Share

Sudah Seharusnya Tahu

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-07 07:57:05

 “Astaga Kaisar Arya Jayantaka,” desis Retno begitu kesal saat melihat anaknya datang. “Kau ke mana saja sih dua hari menghilang.”

 “Nginap di apartemen,” Kaisar menjawab acuh. Dia berjalan melewati ibunya dan masuk ke dalam ruangan kerja.

 “Astaga anak itu. Bentar ya, Ka. Tante mau ngobrol dulu sama Kai.”

 Retno yang tadinya sedang berbicara dengan Erika langsung pamit. Sang sekretaris pun memberi senyum penuh kelegaan. Dia tak tahan berbicara dengan Retno dalam jangka waktu lama.

 Hari ini untungnya Erika duluan ke kantor dengan mobilnya. Kalau dia sampai bersama Kaisar, mereka mungkin akan dicurigai.

 “Mbak Erika akrab ya dengam keluarganya bos,” Imel berkomentar setelah Retno menghilang ditelan pintu ruangan anaknya.

 “Ya. Ayah saya dulunya bekerja di sini dan saya sering main ke rumah Jayantaka dulunya.”

 “Oh.” Imel mengangguk mengerti den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Masa Lalu

    “Guys, aku pulang duluan ya.” Erika segera membereskan barang-barangnya dengan cepat, begitu dosen kekuar. “Woi, jangan lari-lari,” Vanessa meneriaki sahabatnya itu. Erika yang sudah agak jauh itu, tidak mendengar. Atau lebih tepatnya, menulikan telinga. Dia yang sudah dijemput, tentu tidak boleh berlama-lama tinggal di kelas. Masih banyak hal lain yang harus dia lakukan setelah ini. “Loh, Ibu Retno?” Erika terkaget melihat atasannya duduk di jok belakang mobil yang menjemputnya. “Kamu ngapain sih, Sayang? Sini masuk, nanti kamu telat ke kantor.” Dua orang perempuan itu sama-sama menerbitkan senyum di wajah mereka. “Kok bisa sih Bu Retno yang jemput? Biasanya kan sama Pak Adi saja,” perempuan berumur 21 tahun itu bertanya, setelah duduk cantik di sebelah Retno. “Tante mau ke kantor jengukin Om dan karena searah, sekalian saja Tante jemput kamu. Untung saja tepat waktu.” Tidak ada lagi yang bisa dikatakan Erika. Perempuan muda yang masih duduk

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Masa Lalu (2)

     “Erika? Ada apa denganmu?” Retno yang panik menggedor rumah dua lantai bertipe 36 itu.  “Erika,” Retno berteriak keras. “Erika ini Tante Retno. Buka pintunya.”  Sudah 2 hari Erika tidak ke kampus dan ke kantor tanpa ada kabar. Itu tentu membuat Retno dan sahabat Erika panik, apalagi kimi sudah hari ke-3.  “Erika?” Retno memekik senang ketika pintu rumah itu terbuka.  “Maaf, Tante siapa ya?” Bukan Erika yang keluar, tapi seorang perempuan bertubuh gempal.  “Keluarganya Erika ya? Saya dari tempat kerjanya. Saya datang untuk melihat keadaannya.”  Perempuan yang membuka pintu itu terlihat bimbang. Dia sempat berbalik sebentar, sebelum akhirnya membuka pintu rumah dengan lebih lebar.  “Silakan Tante, tapi Erika belum tentu mau bertemu. Dia bahkan tidak mau bertemu kami para sahabatnya.”  “Kami? Ada berapa orang yang datang?” tany

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Memantau Kaisar

    Erika mendesah pelan ketika mengingat masa lalunya yang kelam. Dia yang sudah cukup lama tidak minum alkohol, kini memeluk sebotol wine. Dia ingin mengosongkan pikirannya dengan cara mabuk.  “Hah, dia benar-benar sok tidak tahu apa-apa,” gumam Erika sudah mulai mabuk. “Tidak masuk akal sekali.”  Perempuan itu mendengus mengingat percakapannya dengan Kaisar siang tadi. Tentu saja Erika sama sekali tidak menceritakan apa yang dulu terjadi.  Dia masih yakin dan percaya kalau Kaisar sesungguhnya tau semanya. Buktinya, dulu pria itu tidak mau menolongnya sama sekali.  “Halo,” Erika menyahut riang ketika mengangkat ponselnya yang berdering.  “Kau … mabuk?” tanya Bima dari seberang sana.  “Oh, Bim-Bim. Aku tidak mabuk sama sekali, Sayang. Aku sadar.”  “Kau jelas sedang mabuk. Kalau tidak kau pasti tak akan memanggilku sayang.”  Kekehan Erika terdengar

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Seno Jayantaka

     “Argh ... Kepalaku sakit sekali,” Erika menggeram begitu dia tersadar dari tidurnya yang nyenyak.   “Kalau tahu akan sakit kepala, kenapa kau minum sebanyak itu?”  Mata Erika langsung terbuka begitu mendengar suara yang dikenalnya. Dia bahkan langsung duduk dan menyebabkan kepalanya makin berdenyut saja.  “Minum obatmu dan setelah itu bersiaplah ke kantor dan jangan lupa pesankan sarapan untukku.”  “Kenapa Pak Kaisar ada di sini?” tanya Erika tak menghiraukan perintah bosnya itu.  “Ada orang yang menelepon dan mengatakan kau hilang, padahal hanya pingsan karena mabuk.”  “Hah?”  Erika tentu saja merasa bingung, tapi Kaisar tidak mempedulikan sekretarisnya lagi. Dia yang sudah lumayan rapih, memilih untuk pergi ke walk in closet untuk memilih dasi yang cocok.  “Bima ya yang meneleponmu ya?” Erika dengan cepat tersadar dengan h

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Mengamuk

     “Mau apa kau ke sini?” tanya Kaisar segera menghampiri sekretarisnya.  Niat Kaisar sih untuk menutupi pandangan sang ayah, tapi terlambat. Seno sudah terlanjur melihat Erika yang mematung di depan pintu, bahkan dia sampai berdiri lagi saking kagetnya.  “Kau …”  Seno menaikkan jari telunjuknya dan menatap Erika dengan mata melotot. “Apa yang kau lakukan di sini?”  “Keluar,” gumam Kaisar lirih sekali, agar hanya Erika yang bisa mendengarnya. Sayangnya, perempuan itu masih bergeming.  “Apa yang perempuan itu lakukan di sini?” hardik Seno terlihat marah dan itu ditujukan untuk anaknya.  “Dia ….”  “Kau mempekerjakan wanita ini?” gertak pria paruh baya itu, ketika melihat landyard yang dipakai Erika.  “Ya. Dia bekerja di sini atas rekomendasi Flora.” Merasa tidak bisa lagi menghindar, Kaisar terpaksa jujur.  “Apa maksudnya itu?”

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Curiga

     Kaisar mengernyit ketika melihat nomor telepon ART Erika terpampang nyata di layar ponselnya. Merasa ada yang mungkin tidak beres, dia menghentikan pekerjaannya dan mengangkat telepon.  “Ada apa, Bik?”  “Anu, Den. Ini Non Erika dia sepertinya gak sehat. Dari tadi muntha-muntah terus.”  “Muntah?” Kaisar jadi bingung kenapa ini harus dilaporkan padanya.   “Iya, Den.”  “Sudah ke dokter belum?”   “Sepertinya sih belum.” Kaisar mendesah mendengar jawaban itu.  “Ya, sudah. Bibik buatkan bubur buat Erika dan aku akan segera ke sana.” Akhirnya Kaisar memutuskan untuk menjenguk saja.  “Imel, jadwal hari ini tolong diatur ulang,” Kaisar memberitahu pengganti Erika sambil berlalu pergi.  Baru juga seteng jalan ke tempat sekretarisnya, Kaisar kembali mendapat telepon. Lagi-lagi Bik Sum yang melapor kalau Erika sepert

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Para Tamu Tak Diundang

     “Apa maksudmu? Aku tidak pernah bicara pada ayahmu soal Erika.”  Kaisar sudah beranjak dari pinggir ranjang, tapi Erika segera menahan tangannya. Rupanya perempuan itu juga ingin mendengar percakapan pasangan suami istri itu. Terpaksa Kaisar menyalakan speaker.  “Oh, bukan kau yang berbicara pada Papa soal memindahkan Erika?” tanya Flora ikutan terdengar bingung.  “Memindahkan Erika? Apa maksudnya itu?”  “Kata Papa, dia ingin mengambil Erika untuk bekerja di perusahaan kami.”  “Apa?” pekik Kaisar terkejut mendengar itu.  Bukan hanya Kaisar, Erika pun terkejut. Atau lebih tepatnya merasa cemas, sampai-sampai tangan yang sedari tadi memegang lenngan Kaisar, berubah mencengkram. Cukup keras sampai Kaisar menoleh.  Mata Kaisar melirik tangan kekasihnya yang memutih akibat mencengkram terlalu keras, kemudian naik ke wajah cantik itu. Jelas sekali ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Perawat Pribadi Dadakan

     Erika menatap tiga orang pria yang kini saling tatap di depanya ini. Dia merasa telah terjadi perang dingin lewat tatapan yang saling menusuk itu. Jelas saja ini membuat suasana menjadi canggung. Kenapa juga sih Chris harus datang?  “Okay teman-teman, pasien sudah harus istirahat. Jadi tolong silakan pulang,” Queenie berhasil memecahkan ketegangan itu.  “Ah, iya benar juga.” Retno menepuk pelan keningnya. “Nanti artinya Mama sama Bima saja ya, Kaisar sama Flora.”  “Loh? Aku kan masih mau tinggal,” Bima langsung memprotes.  “Ih, kau ini kenapa sih Bim? Orang sudah dibilangin pasiennya buuh istirahat.” Flora tidak segan mendorong iparnya dan segera mengamit lengan suaminya.  “Lalu tamu yang ini gak diusir?” tanya Kaisar enggan pergi sebelum pria bernama Chris yang baru datang itu diusir juga.  “Saya hanya sebentar kok. Tidak mungkin juga saya membiarkan pasien berla

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13

Bab terbaru

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Rikai (Ending)

    “Apa kau baik-baik saja?” “Tidak ada yang akan baik-baik saja, setelah keguguran, Nes.” Erika tersenyum pada sahabatnya. “Sorry.” Vanessa yang tadi bertanya, meringis dan merasa bersalah. “Tidak usah merasa bersalah. Itu tidak akan mengubah apa pun,” balas perempuan cantik yang baru saja memotong rambutnya jadi bob itu. “Tumben kau bisa bijak begitu.” Kali ini Lydia yang mengejek Erika. “Sebenarnya itu bukan kata-kataku, tapi kata-kata si dokter.” Kali ini, giliran Erika yang meringis. “Lagi pula, kantungnya juga kosong. Belum ada bayi di dalamnya.” “Bener juga sih, tapi kan harus tetap nunggu beberapa lama dulu kan?” Giliran Cinta yang bertanya. Empat perempuan yang bersahabat itu, kini tengah berkumpul di salah satu kafe kesukaan mereka. Walau semua sibuk dengan urusan rumah tangga masing-masing, tapi mereka menyempatkan diri berkumpul untuk menghibur Erika. “Ya, apalagi aku cuma diberikan obat dan bukan kuret. Jadi mungkin aku harus bertahan minimal tujuh bulan lagi.

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil 2

    “Erika.” Kaisar meneriakkan nama sang istri ketika dia tiba di rumah. “Sayang, kamu di mana?” Lelaki dengan pakaian kerja yang sudah berantakan itu, berlari menaiki tangga karena tidak mendapat jawaban. Dia juga tidak melihat sang istri di ruang tamu, maupun di dapur. Tinggal kamar yang belum diperiksa. “Sayang.” Kaisar langsung mendesah lega melihat istrinya meringkuk di atas ranjang. “Kamu kenapa?” Tidak ada jawaban dari Erika. Perempuan cantik itu bahkan tidak melepas pelukan pada lututnya. Dia bahkan belum mengganti baju, sejak pulang dari mengantar Queenie. “Erika.” Kaisar segera memeluk istrinya karena tahu ada yang tidak beres. Setidaknya, itu yang dikatakan sang kakak ipar. Lelaki yang terlihat makin matang itu, memang buru-buru pulang setelah mendapat pesan dari Queenie. Iparnya itu tidak mengatakan sesuatu yang spesifik, tapi Kaisar tahu ada yang salah. “Queenie ternyata hamil.” Akhirnya Erika bersuara dan mendongak, setelah cukup lama berdiam diri. “Padahal dia tidak

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil

    “Aku mohon.” Erika menggumamkan kalimat pendek itu, dengan mata terpejam dan kedua tangan terkatup. “Aku mohon kali ini berhasil.” Setelah sekali lagi menggumamkan kalimat serupa, si cantik itu membuka mata. Dia mengeluarkan stik yang sudah terendam beberapa menit pada cairan kuning dalam wadah kecil. Sayang sekali, hasilnya tidak membuat Erika senang. “Negatif lagi.” Erika mengatakan itu pada suaminya, ketika dia keluar dari kamar mandi. “Kamu tes lagi?” tanya Kaisar disertai dengan wajah prihatin. “Tentu saja aku akan terus melakukan tes, setiap kali kita selesai berhubungan,” jawab Erika dengan jujur. “Maksudku, tidak langsung juga.” “Sayang, tidak perlu buru-buru.” Selesai merapikan dasi, Kaisar langsung pergi memeluk istrinya itu. “Kita masih punya cukup banyak waktu untuk punya anak.” “Tapi ini sudah hampir dua tahun, Kai. Lydia saja sekarang sudah hamil anak kedua.” Tentu saja Erika akan mengeluh. Dia sudah sangat ingin menggendong malaikat kecil yang mirip dirinya atau

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Jangan Pernah Bosan

    “Selamat pagi, Pak.” Kaisar menunduk ramah pada lelaki di depannya. “Halo, Kaisar.” Seorang lelaki pria tinggi besar mengulurkan tangan untuk menjabat. “Saya senang karena masih bisa menghubungi kamu.” “Saya yang harusnya senang karena Pak Herdiyanto masih mau menghubungi saya dan menawarkan pekerjaan.” Tentu saja Kaisar akan menunduk sopan. “Itu karena akan sangat sayang kalau bakat sepertimu hanya bekerja sebagai ojek saja.” Pak Herdiyanto menjawab dengan senyum cerah. “Syukurnya saya melihat postingan tunanganmu kamu dan kebetulan juga ada yang baru mengajukan pengunduran diri.” “Sangat kebetulan, Pak.” Kaisar sedikit meringis ketika mendengar hal itu. “Tapi bagi saya, tidak ada kebetulan di dunia ini.” Melihat lawan bicaranya sedikit canggung, Pak Herdiyanto mengatakan hal itu diiringi dengan kedipan mata. “Semua pasti ada alasannya.” Tak ada lagi yang bisa dikatakan oleh Kaisar, selain mengangguk. Dia kemudian mengikuti pria paruh baya itu ke ruangannya dan melakukan wawanca

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Gara-Gara Media Sosial

    “Kenapa kau tidak pernah bilang tentang pekerjaanmu?” tanya Erika dengan mata melotot, tidak peduli kalau sekarang dia sedang berada di tempat umum. “Tunggu dulu Erika.” Kaisar yang tadinya masih duduk di atas motor, kini turun untuk menjelaskan. “Aku mohon jangan marah dulu. Aku punya alasan untuk semua ini.” “Yang benar saja?” Erika makin melotot. “Bagaimana mungkin aku tidak marah ketika kau menyembunyikan semua ini.” “Aku tidak berniat untuk menyembunyikan apa pun. Aku hanya ....” “Hanya ingin bersenang-senang dengan cara membonceng perempuan lain?” Erika memotong kalimat tunangannya itu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. “Mana mungkin aku seperti itu, aku hanya .... Tunggu dulu.” Kaisar tiba-tiba saja menjadi bingung dengan apa yang dikatakan sang tunangan barusan. “Kau barusan bilang apa?” “Kau mau mengambil kesempatan dari penumpang perempuan kan?” tanya Erika tampak tidak mau menahan diri lagi. “Kau akan dengan sengaja mengerem mendadak agar nanti dada mereka b

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Kerjaan Baru

    “Kau itu bodoh atau apa?” tanya Viktor dengan kedua alis yang terangkat. “Mana bisa main menikah saja di catatan sipil dengan KTP saja?” “Aku hanya ... terburu-buru,” ringis Kaisar merasa agak malu juga. “Aku lupa kalau banyak yang harus diurus sebelumnya.” “Kau benar-benar bucin.” Viktor pada akhirnya hanya bisa menggeleng melihat temannya itu. “Bisa jangan terus menghina, Kai?” Setelah sekian lama diam, akhirnya Erika ikut berbicara. “Aku hanya mengatakan kenyataan, bukan menghina.” Viktor tentu akan membantah karena memang seperti itu dan membuat Erika mendengus kesal. Erika dan Kaisar memang langsung ke kantor Viktor si pengacara setelah dari DISDUKCAPIL dan ditolak. Tentu saja mereka datang ingin meminta bantuan dan bisa dengan mudah ditebak oleh Viktor. “Jadi mau dibantu nih?” tanya Viktor memainkan kedua alisnya, sekedar hanya untuk menggoda. “Kalau kau tidak sibuk dan mau,” jawab Kaisar rasional. Dia tahu sahabatnya itu cukup sibuk dan sebenarnya punya tarif yang m

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ditolak

    “Aku gak jadi nikah.” Erika meneriakkan itu di depan ponselnya. “Hah? Maksudnya gimana?” Para sahabat Erika yang terhubung melalui panggilan video call, langsung memekik karena terkejut. “Aku udah balikin cincin yang dikasih Kaisar,” jawab Erika dengan wajah cemberut, siap untuk menangis. “Loh? Kenapa?” Cinta yang paling pertama bereaksi. “Perasaan baru berapa hari lalu kamu dilamar.” “Iya, tapi dia hanya asal ngelamar. Gak beneran mau nikah, apalagi dalam waktu dekat.” Erika menjawab dengan ekspresi kesal yang berlebihan. “Bentar-bentar.” Lidya langsung menghentikan sahabatnya yang baru mau menyambung kalimat itu. “Maksudnya gimana sih? Coba cerita yang detail.” Akhirnya, mengalirlah cerita Erika begitu saja. Tentu saja dia menceritakan itu dengan menggebu-gebu karena benar-benar merasa kesal. Tapi ternyata, itu membuat para sahabatnya jadi bingung. “Kenapa kau langsung minta pisah sih?” Vanessa yang bertanya dengan bingung. “Itu kan bisa dibicarakan baik-baik dulu.” “Aku su

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Putus

    “Erika.” Kaisar berteriak, sembari mengetuk pintu. “Kau belum makan.” Tentu saja tidak ada jawaban dari balik pintu. Perempuan cantik itu, bungkam dan tidak ingin berbicara pada sang kekasih. Entah Erika yang terlalu negatif atau apa, tapi dia merasa terkhianati. “Aku bukannya tidak ingin menikah.” Pada akhirnya, Kaisar kembali mencoba menjelaskan. “Aku tidak mempermainkanmu. Aku hanya meminta sedikit waktu, sampai aku cukup stabil untuk menghidupimu.” “Saat ini aku bahkan tidak pekerjaan, loh. Aku hanya bantu-bantu mama buat jualan dan itu pun masih baru merintis. Aku janji tidak akan lama-lama.” Seberapa banyak penjelasan yang diberikan Kaisar, tampaknya Erika enggan mendengar. Perempuan itu tetap bungkam dan mengunci diri di dalam kamar. Itu jelas membuat Kaisar menjadi makin sakit kepala. *** “Kenapa sih perempuan sulit sekali dimengerti?” Gagal membujuk Erika keluar kamar, pada akhirnya Kaisar berkunjung ke rumah temannya. “Kalau mereka mudah dimengerti, bukan perempuan

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Tarik Ulur

    “Kurasa aku akan menikah dalam waktu dekat,” ucap Erika dengan raut wajah riang. “Eh, kok bisa?” Vanessa yang paling pertama menyahut dengan raut wajah kaget. Kebetulan, mereka memang sedang melakukan panggilan video grup. “Lelaki mana yang akhirnya berani melamarmu?” Lydia juga ikut bertanya dengan nada antusias. “Padahal kupikir kau akan menunggu Kaisar sampai tua.” Cinta yang meledek, sambil menyuapi anaknya makan. “Aku dengan Kaisar kok,” jawab Erika masih dengan nada riang. “Tadi pagi dia melamarku.” Seruan bernada kaget langsung terdengar. Satu per satu sahabat Erika, mulai menanyakan banyak hal. Mereka tentu saja penasaran kenapa bisa Kaisar Arya Jayantaka pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Erika Wiratama. Tentu saja Erika tidak keberatan menceritakan lamaran yang sama sekali tidak romantis itu, tapi tetap berhasil membuatnya terharu. Dia bahkan memamerkan cincin tipis yang dibelikan Kaisar. “Cantik kan?” tanya Erika benar-benar tak bisa untuk tidak tersenyum

DMCA.com Protection Status