"Maafkan aku, Bibi." gumam Mila terisak pelan. Mila mengusap lembut rambut bibinya.
"Bibi," panggil Mila pelan membangunkan bi Marsiah yang menggeliat dan membuka kedua matanya.
"Mila!" pekik bi Marsiah senang. "Kamu sudah tidak marah lagi sama Bibi, ndok?"
Mila diam tak menjawab pertanyaan sang bibi. Mila duduk di samping bibinya dan menggenggam tangan bi Marsiah.
"Mila mana mungkin bisa marah sama Bibi, hanya saja Mila sedikit kesal. Kenapa Bibi bisa mengusulkan ide seperti itu?"
"Ya karena Tuan Leon sudah melihat tubuh telanjang kamu."
"Memangnya kenapa dengan itu, Bi? Dia cuma ngelihat kan? Toh, Mila sama Tuan Leon tidak melakukan hal gila seperti berhubungan layaknya suami-istri kan?"
"Tapi, tetap saja Mil—"
"Alasan itu lagi?" sela Mila yang di angguki sang bibi.
"Bibi, kita tidak bisa terus-terusan terpaku pada alasan semacam
Di ujung tangga seorang wanita muda menatap nyonya Kartika dengan sangat kecewa dan juga bercampur sedih.Agnes menyayangkan sikap dan tindakan mamanya yang begitu kejam. Tapi ia juga merasa ikut sedih melihat tangisan mamanya yang terdengar begitu memilukan.Pastilah mamanya juga merasa terpukul dengan keputusan sang kakak yang tetap gigih dengan keinginan dan pendiriannya untuk tetap menikahi wanita yang bernama Mila. Wanita yang katanya dari kalangan bawah, seperti itulah sang mama memanggilnya.Tapi walau bagaimanapun juga itu sudah keputusan kakaknya, Leon. Agnes setuju-setuju saja asal kakaknya bahagia bersama pendampingnya kelak.Agnes tadi menelpon Leon dan mengatakan keributan yang terjadi di rumahnya. Tidak, lebih tepatnya kemarahan sang mama yang mengamuk hebat pada bi Marsiah.Tadinya Agnes hanya diam menyaksikan sambil berharap semoga cepat berakhir. Tapi begitu melihat bi Marsiah
Dada Mila berdebar hebat mendengar ucapan Leon barusan yang terdengar sungguh-sungguh. Tapi, apa mungkin?Apakah pria ini benar-benar serius? batin Mila bertanya-tanya.Sesekali diliriknya Leon yang tengah fokus menyetir. Wajah pria di sampingnya ini tampan, apalagi jika dilihat dari jarak cukup dekat seperti ini.Mila tersenyum sembari masih menatap pria disampingnya. Astaga, kenapa dia jadi terlihat seperti mengaggumi pria ini."Kenapa kamu terus melihatku?"Mampus! batin Mila.Ternyata Leon tau kalau Mila sedang melihat, memperhatikan bahkan mengagguminya."Geer!" cibir Mila menyangkal pertanyaan Leon. "Siapa juga yang ngelihatin kamu? A-aku ngelihat jalanan juga.""Oh gitu, tapi ngelihatnya kenapa harus dari sini?" Leon menunjuk sekilas kaca jendela mobil di sampingnya dengan jari jempolnya."I-iya karena pemandangan di sebelah
Mila mendorong dada Leon cukup kuat hingga ciuman mereka berdua terlepas. Leon menatap sayu Mila yang menggelengkan kepalanya."Gak mungkin," gumam Mila merasa tak percaya dengan ungkapan cinta yang Leon katakan barusan.Leon merangkum wajah cantik Mila dan tersenyum. "Kenapa gak mungkin, hmm?""Ya, aneh aja. Kita belum lama mengenal dan saling bertatap muka. Selebihnya banyak kita habiskan menulis note saat menjadi majikan dan pembantu."Leon tertawa kecil, merasa geli bila mengingat tingkah konyol mereka dulu."Modern maid,tapi jadul. Gimana jadinya?""Hah?" Mila menganga mendengarnya."Itu tidak penting, karena yang terpenting sekarang adalah kita berdua. Masa depan kita yang cerah." Leon menoel hidung kecil dan mancung Mila."Mila, aku serius dan sungguh-sungguh dengan kata-kataku. Bahwa aku jatuh cinta sama kamu. Apa kamu juga
Beberapa bulan kemudian....Hari yang dinanti Leon dan Mila tiba, tepat hari ini Leon mempersunting sang wanita pujaan. Beberapa saat yang lalu telah dilangsungkan prosesi janji suci pernikahan, Leon dan Mila telah resmi menjadi sepasang suami-istri.Banyaknya tamu yang hadir pun turut meramaikan acara pernikahan mereka. Tak tanggung-tanggung, Leon bahkan mengundang para awak media untuk turut meriahkan acara, juga diperbolehkan untuk memfoto dan merekam setiap momen saat acara berlangsung yang bertujuan untuk mengabadikan setiap momen itu sendiri. Padahal Mila sudah meminta dan bahkan merengek pada Leon untuk tidak menghadirkan para awak media di acara pernikahan mereka. Mila beralasan jika nantinya Leon pasti akan merasa malu saat para awak media menyebarkan berita jika Leon menikah dengan mantan pembantunya sendiri. Tapi Leon dengan pongahnya mengatakan tak peduli, mau bagaimanapun istrinya Leon tetap mencintai Mila.Namun
Brakkk.Mila menggebrak meja yang ada di depannya dengan cukup kuat. Memberanikan dirinya Mila membalas tatapan mata nyonya Kartika tak kalah tajamnya."Saya tidak takut dengan ancaman anda, Nyonya." kata Mila yang kembali bicara formal. Bahkan Mila enggan memanggil ibu mertuanya dengan sebutan mama."Saya tidak akan memilih salah satu diantara mereka berdua. Karena suami dan Bibi saya terlalu berharga untuk di gantikan dengan keegoisan anda."Sebelah alis nyonya Kartika terangkat, "kau yakin?""Ya!" sahut Mila mantap. "Sebaiknya anda pergi sekarang juga sebelum saya semakin muak melihat kehadiran anda."Persetan! Mila melupakan sikap sopan santunnya sebagai menantu kepada mertuanya.Nyonya Kartika mendengus jijik melihat sikap Mila yang sekarang begitu angkuh setelah menjadi istri dari Leon.Lihat saja!Mila berani bermain-main de
Tangis Mila pecah saat melihat tubuh bibinya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Mila tidak tau kejadian sebenarnya yang terjadi pada sang bibi. Namun yang pasti sesuatu hal yang buruk terjadi menimpa bibinya.Mila mendengar jelas jeritan bibinya melalui sambungan telepon, Mila menelpon mengabarkan jika ingin datang berkunjung ke rumah. Sayangnya Mila belum sempat mengutarakan keinginannya karena sang bibi yang menjerit lebih dulu.Mila panik dan syok hebat, ia teriak histeris memanggil bibinya yang tak kunjung menyahut setelah menjerit tadi.Mila mematikan sambungan telepon dan buru-buru memanggil taksi menuju rumah lamanya. Rasanya semua berjalan begitu cepat hingga Mila tak dapat berpikir lagi saat melihat tubuh bibinya yang tergeletak.Dengan tangan gemetar Mila menelpon Leon yang syukurnya langsung menjawab panggilan telepon Mila di sela-sela kesibukannya. Mila mengatakan semua yang terjadi pada
Nyonya Kartika tersenyum mengejek melihat sikap angkuh Mila yang syok tegar dan kuat. Kali ini nyonya Kartika datang ke rumah Mila pada malam hari, sengaja agar ia juga bertemu dengan putranya yang pasti sudah pulang bekerja.Leon menyambut hangat dan ceria sang mama, berbeda dengan Mila yang hanya menatap dalam diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mila rasanya sangat enggan dan malas sekali menyapa sang mama mertua walau hanya berbasa-basi saja.Karena Mila tau bahwa kedatangan nyonya Kartika kali ini adalah untuk kembali mengancam dirinya. Dan Mila bersumpah apabila sesuatu yang buruk kembali menimpa bibinya, maka Mila tidak akan pernah memaafkan nyonya Kartika seumur hidupnya.Leon sedari tadi merasa gelisah dan tak enak hati pada ibunya atas sikap Mila yang terkesan angkuh dan tidak sopan. Leon pun berdeham sekali dan mencoba memanggil nama Mila yang langsung menoleh ke arahnya."Sayang, kamu buatin min
Leon diam saja setelah mendengar kata-kata Mila yang menyakitkan. Leon masih diam saat Mila telah selesai pada kegiatannya. Dan Leon tetap diam ketika Mila menarik kopernya melangkah pergi meninggalkan rumah mewah itu.Cukup lama menyadari keadaan yang telah hening dan sunyi senyap. Leon tersentak memanggil nama Mila berulang kali.Sayang sekali wanita itu sudah pergi semenjak tiga puluh menit yang lalu dan Leon sama sekali tidak berusaha untuk menahan kepergiannya?Ck, payah sekali!Leon menyambar kunci mobilnya dengan segera dan bergegas pergi mencari keberadaan istrinya yang ia tebak sekarang pasti di rumah bi Marsiah. Ya, Leon yakin istrinya kesana.Sebab, kemana lagi istrinya akan pergi dari rumah malam-malam begini jika tujuannya bukan rumah bi Marsiah.Disini yang Mila miliki satu-satunya hanyalah bi Marsiah. Makanya ketika bi Marsiah mendapatkan musibah Mila nyaris seper