Tentu saja Eve tersentak mendengar panggilan dengan nada kasar kakek suaminya itu. Namun, ia terus berpura-pura tenang walaupun pada akhirnya mempercepat langkahnya."Iya, Kek?" tanya Eve ketika sampai di dekat ranjang perawatan di ruang VVIP itu.Lalu Tuan Howgins menoleh ke arah laki-laki paruh baya yang ada di dekatnya, hingga membuat Eve ikut mengalihkan pandangannya."Nyonya Eve atau bisa saya panggil Nyonya Keanu, perkenalkan nama saya Rob, saya adalah pengacara keluarga Howgins." Rob menjeda sembari membuka tas yang ada di pangkuannya.Eve pun ikut memperhatikan setiap gerakan laki-laki yang bernama Rob ini. 'Untuk apa Tuan Howgins memanggil pengacara? Apa penyakit jantungnya parah? Apa dia akan segera mati, jadi membuat surat wasiat?' batin Eve lalu menatap Tuan Howgins dari ujung matanya. 'Apa aku perlu menanyakan ini.'"Nyonya," panggil Rob dengan nada dingin seperti sebelumnya."Ya?" sahut Eve.'Apa dia akan menyerahkan seluruh hartanya pada anakku?' batinnya yang
Lima belas menit berlalu sejak Eve meninggalkan rumah sakit. Saat ini ia sedang berada di dalam sebuah mobil dengan seorang supir dan Gustavo sebagai penunjuk jalannya. Sedangkan Eve saat ini sedang menyenderkan kepalanya, menatap jauh ke luar kaca mobil yang ada di sampingnya."Huff ...." Helaan napas pun muncul dari bibir Eve ketika mengingat saat ia menelepon orang yang akan didatanginya saat ini.Flash back."Halo, Papa," ucap Eve mencoba untuk sesantai mungkin memanggil ayah mertuanya yang baru saja ia telepon menggunakan nomor Gustavo."Ah iya, Eve. Apa kabar? Bagaimana keadaan cucuku?" tanya Tuan Alex dengan santai."Aku baik. Calon cucu Papa juga baik," jawab Eve dengan hangat mencoba untuk menyenangkan perasaan ayah mertuanya."Iya-iya lalu ada apa ini? Tumben kamu menelepon.""Itu, aku ingin meminta bantuan Papa," ucap Eve dengan tangan yang sedang menggenggam erat ujung pakaiannya."Bantuan, bantuan apa?""Keanu sedang dalam masalah besar, dia akan celaka jika sore
"Sial!" maki Tuan Alex.Ketiga orang tersebut pun langsung waspada."Ambil ini." Tuan Alex melempar sebuah pistol laras pendek pada Eve. "Kamu har—"Namun belum sempat mereka mengatur rencana, tiba-tiba saja beberapa orang bersenjata masuk ke dalam ruangan itu.Pertempuran pun tak terelakkan. Tuan Alex dan Gustavo langsung menembaki orang-orang tersebut dan bergegas keluar, sementara itu Eve pun ikut keluar belakangan.Dan ketika sampai di luar rumah mewah tersebut, sudah terlihat banyak orang terluka dan sebagian bersembunyi untuk melawan dari kejauhan. Eve pun mengawasi dari kejauhan dan ikut membantu menembaki orang-orang yang mengincar Gustavo dan Tuan Alex dari kejauhan. Ia menyelinap, dan ...."Siapa yang menyuruhmu?" tanya Eve yang saat ini sudah berdiri di belakang salah satu orang dengan menodongkan pistol ke kepala orang tersebut."Ck!" decak orang tersebut kesal.Lalu ....Dor! Dor!"Akkh!" Dua buah tembakan di punggung membuat orang di depannya itu memekik dan membuatnya
"Aku ...." Eve berpikir keras.'Apa yang harus kutawarkan? Uang? Aku akan dianggap menghinanya. Jabatan? Untuk apa dia butuh jabatan. Wanita?' Eve melirik ke arah ayah mertuanya. 'Ah, jika dia mau, pasti sudah ada banyak perempuan di rumah mewah ini. Lalu apa?' pikir Eve dengan serius.Tiba-tiba ...."Aha!" Eve tersenyum cerah ke arah Tuan Alex."Apa?" Tuan Alex mengerutkan dahi menatap ekspresi Eve yang tiba-tiba berubah."Aku akan membuatkan bubur untuk Anda kapan pun Anda mau," ucap Eve dengan sebuah senyum hangat di wajahnya."Setiap waktu?" Ulang Tuan Alex."Iya.""Itu artinya kamu harus tinggal bersamaku kan?""Eh!" Eve terkejut karena tak memikirkan bagian itu."Aku setuju. Mari kita pergi ke perusahaan Kakek Tua itu sekarang," ucap Tuan Alex dengan ringan sembari melangkah ke arah mobil yang terparkir di halaman rumah itu."Tunggu Pa, tunggu," ucap Eve yang terlihat tak digubris oleh Tuan Alex karena ayah mertuanya itu terlihat terus melangkah tanpa menoleh sedikit pun."Kenap
Setelah beberapa saat mengobrol, akhirnya Keanu dan Leon pun berganti pakaian biasa dan berkeliling di proyek tersebut. Hingga akhirnya Keanu memerintahkan semua orang yang ada di sana untuk berkumpul."Selamat siang," ucap Keanu di depan puluhan pekerja yang ada di sana, beserta beberapa pegawai perusahaan yang memang ditugaskan menangani proyek tersebut."Siang Pak," jawab semua orang serentak."Perkenalkan dia adalah Dokter Leon." Keanu menoleh ke arah Leon. "Perusahaan pusat secara khusus mengundangnya ke sini selama beberapa hari karena mendegar ada beberapa keluhan dari para pekerja tentang beberapa masalah kesehatan. Jika ada yang ingin berkonsultasi kalian bisa menemuinya."Ekspresi tenang Leon pun seketika berubah. 'Sialan Keanu, dia menganggapku dokter apa! Dan dia menyuruhku ke tempat ini karena menjadikanku umpan,' geram Leon di dalam hati."Benarkan Dokter Leon?" tanya Keanu lagi dengan hangat.Leon pun ikut menoleh. 'Memangnya aku bisa menolak kamu?' batin Leo
"Siapa Key?" tanya Leon yang muncul dari belakangnya.Keanu pun membuka dan membaca isi amplop tersebut. "Benar-benar ada," gumam Keanu lalu memberikan surat tersebut pada Leon."Ck, benar-benar terjadi," desis Leon ketika selesai membaca surat yang berisi ancaman dan meminta Keanu untuk datang ke hutan sendirian. "Apa yang harus dilakukan?"Mendengar pertanyaan tersebut, Keanu pun langsung menoleh dan tersenyum hangat ke arah sahabatnya itu."Jangan menakutiku," ucap Leon sambil mundur selangkah karena senyuman hangat Keanu pasti merupakan bencana untuk dirinya. "Bukankah kamu ingin segera bulan madu?" tanya Keanu sembari meletakkan kedua tangannya pada pundak Leon. "Tenang saja, aku tidak mungkin membuat Yualit menjadi janda.""Firasatku makin buruk," bisik Leon sembari menatap senyum lebar sahabatnya itu."Tenang saja, tidak ada yang buruk," sahut Keanu. Beberapa jam berlalu, saat ini mobil Keanu yang sudah disopiri oleh anak buah Keanu pun sampai di tempat yang sudah di
Keanu terus memperhatikan pelayan kakeknya yang terus berjalan mendekat ke arahnya. Laki-laki yang berusia lebih tua darinya beberapa tahun itu lalu berhenti tepat di depannya."Dokter Leon, maafkan saya. Sebenarnya Anda seharusnya tidak terlibat dalam masalah ini. Saya harap Anda tidak mempunyai dendam pada saya di kehidupan yang akan datang," ujar laki-laki tersebut sembari membungkak tubuhnya untuk menandakan ketulusannya meminta maaf.'Apa ini benar karena kakek?' batin Keanu yang begitu penasaran karena laki-laki tersebut tak mengubah perilakunya bahkan sampai saat ini.Namun tentu saja Keanu tak menyahut karena khawatir kalau laki-laki tersebut akan mengenalinya jika ia bicara."Kenapa hanya diam saja Dokter?" Tanya laki-laki tersebut yang kemudian berjongkok di depan Keanu."Sekali lagi maafkan saya dokter Leon karena harus mengakhiri hidup Anda hari ini karena ada orang yang memaksa saya melakukan ini," ucap pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya. "Saya sebenerny
Setelah lebih dari setengah jam memeriksa lokasi dan juga para pekerja serta Keanu, akhirnya polisi itu pun menyimpulkan kalau laporan yang mereka terima adalah laporan palsu. "Maafkan atas tindakan kami, kami akan mengusut masalah laporan palsu ini," ucap salah satu polisi sambil menatap Keanu dengan tegas."Ya, tidak masalah. Tapi lain kali tolong, jika ada laporan semacam ini, tolong selidiki lebih dulu," ucap Keanu dengan tenang."Baik Tuan, sekali lagi mohon maaf." Pada akhirnya polisi pun meninggalkan tempat tersebut, sedangkan para pekerja yang ada di belakang Keanu langsung kembali mengangkat alat kerja mereka.Keanu pun akhirnya melangkah dan menepuk pundak salah satu pekerja. "I-i-iya Pak," sahut orang yang ditepuk pundaknya dengan gugup."Katakan pada semua orang agar istirahat bekerja lebih awal," ucap Keanu yang kemudian kembali melangkah."Baik Pak," sahut orang tersebut dengan semangat pada akhirnya. Keanu terus melangkah, hingga tak lama kemudian te