Beberapa bulan kemudian....
Hari yang dinanti Leon dan Mila tiba, tepat hari ini Leon mempersunting sang wanita pujaan. Beberapa saat yang lalu telah dilangsungkan prosesi janji suci pernikahan, Leon dan Mila telah resmi menjadi sepasang suami-istri.
Banyaknya tamu yang hadir pun turut meramaikan acara pernikahan mereka. Tak tanggung-tanggung, Leon bahkan mengundang para awak media untuk turut meriahkan acara, juga diperbolehkan untuk memfoto dan merekam setiap momen saat acara berlangsung yang bertujuan untuk mengabadikan setiap momen itu sendiri. Padahal Mila sudah meminta dan bahkan merengek pada Leon untuk tidak menghadirkan para awak media di acara pernikahan mereka. Mila beralasan jika nantinya Leon pasti akan merasa malu saat para awak media menyebarkan berita jika Leon menikah dengan mantan pembantunya sendiri. Tapi Leon dengan pongahnya mengatakan tak peduli, mau bagaimanapun istrinya Leon tetap mencintai Mila.
Namun
Brakkk.Mila menggebrak meja yang ada di depannya dengan cukup kuat. Memberanikan dirinya Mila membalas tatapan mata nyonya Kartika tak kalah tajamnya."Saya tidak takut dengan ancaman anda, Nyonya." kata Mila yang kembali bicara formal. Bahkan Mila enggan memanggil ibu mertuanya dengan sebutan mama."Saya tidak akan memilih salah satu diantara mereka berdua. Karena suami dan Bibi saya terlalu berharga untuk di gantikan dengan keegoisan anda."Sebelah alis nyonya Kartika terangkat, "kau yakin?""Ya!" sahut Mila mantap. "Sebaiknya anda pergi sekarang juga sebelum saya semakin muak melihat kehadiran anda."Persetan! Mila melupakan sikap sopan santunnya sebagai menantu kepada mertuanya.Nyonya Kartika mendengus jijik melihat sikap Mila yang sekarang begitu angkuh setelah menjadi istri dari Leon.Lihat saja!Mila berani bermain-main de
Tangis Mila pecah saat melihat tubuh bibinya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Mila tidak tau kejadian sebenarnya yang terjadi pada sang bibi. Namun yang pasti sesuatu hal yang buruk terjadi menimpa bibinya.Mila mendengar jelas jeritan bibinya melalui sambungan telepon, Mila menelpon mengabarkan jika ingin datang berkunjung ke rumah. Sayangnya Mila belum sempat mengutarakan keinginannya karena sang bibi yang menjerit lebih dulu.Mila panik dan syok hebat, ia teriak histeris memanggil bibinya yang tak kunjung menyahut setelah menjerit tadi.Mila mematikan sambungan telepon dan buru-buru memanggil taksi menuju rumah lamanya. Rasanya semua berjalan begitu cepat hingga Mila tak dapat berpikir lagi saat melihat tubuh bibinya yang tergeletak.Dengan tangan gemetar Mila menelpon Leon yang syukurnya langsung menjawab panggilan telepon Mila di sela-sela kesibukannya. Mila mengatakan semua yang terjadi pada
Nyonya Kartika tersenyum mengejek melihat sikap angkuh Mila yang syok tegar dan kuat. Kali ini nyonya Kartika datang ke rumah Mila pada malam hari, sengaja agar ia juga bertemu dengan putranya yang pasti sudah pulang bekerja.Leon menyambut hangat dan ceria sang mama, berbeda dengan Mila yang hanya menatap dalam diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mila rasanya sangat enggan dan malas sekali menyapa sang mama mertua walau hanya berbasa-basi saja.Karena Mila tau bahwa kedatangan nyonya Kartika kali ini adalah untuk kembali mengancam dirinya. Dan Mila bersumpah apabila sesuatu yang buruk kembali menimpa bibinya, maka Mila tidak akan pernah memaafkan nyonya Kartika seumur hidupnya.Leon sedari tadi merasa gelisah dan tak enak hati pada ibunya atas sikap Mila yang terkesan angkuh dan tidak sopan. Leon pun berdeham sekali dan mencoba memanggil nama Mila yang langsung menoleh ke arahnya."Sayang, kamu buatin min
Leon diam saja setelah mendengar kata-kata Mila yang menyakitkan. Leon masih diam saat Mila telah selesai pada kegiatannya. Dan Leon tetap diam ketika Mila menarik kopernya melangkah pergi meninggalkan rumah mewah itu.Cukup lama menyadari keadaan yang telah hening dan sunyi senyap. Leon tersentak memanggil nama Mila berulang kali.Sayang sekali wanita itu sudah pergi semenjak tiga puluh menit yang lalu dan Leon sama sekali tidak berusaha untuk menahan kepergiannya?Ck, payah sekali!Leon menyambar kunci mobilnya dengan segera dan bergegas pergi mencari keberadaan istrinya yang ia tebak sekarang pasti di rumah bi Marsiah. Ya, Leon yakin istrinya kesana.Sebab, kemana lagi istrinya akan pergi dari rumah malam-malam begini jika tujuannya bukan rumah bi Marsiah.Disini yang Mila miliki satu-satunya hanyalah bi Marsiah. Makanya ketika bi Marsiah mendapatkan musibah Mila nyaris seper
Leon sangat tidak menyangka sekali jika kata-kata itu yang akan keluar dari mulut Mila. Kata-kata yang sangat dilarang sekali hadir di kehidupan rumah tangga mereka yang selama ini baik-baik saja. Lalu langsung berantakan hanya dalam waktu sekejap.Apakah ini karena kedatangan mamanya ke rumahnya? Baru satu kali tapi kenapa langsung menjadi kacau begini?Dan, astaga! Kenapa juga bisa-bisanya Leon berpikiran buruk seperti itu? Ya Tuhan!"Apa ini karena Mamaku?" tanpa sadar Leon melemparkan pertanyaan seperti itu pada Mila yang tercekat.Ingin sekali rasanya Mila meneriakkan dengan lantang kata. "Ya, ini semua karena Mamamu. Ini semua karena ancaman Mamamu yang memintaku untuk memilih diantara kamu atau bibiku."Namun semua itu tak mampu Mila ucapkan. Mila sedikit ragu, ketika ia melantangkan kata-kata itu, apakah Leon akan langsung percaya padanya?Dan jawabannya tentu saja tidak
Sejauh apapun kau melangkah, nyatanya kau tetap akan kembali padaku. Ke dalam pelukanku.Begitulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang membahagiakan ini.Tuhan telah mendengar dan mengabulkan doa-doa Leon yang meminta untuk kembali dipertemukan oleh Mila.Leon melangkah perlahan mendekati Mila yang tampak mengawasinya. Leon takut jika Mila menghindar dan langsung kabur darinya, tapi syukurlah sampai Leon berhasil mendekat dan kini berdiri di hadapannya Mila masih tetap di posisinya saat ini.Tersenyum hangat Leon menatap sang istri yang hanya berdiam diri seperti patung."Mila."Seperti sihir bagi Mila yang langsung menatap tepat ke manik hitam milik Leon. Suara ini ... Oh, Mila sangat merindukannya.Sebulan sudah mereka berpisah karena keadaan yang memaksa. Dan sebulan itu pula mereka berdua merasa sangat tersiksa, satu bulan rasanya s
Leon mencengkeram pinggiran sofa usang yang tengah di dudukinya. Amarah begitu kentara sekali tengah meliputi Leon. Barusan saja Mila telah selesai mengatakan semuanya pada Leon.Tentang alasannya mengapa pergi meninggalkan Leon, tentunya karena nyonya Kartika yang jahat.Ya, Mila sudah mengungkapkan betapa jahat dan kejamnya ibu mertuanya. Dan Leon sangat tidak menyangka bahwa ibunya bisa sekelewat itu padanya dan juga Mila.Mengapa bisa mamanya malah berniat memisahkan dirinya dengan Mila. Ternyata mamanya tidak pernah menyetujui serta tidak merestui hubungan mereka. Dan parahnya, Leon baru mengetahui ini, itu pun dari mulut Mila dan butuh beberapa waktu untuk mengatakan padanya.Melihat amarah Leon yang jelas terlihat membuat Mila tak tenang. Mengambil inisiatif untuk menenangkan sang suami, Mila menyentuh lengan Leon yang langsung bereaksi menoleh padanya.Amarah Leon sedikit mereda ketika
Pak Utama dan Agnes tersenyum menyambut kepulangan menantu dan juga besannya. Pak Utama menepuk bangga puteranya yang telah berhasil menemukan dan membawa pulang kedua wanita tersebut.Mila menghambur memeluk pak Utama yang melebarkan kedua tangannya, tangis Mila pecah di pelukan sang papa mertua yang memberikan kecupan sayang di puncak kepalanya.Mila beralih memeluk Agnes, adik iparnya yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Sama seperti pak Utama yang sudah di anggap seperti bapak kandungnya sendiri.Dan dari kedua orang itulah Mila seperti kembali merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Sayang, masih kurang lengkap. batin Mila sedih kala mengingat kurangnya satu orang lagi yang seharusnya juga melengkapi kebahagiaan ini.Perubahan raut wajah Mila yang tadinya ceria kini terlihat murung kembali. Dahinya mengernyit mengikuti arah pandangan mat