Menunggu cukup lama, akhirnya pesawat mereka segera berangkat.
Terlihat begitu semangatnya mereka ketika mengetahui akan segera berangkat menuju ke Kalimantan.Disaat sudah memasuki pesawat dan segera lepas landas, Nala yang duduk di sebelah Yuda itu masih saja terlihat gelisah, ia masih membayangkan kira kira apa yang akan terjadi oleh dirinya dan teman temannya nanti ketika sudah sampai dihutan.
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Yuda sedikit khawatir dengan keadaan Nala yang dari tadi terlihat seperti tidak ada semangat.
"Enggak kok, aku takut aja." Sahut Nala dengan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Yuda.
"Takut kenapa?" Seru Yuda sedikit kebingungan dengan perkataan dari Nala dan terlihat suasana didalam pesawat sangat sepi, teman temannya Yuda yang lain juga memilih untuk tidur agar staminanya bisa pulih saat di hutan.
"Aku takut kita nanti terjadi apa apa, aku gamau kehilangan kamu dan juga teman temanku!" Ucap Nala dengan nada sedikit pelan dan perlahan air mata keluar dari matanya yang membasahi pipi.
"Udah tenang aja, kita semua pasti baik baik aja kok," balas Yuda mencoba menenangkan hatinya Nala.
"Kamu tidur aja istirahat, biar gak kecapean." Tutur Yuda kearah Nala."Iya deh." Balas Nala yang menyenderkan kepalanya di bahu Yuda untuk tidur sejenak.
***
Terbang cukup lama, akhirnya mereka sampai di bandara yang ada di Kalimantan. Mereka terlebih dahulu mencari tempat makan karena perut sudah terasa cukup lapar.
Untungnya tak jauh dari bandara, ada restoran yang cukup mewah, mereka memutuskan untuk mengisi perut di restoran tersebut.
Dengan membawa kopernya masing-masing, mereka duduk sedikit pojok di restoran itu karena terlihat suasana restoran begitu ramai dengan pengunjung yang lainnya."Jadi habis makan ini kita kemana jo?" Tanya Dio ke arah Yuda.
"Iya langsung ke hutan Kalimantan dong," balas Yuda dengan santainya.
"Mumpung belum malam, jadi kita bisa buat tenda di sana nanti." Ucap Yuda."Lu yakin, kita jadi pergi kesana?" Tanya Lulu sekedar memastikan.
"Iya dong, kita ini udah sampai di sini, masa mau pulang lagi." Tutur Yuda menjelaskan kepada teman temannya.
Disaat mereka sedang asik mengobrol sambil menunggu pesanan datang, di sebelah kiri mereka terlihat ada seorang yang tak sengaja mendengar percakapan mereka. Orang tersebut memakai baju serba hitam dan menggunakan topi seperti koboi, entah dia koboi beneran apa bukan gak tau juga. Mukanya juga terlihat sangat seram dengan ada codet bekas luka jahitan di pipi sebelah kanannya.
"Kalian mau ngapain ke hutan Kalimantan?" Tanya orang misterius tersebut yang membuat Yuda dkk terkejut.
"Emangnya kenapa pak?" Berbalik nanya Alif yang tempat duduknya paling dekat dengan orang itu.
"Kalian jangan pergi kesana atau kalian semua akan celaka!" Sahut orang misterius itu dengan nada suara yang terlihat berat dan menggema itu.
"Bapak ini siapa, ngatur ngatur kita," sahut Dio yang tak senang dengan perkataan orang itu.
"Mending bapak pulang sana, beli enggak di restoran ini, cuma menuhin tempat aja!" Ucap Dio yang memiliki sifat ceroboh ini, mencoba untuk mengusir orang tersebut."Udah udah jangan gitu Dio!" Tutur Lulu mencoba menenangkan Dio.
Orang misterius itu hanya tersenyum mendengar perkataan dari Dio, ia seperti orang aneh yang tiba tiba menyuruh mereka jangan datang ke hutan Kalimantan.
Bau badan dari orang tersebut juga tidak enak sama sekali, seperti bau amis yang cukup menyengat."Maafkan teman saya pak, tapi emangnya kenapa kami tidak boleh pergi kesana?" Ucap Yuda penasaran.
"POKOKNYA JANGAN KESANA ATAU KALIAN SEMUA AKAN CELAKA!" Sahut orang tersebut dengan menggebuk meja makan dan suara yang keras, yang membuat pengunjung lainnya kaget dengan kejadian itu.
Mendengar kegaduhan yang terjadi di restoran tersebut, pihak keamanan mencoba mengusir orang misterius itu. Mereka tidak mau pengunjungnya terganggu oleh orang yang aneh itu.
"Maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi barusan." Ucap salah satu pegawai restoran kepada Yuda dkk disitu.
"Oiya mas, gakpapa kok!" Sahut Yuda.
Setelah orang itu diusir, Yuda dkk dibuat penasaran dengan siapa sebenarnya orang tersebut.
"Yud itu siapa sih? Aku takut." Tanya Nala.
"Aku juga gatau, udah gausah takut ya." Balas Yuda.
Mereka lebih memilih untuk makan terlebih dahulu setelah pesanan sudah sampai di meja. Terlihat dari muka mereka sepertinya sangat bersemangat untuk menyelesaikan misteri ini.
"Jadi abis makan kita langsung kehutan ya?" Tanya Alif disela sela makan.
"Iyalah, kenapa? Lu takut ya!" Sahut Lulu.
"Kalo gue takut ngapain sampai sini." Balas Alif.
"Gue suka gaya lo!" Sahut Dio menjawab omongannya Alif.
Mereka sangat santai di restoran tersebut, seperti tidak ada beban sama sekali dalam hidupnya.
Cukup lama mereka santai di restoran tersebut, sedangkan hari sudah cukup sore pada saat itu."Udah yuk? Keburu sore nanti." Ucap Yuda mengajak yang lainnya untuk segera siap siap.
"Udah kesorean ini kayanya, mau langsung kehutan tah? Apa kita nyari penginapan dulu." Tanya Lulu.
"Iya bener tuh, kita nyari penginapan dulu aja." Sahut Nala.
"Gimana?" Tanya Yuda kearah Dio dan Alif.
Disitu Dio dan Alif menganggukan kepala yang berarti setuju untuk mencari penginapan terlebih dahulu.
Mereka langsung keluar dari restoran setelah membayar beberapa makanan yang dipesan tadi dan segera mencari penginapan yang ada didekat situ.Cukup lama mereka berlima berjalan akhirnya terlihat ada penginapan yang cukup bagus untuk ditinggali semalam saja.
"Akhirnya ketemu juga." Keluh Alif yang mukanya terlihat cukup lelah.
"Ye lemah, baru jalan bentar aja capek!" Sahut Lulu mengejek Alif.
"Udah gausah ribut, kita langsung nyewa kamar aja dan istirahat biar besok fit tenaganya." Ucap Yuda.
"Iya ribut terus, nikahin juga nanti!" Seru Dio.
Mereka berlima walaupun sering terlihat ribut tapi tak pernah terjadi keributan yang besar karena mereka sudah cukup lama mengenal satu sama lain, jadi sudah paham dengan sifatnya masing-masing.
Di penginapan tersebut ternyata hanya tersisa dua kamar yang pas sekali untuk mereka berlima.
Yuda, Dio, Alif satu kamar sedangkan Nala dan Lulu sekamar.Di dalam kamar terdapat dua kasur dan TV untuk menonton, padahal harganya relatif murah.Tak terasa waktu sudah memasuki Magrib, terdengar suara adzan yang merdu dari kejauhan dan tak lupa mereka sholat untuk meminta keselamatan.
Dipenginapan mereka berlima seperti kelelahan dan lebih memilih tidur daripada untuk melakukan kegiatan yang tidak jelas.***Keesokan harinya saat waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 pagi, mereka segera bersiap-siap untuk berangkat kehutan, sebelumnya mereka sarapan di penginapan tersebut, yang sudah disiapkan.Walaupun penginapan tersebut hanya menyiapkan makanan yang seadanya tapi cukup untuk mengenyangkan perut mereka berlima dan saat pagi hari itu juga, terlihat orang yang menginap disitu ternyata ramai juga yang sedang sarapan.Setelah selesai sarapan, mereka berlima menuju loby untuk check out dari penginapan."Gimana, udah siap untuk berpetualang?" Tanya Yuda penuh semangat dengan ketengilannya."Siap!" Dijawab kompak dengan yang lainnya."Yuk berangkat!" Ucap Yuda.Setelah check out, mereka terlebih dahulu menuju ke jalan masuk kearah hutan. Sebenernya mereka tidak tahu arah jalannya, setiap ketemu dengan orang, mereka s
Malam semakin larut, mereka perlahan sudah mulai mengantuk.Disitu Nala dan Lulu tidur di satu tenda sedangkan Yuda tidur sendirian ditenda karena Dio dan Alif tidur berdua.Nala dan Lulu sudah terlebih dahulu tidur karena sudah sangat lelah berjalan seharian.Yuda hanya tiduran saja di tendanya dengan memikirkan bagaimana keluar dari hutan ini. Sedangkan Alif sudah istirahat dan Dio masih dengan tangan kirinya memegang rokok.Suara suara aneh makin bermuculan saat waktu semakin malam, saat tengah malah tiba, Alif kebelet buang air kecil, ia segera keluar dari tendanya untuk mencari tempat untuk buang air kecil.Alif berjalan dengan membawa senter yang dipegang, ia buang air kecil dibawa pohon yang cukup besar yang disampingnya terdapat tanaman liarAlif segera membuka resleting celananya karena sudah tidak tahan lagi, saat mulai buang air kecil, ia seperti menginjak sesuatu yang cukup empuk untuk diinjak.Di situ Alif tid
Mereka segera mencari cara untuk keluar dari perangkap sebelum orang yang membuat perangkap ini datang dan menangkap mereka berlima. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi jika mereka sampai ditangkap dan dibawa ke suatu tempat yang mengerikan nantinya. "Apa gue bilang, mending kita pulang tadi!." Ucap Alif kepada teman-temannya yang tidak mau mendengarkannya. Suasana semakin ramai saat mereka mencoba berteriak meminta pertolongan, namun itu semua hanyalah sia-sia, karena mana mungkin di hutan yang lebat ini ada manusia yang lewat atau tinggal di sini. Yuda sebenarnya mau mencoba untuk memutuskan tali jaring tersebut namun tas yang berisi pisau terlempar dan jatuh ke bawah. Saat mereka semakin panik, terdengar suara gerombolan pijakan kaki yang sedang berjalan ke arah mereka."Ada suara orang jalan tuh?." Ucap Dio dengan nada sedikit penasaran. "Iyaa tuh, semoga mereka bisa membantu kita." Sahut Lulu berharap yang datang adalah
Berawal dari kisah yang sudah cukup melegenda dimasyarakat. Pada waktu itu sekitar zaman 90-an ada sekumpulan mahasiswa dari Jakarta yang ingin membuktikan keberadaan desa yang ada di tengah hutan Kalimantan, konon katanya desa yang berada di hutan Kalimantan yang lebat itu terdapat sebuah desa kanibal yaitu pemakan daging manusia. Mereka juga sempat mendengar bahwa yang menjadi incaran utama para kanibal disana yaitu daging perempuan mungkin karena lebih enak dan lezat untuk dimakan dibandingkan dengan daging laki laki yang keras.Sekumpulan mahasiswa pada waktu itu adalah 7 orang, diantaranya 4 orang laki laki dan 3 orang perempuan. Pada saat itu mereka hanya ingin membuktikan, apakah benar terdapat desa yang isinya kanibal (pemakan daging manusia). Mereka juga ingin mendokumentasikan melalui kamera yang mereka bawa dan menunjukkan ke publik bahwa desa tersebut benar benar ada.Sebenarnya, mereka sudah dilarang oleh teman dan keluarganya untuk datang kesana kar
Dibulan September saat memasuki libur kuliah. Yuda mengajak pacar dan kawannya untuk pergi ke desa kanibal yang berada di Kalimantan. Yuda yang mempunyai sifat cuek dan tengil, termasuk yang paling semangat untuk pergi kesana, ia juga mempunyai makanan kesukaan yaitu mie ayam.Disaat mereka berlima sedang berkumpul di suatu kantin yang ada di kampusnya, disitu Yuda membuka obrolan."Eh kita ke desa kanibal yok, gue penasaran banget sama tuh desa," melirik kearah pacar dan teman temannya yang sedang mendengarkan dengan serius. "Kita dari Jakarta terbang ke Kalimantan, kan pas nih kita udah mau libur kuliah." Yuda menjelaskan dengan sangat serius sambil duduk di bangku kantin itu, menggunakan kemeja hitam dilapisi dengan jaket dan celana jeans, terlihat juga ada beberapa minuman dan cemilan di atas meja tersebut, dengan suasana kantin tidak terlalu ramai oleh mahasiswa yang lain, terlihat hanya beberapa mahasiswa yang sedang mengobrol di meja lain.Mendengar perkata
Mereka segera mencari cara untuk keluar dari perangkap sebelum orang yang membuat perangkap ini datang dan menangkap mereka berlima. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi jika mereka sampai ditangkap dan dibawa ke suatu tempat yang mengerikan nantinya. "Apa gue bilang, mending kita pulang tadi!." Ucap Alif kepada teman-temannya yang tidak mau mendengarkannya. Suasana semakin ramai saat mereka mencoba berteriak meminta pertolongan, namun itu semua hanyalah sia-sia, karena mana mungkin di hutan yang lebat ini ada manusia yang lewat atau tinggal di sini. Yuda sebenarnya mau mencoba untuk memutuskan tali jaring tersebut namun tas yang berisi pisau terlempar dan jatuh ke bawah. Saat mereka semakin panik, terdengar suara gerombolan pijakan kaki yang sedang berjalan ke arah mereka."Ada suara orang jalan tuh?." Ucap Dio dengan nada sedikit penasaran. "Iyaa tuh, semoga mereka bisa membantu kita." Sahut Lulu berharap yang datang adalah
Malam semakin larut, mereka perlahan sudah mulai mengantuk.Disitu Nala dan Lulu tidur di satu tenda sedangkan Yuda tidur sendirian ditenda karena Dio dan Alif tidur berdua.Nala dan Lulu sudah terlebih dahulu tidur karena sudah sangat lelah berjalan seharian.Yuda hanya tiduran saja di tendanya dengan memikirkan bagaimana keluar dari hutan ini. Sedangkan Alif sudah istirahat dan Dio masih dengan tangan kirinya memegang rokok.Suara suara aneh makin bermuculan saat waktu semakin malam, saat tengah malah tiba, Alif kebelet buang air kecil, ia segera keluar dari tendanya untuk mencari tempat untuk buang air kecil.Alif berjalan dengan membawa senter yang dipegang, ia buang air kecil dibawa pohon yang cukup besar yang disampingnya terdapat tanaman liarAlif segera membuka resleting celananya karena sudah tidak tahan lagi, saat mulai buang air kecil, ia seperti menginjak sesuatu yang cukup empuk untuk diinjak.Di situ Alif tid
Dipenginapan mereka berlima seperti kelelahan dan lebih memilih tidur daripada untuk melakukan kegiatan yang tidak jelas.***Keesokan harinya saat waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 pagi, mereka segera bersiap-siap untuk berangkat kehutan, sebelumnya mereka sarapan di penginapan tersebut, yang sudah disiapkan.Walaupun penginapan tersebut hanya menyiapkan makanan yang seadanya tapi cukup untuk mengenyangkan perut mereka berlima dan saat pagi hari itu juga, terlihat orang yang menginap disitu ternyata ramai juga yang sedang sarapan.Setelah selesai sarapan, mereka berlima menuju loby untuk check out dari penginapan."Gimana, udah siap untuk berpetualang?" Tanya Yuda penuh semangat dengan ketengilannya."Siap!" Dijawab kompak dengan yang lainnya."Yuk berangkat!" Ucap Yuda.Setelah check out, mereka terlebih dahulu menuju ke jalan masuk kearah hutan. Sebenernya mereka tidak tahu arah jalannya, setiap ketemu dengan orang, mereka s
Menunggu cukup lama, akhirnya pesawat mereka segera berangkat.Terlihat begitu semangatnya mereka ketika mengetahui akan segera berangkat menuju ke Kalimantan.Disaat sudah memasuki pesawat dan segera lepas landas, Nala yang duduk di sebelah Yuda itu masih saja terlihat gelisah, ia masih membayangkan kira kira apa yang akan terjadi oleh dirinya dan teman temannya nanti ketika sudah sampai dihutan."Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Yuda sedikit khawatir dengan keadaan Nala yang dari tadi terlihat seperti tidak ada semangat."Enggak kok, aku takut aja." Sahut Nala dengan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Yuda."Takut kenapa?" Seru Yuda sedikit kebingungan dengan perkataan dari Nala dan terlihat suasana didalam pesawat sangat sepi, teman temannya Yuda yang lain juga memilih untuk tidur agar staminanya bisa pulih saat di hutan."Aku takut kita nanti terjadi apa apa, aku gamau kehilangan kamu dan juga teman temanku!" Ucap Nala dengan nada sedikit pela
Dibulan September saat memasuki libur kuliah. Yuda mengajak pacar dan kawannya untuk pergi ke desa kanibal yang berada di Kalimantan. Yuda yang mempunyai sifat cuek dan tengil, termasuk yang paling semangat untuk pergi kesana, ia juga mempunyai makanan kesukaan yaitu mie ayam.Disaat mereka berlima sedang berkumpul di suatu kantin yang ada di kampusnya, disitu Yuda membuka obrolan."Eh kita ke desa kanibal yok, gue penasaran banget sama tuh desa," melirik kearah pacar dan teman temannya yang sedang mendengarkan dengan serius. "Kita dari Jakarta terbang ke Kalimantan, kan pas nih kita udah mau libur kuliah." Yuda menjelaskan dengan sangat serius sambil duduk di bangku kantin itu, menggunakan kemeja hitam dilapisi dengan jaket dan celana jeans, terlihat juga ada beberapa minuman dan cemilan di atas meja tersebut, dengan suasana kantin tidak terlalu ramai oleh mahasiswa yang lain, terlihat hanya beberapa mahasiswa yang sedang mengobrol di meja lain.Mendengar perkata
Berawal dari kisah yang sudah cukup melegenda dimasyarakat. Pada waktu itu sekitar zaman 90-an ada sekumpulan mahasiswa dari Jakarta yang ingin membuktikan keberadaan desa yang ada di tengah hutan Kalimantan, konon katanya desa yang berada di hutan Kalimantan yang lebat itu terdapat sebuah desa kanibal yaitu pemakan daging manusia. Mereka juga sempat mendengar bahwa yang menjadi incaran utama para kanibal disana yaitu daging perempuan mungkin karena lebih enak dan lezat untuk dimakan dibandingkan dengan daging laki laki yang keras.Sekumpulan mahasiswa pada waktu itu adalah 7 orang, diantaranya 4 orang laki laki dan 3 orang perempuan. Pada saat itu mereka hanya ingin membuktikan, apakah benar terdapat desa yang isinya kanibal (pemakan daging manusia). Mereka juga ingin mendokumentasikan melalui kamera yang mereka bawa dan menunjukkan ke publik bahwa desa tersebut benar benar ada.Sebenarnya, mereka sudah dilarang oleh teman dan keluarganya untuk datang kesana kar