Share

Mengenai Kita

Author: FitriElmu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Malam ini cerah sekali. Taburan milyaran atau bahkan trilyunan bintang menjadi sebab indahnya langit malam ini. Zul sempat mendongak singkat tadi saat hendak menutup tirai jendela kamarnya. Tapi karena selama di kota dia jarang mendapati pemandangan seindah ini, rasanya sayang kalau disia-siakan begitu saja. Akhirnya, Zul memutuskan untuk keluar.

Membawa cup kopi yang masih mengepulkan asap dengan aroma khas yang menguar menyegarkan, juga tak lupa kamera kesayangan di tangannya, Zul mendaratkan pantatnya di teras depan. Meletakkan cup kopi itu di sampingnya. Lalu bersiap men-setting kameranya. Dia tertarik dengan trend baru-baru yang merekam benda-benda langit dengan cara dibuat seperti sebuah reels. Mengarahkan objek yang pas, Zul memulai rekamannya.

Ini pukul setengah sembilan malam, seharusnya belum terlalu malam. Tapi nuansa di desa memang lebih sepi daripada di kota yang tak pandang jam berapapun, selalu hiruk pikuk dengan aktifitasnya yang seakan enggan berhenti.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kesempatan

    "Apa jika aku katakan, aku tidak bisa tanpamu, kau mau memberi kesempatan lagi?" Sudahlah. Lupakan apa itu harga diri. Zul kehilangannya. Dia tidak bisa menahan perasaannya lebih lama lagi. Bahkan, ini lebih mendebarkan dari saat pertama kali mengungkapkan cinta. Rasanya tajam dan menusuk. Menyakitkan."Tidak ada yang perlu dibahas," tegas Della, memalingkan wajahnye ke arah lain. "Coba katakan, kemana kamu saat aku meminta keseriusanmu? Aku bahkan nyaris seperti pengemis yang meminta cinta tapi kamu abaikan," tambahnya dengan ketegasan nyata.Zul menunduk. Benar, kemana dirinya saat itu? Bodoh sekali, dirinya malah sibuk dengan perasaan sendiri. Mengejar wanita yang bahkan tidak mengerti akan hadirnya, dan mengabaikan yang jelas-jelas sudah menerimanya apa adanya. Rasa sakit yang dulu Della rasakan, kini berbalik menusuknya. Dengan pisau yang berkali lebih tajam."Aku minta maaf ... Aku menyesal, Dell. Sekarang, jika kamu mau, ayo menikah," ucapnya penuh harap.Kekehan sinis terdeng

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kebohongan

    Paginya diawali dengan senyum lebar. Sampai Ika dan ibunya terheran melihat keceriaan sang polisi tampan yang tidak seperti biasanya. "Pagi, bu, pagi ..."Ika dan ibunya saling pandang. Kesambet apa coba, pria tegap ini. Namun, keduanya hanya menggeleng. Zul bersiul kecil. Padahal dia sudah rapi, tapi malah duduk di teras. Pandangannya tertuju pada rumah samping. Begitu juga senyum lebar yang tak putus-putus terukir."Mas polisi, ini jadi berangkat atau tidak?" tanya ibunya Ika."Sebentar lagi, Bu." Zul menjawab dengan pandangan yang masih tertuju pada rumah samping. Kita semua tahu alasannya. Zul sengaja menunggu wanitanya keluar dulu dari tempat persembunyiannya.Tak lama, terdengar deru suara motor datang. Zul langsung beranjak dari duduknya. Tersenyum lebar. Padahal yang datang itu Kevin. Lebih aneh lagi, Zul langsung menghampiri Kevin. Menyapa pria yang sempat dianggapnya saingan itu."Butuh uang untuk isi bensin?" tawarnya tiba-tiba. Kevin menatap heran pada pria yang dia keta

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Fakta Menyakitkan

    Ika melirik pria di sampingnya dengan raut masam. Bagaimana tidak, selepas Zul menjemputnya dari tempat kerja, mereka tidak langsung pulang. Melainkan pria itu membawanya ke rumah makan tempat Della kerja. Mereka tidak mampir, hanya mobil Zul terparkir di depan. Ika hendak protes, tapi dia tidak punya hak apa-apa. Dia hanya menumpang pada pria tersebut.Dari raut wajah sang pria, dapat dia tebak, pria itu menaruh rasa pada perempuan yang masih kerabat jauhnya tersebut. Ika cemburu, dia yang suka pada pria itu, kenapa Zul malah menyukai Della yang selama ini terlihat sok judes. Ah, kalau boleh jujur, sebenarnya Ika tidak menyukai Della dari dulu. Gadis itu sering dibanding-bandingkan dengan wanita itu. Terutama, dalam segala segi, Della memang lebih unggul dari dirinya. Dia yang pendiam, tidak punya kesempatan untuk mengeksplor potensinya. Della memang lebih tua darinya, tapi Ika benci perempuan itu."Ah, sepertinya dia sudah mau pulang," tukas Zul, tersenyum sumringah. Ika tak menyahu

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pilih Mana?

    Zul tidak main-main dengan pernyatannya. Pria itu membuktikan keseriusannya pada sang gadis. Membuat kebimbangan Della semakin menjadi. Jujur saja, sebenarnya dia masih ada rasa dengan pria tersebut. Hanya saja, rasa sakit karena sikap Zul padanya dulu, memberi ketakutan tersendiri bagi Della untuk kembali mempercayai Zul.Hari ini, pamannya meminta Della untuk izin tidak berangkat bekerja. Akan ada tamu dari sebuah universitas yang akan mengadakan KKN. Dia dan beberapa pemuda pemudi desa akan mengadakan acara penyambutan di balai desa nanti. Ditambah, Della didapuk punya pengalaman yang lebih.Dela sudah bersiap, menunggu pamannya yang entah sejak tadi repot sendiri. Padahal, biasanya perempuan lah yang suka mengulur waktu. Della menunggu di ruang depan. Memainkan ponselnya. Suara klakson di luar membuat atensinya teralih. Jelas saja dia paham suara mobil tersebut. Tubuhnya menegang otomatis. Rasanya masih aneh setiap kali mendengar apapun tentang pria tetangganya itu."Assalamu'ala

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Ayo Nikah Sekarang

    "N-Niswah," gumam Zul tertahan. Gadis di seberang sana masih sama seperti dulu, ceria dan ramah.Tak dinyana, gadis yang sudah menikah itu menoleh ke arahnya. Raut terkejut, nampak di wajahnya. Juga, senyum menyapa yang tak pernah berubah."Bang Zul. Loh, disini ternyata?" Niswah menghampiri keberadaan dirinya. Menimbulkan heran pada yang lainnya."Ah, iya. Em, apa kabar?""Alhamdulillah. Bang Zul juga lama loh, gak ada kabarnya. Ish!" Masih sama seperti Niswah yang dikenalnya saat masih remaja. Cenderung manja dari nada suaranya.Zul tersenyum canggung. "Iya, disini lumayan sibuk, Nis. Abangmu, sama mbak Dinda baik kan?""Iya, Bang. Alhamdulilah.""Em ... Itu, rombonganmu?" pertanyaan basa basi yang bodoh. Zul merutuki pertanyaannya yang terlanjur lolos tersebut."Ya jelas toh, Bang. Namanya juga bareng sama mereka. Haha."Zul mengulas tawa sumbangnya."Nis!"Panggilan yang membuat keduanya menoleh. Seorang pria yang nampak sama terkejutnya dengan Niswah tadi."Jangan pisah. Gabung

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pembicaraan Malam

    Keseluruhan mahasiswa KKN ada enam belas. Enam laki-laki, dan sepuluh perempuan. Delapan tinggal di kediaman lurah Yogi, dan delapan yang lainnya tinggal di dusun sebelah. Karena kebetulan rumah dinas Zul dekat dengan kediaman pak Yogi, jadi, tiga laki-laki, ditambah Arjun, akhirnya tinggal di rumah dinas Zul. Supaya lebih menjaga para kaum hawa, itu kata Arjun. Padahal, aslinya dia tidak rela kalau istrinya tinggal seatap dengan teman prianya itu. Hal yang disetujui oleh Zul, dan yang lainnya. Tentunya, Zul dengan alasan yang sama. Tak mau Della kecantol dengan salah satu anak KKN itu, atau malah anak KKn yang kecantol Della."Mas Zul sudah lama disini?" Obrolan ringan kala malam hari. Yang lain sudah tidur, mungkin lelah setelah perjalanan panjang tadi siang."Hm. Lumayan. Sudah cukup lumayan lama sih."Arjun manggut-manggut. Menyeruput hot chocolate buatannya. Berhubung dia tidak suka kopi, jadi dia membawa sendiri susu cokelat dari rumah."Istrimu, sudah berapa bulan?" Maafkan Z

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Sebuah Terkaan

    Jika pagi yang kemarin Zul hanya sendiri, maka pagi ini dia disambut dengan keriuhan. Para mahasiswa yang antre di kamar mandinya dengan wajah kusut khas bangun tidur."Pagi, Bang."Zul mengangguk. Duduk di salah satu kursi, ikut mengantri."Duluan saja, Bang."Zul mengibaskan tangannya, pertanda tidak perlu. Nertanya tak menangkap keberadaan Arjun diantara para mahasiswa itu."Dimana dosenmu?" tanya Zul dengan suara serak parau."Oh, pak Arjun sudah bangun dari tadi, bang. Kayaknya keluar tadi. Mungkin ke masjid," terang salah satu mahasiswa dengan dagu lancip. Yang kalau tidak salah namanya Ilham.Zul tertegun. Sangat berbeda dengan dirinya. Yang hanya ke masjid jika sempat saja. Zul menyadari, dibanding dirinya, Arjun memang lebih baik. Dan sangat cocok untuk Niswah yang mempunyai background agama kuat.Tidak Zul. Ingat dengan tekadmu. Cinta lama itu sudah hilang. Kini yang terpenting adalah mendapatkan kembali hati Della untuknya.Adzan subuh berkumandang. Syukurlah antrian tidak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Dipermalukan

    Sampai di rumah, para mahasiswa itu sudah di depan. Ada yang menyapu, ada pula yang mencabuti rumput. Zul jadi malu sendiri dengan keadaan rumahnya yang memang tidak terawat. Tidak ada waktu, juga malas. Biasalah, pria lajang yang hidup sendiri, biasanya begitu. Zul ikut bergabung bersama mereka. Hari ini, dia berangkat agak siang saja.Selesai berberes, sarapan diadakan di rumah pak lurah. Tentunya sarapan kali ini lebih ramai dengan mereka yang baru datang...Pukul setengah delapan kurang sepuluh menit, Kevin datang menjemput. Merasa heran dengan keadaan ramai rumah Della. Dia sampai bengong dan tak berani memanggil. Mahasiswi muda yang sedang berkumpul di teras. Sepertinya mereka sedang musyawarah. Tapi, demi mendengar suara motor, mereka sontak menoleh. Membuat Kevin salah tingkah karena menjadi pusat perhatian."Cari siapa, Mas?" tanya mahasiswi berjilbab krem."Oh? S-saya? Saya nyari ... Em ... Mbak Della.""Oh. Mbak Della."Gadis berjilbab krem itu menjawil temannya. "Panggil

Latest chapter

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   (End) Lo_Ve

    Zul dan Della rencananya akan tinggal sendiri. Sekarang, mereka masih bulan madu sambil menikmati Winter di Osaka. Setelah pulang, mereka tinggal di apartemen. Zul tengah menyiapkan rumah yang akan mereka tinggali nanti. Della sendiri, kembali bekerja di perusahaan Dinda. Tentu saja setelah Dinda memintanya dengan teramat. Lagipula, potensi Della di perusahaan memang besar. Jadi, tak bukan hanya atas dasar persahabatan semata. Zul juga sudah menceritakan sesuatu yang membuatnya mengganjal dulu. Tentang dia yang pernah tertarik ape Niswah. Awalnya Zul tidak mau cerita, karena takut Della cemburu. Tapi wanita itu memaksanya. Daripada memicu perang dunia di tengah pernikahan seumur jagung mereka, Zul mengalah. Della sempat kaget dan cemburu, tapi Zul berhasil meyakinkan bahwa itu hanya perasaan lewat. Cintanya pada Della lebih besar dan segalanya. Della masih cemburu, tapi dia percaya Zul. Zul sudah membuktikan bahwa perasaan pria itu sudah sepenuhnya tertuju padanya.Hari ini, mereka m

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Akhir Kisah

    Niswah dan Arjun yang merencanakannya. Sepasang suami istri itu tidak tahan melihat hubungan dingin dua manusia dewasa itu. Satunya terlalu tinggi ego, dan satunya yang cenderung pasrah. Dan sangat kebetulan, bertepatan dengan itu, Zul mendapat promosi. Masa mutasinya dipercepat. Dia kembali mengabdi di kantor pusat. Kinerjanya memang bagus. Hanya sempat lalai karena patah hatinya.Sebenarnya, Zul mau berpamitan pada Della. Tapi Niswah melarangnya. Wanita yang sempat singgah di hatinya itu bilang, Zul harus tegas. Sesekali Della harus disentil egonya. Dengan cara menjauhinya. Seolah Zul sudah menyerah pada perasaannya. Awalnya Zul tidak setuju. Dia takut, Della justru semakin jauh darinya. Tapi Niswah juga tak kalah memaksa. Bagaimanapun juga, dia sesama wanita. Dia tahu, apa yang ditakutkan oleh kaum wanita keras kepala. Dia cinta, hanya saja ego tinggi mengalahkan perasaannya sendiri. Niswah bahkan berani menjamin, akan menebusnya seandainya rencananya gagal. Karena Niswah juga yak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kejutan Mendebarkan

    "Jangan pergi...."Jantung Della terasa berdegup kencang. Dia juga tidak ingin pergi. Tapi, keadaan sudah berbeda. Zul sudah bertunangan dengan wanitanya. Harusnya dia tak ada disini. Ini acara pentingnya.Della melepas pelukan Zul darinya. Menghindarkan wajahnya dari pandangan Zul."Pergilah," ucapnya lirih. Menahan isakan yang sebentar lagi kembali pecah."Kenapa? Kau tidak suka aku mendatangimu?" ucap Zul tanpa penekanan.Della menggeleng. Dia tidak berani menatap pandang Zul. Dia takut perasaannya semakin hancur saat sadar pria itu tidak bisa dia harapkan lagi."Kembalilah. Itu acaramu. Tak seharusnya kamu malah disini."Zul mengerutkan dahinya. Mencerna perkataan Della."Acaraku? Ini acara ki ..." Zul menghentikan ucapannya. Berdehem kecil. Lantas menarik tangan Della. Memaksa mengikuti langkah lebarnya."Zul, lepas. Kau mau membawaku kemana?" tolak Della. Zul bergeming. Dia justru mengeratkan genggamannya. Tak akan membiarkan wanita ini kabur lagi."Niatmu datang kesini untuk me

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Jangan Pergi

    Perjalanan ke kota cukup menyita waktu. Terutama karena Della hanya menggunakan angkutan umum. Dari satu bis ke bis yang lain. Pikirannya kacau. Dia tak bisa berfikir jernih lagi. Di pikirannya hanya satu. Dia tak mau terlambat. Berharap perjodohan itu belum dilaksanakan.Sepanjang jalan Della menangis. Membuat penumpang lain melihatnya heran. Penampilannya lebih mirip gadis yang kabur dari rumah. Karena dia membawa ransel ukuran sedang untuk pakaiannya. Tak ada yang menanyainya, sungkan terlebih dahulu.Jika dipikir, Della seperti tak punya malu. Dulu, dia yang menarik ulur perasaan Zul. Sampai pria itu hanya bisa memendam lukanya dalam senyum perjuangan. Memang, Della berhak marah karena Zul yang dulu. Tapi, bukankah Zul sudah meminta maaf? Bukan hanya sekali dua kali. Bahkan sering. Zul juga menunjukkan tekad yang kuat. Bahwa dia serius dengan lamarannya untuk menikahi dirinya. Tapi egonya terlalu besar untuk memaafkan Zul. Membiarkan pria itu tersiksa dengan perasaannya. Sekarang,

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Menyadarinya

    Della tidak tahu, entah sampai kapan dia bisa bertahan dengan hubungan aneh ini. Dia cemburu setiap kali melihat kedekatan Zul dan Ika. Tapi dia sendiri sadar diri, yang juga dekat dengan Kevin. Egonya memang keterlaluan besarnya. Dan, ternyata itu tidak hanya berlaku untuk Ika semata. Nyatanya Della juga cemburu saat Zul dekat dengan para mahasiswi itu. Dia kesal hanya dengan melihat Zul tertawa renyah pada mereka. "Wow! Bang Zul keren!"Della mendecak. Hanya karena Zul mengangkat dua galon isi penuh secara bersamaan. Para mahasiswi itu tampak kagum. Padahal, wajar saja Zul kuat. Dia polisi yang terlatih secara fisik dan mentalnya.Della malas berada di situ. Beringsut ke belakang. Duduk di kursi kayu dekat kolam ikan. Melempar kerikil ke kolam. Yang langsung disambut para ikan, karena mengira itu makanan yang diberikan pada mereka. Yah, tipuan yang menyebalkan bagi kaum ikan."Kau tidak bermaksud membunuh mereka kan?"Della tersentak. Spontan menoleh. Kembali membuang wajah saat t

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Tak Ingin Berhenti

    Sungguh menarik perhatian. Itulah yang Niswah dan Arjun pikirkan melihat kejadian ganjil tadi pagi. Bagaimana bisa, Della dan Zul yang mereka kenal sebagai sepasang kekasih, tapi malah berangkat kerjanya dengan pasangan yang berbeda?"Lihat kan tadi?"Arjun mengangguk. Mereka sedang menghabiskan waktu berdua. Tidak ada yang protes. Ya kali mereka mau mendemo dosen sendiri. Taruhannya nilai, uy. Yah, meskipun Arjun juga tidak akan melakukan hal selicik itu."Aneh deh. Masak kalau cuma alesan tempat kerja yang beda, mereka berangkatnya pisah sih? Mana yang dibonceng lawan jenis lagi.""Perempuan tadi bukan polisi, Nis. Dari seragamnya dia karyawan biasa.""Iya, maksudku itulah, pokoknya. Aneh aja gitu. Apa, mereka lagi ada masalah ya? dilihat juga, bang Zul sama mbak Della kayak lagi jaga jarak kan?""Mereka emang lagi ada masalah. Cuma, aku kira sudah baikan. Ternyata belum toh.""Ih, jadi pengen deketin mereka lagi loh. Mereka kan pasangan serasi. Pacaran juga udah lama. Sayang kalau

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Dipermalukan

    Sampai di rumah, para mahasiswa itu sudah di depan. Ada yang menyapu, ada pula yang mencabuti rumput. Zul jadi malu sendiri dengan keadaan rumahnya yang memang tidak terawat. Tidak ada waktu, juga malas. Biasalah, pria lajang yang hidup sendiri, biasanya begitu. Zul ikut bergabung bersama mereka. Hari ini, dia berangkat agak siang saja.Selesai berberes, sarapan diadakan di rumah pak lurah. Tentunya sarapan kali ini lebih ramai dengan mereka yang baru datang...Pukul setengah delapan kurang sepuluh menit, Kevin datang menjemput. Merasa heran dengan keadaan ramai rumah Della. Dia sampai bengong dan tak berani memanggil. Mahasiswi muda yang sedang berkumpul di teras. Sepertinya mereka sedang musyawarah. Tapi, demi mendengar suara motor, mereka sontak menoleh. Membuat Kevin salah tingkah karena menjadi pusat perhatian."Cari siapa, Mas?" tanya mahasiswi berjilbab krem."Oh? S-saya? Saya nyari ... Em ... Mbak Della.""Oh. Mbak Della."Gadis berjilbab krem itu menjawil temannya. "Panggil

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Sebuah Terkaan

    Jika pagi yang kemarin Zul hanya sendiri, maka pagi ini dia disambut dengan keriuhan. Para mahasiswa yang antre di kamar mandinya dengan wajah kusut khas bangun tidur."Pagi, Bang."Zul mengangguk. Duduk di salah satu kursi, ikut mengantri."Duluan saja, Bang."Zul mengibaskan tangannya, pertanda tidak perlu. Nertanya tak menangkap keberadaan Arjun diantara para mahasiswa itu."Dimana dosenmu?" tanya Zul dengan suara serak parau."Oh, pak Arjun sudah bangun dari tadi, bang. Kayaknya keluar tadi. Mungkin ke masjid," terang salah satu mahasiswa dengan dagu lancip. Yang kalau tidak salah namanya Ilham.Zul tertegun. Sangat berbeda dengan dirinya. Yang hanya ke masjid jika sempat saja. Zul menyadari, dibanding dirinya, Arjun memang lebih baik. Dan sangat cocok untuk Niswah yang mempunyai background agama kuat.Tidak Zul. Ingat dengan tekadmu. Cinta lama itu sudah hilang. Kini yang terpenting adalah mendapatkan kembali hati Della untuknya.Adzan subuh berkumandang. Syukurlah antrian tidak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pembicaraan Malam

    Keseluruhan mahasiswa KKN ada enam belas. Enam laki-laki, dan sepuluh perempuan. Delapan tinggal di kediaman lurah Yogi, dan delapan yang lainnya tinggal di dusun sebelah. Karena kebetulan rumah dinas Zul dekat dengan kediaman pak Yogi, jadi, tiga laki-laki, ditambah Arjun, akhirnya tinggal di rumah dinas Zul. Supaya lebih menjaga para kaum hawa, itu kata Arjun. Padahal, aslinya dia tidak rela kalau istrinya tinggal seatap dengan teman prianya itu. Hal yang disetujui oleh Zul, dan yang lainnya. Tentunya, Zul dengan alasan yang sama. Tak mau Della kecantol dengan salah satu anak KKN itu, atau malah anak KKn yang kecantol Della."Mas Zul sudah lama disini?" Obrolan ringan kala malam hari. Yang lain sudah tidur, mungkin lelah setelah perjalanan panjang tadi siang."Hm. Lumayan. Sudah cukup lumayan lama sih."Arjun manggut-manggut. Menyeruput hot chocolate buatannya. Berhubung dia tidak suka kopi, jadi dia membawa sendiri susu cokelat dari rumah."Istrimu, sudah berapa bulan?" Maafkan Z

DMCA.com Protection Status