Share

Bab 211

Author: BELLA
Aku menatap wajah Tavon yang pucat. Ada ketakutan di matanya saat tangannya perlahan-lahan jatuh dari wajahku ke sisinya dengan pasrah.

Dengan betapa jelasnya ketakutan di matanya, kamu akan mengira dia baru saja melihat malaikat maut. Cambuk di tangan wanita itu seperti sabit yang siap merenggut jiwanya.

Dengan alat kelaminnya yang masih tergantung dari celana yang belum dikancing, dia berbalik menghadap wanita yang masih berdiri di ambang pintu. Dari sikap tegasnya, aku bisa menebak bahwa ekspresi di balik topengnya pasti menggelegar.

"Jessica, aku ...." Tavon mencoba menjelaskan dengan terbata-bata. Dia masih berjuang untuk menyusun kata-katanya ketika wanita yang dipanggil Jessica itu menyela dengan kasar. "Diam!"

Dengan langkah panjang dan cepat, Jessica menutup jarak di antara mereka dan sebelum aku bisa memproses apa yang sedang terjadi, dia mengangkat tangan yang memegang cambuk itu dan langsung melecutkannya ke bahu Tavon. Aku terengah dan tersentak ke belakang, jatuh terduduk
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 212

    Aku ternganga saat Tavon mulai tertawa terbahak-bahak, tawa yang dipenuhi kegembiraan yang mengerikan, tanpa jejak kewarasan atau akal sehat. Dalam sekejap, dia tampak lebih seperti makhluk yang dikuasai oleh nafsu paling rendah, diperbudak oleh hasratnya yang paling menjijikkan."Jessica, sayangku." Dia bersuara parau dan tertawa lagi. "Aku memang suka yang seperti ini, berikan aku lebih banyak, Sayang. Beri aku lebih banyak," desahnya dengan erangan keras. Alat kelaminnya mulai mengeras lagi, menegang secara cabul di balik pakaian acak-acakan yang masih terbuka.Jessica sedikit menoleh ke arahku, tatapan kami bertemu dan aku langsung mengerti. Aku segera bangkit berdiri, merasa jijik dan putus asa untuk melarikan diri dari sarang kebejatan ini. Dengan langkah hati-hati dan cepat, aku menyelinap keluar dari ruangan, menjauh dari kegilaan yang berlangsung di dalamnya.Aku buru-buru menutup pintu di belakangku, menghalangi erangan dan desahan Tavon yang menjijikkan, tetapi aku tidak bis

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 213

    Sudut pandang Sydney:"Bella, apa yang kamu lakukan di sini?" Aku berseru, tidak terlalu keras, tetapi cukup untuk menunjukkan ketidakpercayaanku. Jika ada orang yang lewat, mereka pasti bisa mendengar suaraku.Aku terperanjat saat tiba-tiba Bella menamparku dengan keras, telapak tangannya mendarat di pipiku tanpa peringatan. Aku tersentak mundur selangkah, refleks mengangkat tangan untuk menangkup pipiku yang kini terasa panas dan perih."Apa-apaan kamu?" seruku dengan marah, keterkejutan segera berubah menjadi nyala amarah yang mendidih dalam dadaku."Diam," bisiknya dengan dingin. Tatapannya yang sedingin es seperti biasa menusukku tanpa belas kasihan. "Sekarang aku dipanggil Jessica! Aku pikir aku tidak perlu menjelaskannya padamu."Bella dan aku memang saudara, tetapi kami tidak pernah benar-benar akur. Bahkan sedetik pun rasanya tidak pernah ada kedamaian di antara kami. Seharusnya aku tahu bahwa pertemuan tak terduga ini tidak akan membawa kebahagiaan atau rasa aman.Bukannya me

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 214

    Sudut pandang Sydney:"Aku datang ke sini karena ...." Aku mulai berbicara, lalu ragu-ragu. Meskipun kami terasing satu sama lain, rasanya aneh dan agak salah untuk mengungkapkan alasan sebenarnya aku berada di sini kepada Bella ... dari semua orang. Aku menghela napas perlahan dan akhirnya mengambil keputusan. Jika dia benar-benar bisa membantuku, dia harus tahu segalanya."Aku datang ke sini untuk balas dendam.""Balas dendam?" Jessica bertanya, kerutan marah dan jengkel di wajahnya akhirnya melunak, digantikan oleh rasa ingin tahu yang nyata dan ... penuh minat?"Balas dendam terhadap siapa tepatnya?" Dia menatapku dengan penuh selidik saat aku melangkah lebih dekat ke arahnya tanpa sadar. Melihat itu, dia langsung mundur selangkah, jelas merasa tidak nyaman dengan kedekatanku. Aku tidak bisa menahan tawa kecil melihat kewaspadaannya."Santai aja, aku nggak akan menggigit."Lalu aku mencondongkan tubuh ke depan, hingga bibirku hanya berjarak beberapa senti dari telinganya. Dengan su

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 215

    Aku terdiam, cukup yakin bahwa aku salah dengar. "Tunggu .... Kamu benar-benar mau membantuku dalam hal ini?" Aku tergagap, lebih dari sedikit terkejut.Jessica menyeringai, entah bagaimana membuat ekspresi tidak menyenangkan itu terlihat begitu memikat. "Kenapa nggak? Aku juga butuh hiburan baru buat mengusir kebosananku." Lalu dia menyeringai makin lebar."Dulu kamu pernah membantuku besar-besaran. Mencarikan pengacara top untukku, memberikan setumpuk uang, dan mobil yang keren itu. Anggap aja aku ingin membalas budimu setelah selama ini."Aku bisa bersumpah bahwa aku melihat sekilas senyum tulus menghiasi bibir penuhnya, meskipun hanya sesaat sebelum ekspresi mengejek yang familier kembali mengambil alih. "Jadi, beri tahu saja aku. Minta aku buat bantu kamu dengan rencana kecilmu itu. Aku mendengarkan ...."Aku teringat ketika dulu aku menyerahkan mobil dan kartu kreditku padanya. Aku sempat mempertimbangkan untuk menelepon polisi atau memblokir kartunya, tetapi pada akhirnya aku me

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 216

    Sudut pandang Sydney:Setelah Bella ... maksudku, Jessica dan aku melakukan sesi kecil untuk merancang rencana balas dendam, setidaknya sesuatu untuk memulai dan melihat bagaimana semuanya akan berjalan, Jessica membawaku ke kamar tamu.Di sana, aku mendapati barang-barangku sudah dipindahkan ke kamar itu. Aku bertanya-tanya bagaimana dia tahu, padahal dia tidak ada di sini saat aku datang. Aku memutuskan untuk bertanya padanya."Saat aku mendengar Tavon bersama seorang wanita, aku langsung bergegas ke sini. Aku segera memerintahkan pengurus rumah untuk memberitahuku kamar mana yang kamu tempati, jadi dia menunjukkan kamar tempat barang-barangmu dipindahkan.""Ketika aku melihat barang-barang wanita dan nggak menemukanmu di sana, aku langsung tahu si Mesum itu pasti sudah membawamu ke kamar itu," katanya tanpa jeda.Aku mengangguk pelan. Itu masuk akal. Setelah Jessica pergi, aku pun mandi. Aku bisa merasakan sakit yang hebat karena memar-memarku ini. Aku bahkan tidak berani menggosokn

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 217

    Aku mengangkat lenganku dan sedikit memutar punggungku untuk menunjukkan memar-memar yang mulai terasa panas ini, tetapi dia bahkan tidak melihat ke arahku. Matanya menatap kosong ke depan sambil menggertakkan gigi. Tangannya terkulai di sisi tubuhnya, lalu mengepal erat."Jessica lagi. Dia selalu merusak rencanaku!"Aku mengamati Dylan yang tampak kesal dengan Jessica karena selalu merusak rencana atau peluang besar yang mungkin dia miliki dengan Tavon.Dylan tidak terlihat sedang berpura-pura. Meski aku tahu bahwa saat Dylan masih berpura-pura menjadi Lucas dan kami berpacaran, dia belum pernah bertemu Bella. Namun, ada benih keraguan di hatiku, dan sebelum pagi ini, keraguan itu mulai tumbuh menjadi sesuatu yang besar.Aku menekan telapak tanganku ke dadaku dan sejenak menutup mata dengan lega. Syukurlah. Jika dia pernah bertemu Bella sebelumnya, maka kerja samaku dengan Bella akan menjadi bencana.Aku perlahan meletakkan tanganku di bahunya dan senang dia tidak menepisnya."Tapi ad

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 218

    Sudut pandang Bella:Membunuh Isaac dan meninggalkan tempat di mana aku tumbuh besar, menjauh dari segalanya dan semua orang yang pernah kukenal, seharusnya mengubah hidupku.Kupikir itu akan mudah. Ya, sebenarnya aku tidak sepenuhnya mengira ini akan mudah, tetapi dengan uang dan mobil yang kudapat dari Sydney, aku pikir itu akan membuat segalanya lebih ringan.Saat itu, aku ingat menjadi yang paling bahagia setelah sekian lama. Di satu titik, aku berpikir, 'Mungkin membunuh memang membuat orang lebih bahagia.'Karena aku merasakan kedamaian dan kebahagiaan mutlak ketika melihat Isaac terjatuh di depan penjara hari itu. Aku sudah mempersiapkan diriku untuk membusuk di penjara demi memastikan Isaac tidak akan pernah bisa bernapas atau ada lagi. Kehadirannya adalah luka konstan bagiku.Isaac menghancurkan segalanya ... seluruh hidupku. Jika aku tidak jatuh cinta padanya, aku pasti sudah memiliki kehidupan yang luar biasa dengan Mark sebagai suamiku, atau mungkin dengan seseorang yang le

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 219

    Sudut pandang Bella:Aku sama sekali tidak tahu bahwa aku sedang menjadi target hingga malam itu mereka menyerangku. Itu terjadi ketika aku sedang berjalan pulang dari toko kelontong kecil, membawa kantong-kantong belanja yang berat di kedua tanganku. Jalanan sepi dan remang-remang, aku merasa sendirian, hingga tiba-tiba mereka muncul, mengelilingiku. Sekelompok pria besar dan mengancam. Sebelum aku sempat berpikir untuk berteriak atau melarikan diri, mereka langsung menyerbuku.Awalnya, aku mengira itu hanya perampokan biasa, tetapi segalanya berubah ketika salah satu dari mereka memukulku hingga pingsan. Saat aku sadar, aku sudah berada di ruangan dingin dan lembap dengan satu bola lampu yang tergantung suram di langit-langit. Detak jantungku memekakkan telingaku saat aku mencoba memahami di mana aku berada.Pintu kayu di depanku berderit terbuka dan sosok besar dengan bayangan mengerikan melangkah masuk. "Akhirnya kamu bangun juga." Suara pria bergema di ruangan itu. "Selamat datan

Pinakabagong kabanata

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 343

    Aku mengangguk. "Aku ibu kandungnya, tapi dia bukan ayahnya." Dokter itu menggeleng. "Ya, Ibu bisa menjadi pendonor untuk transplantasi kalau sumsum tulangnya cocok. Tapi, aku ingin memberi tahu Ibu, sangat jarang ada orang tua biologis yang cocok. Tapi, itu nggak akan menghentikan kita. Ibu akan menjalani tes yang diperlukan untuk menentukan kecocokan." Dokter mengambil sebuah berkas dari tumpukan di mejanya. "Apa Ibu siap untuk melakukan tes kecocokan sekarang atau lebih memilih kami jadwalkan untuk hari lain?" "Sekarang saja, tolong," kataku menyeka air mata di wajahku sambil duduk tegak. Dokter membuka berkas dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan. Di sela-sela, dia menjelaskan, "Kami perlu semua informasi ini untuk memastikan pengujian yang sukses dan akurat." "Nggak apa-apa, aku mengerti." Aku mengangguk. Dia melanjutkan bertanya dan aku menjawab dengan cepat. "Baik, Ibu bisa melakukan tesnya sekarang," kata dokter itu sambil berdiri dan melirik ke Dennis yang juga

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 342

    Sudut pandang Anastasia:Wajahku basah oleh air mata saat aku mengguncang tubuh Amie agar bangun. Aku memeluknya erat-erat dan menangis. Aku bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.Sementara aku terisak, Dennis bergegas masuk ke kamar."Ada apa? Apa yang terjadi?" Dia bergegas ke sampingku dan langsung menatap Amie. Dia pun mengerti. Dia langsung tahu apa yang harus dia lakukan. Dia dengan cekatan mengambil Amie dari lenganku yang gemetar dan meraih kunci mobilnya. Saat dia menggendong Amie ke mobil, aku mengikutinya dari belakang, masih menangis dan memanggil nama putriku.Saat Dennis mengemudi menuju rumah sakit, sebagian perhatiannya tertuju kepadaku. "Nggak apa-apa, Ana," ucapnya seraya meremas tanganku, tatapannya tertuju kepada Amie yang kugendong. "Dia akan baik-baik saja."Saat kami sampai di rumah sakit, sebuah tandu dibawa keluar dan Amie dilarikan ke bangsal. Kami dilarang masuk bersamanya.Aku menangis di baju Dennis saat kami berdua menunggu dokter atau salah satu perawa

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 341

    Anak laki-laki itu menatap adik perempuannya dan dengan sedikit cemberut, dia melihat sekeliling, matanya mencari apa yang diinginkan adiknya.Aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa tidak ada lagi permen. "Permennya sudah habis," gerutuku."Mestinya ada lebih banyak di dapur," jawab Dennis."Aku akan pergi mengambilnya. Tunggu di sini, aku akan segera kembali," kataku kepada Dennis dan pergi.Beberapa detik kemudian, aku mendengar langkah kaki di belakangku. Aku melihat ke belakang dan menggelengkan kepala, menyembunyikan senyumku."Apa? Aku juga mau lebih banyak permen.""Baiklah," kataku sambil tertawa pelan.Begitu kami memasuki dapur, jari-jari Dennis melingkari pergelangan tanganku dan dia menarikku agar mendekat kepadanya.Saat dia menatap mataku, tatapannya berpindah-pindah di antara mataku dan bibirku. Aku pun menggoda, "Memangnya permen itu ada di mataku?"Dengan tawa kecil, dia menundukkan kepalanya dan menyatukan bibir kami dalam ciuman yang menggairahkan.Aku mencengker

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 340

    Sudut pandang Anastasia:Lima bulan kemudian."Hai!" Aku melambaikan tangan pada salah satu teman Amie yang baru saja masuk bersama ibunya."Selamat datang." Aku menghampiri mereka. "Terima kasih sudah datang."Ibunya tersenyum. "Pilihanku cuma dua, datang ke sini atau mendengar Kayla menangis di telingaku seharian."Kami tertawa, sementara Kayla hanya bisa tersipu malu. Aku menutup pintu, lalu saat kami berjalan lebih jauh ke ruang tamu, aku melihat ibunya menatap bingkai-bingkai foto yang tergantung di dinding, sama seperti semua orang yang pertama kali masuk ke rumah kami.Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil dan aku mengikuti arah pandangannya untuk melihat foto mana yang menarik perhatiannya. Aku menghela napas saat mataku tertuju pada pria di sampingku dalam foto itu.Dengan setelan terbaiknya, begitu katanya, Dennis berdiri sambil melingkarkan lengannya di bahuku, menatap ke arahku. Aku masih mengingat hari itu seolah baru kemarin.Fotografer sampai lelah menyuruhn

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 339

    Aku rasa mereka berdua memang bersalah dalam beberapa hal, tetapi Clara seharusnya tidak melakukan ini. Oh, dia seharusnya tidak melakukannya. Dia sudah keterlaluan.Clara tahu aku hamil anak Aiden, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Jika bukan demi aku, setidaknya demi bayi itu, dia seharusnya memberitahuku yang sebenarnya. Namun tidak, dia hanya diam dan menyaksikan aku berjuang sendirian membesarkan Amie.Dia ada di sana setiap malam, saat aku menangis diam-diam agar tidak membangunkan Amie karena semuanya terasa terlalu berat. Dia selalu ada di sana. Dia ada di sana, menyaksikan dengan kejam bagaimana Amie tumbuh tanpa seorang ayah.Ya Tuhan! Dia bahkan yang menenangkan Amie setiap kali putriku menangis merindukan sosok ayah!Itu semakin membuatku marah. Bagaimana bisa dia mengaku mencintai Amie, sementara dia yang merenggut bagian penting dalam hidupnya?"Kamu nggak punya pembenaran untuk semua yang sudah kamu lakukan, Clara." Suaraku bergetar, tetapi aku tetap melanjutkan, "Kal

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 338

    Sudut pandang Anastasia:Wajah Clara terpaling ke samping akibat tamparan keras yang baru saja aku layangkan ke pipinya.Dia terhuyung ke belakang, memegangi wajahnya, lalu menatap lantai dalam diam untuk waktu yang lama.Tamparan itu hanyalah hal paling ringan dari semua yang ingin aku lakukan padanya. Aku benar-benar menahan diri agar tidak melontarkan hinaan sambil menghajarnya. Namun, untuk apa? Itu tidak akan mengubah apa pun. Yang sudah terjadi tetaplah terjadi. Semuanya sudah menjadi masa lalu."Kamu akhirnya tahu." Suaranya terdengar lirih. "Dennis yang memberitahumu, 'kan?""Aku nggak percaya kamu sampai memerasnya agar tetap diam soal ini. Kamu pikir dia sepertimu? Seorang pembohong? Kamu tersenyum padaku, tapi jauh di dalam hatimu, kamu membenciku karena ...." Aku membuat tanda kutip di udara dengan jariku, lalu melanjutkan, "Merebut Aiden darimu."Clara tetap diam, tidak mengatakan apa pun."Clara, kenapa kamu tega? Kamu temanku! Aku percaya padamu. Aku menceritakan segalan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 337

    Sudut pandang Anastasia:"Amie ...." Aku mengeluh sambil tertawa. "Kamu belum selesai? Tanganku pegal."Amie terkekeh-kekeh. "Tetap jaga ekspresi wajahmu seperti tadi. Aku perlu menggambar bibirmu dengan benar."Aku menghela napas dan mengangkat kedua tangan ke udara, lalu menyeringai lebar. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa dia ingin menggambarku dengan pose seperti ini.Saat ini, di kamar rumah sakit Amie, aku duduk bersila di kursi dengan tangan terangkat dan senyum lebar di wajahku.Aku bertahan dalam pose itu selama beberapa menit lagi sampai akhirnya Amie meletakkan buku gambarnya dan bertepuk tangan. "Selesai! Mama, kamu kelihatan cantik sekali!"Amie sudah menghabiskan banyak waktu di rumah sakit dengan menggambar, jadi dia semakin mahir. Saat aku bergeser ke tempat tidur untuk melihat hasilnya, aku tertegun melihat sketsa di bukunya. Yang ada di sana bukan sosok manusia yang realistis, melainkan gambar seperti orang-orangan dengan tangan terangkat, kaki bersilang membentu

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 336

    Sudut pandang Aiden:Aku menggertakkan gigi, mencengkeram setir dengan erat saat melaju ke alamat yang dia kirimkan.Pikiranku kacau. Meskipun aku tahu telah kehilangan Anastasia, dia tetap ada dalam benakku. Aku masih menyalahkan diri sendiri karena tidak berusaha lebih keras mencarinya saat dia pergi pertama kali. Aku menyalahkan diriku karena tidak mengejar taksi yang dia naiki pada hari dia mengakhiri segalanya di antara kami ... sampai ... sampai apa? Mungkin sampai dia meminta sopir untuk berhenti.Sharon juga ada dalam pikiranku, atau lebih tepatnya, kontrak pernikahan terkutuk yang aku miliki dengannya. Sekarang, setelah ayahnya menelepon dan memintaku menemuinya di sebuah alamat yang dia kirimkan, aku yakin kekacauan akan segera dimulai.Jika dia memintaku untuk menemuinya di sini, itu berarti dia telah terbang ke negara ini.Aku sebenarnya bisa saja mengabaikan panggilannya, terutama setelah aku benar-benar menyadari bahwa aku telah kehilangan Ana. Yang aku inginkan hanyalah

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 335

    Dia tampak terkejut, yang entah kenapa justru membuatku heran. Aku hanya berharap dia tidak meragukan dirinya sendiri karena tadi malam dia benar-benar sempurna.Dennis menggeleng, lalu menenggak habis isi cangkirnya. "Aku harus memberitahumu sesuatu."Aku terdiam, tanganku membeku di udara, masih memegang sendok pengaduk teh. "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"Dia mengalihkan pandangannya, menatap sesuatu di belakangku sebelum akhirnya kembali menatapku. "Ini tentang Aiden ... lebih tepatnya tentang apa yang terjadi bertahun-tahun lalu, tentang tuduhan perselingkuhannya.""Oh," gumamku datar. "Itu." Itu sudah berlalu. Lagi pula, sekarang semuanya baik-baik saja. Dia akan menikah dengan seseorang yang mencintai dan mempercayainya, sementara aku sudah menemukan seseorang yang kusukai dan yang juga mencintaiku. Semuanya sudah sesuai dengan jalan yang memang seharusnya kami tempuh."Ya, itu." Dennis melanjutkan dengan hati-hati, sepertinya salah paham dengan ekspresiku. "Sebenarnya, di

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status