Share

8. Kecurigaan Saka

Author: Novita
last update Last Updated: 2023-08-11 22:38:28

Tak seperti biasanya, Saka langsung menuju dapur membuat minumannya sendiri. Asih hanya terdiam melihat Saka, dengan ujung matanya Asih melirik Pak Saka yang sedang mengaduk minumannya. Asih pun segera memalingkan wajahnya, karena takut Pak Saka melihatnya jika sedang memperhatikan tingkah lakunya.

“Kopinya sudah saya tarok dimeja, Pak,” ujar Asih.

“Saya lagi enggak pingin minum kopi,” sahut Saka singkat.

Asih memilih diam dia benar-benar bingung apa yang harus dilakukannya. “Sarapan Bapak juga sudah siap,” ujar Asih mengalihkan pembicaraan karena bingung melihat sikap Saka.

“Kamu makan saja, saya juga enggak pingin sarapan.”

DEG!

Detak jantung Asih terasa berhenti mendengar jawaban Saka.

“E... kalau Bapak enggak selera dengan masakan saya, nanti bisa saya buatkan yang lainnya,” usul Asih. Seketika Saka terdiam mendengar perkataan Asih.

“Boleh juga ide kamu. Kalau gitu buatkan saya roti isi saja,” ucap Saka.

Asih pun segera membuatkan roti sesuai permintaan Saka, tak butuh wakt
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   9. Senyum Yang Sirna

    Dirumah Arunika“Ma,” ucap Arun sambil memijat pundak Mamanya.“Tumben kamu di rumah,” tegur Mama sambil mengelus tangan Arun.“Sekali-kali boleh ‘kan Ma. Ada yang mau Arun sampaikan ke Mama,” ucap Arun.Arun pun duduk di samping Mamanya. “Apa ada hal penting yang mau kamu sampaikan. Enggak biasanya kamu seperti ini,” ucap Mama datar.Arun tahu apapun yang Arun lakukan tidak akan pernah membuat Mama senang. Walau Arunika sudah berusaha sekuat tenaga. Karena yang di inginkan Mama selama ini hanya Kak Nanda bukan Arunika anak yang hanya membawa kesedihan dan kesengsaraan dalam hidup Mama. Tapi apapun perlakuan Mama Arunika tak akan merasa sakit hati. Arunika sudah sangat berterima kasih Mama masih mau merawatnya hingga hari ini. Bahkan perjuangan Mama membesarkannya tak akan pernah Arun lupakan. Sebagai anak Arunika tahu mengapa Mama bisa seperti ini.“Apa kamu dapat kabar tentang Nanda?’ tanya Mama yang membuyarkan lamunanku.Benar dugaan Arunika Mama pasti mengira kalau Arunika akan m

    Last Updated : 2023-08-15
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   10. Sweet Bakery

    Arunika tersenyum lega melihat Mamanya yang asik melayani pengunjung yang datang silih berganti. Kini semua sudah lengkap, Arun mempekerjakan satu orang karyawan di toko rotinya. Di rumah Mama di bantu Bu Ijah membuat kue. Kini tak hanya kue-kue tradisioanl yang aku jual. Beberapa kue kekinian dan minuman juga sudah tersedia.Di depan toko roti kami juga ada beberapa anak muda yang sedang duduk meikmati kopi dan croisan. Kini Arun sudah merasa lega jika ada keperluan lain Arun tak perlu bingung jika ingin meninggalkan toko kuenya. Mama juga tak akan kecapekan membuat kue atau datang ke toko kue untuk membantu Arunika. Sekarang Arunika bisa fokus mencari Kak Nanda.“Ma, mau Arun antar pulang atau masih mau disini?” “Memangnya kamu mau kemana?” tanya Mama yang melihatku membawa tas dan mengenakan jaket.“Arun enggak mau kemana-mana. Cuma takut aja Mama kecapekan, lagian sekarang sudah ada Winda. Jadi Mama enggak apa-apa kalau enggak kesini juga,” jelas Arun“Iya sudah. Biar Mama pulan

    Last Updated : 2023-08-17
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   11. Memori

    Saka menutup teleponnya setelah memberi tahu Ayu kalau dia datang telat ke kantornya. Saka turun dari mobilnya dan melangkah masuk.“Selamat datang di Sweet Bakery,” sapa Winda ramah.Saka tersenyum menjawab sapaan Winda.“Silahkan, Pak biar saya bawakan nampannya. Mata Saka melihat berbagai macam kue yang berjajar di rak, semua sangat menggugah seleranya. Tiba-tiba matanya tertuju pada croisan. Perlahan Saka mendekati rak yang berisi berbagai macam croisan.“Croisanya enak banget lho, Pak,” ujar Winda membuyarkan lamunan Saka.“Ough... saya minta croisannya sepuluh. Tapi bungkusnya di jadkan dua ya,” ucap Saka.Winda nampak terkejut mendengar pesanan Saka. Enggak salah ini.“Ada minuman juga,” ujar Saka begitu melihat cup yang berjajar di sebelah kanan.“Iya, Pak ada,” jawab Winda.“Memangnya enggak repot ya di sini sendiri?” tanya Saka.“Enggak, Pak. Biasanya saya ada teman. Mungkin dia datangnya telat.”Saka menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Winda. Dengan cekatan Winda

    Last Updated : 2023-08-22
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   12. Kejujuran Asih

    “Enak banget, Mas kuenya,” celetuk Pak Senin sambil mengunyah croisan.“Iya, Pak. Tadi Asih yang beli di toko roti dekat swalayan biasa saya belanja,” jawab Saka.Pak Senin langsung terdiam dia berhenti mengunyah croisan di tanganya. “Ada apa, Pak kok bengong?”“Kata Mas Saka tadi Asih yang beli roti ini . Mas enggak takut kalau Asih kasih obat tidur?”“Tenang, Pak. Kayaknya Asih udah beda, tapi tetap saya selalu waspada. Nanti saya mau ajak bicara Asih baik-baik.”Tanpa sepengetahuan mereka berdua ternyata Asih sedang menguping pembicaraan.Ternyata Pak Saka sudah tahu semuanya, tapi kenapa dia masih bersikap baik padaku? Asih tertegun saaat ini dia benar-benar bingung. Apa yang harus dilakukannya. Tiba-tiba sebuah vas bunga jatuh tanpa sengaja Asih menabraknya. Sontak Saka dan Pak Senin pun berdiri dan melihat Asih yang masih terdiam di dekat puing-puing vas bunga yang berserakan.Kepanikan terlihat di wajah Asih, Kaki Asih terasa kaku dia tak bisa berbuat apa-apa lagi.“Kamu mengup

    Last Updated : 2023-08-30
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   13. Pov Mayla

    Mayla turun dari mobil merahnya, ia hanya mengamati rumah yang berada tepat di hadapannya. Entahlah Mayla langsung jatuh cinta ketika melihat rumah bercat putih dengan halaman yang tidak begitu luas tapi terlihat sangat nyaman. Apalagi halaman rumah itu di tanami berbagai macam tanaman yang menambah kesejukan mata.Rumah ini terlihat bertema minimalis modern. Aku harus mencari informasi kemana tentang rumah ini. Tidak ada nomor telepon atau alamat yang bisa aku datangi atau hubungi. Apa jangan-jangan rumah ini tidak di sewakan. Mayla masih berdiri sejak tadi masih berharap ada yang bisa ditanyainya. Pos satpam kenapa juga tak ada yang jaga, atau mungkin satpam perumahan ini sedang keluar. Cobalah aku tunggu siapa tahu aku bisa dapat informasi tentang rumah ini.“Sedang apa berdiri disini?” Sontak Mayla terjaga dari lamunannya. Dia langsung menengok kearah suara yang menegurnya.“Maaf, Pak saya cuma mau tanya informasi tentang rumah ini,” jawab Mayla sopan pada laki-laki yang berdiri d

    Last Updated : 2023-08-31
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   14. Pertemuan Tak Terduga

    Tak seperti biasa Saka keluar ruangan lebih cepat dari jam kerja yang di tentukan di kantornya. Kebetulan Ayu yang nerjalan dari pantry melihat Saka yang berjalan menuju lobi.“Pak Saka udah mau pulang,” teriak Ayu begitu melihat Saka.Saka menghentikan langkahnya karena mendengar suara Ayu yang mengurnya.Dia menghembuskan nafasnya kasar. “Lain kali engak usah teriak bisa enggak. Lagian kamu ini enggak sopan banget,” jawab Saka.“Ma---maaf, pak tadi saya spontan saja menegur Bapak.”“Iya sudah kamu ikut saya sekalian. Ada yang mau saya bicarakan dengan kamu,” ucap Saka.Seketika semua mata tertuju pada Ayu. Ayu terlihat salah tingkah di tatap seperti itu oleh karyawan lainnya. Tapi Ayu juga tak mampu menolak perintah Pak Saka. Perlahan Ayu melangkahkan kakinya.“Baik, Pak saya ambil tas dulu.”Ayu pun segera berjalan menuju ruangannya dari pada menjadi pusat perhatian. Ayu pun meyadari akan kesalahan sikapnya yang barusan ia lakukan.Sepanjang perjalanan Ayu lebih banyak diam, dia ma

    Last Updated : 2023-09-02
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   15. Kejutan Untuk Arunika

    “Tumben kamu di rumah?” sapa Mama yang melihat Arun masih berdiam di rumah.“Arun agak enggak enak badan,” jawab Arunika.“Kalau sakit cepat minum obat atau berobat ke dokter. Jangan suka melihara sakit,” saran Mama datar.“Cuma kecapekan, Ma. Nanti juga baikan. Arun mau ke kamar dulu ya, Ma.”Katanya enggak enak badan. Di suruh berobat enggak mau.TOK! TOK! TOK!“Pasti itu Bu Ijah.” Mama Arun langsung melengkah dan membukakan pintu.“Sudah saya tunggu dari tadi, Bu. Bu, Arun lagi di kamarnya jadi nanti kita harus hati-hati buat kuenya jangan sampai dia tahu rencana kita,” bisik Bu Erika.Bu Ijah dan Bu Erika segera ke dapur dan segera mempersiapkan suprise buat Arunika. Beruntunglah Arunika tak keluar sama sekali.“Akhirnya selesai juga ya, Bu.b Sekali lagi makasih ya atas bantuannya. Pokoknya bulan ini gaji Bu Ijah saya kasih dobel,” ujar Mama dengan wajah sumringah karena rencananya berjalan lancar.“Bu, tapi saya kok kawatir ya sama Mbak Arun,” celetuk Bu Ijah.Bu Erika mengeryit

    Last Updated : 2023-09-03
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   16. Ada Apa Dengan Saka

    Ting...Sebuah pesan masuk ke ponsel Ayu. Ayu lalu meraih ponselnya. [Saya cuti tiga hari, tolong cancel semua janji saya] Saka.Ayu meletakkan potonagn roti sarapannya hari ini, sesaat ia pandangi pesan yang tertera di layar ponselnya.Pak Saka kenapa ya? kok mendadak gini cuti. Apa dia sakit, tapi kemarin baik-baik aja kok. Ingin sekali Ayu menghubungi atasannya itu, tapi tiba-tiba ada keraguan di hatinya. Enggak usah sajalah nanti di kira aku kepo sama urusan Pak Saka. Dia ‘kan orang anehnya aneh. Ayu pun mengurungkan niatnya dan segera menghabiskan sarapan paginya..Karena Saka cuti hari ini Ayu agak sedikit santai.[jangan mentang-mentang saya cut kamu berangkat ke kantor seenakknya] SakaMata Ayu membulat membaca pesan di ponselnya. Pak Saka kenapa bisa tahu kalau aku punya niat berangkat ke kantor agak siang. Ayu pun bergegas mengambil tas kerjanya dan meninggalkan rumahnya. “Bu Ayu, Pak Saka tumben belum datang. Ini ada berkas yang harus di tanda tangani,” ucap salah saty ka

    Last Updated : 2023-09-04

Latest chapter

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   38. Kematian Mayla

    Saka pun segera menghubungi Arunika setelah mendengar kabar dari Asih. Arun pun segera mengirim pesan kepada Bagas agar segera menyusulnya ke rumah Saka. “Mau kemana kamu malam –malam begini?” tanya Bu Erika yang melihat Arunika membawa tasnya. “Arun ada urusan Mama nanti kalau sudah saatnya Mama juga akan tahu,” jawabnya dan bergegas meninggalkan Mamanya. “Ini anak semakin hari semakin aneh pasti dia pergi sama Bagas,” gerutu Mamanya. “Sabar, Bu. Mungkin Mbak Arun memang ada kepentingan mendadak,” sahut Bu Ijah yang berusaha menenangkan Bu Erika. “Kita lanjutin aja buat kuenya, Bu nanti keburu malam dan enggak selesai. Pesanannya kan di ambil pagi.”Bu Erika pun menuruti kata Bu Ijah, ia pun kembalkhiri ke dapur melanjutkan kerjaannya yang belum selesai. “Cepat sedikit, Pak,” ucap Arun pada sopir taksi. “Enggak berani Mbak ini jalannya ramai.” Arun nampak gelisah berkali-kali ia mengecek ponselnya. Semoga aja

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   37. Rahasia Pak Dirga

    “Ayolah, Mas mending kamu jujur aja mau sampai kapan kamu hidup seperti ini dihantui rasa bersalah. Aku tahu ada hal yang kamu rahasiakan,” desak Asih. Karto hanya diam mendengar ocehan Asih. Memang benar apa yang dikatakan Asih Karto sudah bosan hidup seperti ini, setiap hari selalu di kejar ketakutan. Apalagi ia merasa Mayla selalu menghantuinya. Andai dulu aku tak mengikuti kemauan Dirga tentu semua tak akan seperti ini. Batin Karto. “Siapa yang menyuruhmu sebenarnya?” tanya Karto perlahan. “Mas Karto enggak usah banyak tanya, intinya Mas mau enggak bantu aku dan menjelaskan tentang rumah kosong itu.”Karto menghembuskan nafas dengan kasar. “Aku tak tahu dimana Pak Dirga, karena aku juga sedang mencarinya. Kalau tentang Mayla.” Karto terdiam tak melanjutkan perkataannya matanya menyapu semua sudut rumahnya. “Pak Dirga adalah orang yang di percaya Mayla untuk menjaga rumahnya termasuk istrinya, tapi entah setan apa yang merasuki Pak Dirga saat i

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   36. Bujukan Asih

    Taksi yang di tumpangi Asih berhenti di sebuah rumah yang bangunannya terlihat sangat sederhana. Perlahan Asih pun turun dan mengamati rumah yang sedari kecil di tinggalinya. Suasana terlihat sangat sepi seperti tak berpenghuni. Apa Mas Karto sedang pergi ya. Kenapa asepi sekali. Monolog Asih. Asih pun berjalan kembali ke taksi yang ia tumpangi tadi. “Pak, apa sebaiknya Bapak tinggalkan saya saja? Karena saya takut akan lama nanti,” ucap Asih pada sopir taksi tersebut. “Tapi tadi Pak Saka pesan kalau saya harus nunggu, Mbak,” jawab Sopir tersebut.Asih terdiam mendengar jawaban Sopir tersebut. Asih nampak berpikir keras mmencari cara supaya sopir tersebut tak di ketahui Karto. “Gini aja, Mbak. Ini kartu nama saya di situ udah tercantum nomor telepon saya, nanti kalau urusan Mbak sudah selesai, Mbak tinggal hubungi saya.” “Bapak mau kemana?” tanya Asih stelah menerima kartu nama Pak Sopir tersebut. “Saya mau cari w

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   35. Cerita Kita

    “Nach itu Winda,” tunjuk Asih yang melihat Winda dari kejauhan. “Akhirnya datang juga pesenanku,” celetuk Bagas. “Maaf, Mas lama,” ucap Winda begitu berdiri di hadapan Bagas. “Kamu ambil piring, Sih di belakang,” pinta Arun pada Asih. “Baik, Mbak sama saya mau buat munuman sekalian.”Asih pun langsung berjalan ke dalam toko, tanpa di minta Winda segera mengekor di belakangnya. “Asih,” panggil Winda berbisik karena takut Bagas atau Arunika mengikutinya. “Ngapain kamu ngikutin saya?” tanya Asih heran melihat Winda sudah berdiri di belakangnya. “Mau bantuin kamu, lagian dari pada jadi obat nyamuk aku juga enggak ngerti apa yang di bicarakan Mbak Arun sama Mas Bagas mendingan aku ikut kamu,” jawab Winda.Mereka berdua pun membuat minuman dan menyiapkan beberapa roti dan gorengan yang di beli Winda tadi di warung Bu Surti. “Silahkan, Mbak, Mas,” ucap Asih sambil meletakkan minuman dan makanan.D

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   34. Ide Bagas

    Arunika menceritakan semua rasa penasarannya tentang rumah kosong di perumahan dekat toko roti miliknya. Bahkan tentang mimpi yang di alami Saka dan dirinya. Awalnya Dika tak percaya karena Dika mengira Arunika hanya menghayal karena terobsesi ingin menemukan Kakanya. Namun setelah Arun menemukan bukti foto-foto di rumah kosong itu Dika mulai mempercayai kecurigaan Arunika terhadap Pak Dirga. “Aku kehilangan jejak Pak Dirga, makanya aku bingung,” keluh Arun dengan suara lirihnya. “Apa dia tak punya sanak keluarga yang bis kita mintai keterangan?” tanya Dika. “Kenapa kita enggak kepikiran hal itu dari awal, setidaknya kita bisa tanya sama Pak Senin atau Asih tentang Pak Dirga,” imbuh Bagas sambil menepuk keningnya. “Dik, apa Nanda pernah menceritakan sesuatu atau mungkin berkeluh kesah tentang keadaannya?” tanya Ayu sambil menatap Dika seolah meminta mengingat sesuatu hal sebelum Nanda menghilang.Dika terdiam wajahnya nampak serius mengi

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   33. Dia Adalah Perempuan Itu

    “Kamu mau kemana, Run pagi-pagi gini. Lagian bukannya toko buka jam sembilan,” tegur Mama Arunika ketika melihat Arun sudah rapi. “Arun ada perlu Bu mau pergi sama Bagas. Hari ini kayaknya Arun juga enggak akan sempat ke toko. Mama tenang aja udah ada Winda sama Asih, mereka bisa di andalkan kok,” jawab Arunika. “Kamu itu bukannya nyari Kakakmu tapi sibuk aja dengan Bagas.”Arunika memejamkan matanya sambil membelakangi Mamanya mendengar perkataan Mamanya hatinya begitu sakit jelas sekali Mamanya selama ini hanya memikirkan Kakaknya. Ma andai Mama tahu selama ini usahaku mencari Kak Nanda. Bahkan aku pergi dengan Bagas pun karena Kak Nanda. Sampai Bagas yang bukan keluarga kita mau bantu mencari kak Nanda karena dia tahu gimana perlakuan Mama ke aku. monolog Arunika. “Belum saatnya Arun menjelaskan apa yang Arun lakukan sama Bagas Ma. Karena selama Kak Nanda belum di temukan Arun akan selalu salah di mata Mama.” “Kamu marah sama Mama?”

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   32. Titik Terang

    “Itu mobil Mas Saka,” ucap Pak Senin sambil menunjuk ke arah mobil yang berjalan menuju ke arahnya.Mobil pun berhenti tak lama Saka dan Ayu turun dari dalam mobil. Ayu pun tersenyum ramah pada mereka bertiga. “Hai, Run apa kabar?” sapa Ayu ramah begitu melihat Arunika ada di sana.Bagas langsung melihat ke arah Arunika. “Hai, Yu. Kabar aku baik, kalian dari mana?” tanya Arunika berusaha mencairkan suasana. “Dari kantor, aku sekalian mau ambil berkas buat besok. Katanya Pak Saka besok berangkat telat,” jelas Ayu. “Kalian udah lama nunggu aku?” “Udah lah, Mas sampai saya habis kopi dua gelas terus makan roti dari toko Mbak Arun sampai puas,” jawab Pak Senin sambil mengelus perutnya yang kekenyangan. “Maaf, Ka kalau kedatangan kita ganggu waktu kamu,” ucap Bagas. “Santai aja lagi enggak ada yang ganggu kok. Lagian kerjaan aku juga udah selesai. Kalau gitu ayo ke rumah aku aja biar ngobrolnya enak,” ajak

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   31. Menghilang

    “Udah dari kemarin kita mengawasi rumah Pak Dirga, tapi kayaknya sepi,” ucap Arunika. “Jangan-jangan dia tahu kalau kita lagi ngawasin rumahnya,” jawab Bagas. “Gimana kalau kita tanya orang aja, dari pada buang-buang waktu,” usul Arunika pada Bagas yang masih asik dengan ponselnya. “Biar aku aja yang tanya. Takutnya mereka mengenali kamu.”Arunika mengikuti saran Bagas, benar juga ucapannya. Pasti mereka tahu kalau Arunika pemilik toko roti yang letaknya tak jauh dari tempat ini. Tak lama Arunika melihat seorang lelaki berjalan ke arah mobilnya. “Gas coba kamu tanya sama orang itu.” tunjuk Arunika pada seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka.Bagas pun segera turun, Arunika menundukkan kepalanya supaya orang yang di akan di temui Bagas tak melihatnya. “Permisi Pak,” sapa Bagas sopan pada lelaki itu. “Iya, ada apa ya?” ucap lelaki itu membalas sapaan Bagas. "Saya mau ke rumah Pak Dirga, tapi kaya

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   30. Pertemuan

    Asih berjalan mondar mandir di dapur rumah Saka, sebelumnya Asih sudah ijin kalau hari ini dia tak masuk kerja di toko roti. Arunika tak mempermasalahkan karena Asih tak masuk kerja. Ponsel Asih berbunyi dan sebuah pesan pun masuk. [Saya sudah ada di rumah kosong itu sekarang cepat kamu kesini] Dirga.Asih menghembuskan nafasnya dia berusaha menenangkan dirinya, Memang kali ini berbeda dulu Asih tak pernah setakut ini jika Pak Dirga mengajaknya bertemu, tapi tidak untuk kali ini. “Kamu tenang aja saya akan mengawasi kamu,” terdengar suara yang mengejutkan Asih. “Pak Saka buat saya jantungan saja,” ucap Asih sambil memegangi dadanya. “Dari tadi kamu kelihatan bingung, Sih. Memangnya ada apa, saya sudah bilang kamu enggak perlu takut saya dan Pak Senin serta Bagas akan mengawasi kamu,” ucap Saka meyakinkan Asih. “Saya pergi dulu, Pak. Pak Dirga sudah di sana,” Asih pun berpamitan pada Saka.Dengan langkah cepat Asih menuju ke ruamh kosong di ujung jalan perumahan. Tak lama Asih suda

DMCA.com Protection Status