Share

Bab 186

Penulis: BELLA
Dia mengirim emoji tertawa, tengkorak, dan hati yang patah, lalu mulai mengetik lagi.

Ketika balasannya masuk dan aku membacanya, aku tahu bahwa aku hanya tinggal beberapa langkah lagi untuk bertemu dengan Lucas.

Dia mengirimkan gambar sebuah bar atau mungkin klub dan mengirimkan sebuah pesan.

[ Dia sering datang ke tempat ini, mungkin besok malam dia akan ada di sana. ]

Kemudian pesan lain masuk.

[ Kamu bisa cek tempatnya dan mencabik-cabik hatinya. ]

Segera setelah itu, pesan lain muncul.

[ Untuk kita. ]

Aku memberitahunya bahwa aku sudah tidak sabar dan pasti akan mengecek tempat itu jika bisa pulang kerja lebih awal keesokan harinya.

Kami terus mengobrol dan ternyata gadis itu orang yang baik. Tiba-tiba aku merasa seperti telah mengulang apa yang Luigi lakukan padanya.

Tetapi aku tidak punya pilihan. Lagi pula, karena dia tidak melihat fotoku dan aku mungkin akan segera menghapus akun ini, dia tidak akan pernah tahu siapa aku.

Keesokan harinya waktu terasa berjalan sangat l
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 187

    Sudut pandang Sydney:"Lucas," panggilku dengan suara gemetar. "Kenapa kamu menodongkan pistol ke arahku?" Aku tahu seharusnya aku merasa lebih tenang karena Lucas telah muncul, tetapi kenyataannya justru sebaliknya. Aku merasa jauh lebih takut saat melihatnya. Mataku mulai mengeluarkan air mata saat aku menatap pria di depan kami. Dia seperti orang asing, tak ada sedikit pun kesan lembut dari pria yang dulu pernah kucintai. Lucas bahkan tidak menghiraukan kehadiranku atau menjawab pertanyaanku. Dia hanya berbalik menatap Luigi, bibirnya menyeringai penuh amarah. Dia melangkah maju dengan penuh ancaman, membuat Luigi mundur dengan ragu-ragu, lebih memilih pistol tetap menekan tengkuknya daripada harus berdekatan dengan Lucas. "Apa yang sedang kamu lakukan?" Tangannya mengepal kuat saat akhirnya Lucas menggeram tajam. Meskipun dia tidak menghadap atau berbicara padaku, aku tetap tersentak ketakutan.Aku bertanya-tanya bagaimana Luigi masih bisa berdiri di sana dengan tegak, seol

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 188

    Rasa takut semakin mencekik di tenggorokanku dan mataku mulai dibanjiri oleh air mata. "Lucas, hentikan ini sekarang," teriakku dengan suara bergetar. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap dengan ekspresi dingin di wajahnya. Aku berdeham dan menelan ludah. Mungkin jika aku memberitahunya alasan kenapa aku ada di sini, dia akan sadar kembali. "Lucas, dengarkan aku. Aku datang jauh-jauh ke sini untuk mencarimu karena aku perlu memberitahumu bahwa aku ...." Penjelasanku tentang alasan kedatanganku ke Idelia, termasuk berita bahwa kami memiliki seorang anak, tiba-tiba berubah menjadi suara yang tidak jelas ketika tangan seseorang membekap mulutku. Tanpa peringatan, aku dibekap dengan kain dan salah satu dari mereka melemparku ke atas bahunya. Meskipun begitu, aku tetap berontak di bahunya dan mencoba berkomunikasi dengan Lucas, tetapi semua yang keluar hanya suara teredam. Pada satu titik, mereka semua, termasuk Lucas, tertawa melihat usahaku yang sia-sia untuk berbicara.

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 189

    Sudut pandang Sydney:Kata-kata itu berputar di kepalaku seolah-olah palu godam sedang dihantamkan ke dinding besi terkuat di pikiranku. Dong! Dentingan itu tak mau berhenti. Aku ingin memegang kepalaku, tetapi aku masih terikat. Hutan terbenam dalam keheningan, bahkan musik yang sebelumnya menggelegar kini lenyap. Seolah mereka sedang menunggu agar aku bisa mencerna semuanya. Aku mulai mengingat kembali saat Doris memperkenalkan Mark kepadaku. Apakah Doris tahu tentang ini? Aku bertanya-tanya. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa dia bukan Lucas? Dia terlihat seperti Lucas, berbicara dan berperilaku seperti Lucas, segalanya tentang dia persis seperti yang kuingat! Aku menatapnya tajam dan suaraku bergetar saat aku berkata, "Kamu pasti berbohong!" Aku menggeram sambil menggertakkan gigiku, menatap keduanya. "Kalau kamu nggak menginginkanku lagi, Lucas, katakan saja. Kenapa harus membuat cerita gila seperti ini?" Aku bisa merasakan tatapan tajam Luigi menembus pelipisku, sement

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 190

    "Dylan dan aku bekerja di rumah sakit sebagai perawat sif malam ...."Alisku terangkat tanpa sadar. Sulit sekali membayangkan salah satu dari mereka sebagai perawat. Lucas dirawat di rumah sakit tempat Dylan dan Luigi bekerja. Kekayaan Lucas sudah dikenal semua orang di rumah sakit. Ditambah lagi, usianya yang masih muda membuat mereka tertarik padanya. Mereka sengaja mendekati Lucas dengan niat menipunya demi mendapatkan uang. Lucas yang telah sakit dan kesepian sejak kecil, dengan cepat terikat pada Dylan dan Luigi yang seusia dengannya. Jadi, mereka dengan mudah mengetahui banyak hal tentang dirinya. Hatiku sakit saat mengetahui ini. Jika saja Lucas memiliki lebih banyak teman, mungkin dia bisa menyadari bahwa Luigi dan Dylan tidak benar-benar tertarik untuk berteman dengannya, melainkan hanya mengincar uangnya. Tetapi Lucas itu pintar dan sangat intuitif. Mungkin dia hanya mengabaikannya karena sangat membutuhkan teman. Meskipun tidak pernah menunjukkannya, dia selalu ingi

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 191

    "Setelah operasi, Dylan jadi mirip banget sama Lucas. Dia bawa cincin keluarga Lucas dan barang-barang lainnya, lalu pergi untuk ketemu Tavon, kepala keluarga Esposito. Setelah itu, dia diterima kembali oleh keluarga Esposito.""Buat jaga-jaga kalau kamu bertanya-tanya, kami mengarang cerita kalau aku tersesat dan diculik," sela Dylan sekali lagi."Dengan dukungan Tavon," lanjut Luigi tanpa menghiraukan Dylan, "dia berencana untuk mendekati kamu supaya bisa ambil alih GT Group, tapi keputusan akhir yang kamu ambil bikin semua yang telah kami rencanakan selama bertahun-tahun jadi gagal total."Aku terkesiap ketika Dylan mengokang pistol dan menekannya lebih keras ke pelipisku. "Dasar jalang! Kamu beruntung karena waktu itu kita berada di wilayah Mark. Kalau nggak, aku bakal bunuh kamu karena marah. Padahal kamu bisa kerja sama sama aku, pria yang kamu bilang kamu cintai. Tapi kamu malah pilih mantan suami yang memperlakukan kamu dengan buruk. Sementara aku? Aku yang memperlakukan kamu

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 192

    Awalnya, aku menjauh, tapi kemudian aku mendekat dan menempelkan telapak tanganku pada gundukan kecil yang kukira hanya tumpukan pasir. Air mata mengalir deras di pipiku, dan aku tidak mampu menghentikannya.Kini, saat kulihat lebih dekat, aku menyadari ada rumput liar tumbuh di atas gundukan itu seolah-olah mereka sedang mengejekku. Pemandangan itu terasa seperti belati yang menusuk hatiku tanpa ampun.Dadaku terasa sesak seolah-olah jantungku dicabut paksa. Rasanya seperti kehampaan yang tidak bisa diisi. Itulah yang kurasakan saat ini, kehampaan yang pedih.Selama bertahun-tahun, aku menunggu Lucas, sepenuhnya percaya bahwa dia masih hidup. Namun,  kenyataannya ... dia sudah lama pergi. Aku pernah mencintainya, membiarkan diriku tenggelam dalam perasaan itu, tapi kemudian membencinya karena tidak mengetahui kebenaran bahwa dia sebenarnya telah tiada sejak lama.Anak malang itu, Lucas, hanya ingin punya teman dan merasakan kebahagiaan sederhana yang sering dianggap remeh oleh orang l

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 193

    Aku menggigit bibirku dengan rasa bersalah, tatapanku beralih dari wajahnya ke lantai, lalu kembali lagi ke wajahnya. "Seharusnya, kamu nggak bawa aku ke sini," kataku dengan suara pelan. Aku menggeleng, mencoba menahan tangis yang sudah di pelupuk mata."Padahal kamu bisa bunuh aku di tempat lain selain di sini. Gimana aku bisa mengakui di hadapan Lucas kalau aku jatuh cinta sama kamu?" ungkapku dengan suara bergetar. Aku menundukkan kepala dan memainkan jemariku dengan gugup.Dylan terdiam. Ada jeda yang cukup lama sebelum dia bertanya dengan bingung, "Kamu ngomong apa, sih?" Dia menyenggol dahiku dengan pistol, memaksaku mendongak. Wajah plastiknya menatapku dengan kerutan dalam di dahinya. Sekali lagi, aku memarahi diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya lebih awal? Selama ini, dia bahkan tidak pernah bercukur! Matanya menyipit dan pistolnya menekan dahiku lebih keras hingga terasa sakit. "Kamu nggak bilang ini cuma untuk bertahan hidup, 'kan?" tanyanya dengan sua

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 194

    Sudut pandang Sydney:Dylan tersenyum puas, telapak tangannya membelai punggungku hingga berhenti di tengkuk. "Anak manis ...," katanya pelan. Namun, tiba-tiba cengkeramannya mengencang begitu kuat hingga aku hampir meringis kesakitan. Dia menggeram, "Tapi gimana kalau kamu bohong?"Aku menyeringai, lalu membungkuk untuk mengambil pistol yang jatuh. Saat aku meraihnya, Dylan harus melepaskan leherku. Matanya membelalak ketika melihat apa yang kuambil. "Kamu mau apa?" geramnya. Namun, dia hanya berhenti sampai di situ. Dia tidak berusaha merebut pistolnya dariku. Dia hanya melihat, menunggu apa yang akan kulakukan selanjutnya.Aku menatapnya tajam, lalu meraih tangannya dan meletakkan pistol itu di telapak tangannya. Aku mengangkat dagu, memperlihatkan leherku, lalu mengarahkan moncong pistol itu ke tenggorokanku. "Aku sepenuhnya milikmu," bisikku.Aku mendorong tangannya agar pistolnya makin merapat ke leherku hingga membuatku sedikit tercekik. "Kalau cintaku nggak bertahan lama, kamu

Bab terbaru

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 343

    Aku mengangguk. "Aku ibu kandungnya, tapi dia bukan ayahnya." Dokter itu menggeleng. "Ya, Ibu bisa menjadi pendonor untuk transplantasi kalau sumsum tulangnya cocok. Tapi, aku ingin memberi tahu Ibu, sangat jarang ada orang tua biologis yang cocok. Tapi, itu nggak akan menghentikan kita. Ibu akan menjalani tes yang diperlukan untuk menentukan kecocokan." Dokter mengambil sebuah berkas dari tumpukan di mejanya. "Apa Ibu siap untuk melakukan tes kecocokan sekarang atau lebih memilih kami jadwalkan untuk hari lain?" "Sekarang saja, tolong," kataku menyeka air mata di wajahku sambil duduk tegak. Dokter membuka berkas dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan. Di sela-sela, dia menjelaskan, "Kami perlu semua informasi ini untuk memastikan pengujian yang sukses dan akurat." "Nggak apa-apa, aku mengerti." Aku mengangguk. Dia melanjutkan bertanya dan aku menjawab dengan cepat. "Baik, Ibu bisa melakukan tesnya sekarang," kata dokter itu sambil berdiri dan melirik ke Dennis yang juga

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 342

    Sudut pandang Anastasia:Wajahku basah oleh air mata saat aku mengguncang tubuh Amie agar bangun. Aku memeluknya erat-erat dan menangis. Aku bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.Sementara aku terisak, Dennis bergegas masuk ke kamar."Ada apa? Apa yang terjadi?" Dia bergegas ke sampingku dan langsung menatap Amie. Dia pun mengerti. Dia langsung tahu apa yang harus dia lakukan. Dia dengan cekatan mengambil Amie dari lenganku yang gemetar dan meraih kunci mobilnya. Saat dia menggendong Amie ke mobil, aku mengikutinya dari belakang, masih menangis dan memanggil nama putriku.Saat Dennis mengemudi menuju rumah sakit, sebagian perhatiannya tertuju kepadaku. "Nggak apa-apa, Ana," ucapnya seraya meremas tanganku, tatapannya tertuju kepada Amie yang kugendong. "Dia akan baik-baik saja."Saat kami sampai di rumah sakit, sebuah tandu dibawa keluar dan Amie dilarikan ke bangsal. Kami dilarang masuk bersamanya.Aku menangis di baju Dennis saat kami berdua menunggu dokter atau salah satu perawa

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 341

    Anak laki-laki itu menatap adik perempuannya dan dengan sedikit cemberut, dia melihat sekeliling, matanya mencari apa yang diinginkan adiknya.Aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa tidak ada lagi permen. "Permennya sudah habis," gerutuku."Mestinya ada lebih banyak di dapur," jawab Dennis."Aku akan pergi mengambilnya. Tunggu di sini, aku akan segera kembali," kataku kepada Dennis dan pergi.Beberapa detik kemudian, aku mendengar langkah kaki di belakangku. Aku melihat ke belakang dan menggelengkan kepala, menyembunyikan senyumku."Apa? Aku juga mau lebih banyak permen.""Baiklah," kataku sambil tertawa pelan.Begitu kami memasuki dapur, jari-jari Dennis melingkari pergelangan tanganku dan dia menarikku agar mendekat kepadanya.Saat dia menatap mataku, tatapannya berpindah-pindah di antara mataku dan bibirku. Aku pun menggoda, "Memangnya permen itu ada di mataku?"Dengan tawa kecil, dia menundukkan kepalanya dan menyatukan bibir kami dalam ciuman yang menggairahkan.Aku mencengker

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 340

    Sudut pandang Anastasia:Lima bulan kemudian."Hai!" Aku melambaikan tangan pada salah satu teman Amie yang baru saja masuk bersama ibunya."Selamat datang." Aku menghampiri mereka. "Terima kasih sudah datang."Ibunya tersenyum. "Pilihanku cuma dua, datang ke sini atau mendengar Kayla menangis di telingaku seharian."Kami tertawa, sementara Kayla hanya bisa tersipu malu. Aku menutup pintu, lalu saat kami berjalan lebih jauh ke ruang tamu, aku melihat ibunya menatap bingkai-bingkai foto yang tergantung di dinding, sama seperti semua orang yang pertama kali masuk ke rumah kami.Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil dan aku mengikuti arah pandangannya untuk melihat foto mana yang menarik perhatiannya. Aku menghela napas saat mataku tertuju pada pria di sampingku dalam foto itu.Dengan setelan terbaiknya, begitu katanya, Dennis berdiri sambil melingkarkan lengannya di bahuku, menatap ke arahku. Aku masih mengingat hari itu seolah baru kemarin.Fotografer sampai lelah menyuruhn

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 339

    Aku rasa mereka berdua memang bersalah dalam beberapa hal, tetapi Clara seharusnya tidak melakukan ini. Oh, dia seharusnya tidak melakukannya. Dia sudah keterlaluan.Clara tahu aku hamil anak Aiden, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Jika bukan demi aku, setidaknya demi bayi itu, dia seharusnya memberitahuku yang sebenarnya. Namun tidak, dia hanya diam dan menyaksikan aku berjuang sendirian membesarkan Amie.Dia ada di sana setiap malam, saat aku menangis diam-diam agar tidak membangunkan Amie karena semuanya terasa terlalu berat. Dia selalu ada di sana. Dia ada di sana, menyaksikan dengan kejam bagaimana Amie tumbuh tanpa seorang ayah.Ya Tuhan! Dia bahkan yang menenangkan Amie setiap kali putriku menangis merindukan sosok ayah!Itu semakin membuatku marah. Bagaimana bisa dia mengaku mencintai Amie, sementara dia yang merenggut bagian penting dalam hidupnya?"Kamu nggak punya pembenaran untuk semua yang sudah kamu lakukan, Clara." Suaraku bergetar, tetapi aku tetap melanjutkan, "Kal

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 338

    Sudut pandang Anastasia:Wajah Clara terpaling ke samping akibat tamparan keras yang baru saja aku layangkan ke pipinya.Dia terhuyung ke belakang, memegangi wajahnya, lalu menatap lantai dalam diam untuk waktu yang lama.Tamparan itu hanyalah hal paling ringan dari semua yang ingin aku lakukan padanya. Aku benar-benar menahan diri agar tidak melontarkan hinaan sambil menghajarnya. Namun, untuk apa? Itu tidak akan mengubah apa pun. Yang sudah terjadi tetaplah terjadi. Semuanya sudah menjadi masa lalu."Kamu akhirnya tahu." Suaranya terdengar lirih. "Dennis yang memberitahumu, 'kan?""Aku nggak percaya kamu sampai memerasnya agar tetap diam soal ini. Kamu pikir dia sepertimu? Seorang pembohong? Kamu tersenyum padaku, tapi jauh di dalam hatimu, kamu membenciku karena ...." Aku membuat tanda kutip di udara dengan jariku, lalu melanjutkan, "Merebut Aiden darimu."Clara tetap diam, tidak mengatakan apa pun."Clara, kenapa kamu tega? Kamu temanku! Aku percaya padamu. Aku menceritakan segalan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 337

    Sudut pandang Anastasia:"Amie ...." Aku mengeluh sambil tertawa. "Kamu belum selesai? Tanganku pegal."Amie terkekeh-kekeh. "Tetap jaga ekspresi wajahmu seperti tadi. Aku perlu menggambar bibirmu dengan benar."Aku menghela napas dan mengangkat kedua tangan ke udara, lalu menyeringai lebar. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa dia ingin menggambarku dengan pose seperti ini.Saat ini, di kamar rumah sakit Amie, aku duduk bersila di kursi dengan tangan terangkat dan senyum lebar di wajahku.Aku bertahan dalam pose itu selama beberapa menit lagi sampai akhirnya Amie meletakkan buku gambarnya dan bertepuk tangan. "Selesai! Mama, kamu kelihatan cantik sekali!"Amie sudah menghabiskan banyak waktu di rumah sakit dengan menggambar, jadi dia semakin mahir. Saat aku bergeser ke tempat tidur untuk melihat hasilnya, aku tertegun melihat sketsa di bukunya. Yang ada di sana bukan sosok manusia yang realistis, melainkan gambar seperti orang-orangan dengan tangan terangkat, kaki bersilang membentu

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 336

    Sudut pandang Aiden:Aku menggertakkan gigi, mencengkeram setir dengan erat saat melaju ke alamat yang dia kirimkan.Pikiranku kacau. Meskipun aku tahu telah kehilangan Anastasia, dia tetap ada dalam benakku. Aku masih menyalahkan diri sendiri karena tidak berusaha lebih keras mencarinya saat dia pergi pertama kali. Aku menyalahkan diriku karena tidak mengejar taksi yang dia naiki pada hari dia mengakhiri segalanya di antara kami ... sampai ... sampai apa? Mungkin sampai dia meminta sopir untuk berhenti.Sharon juga ada dalam pikiranku, atau lebih tepatnya, kontrak pernikahan terkutuk yang aku miliki dengannya. Sekarang, setelah ayahnya menelepon dan memintaku menemuinya di sebuah alamat yang dia kirimkan, aku yakin kekacauan akan segera dimulai.Jika dia memintaku untuk menemuinya di sini, itu berarti dia telah terbang ke negara ini.Aku sebenarnya bisa saja mengabaikan panggilannya, terutama setelah aku benar-benar menyadari bahwa aku telah kehilangan Ana. Yang aku inginkan hanyalah

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 335

    Dia tampak terkejut, yang entah kenapa justru membuatku heran. Aku hanya berharap dia tidak meragukan dirinya sendiri karena tadi malam dia benar-benar sempurna.Dennis menggeleng, lalu menenggak habis isi cangkirnya. "Aku harus memberitahumu sesuatu."Aku terdiam, tanganku membeku di udara, masih memegang sendok pengaduk teh. "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"Dia mengalihkan pandangannya, menatap sesuatu di belakangku sebelum akhirnya kembali menatapku. "Ini tentang Aiden ... lebih tepatnya tentang apa yang terjadi bertahun-tahun lalu, tentang tuduhan perselingkuhannya.""Oh," gumamku datar. "Itu." Itu sudah berlalu. Lagi pula, sekarang semuanya baik-baik saja. Dia akan menikah dengan seseorang yang mencintai dan mempercayainya, sementara aku sudah menemukan seseorang yang kusukai dan yang juga mencintaiku. Semuanya sudah sesuai dengan jalan yang memang seharusnya kami tempuh."Ya, itu." Dennis melanjutkan dengan hati-hati, sepertinya salah paham dengan ekspresiku. "Sebenarnya, di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status