Share

Rumah Baru

Penulis: FitriElmu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Pak, apa bapak sudah menikah?" celetuk salah satu mahasiswi yang duduk di pojok. Dona namanya. Celetukan yang mewakili banyak kepala. Arjun hanya tersenyum tipis. Lirikannya terpacu pada Niswah terlihat cuek dengan pertanyaan salah satu temannya. Dan malah tetap fokus pada jilbabnya.

"Masak, bapak beneran udah nikah sama Niswah, Pak?" celetuk yang lainnya.

"Kalau memang benar, memang kenapa?" sahut Arjun santai. Tatapannya masih tertuju pada Niswah. Yang kini balik menatapnya. Apa tidak apa-apa?

"Ya ampun! Nis, lo kok gak ngundang kita sih?"

"Iya, astaga ... Jadi selama ini gue ngefans suami orang."

"Gue juga, gila. Hampir jadi pelakor gue."

Arjun tertawa kecil. Berbeda dengan Niswah yang malah memasang wajah tegang. Padahal, tadi dia biasa saja.

"Selamat pak Arjun, Niswah. Yeaay! Kelas kita yang beruntung dapetin pak Arjun," sorak mereka bersamaan. Jika sudah begini, memang terkadang mereka lupa kalau status mereka itu mahasiswa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Wanita itu Datang Lagi

    Sebagai pelaku utama penyebar gosip, maka Niswah menyuruh Syifa bertanggung jawab. Dengan cara, dia duluan yang datang demi bantu-bantu mempersiapkan segala sesuatunya. Arjun sendiri, masih di kampus. Meski hari sabtu, pria itu tetap ke kampus. Entah apa yang dikerjakannya."Pak Arjun mana?" Pertanyaan yang terlontar begitu menginjakkan kaki di halaman rumah sahabatnya. Untung saja dia berhasil membaca maps yang dikirim Niswah. Jadi, gak perlu ada drama nyasar dulu."Kampus. Biasalah. Sok sibuk dia."Syifa tergelak. "Dasar lo. Udah jadi suami aja masih durhaka lo sama beliau."Niswah mengulum senyum. Itu hanya berlaku kalau di belakang Arjun. Kalau di depan orangnya, sekarang dia tidak punya nyali. Bar-barnya menguap begitu saja."Jadi, lo di rumah sendirian?""H'em. Deka di rumah mas Haidar.Semenjak kehamilan kakak iparnya, Deka memang lebih sering disana. Sepertinya pembawaan kehamilan Dinda yang lagi senang-senangnya dengan anak kecil. Deka

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pengacau

    "Arjun mana?" ulang perempuan itu karena Niswah tak kunjung menjawab dan malah mematung."Ah, kau ini ... Lama sekali." Perempuan itu masuk melewati Niswah begitu saja. Lalu duduk di sofa. Melepas jaket yang dikenakannya."Bukannya kamu yang waktu itu ya? Kenapa sekarang di rumah Arjun lagi?" ujarnya curiga. Niswah tergagap."I-itu, saya ....""Oh, atau jangan-jangan ...." menghentikan ucapannya seraya mengamati Niswah lekat. "Arjun menikahi wanita Sepertimu?"Jleb. "Memang kenapa kalau saya istri pak Arjun?" kali ini Niswah membalasnya, kesal."Ya gak papa sih. Cuma aneh aja. Selera Arjun itu tinggi. Tapi kelihatannya kamu biasa aja," tatapannya meremehkan. "Ah, bisa-bisanya Arjun membiarkan Deka dirawat oleh perempuan sepertimu."Darah muda Niswah tersirap. Emosinya menaik. Enak saja perempuan ini, tidak kenal tapi langsung menjudgenya begitu saja. Ini masih pagi loh."Tahu apa anda, menilai saya secara sekilas?" Niswah mencoba menahan emo

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Anak yang Tak Diharapkan

    "Seharusnya kamu mengenalnya. Perempuan itu, kakakku adalah wanita yang sempat dekat dengan mas Haidar."Niswah mengerjapkan matanya. Apa iya? Kenapa dia tidak mengenalnya. Memang sih, sempat merasa tak aaing. Tapi rupanya memorinya tidak juga menemukan titik temu."Dulu, mas Haidar dan mbak Rifa sempat dekat. Maksudnya, sebatas ta'aruf. Mbak Rifa ... Ah, sepertinya kamu lebih mengenalnya dengan nama Aini.""Aah! Mbak Aini. Kalau itu, saya tahu," seru Niswah. Pantas saja, rasanya tak asing. Dia hanya sempat tahu, tapi tidak mengenal. Wajar saja, dia lupa."Jadi, mamanya Deka itu mbak Aini. Tap-tapi, bagaimana bisa? Soalnya, setahuku, mbak Aini itu orangnya baik. Lah, ini ... Nyebel--- hehe." Niswah menggaruk pelipisnya, salah bicara."Tidak papa. Mbak Rifa memang berubah sejak hari itu," tukas Arjun santai. "Tidak perlu merasa bersalah. Karena saya juga tidak menyukai sifatnya yang sekarang." Arjun tampak mengela napas. Niswah jadi merasa bersalah, tapi juga pena

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Ciuman Tipu

    "Tak peduli bagaimana orang tuanya bersikap, pak Arjun adalah orang tua sejati bagi Deka. Deka pasti bahagia, mendapat kasih sayang melimpah dari pak Arjun."Arjun tak menjawab. Pundak pria itu bergetar. Sepertinya memori lama itu membawanya ke dalam kesedihan. Wajar saja, membayangkan nasib malang Deka memang miris. Apalagi Arjun yang menemui sendiri kejadian itu. Merawat penuh kasih bayi yang seharusnya menjadi keponakannya itu, tapi malah menjadi papa tunggal di usia muda. Melewatkan masa-masa yang biasanya digunakan untuk bersenang-senang. Niswah ingat, Arjun pernah berkata bahwa pria itu nyaris tidak mempercayai wanita. Mungkin karena rasa marahnya atas sikap kakak kandung dan mamanya sendiri yang tak punya hati."Mereka tidak pernah menemui Deka satu kali pun, dan kini dia datang memintanya. Saya tidak ikhlas, Nis. Lahir batin, saya tidak ikhlas Deka diambilnya lagi," ujar Arjun, mengutarakan ketakutannya."Deka tidak akan pernah pergi, Pak. Deka adalah putra

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kedatangan Mertua

    Setelah tahu kisah kelam Deka, Niswah semakin menyayangi anak itu. Kisah mereka hampir sama. Hanya bedanya, Niswah sempat merasakan hidup bersama orang tua kandungnya. Sedangkan Deka, anak itu bahkan sampai sekarang belum tahu kalau dia bukan anak kandung dari pria yang selama ini dianggapnya sebagai sosok ayah. Arjun bilang, akan memberi tahu Deka setelah anak itu dewasa dan bisa mencerna dengan baik. Untung saja, Deka laki-laki, jadi tak akan ada masalah ke depannya dalam hal perwalian.Niswah juga baru tahu, bahwa dirinyalah satu-satunya yang tidak tahu tentang rahasia besar itu. Kakaknya, Haidar dan Dinda sudah tahu. Yang Niswah penasarankan, bagaimana reaksi kakaknya saat tahu wanita yang dulu sempat diincarnya berubah menjadi kasar dan menyebalkan. Terlepas dari nasib buruk yang sempat menimpanya, tetap saja sikapnya tak bisa diterima. Tapi nyatanya, tiga orang itu tidak ada yang membahasnya. Seolah masalalu tinggal masalalu. Hari ini, sepulang dari kampus, Niswa

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Mereka Terus Meminta

    "Arjun sibuk, Ma. Belum sempat." Bohong! Jelas saja dia tidak pernah berkunjung. Hubungan ibu anak itu belum membaik. Kehadiran di pernikahan kemarin sebatas simbol belaka."Ya mama kemarin dengar kabar kalau kamu pindahan. Jadi mama menyempatkan waktu buat ngunjungin anak mama. Ternyata kamu sedang pergi.""Arjun di kampus, Ma.""Iya. Mama tahu. Yah, untung saja ada istrimu. Jadi, mama gak kelamaan di luar." Yulia tersenyum menatap Niswah. Tapi gadis itu membalasnya canggung. Tadi saja dia dipojokkan, tapi kenapa sekarang sok manis."Itu tadi, anak itu?""Iya. Dia anakku, Ma." "Mama sudah menduganya. Anak itu sudah besar. Tampan dan cerdas." Arjun menyeringai samar. Rasanya tidak sopan, tapi dia sudah terlanjur muak. "Jadi gini, Jun. Mbakmu kemarin pulang-pulang nangis. Katanya, kamu mengusir dia dan melarang untuk bertemu anaknya?""Anakku, Ma. Bukan anak mbak Rifa.""Iya. Mama tahu. Kamu yang merawatnya. Tapi bagaimanapun juga, dia tetap

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Tidak Ingin Versi Junior?

    Karena hanya tinggal dia di ruang tamu sendirian, Niswah menutup pintu dan menyusul ke atas. Pintu kamar mandi tertutup. Terdengar suara shower menyala. Sepertinya Arjun sedang mandi. Niswah menyiapkan baju ganti untuk pria itu, meletakkannya di atas ranjang, lalu dia keluar lagi. Ke dapur untuk memberesi belanjaan yang masih teronggok nganggur..Gelak tawa terdengar dari kamar Deka. Niswah mengulas senyum. Dia tahu, Arjun tengah berdamai dengan perasaannya. Oleh karena itu, pria itu sejak tadi terus menempel kepada keponakan yang sudah dianggapnya menjadi anak sendiri itu. Setelah menyelesaikan tugas dari kampus, Niswah menyusul keberadaan dua laki-laki itu."Kalian ngapain?" Niswah terheran melihat wajah ayah anak itu cemong-cemong merah putih. Bahkan di lantai ada taburan bedak bertebaran."Tante mama, sini ikut!" ajak Deka semangat. Niswah menoleh ke Arjun, sementara pria itu hanya tersenyum lebar. Menepuk tempat kosong di sampingnya."Kita tebak-tebaka

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Dia Bukan Tipeku

    Niswah melirik sinis. Sejak Deka tidur, dia memang menyibukkan diri dengan ponselnya demi menutupi groginya. Ya gimana, meski mereka sudah baikan, ini pertama kalinya mereka tidur satu ranjang. Meski ada pemisah Deka sih."Gak usah macam-macam, Pak. Saya masih kuliah loh.""Kenapa memang? Banyak tuh angkatanmu yang gendong anak? Malah lebih enak kalau kamu sidang skripsi pas gendong bayi. Cepet lulusnya."Niswah mencibir. "Buat sendiri aja sana sama tembok," celetuknya asal.Arjun tertawa. Tangannya terjulur melewati Deka. Hanya demi mengusak rambut gadis di seberangnya. "Saya hanya bercanda. Tenang saja, saya tidak akan memaksa kamu. Biar kamu sendiri yang datang dan memaksa saya."Niswah makin melotot. Apaan! Emang dia gak ada harga diri apa?"Haha. Sudah. Tidur. Jangan hapean terus. Kasian suami dan anakmu kau mamanya kesiangan. Bisa-bisa kelaparan nanti."Niswah mendengkus. Meski begitu dia tidak kunjung meletakkan hapenya. Dan malah dilihatnya A

Bab terbaru

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   (End) Lo_Ve

    Zul dan Della rencananya akan tinggal sendiri. Sekarang, mereka masih bulan madu sambil menikmati Winter di Osaka. Setelah pulang, mereka tinggal di apartemen. Zul tengah menyiapkan rumah yang akan mereka tinggali nanti. Della sendiri, kembali bekerja di perusahaan Dinda. Tentu saja setelah Dinda memintanya dengan teramat. Lagipula, potensi Della di perusahaan memang besar. Jadi, tak bukan hanya atas dasar persahabatan semata. Zul juga sudah menceritakan sesuatu yang membuatnya mengganjal dulu. Tentang dia yang pernah tertarik ape Niswah. Awalnya Zul tidak mau cerita, karena takut Della cemburu. Tapi wanita itu memaksanya. Daripada memicu perang dunia di tengah pernikahan seumur jagung mereka, Zul mengalah. Della sempat kaget dan cemburu, tapi Zul berhasil meyakinkan bahwa itu hanya perasaan lewat. Cintanya pada Della lebih besar dan segalanya. Della masih cemburu, tapi dia percaya Zul. Zul sudah membuktikan bahwa perasaan pria itu sudah sepenuhnya tertuju padanya.Hari ini, mereka m

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Akhir Kisah

    Niswah dan Arjun yang merencanakannya. Sepasang suami istri itu tidak tahan melihat hubungan dingin dua manusia dewasa itu. Satunya terlalu tinggi ego, dan satunya yang cenderung pasrah. Dan sangat kebetulan, bertepatan dengan itu, Zul mendapat promosi. Masa mutasinya dipercepat. Dia kembali mengabdi di kantor pusat. Kinerjanya memang bagus. Hanya sempat lalai karena patah hatinya.Sebenarnya, Zul mau berpamitan pada Della. Tapi Niswah melarangnya. Wanita yang sempat singgah di hatinya itu bilang, Zul harus tegas. Sesekali Della harus disentil egonya. Dengan cara menjauhinya. Seolah Zul sudah menyerah pada perasaannya. Awalnya Zul tidak setuju. Dia takut, Della justru semakin jauh darinya. Tapi Niswah juga tak kalah memaksa. Bagaimanapun juga, dia sesama wanita. Dia tahu, apa yang ditakutkan oleh kaum wanita keras kepala. Dia cinta, hanya saja ego tinggi mengalahkan perasaannya sendiri. Niswah bahkan berani menjamin, akan menebusnya seandainya rencananya gagal. Karena Niswah juga yak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kejutan Mendebarkan

    "Jangan pergi...."Jantung Della terasa berdegup kencang. Dia juga tidak ingin pergi. Tapi, keadaan sudah berbeda. Zul sudah bertunangan dengan wanitanya. Harusnya dia tak ada disini. Ini acara pentingnya.Della melepas pelukan Zul darinya. Menghindarkan wajahnya dari pandangan Zul."Pergilah," ucapnya lirih. Menahan isakan yang sebentar lagi kembali pecah."Kenapa? Kau tidak suka aku mendatangimu?" ucap Zul tanpa penekanan.Della menggeleng. Dia tidak berani menatap pandang Zul. Dia takut perasaannya semakin hancur saat sadar pria itu tidak bisa dia harapkan lagi."Kembalilah. Itu acaramu. Tak seharusnya kamu malah disini."Zul mengerutkan dahinya. Mencerna perkataan Della."Acaraku? Ini acara ki ..." Zul menghentikan ucapannya. Berdehem kecil. Lantas menarik tangan Della. Memaksa mengikuti langkah lebarnya."Zul, lepas. Kau mau membawaku kemana?" tolak Della. Zul bergeming. Dia justru mengeratkan genggamannya. Tak akan membiarkan wanita ini kabur lagi."Niatmu datang kesini untuk me

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Jangan Pergi

    Perjalanan ke kota cukup menyita waktu. Terutama karena Della hanya menggunakan angkutan umum. Dari satu bis ke bis yang lain. Pikirannya kacau. Dia tak bisa berfikir jernih lagi. Di pikirannya hanya satu. Dia tak mau terlambat. Berharap perjodohan itu belum dilaksanakan.Sepanjang jalan Della menangis. Membuat penumpang lain melihatnya heran. Penampilannya lebih mirip gadis yang kabur dari rumah. Karena dia membawa ransel ukuran sedang untuk pakaiannya. Tak ada yang menanyainya, sungkan terlebih dahulu.Jika dipikir, Della seperti tak punya malu. Dulu, dia yang menarik ulur perasaan Zul. Sampai pria itu hanya bisa memendam lukanya dalam senyum perjuangan. Memang, Della berhak marah karena Zul yang dulu. Tapi, bukankah Zul sudah meminta maaf? Bukan hanya sekali dua kali. Bahkan sering. Zul juga menunjukkan tekad yang kuat. Bahwa dia serius dengan lamarannya untuk menikahi dirinya. Tapi egonya terlalu besar untuk memaafkan Zul. Membiarkan pria itu tersiksa dengan perasaannya. Sekarang,

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Menyadarinya

    Della tidak tahu, entah sampai kapan dia bisa bertahan dengan hubungan aneh ini. Dia cemburu setiap kali melihat kedekatan Zul dan Ika. Tapi dia sendiri sadar diri, yang juga dekat dengan Kevin. Egonya memang keterlaluan besarnya. Dan, ternyata itu tidak hanya berlaku untuk Ika semata. Nyatanya Della juga cemburu saat Zul dekat dengan para mahasiswi itu. Dia kesal hanya dengan melihat Zul tertawa renyah pada mereka. "Wow! Bang Zul keren!"Della mendecak. Hanya karena Zul mengangkat dua galon isi penuh secara bersamaan. Para mahasiswi itu tampak kagum. Padahal, wajar saja Zul kuat. Dia polisi yang terlatih secara fisik dan mentalnya.Della malas berada di situ. Beringsut ke belakang. Duduk di kursi kayu dekat kolam ikan. Melempar kerikil ke kolam. Yang langsung disambut para ikan, karena mengira itu makanan yang diberikan pada mereka. Yah, tipuan yang menyebalkan bagi kaum ikan."Kau tidak bermaksud membunuh mereka kan?"Della tersentak. Spontan menoleh. Kembali membuang wajah saat t

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Tak Ingin Berhenti

    Sungguh menarik perhatian. Itulah yang Niswah dan Arjun pikirkan melihat kejadian ganjil tadi pagi. Bagaimana bisa, Della dan Zul yang mereka kenal sebagai sepasang kekasih, tapi malah berangkat kerjanya dengan pasangan yang berbeda?"Lihat kan tadi?"Arjun mengangguk. Mereka sedang menghabiskan waktu berdua. Tidak ada yang protes. Ya kali mereka mau mendemo dosen sendiri. Taruhannya nilai, uy. Yah, meskipun Arjun juga tidak akan melakukan hal selicik itu."Aneh deh. Masak kalau cuma alesan tempat kerja yang beda, mereka berangkatnya pisah sih? Mana yang dibonceng lawan jenis lagi.""Perempuan tadi bukan polisi, Nis. Dari seragamnya dia karyawan biasa.""Iya, maksudku itulah, pokoknya. Aneh aja gitu. Apa, mereka lagi ada masalah ya? dilihat juga, bang Zul sama mbak Della kayak lagi jaga jarak kan?""Mereka emang lagi ada masalah. Cuma, aku kira sudah baikan. Ternyata belum toh.""Ih, jadi pengen deketin mereka lagi loh. Mereka kan pasangan serasi. Pacaran juga udah lama. Sayang kalau

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Dipermalukan

    Sampai di rumah, para mahasiswa itu sudah di depan. Ada yang menyapu, ada pula yang mencabuti rumput. Zul jadi malu sendiri dengan keadaan rumahnya yang memang tidak terawat. Tidak ada waktu, juga malas. Biasalah, pria lajang yang hidup sendiri, biasanya begitu. Zul ikut bergabung bersama mereka. Hari ini, dia berangkat agak siang saja.Selesai berberes, sarapan diadakan di rumah pak lurah. Tentunya sarapan kali ini lebih ramai dengan mereka yang baru datang...Pukul setengah delapan kurang sepuluh menit, Kevin datang menjemput. Merasa heran dengan keadaan ramai rumah Della. Dia sampai bengong dan tak berani memanggil. Mahasiswi muda yang sedang berkumpul di teras. Sepertinya mereka sedang musyawarah. Tapi, demi mendengar suara motor, mereka sontak menoleh. Membuat Kevin salah tingkah karena menjadi pusat perhatian."Cari siapa, Mas?" tanya mahasiswi berjilbab krem."Oh? S-saya? Saya nyari ... Em ... Mbak Della.""Oh. Mbak Della."Gadis berjilbab krem itu menjawil temannya. "Panggil

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Sebuah Terkaan

    Jika pagi yang kemarin Zul hanya sendiri, maka pagi ini dia disambut dengan keriuhan. Para mahasiswa yang antre di kamar mandinya dengan wajah kusut khas bangun tidur."Pagi, Bang."Zul mengangguk. Duduk di salah satu kursi, ikut mengantri."Duluan saja, Bang."Zul mengibaskan tangannya, pertanda tidak perlu. Nertanya tak menangkap keberadaan Arjun diantara para mahasiswa itu."Dimana dosenmu?" tanya Zul dengan suara serak parau."Oh, pak Arjun sudah bangun dari tadi, bang. Kayaknya keluar tadi. Mungkin ke masjid," terang salah satu mahasiswa dengan dagu lancip. Yang kalau tidak salah namanya Ilham.Zul tertegun. Sangat berbeda dengan dirinya. Yang hanya ke masjid jika sempat saja. Zul menyadari, dibanding dirinya, Arjun memang lebih baik. Dan sangat cocok untuk Niswah yang mempunyai background agama kuat.Tidak Zul. Ingat dengan tekadmu. Cinta lama itu sudah hilang. Kini yang terpenting adalah mendapatkan kembali hati Della untuknya.Adzan subuh berkumandang. Syukurlah antrian tidak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pembicaraan Malam

    Keseluruhan mahasiswa KKN ada enam belas. Enam laki-laki, dan sepuluh perempuan. Delapan tinggal di kediaman lurah Yogi, dan delapan yang lainnya tinggal di dusun sebelah. Karena kebetulan rumah dinas Zul dekat dengan kediaman pak Yogi, jadi, tiga laki-laki, ditambah Arjun, akhirnya tinggal di rumah dinas Zul. Supaya lebih menjaga para kaum hawa, itu kata Arjun. Padahal, aslinya dia tidak rela kalau istrinya tinggal seatap dengan teman prianya itu. Hal yang disetujui oleh Zul, dan yang lainnya. Tentunya, Zul dengan alasan yang sama. Tak mau Della kecantol dengan salah satu anak KKN itu, atau malah anak KKn yang kecantol Della."Mas Zul sudah lama disini?" Obrolan ringan kala malam hari. Yang lain sudah tidur, mungkin lelah setelah perjalanan panjang tadi siang."Hm. Lumayan. Sudah cukup lumayan lama sih."Arjun manggut-manggut. Menyeruput hot chocolate buatannya. Berhubung dia tidak suka kopi, jadi dia membawa sendiri susu cokelat dari rumah."Istrimu, sudah berapa bulan?" Maafkan Z

DMCA.com Protection Status