biasa dan berkeliling di proyek tersebut. Hingga akhirnya Keanu memerintahkan semua orang yang ada di sana untuk berkumpul."Selamat siang," ucap Keanu di depan puluhan pekerja yang ada di sana, beserta beberapa pegawai perusahaan yang memang ditugaskan menangani proyek tersebut."Siang Pak," jawab semua orang serentak."Perkenalkan dia adalah Dokter Leon." Keanu menoleh ke arah Leon. "Perusahaan pusat secara khusus mengundangnya ke sini selama beberapa hari karena mendegar ada beberapa keluhan dari para pekerja tentang beberapa masalah kesehatan. Jika ada yang ingin berkonsultasi kalian bisa menemuinya."Ekspresi tenang Leon pun seketika berubah. 'Sialan Keanu, dia menganggapku dokter apa! Dan dia menyuruhku ke tempat ini karena menjadikanku umpan,' geram Leon di dalam hati."Benarkan Dokter Leon?" tanya Keanu lagi dengan hangat.Leon pun ikut menoleh. 'Memangnya aku bisa menolak kamu?' batin Leo
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening