Aveline terlalu percaya diri akan keberhasilannya menggoda hati Cassian, nyatanya ada wanita lain di hati suaminya itu.. ~~~ Sayangnya tidak sama sekali.. Salahkan saja pada ponsel Cassian yang terus saja berdering. Membuat pasangan suami istri itu mau tidak mau menghentikan kegiatan mereka. “Halo kenapa?” Suara Cassian terdengar ketus dan tak suka. Tentu saja. Siapa yang suka kalau kegiatannya diganggu? Untung saja Randy menelfon karena ada urusan penting. Kalau tidak, Cassian akan membebankannya dengan segala pekerjaan sebagai hukuman. Sementara Cassian asyik berbicara di telepon, Aveline tidak berniat untuk mencari tahu dengan siapa. Dia merasa sangat malu sekarang. Bahkan, kedua tangannya tengah menutupi wajahnya yang diyakininya kini memerah seperti tomat busuk. Apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Cassian akhir-akhir ini? Aveline merasa sangat terkejut. Semuanya terasa terlalu tiba-tiba menurutnya. Sikap Cassian memang berubah sedikit demi sedikit dan itu membuat Aveline b
Aveline memutuskan untuk menenangkan diri di tepi pantai, namun karena sesuatu hal dia tidak bisa kembali lebih cepat. ~~~ Hal yang paling dibenci Aveline adalah sisi pengecutnya. Dia lebih memilih untuk berkutat dengan spekulasinya sendiri tanpa mencari tau dulu kebenarannya. Seperti saat ini. Bukannya menghampiri Cassian dan memperkenalkan dirinya, like “Hai aku Aveline. Aku istrinya Cassian. kamu siapa, yah?”, Aveline justru berbalik dan membawa semua rasa campur aduk yang dirasakannya sekarang. Hiks hiks Terduduk di tepi pantai yang sunyi, air mata Aveline tak tertahankan lagi. Dia sungguh tidak memperkirakan kalau Cassian punya cintanya sendiri. Pantas saja Cassian menginginkan perceraian mereka setelah satu tahun. Ternyata dia memiliki rumahnya sendiri. “Kita harus gimana, baby?” Isak Aveline sambil mengusap perutnya. “Ayah punya orang yang dia cintai. Apa kita harus lepasin ayah? Tapi kita juga kan butuh ayah..” Tangis Aveline semakin kencang saja. Bagaimana bisa dia melep
Aveline salah tingkah sendiri saat Cassian bertingkah manis seperti ini.. ~~~ Ra.. Sera.. Aveline tidak mungkin salah mendengar panggilan itu dari Cassian, kan? Panggilan itu adalah panggilan Cassian untuknya dulu karena Cassian tidak ingin repot-repot memanggilnya Aveline, seperti orang lain memanggilnya. Bagi Cassian, nama Aveline begitu susah diucapkan oleh lidahnya. Jadi dia memutuskan untuk memanggil Aveline dengan nama tengahnya, Seraphina, yang dipenggalnya menjadi Sera. Tapi saat mereka menikah, Aveline tidak pernah mendengar panggilan itu lagi dari Cassian. Seakan tak ingat dengan panggilan itu, Cassian justru ikut memanggilnya dengan Aveline. Padahal Aveline dulunya merasa spesial karena Cassian memanggilnya berbeda dengan yang lain. “Kenapa?” Tanya Cassian saat Aveline tidak berhenti menatapnya dari tadi. Saat ini, Cassian tengah membantu memasangkan Aveline sebuah mantel lain yang dibawanya. Aveline sudah menolak untuk dipasangkan oleh Cassian karena dia merasa aneh.
Aveline mendesah lelah. Kenapa suaminya berubah jadi maniak sekarang? ~~~ Kruyukk Aveline terbangun dari tidurnya dan memegang perutnya yang terasa lapar. Gara-gara kejadian tadi, dia dan Cassian sampai melupakan makan malam mereka. Mengingat kejadian tadi, membuat pipi Aveline memerah. Bagaimana Cassian memperlakukannya dengan lembut, membuatnya terbuai, dan membuatnya merasakan kasih sayangnya. Ah sudahlah. Aveline semakin malu saja saat mengingatnya. Lebih baik sekarang dia mencari makanan pengganti makan malam mereka. “Apa disini ada layanan antar makanan, yah?” Gumam Aveline saat melihat jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan waktu lewat tengah malam. Aveline menyingkap selimutnya dan memindahkan tangan Cassian yang membelit pinggangnya dengan hati-hati, berusaha untuk tidak membangunkan suaminya itu. “Mau kemana?” Aveline berbalik menatap Cassian yang menatapnya sayu. Sepertinya pergerakannya yang sudah diusahakan sehati-hati mungkin, membangunkan Cassian. “Aku l
Cassian: Kamu punya rencana lagi? (Aveline menggeleng dengan panik) ~~~ "Udah mau pulang aja kalian? Baru nginep semalam, masa balik sih?" Ujar Samuel mengeluh sambil menatap Aveline dan Cassian yang tengah berdiri di samping mobil Cassian, lengkap dengan koper mereka. Dua hari ini adalah liburan bersama, dan Cassian juga Aveline akan kembali yang hanya numpang tidur satu malam di villa? Benar-benar buang energi. "Yah mau gimana lagi, Sam. Ada kerjaan mendadak dari Randy." Ujar Cassian sambil menyerahkan kunci villa yang ditempatinya bersama Aveline. Samuel berdecak. "Sok banget udah punya perusahaan sendiri, malah ngurusin perusahaan besar. Jadinya kan gak bisa nikmatin liburan." Samuel tidak menyadari kalau kata-katanya menyinggung Aveline. "Aku masuk ke mobil duluan, yah.." ujarnya dengan tersenyum tipis. Tanpa menunggu balasan mereka, Aveline masuk ke dalam mobil. Meninggalkan kopernya di luar. Biarlah Cassian yang memasukkannya nanti. Cassian menyadari apa yang terjadi pada
Baru saja hubungan pasutri ini membaik, tapi entah kenapa ujian sekaligus ancaman menghampiri keduanya.. ~~~ Mobil yang ditumpangi Aveline dan Cassian tiba di rumah mereka. Aveline turun terlebih dahulu, berikut dengan senyum di wajahnya. “Waduh.. waduh.. cerah banget kalian. Honneymoon satu malamnya sukses pasti.” Ujar Ibu Diana di teras depan, menyambut anak dan menantunya. Aveline tersipu, rona merah muncul di wajahnya jika mengingat kenangan tadi malam. Sementara itu Cassian tidak terpengaruh dengan godaan ibunya. “Tolong bawa koper ke kamar, yah, pak!” Perintah Cassian yang diangguki oleh pelayan yang tadi dipanggilnya. Setelah memastikan kopernya sudah dibawa, Cassian kembali menoleh pada ibunya. “Randy belum dateng, bu?” Tanyanya saat tida melihat mobil Randy dimanapun. Padahal Randy tadi sudah mewanti-wanti dirinya untuk segera bersiap, karena mereka akan berangkat tepat setelah Cassian sampai di rumah. Mendengar itu, Aveline merengut kesal dan khawatir kalau Cassian aka
Dasar Wanita, racun dunia.. ~~~ “Tadi kak Valen kesini loh, bang.” Seru Adelia memecah kesunyian di meja makan. Adelia, Cassian, Aveline dan Ibu Diana tengah menikmati makan malam mereka saat ini. “Valen? Ngapain Valen kesini?” Tanya Cassian sambil mengerutkan keningnya. “Tadi kan nebeng temen aku yang mau kesini, trus aku minta diturunin di MI aja karena mau beli sesuatu. Eh pas pulang, gak sengaja ketemu sama Kak Valen. Trus dia nawarin tumpangan. Jadinya aku iyain aja.” “Oh ya?” Cassian terdengar tertarik, membuat Aveline penasaran. Siapa itu Valen? Kenapa Adelia kedengarannya dekat dengan dia? Adelia mengangguk antusias. “Dia juga tadi nyariin abang, tapi kata ibu abang ada kerjaan.” Ujar Adelia. “Emangnya kerjaan apa hari minggu ini, bang?” “Hemm. Ada meeting penting.” Ujar Cassian sembari menyuapkan makanan ke mulutnya dengan tidak minat. Aveline yang menyadari itu tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Makanannya gak enak, yah?” Tanya Aveline. Pasalnya hampir semua menu
Mereka tau etika bertamu di rumah orang tidak, sih? ~~~ Dasar Wanita, racun dunia.. Cassian menggeram sambil menenggelamkan wajahnya di Pundak Aveline. Dia tidak boleh terpengaruh. Pekerjaan ini penting bagi Rinaldi Corp. dan bolos hari ini bisa berdampak buruk bagi perusahaan papa mertuanya itu. “Kamu gak bisa pengaruhin aku, Ave. Ini masalah profesionalitas dan tanggung jawab. Gak bisa dihubungkan dengan kehidupan pribadi.” Ucap Cassian dengan suara teredam karena masih belum mengangkat kepalanya. Dia berusaha mempertahankan dirinya untuk tidak terpengaruh dengan godaan istrinya ini. Meskipun itu sulit. Aveline lagi-lagi berdecak. Suaminya ini benar-benar gila kerja. Tapi Aveline juga tidak akan menyerah secepat itu. “Yaudah..” Ujar Aveline yang membuat Cassian mengangkat kepalanya. Aveline tersenyum manis. “Tapi minum obat dulu, yah!” Cassian menggeleng. “Nanti ngantuk. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesain hari ini.” Aveline diam-diam mendengus. “Oke kalau gitu, aku bu