Kembali ke alam bawah sadar Dewa Naga air, terlihat Nina memancarkan aura yang sangat kuat, membuat keadaan disana bergetar dengan sangat kuat.
“Iblis Merponon, Type Tough Platinum Evil, sihir manipulasi pikiran musuh dan sihir kegelapan.” Ucap Nina yang menyebutkan identitasnya.
“Tidak mungkin, bagaimana kau tahu identitasku?” Ujar Iblis tersebut dengan raut wajah tidak percaya.
“Sudah kukatakan sebelumnya. Aku bisa membaca pikiranmu. Sekarang, aku tidak akan segan-segan lagi.” Dengan kecepatan cahaya Nina mulai melancarkan serangan bertubi-tubi. Terlihat Gadis berambut Pirang emas itu tanpa ragu mencekik lehernya dengan sangat kuat.
“Soul Enchantment : Soul Destroyer.” Nina terus mencekiknya hingga membuat roh Iblis tersebut hancur berkeping-keping. Kemudian kepingan roh tersebut menghilang dan kembali ke Neraka.
Saat melihat aksinya, pria biru itu tampak gemetaran dan hanya bisa menonton mereka. Nina berbalik arah dan menghampirinya.
Kembali ke beberapa hari yang lalu saat Morine, Saito, Ria, Lerry dan Aldo sedang melakukan perjalanan luar angkasa menuju ke Planet Elevon. Saito terlihat sedang sibuk mengontrol Kapal Angkasa. Morine, Ria, Aldo dan Lerry sedang duduk di kursi santai yang berada di lantai teratas kapal. Mereka tampak sedang menikmati pemandangan luar angkasa yang dipenuhi dengan bintang yang berkedap-kedip. “Jadi inikah yang disebut dengan luar angkasa itu?” Lerry bertanya dengan Mata berbinar. “Iya. Yang kamu lihat hanya sebagian kecil dari alam semesta.” Jawab Morine yang sedang menikmati es campurnya. “Izinkan aku ikut bersama kalian.” “Tentu. Nanti setelah misi ini selesai kita akan meminta izin kepada Maha Master.” Ujar Morine. “Siap Boss!” Jawab Lerry yang terus melihat ke atas << Comment Author : Maklumlah... Lerry katrok xD>> “Jadi, apa yang harus kita persiapkan dalam misi penyusupan ini?” Tanya Aldo kepad
Saat berada dalam Kapal Angkasa, Aldo menggendong Morine bersama dengan Lerry yang menggendong Ria. Mereka berdua sama-sama membawa mereka ke ruang Santai. Sembari meletakkan mereka berdua di atas sofa, Aldo melihat wajah mereka dengan berkeringat. “(Apakah ini efek dari sihir bejatnya bocah itu?)” “(Apakah jangan-jangan sihirku juga berpengaruh kepada mereka? Kalau mereka sadar kembali, Tamatlah Riwayatku. Aku harus segera sembunyi).” Terlihat raut wajah Lerry pucak. Dia mulai mencari tempat persembunyian dengan panik. Di Ruang kendali Kapal Angkasa, Saito juga terlihat lemas dengan kondisi celananya yang basah. “Sial, tubuhku masih agak sedikit melemas.” Saito berusaha menstabilkan tubuhnya sambil melihat Hologram Kendali, Dia berusaha untuk mengendalikan kapal Angkasa. Dua jam kemudian, situasi kembali seperti normal, Terlihat di Ruang Santai di lantai teratas, Ria dan Morine tampak sudah mulai fit. “Sialan... Ini semua gega
Di dalam semak-semak hutan, Kapal Angkasa Ria bersembunyi. “Kita mulai misi penyamaran kita. Aku dan Morine akan menyusup. Saito San, coba kamu bobol lagi sistem Elevon tu. Lerry dan Aldo, kalian tetap tunggulah disini.” “Tunggu.. Bagaimana cara kita bisa berkomunikasi?” Tanya Aldo yang menunjukkan ponselnya dengan sinyal terganggu. “Tenang saja, pakai alat ini aja. Tempelkan ditelingamu.” Saito memberi mereka beberapa Earphone portable. “Saya tak bisa lah. Telinga saya bukan telinga manusia.” Ujar Lerry. Mendengar ucapannya, Saito kemudian berkata, “Kamu ikut denganku aja.” “Ok.” Jawab Lerry dengan antusias. “Mari kita berangkat!” Ajak Morine dengan semangat. “Ok.. Kalau begitu kami pamit dulu ya.” Ujar Ria yang kemudian membuka sebuah portal dimensi. Morine berbalik arah dan masuk ke dalam portal, sembar masuk ke portal gadis berambut hijau itu bergumam, “(Tunggu aku Yurine, kami akan segera menyelamatkanmu).”
Di sebuah Kota Metropolitan, terdapat sebuah vila Istana yang cukup mewah namun terlihat redup. Istana dengan luas sekitar 1000m2 ini memiliki taman hijau yang cukup subur. Di dalam Istana tersebut, terlihat seorang wanita berusia 30 tahunan yang memakai masker dengan pakaian berjubah hitam corak emas yang menutup kepalanya. Wanita tersebut terlihat sedang duduk disinggasananya, sedang berbincang dengan salah satu pengawalnya. “Apakah kita sudah mengundang Master lainnya?” “Sudah Master, Mereka sedang dalam perjalanan.” Mendengar jawaban darinya, dia terlihat puas. Wanita itu kemudian berkata, “Sepertinya tikus-tikus itu akan segera beraksi. Mereka pasti sudah mendapatkan rahasia data kita. Ini sesuai dengan rencana yang telah kususun.” “Sesuai dengan harapan Master, kita akan segera menangkap dan mengeksekusi mereka.” Ujar Prajurit itu. “Tentu. Namun rasanya aku ingin bermain-main dengan mereka. Tapi mungkin akan lebih baik
Kembali ke dalam Penjara Elevon di Lantai 4 bawah tanah, terlihat Ria membuat Portal di setiap Jeruji Besi, Para tahanan yang melihat langsung masuk ke portal dan berhasil keluar. “Kalian semua, buatlah kekacauan di dalam sini.” Ujar Ria yang terlihat memberikan perintah. Akan tetapi terlihat semua tahanan di lantai 4 sangat lemas kekurangan air (Para tahanannya loyo). Ketika Ria kembali membuka sebuah portal, mendadak dari Portal itu keluar Air sungai yang sangat bersih dari herby. Kemudian Dia mengisinya dalam sebuah galon raksasa dan memberikannya kepada tahanan. Para Tahanan terlihat berebut untuk meminum air segar. Kemudian Ria membuka Portal menuju lantai 3. Di sisi lain, Morine, Erina, Liana, dan Lerry memasuki Lantai 6. Namun disana tampak sudah ada 4 Dewa Penjaga Elevon yang berjaga dan juga Yurine disegel di dalam sebuah alat. >> Dewi Penjaga Elevon, Sasame (Gadis berpakaian yukata putih, memegang Gulungan Ninja dan sebuah peniup g
Kembali ke Lantai 3 penjara bawah tanah Elevon, Aldo sedang bertarung sengit dengan Saihage (Pria Botak berotot). Suasana sekitar Aldo tampak tidak diuntungkan. Dia terhempas akibat ditinju olehnya. Dia menabrak ke lantai dengan cukup keras. Hal ini membuatnya berbaring tidak berdaya. “Sungguh lemah. Aku kira kamu dapat memuaskan diriku. Apakah hanya segini kemampuanmu ha?” Tanya Saihage yang mengolok-oloknya. Namun tubuh Aldo yang terpental hanya sebuah bunshin kayu. Melihat tubuhnya yang berubah menjadi potongan kayu, Saihage seketika terkejut. Tiba-tibaPria berpedang hitam itu melancarkan serangannya di titik butanya. Saihage dengan gesit menahan pedang raksasa tersebut dengan jarinya, namun tidak berlangsung lama. Aldo dengan kekuatan ototnya sekuat tenaga melawannya. Akhirnya serangan mereka berdua naik ke level dengan kecepatan serangan yang sangat tinggi. *Slash... slash... Bam... Bam....* Pertarungan mereka berdua mulai
Kembali ke beberapa hari yang lalu sebelum peperangan terjadi di Planet Elevon, di sebuah wilayah di arah selatan dari Hutan Magazone pada Planet Asgardian yang di kenal sebagai tempat Southern Vally. Disana merupakan wilayah yang tertutupi oleh Salju. Badai Salju sering melanda di daerah tersebut. Nina tanpa sengaja menemukan wilayah ini setelah menelusuri Hutan Magazone yang berada di arah selatan. Dia menelusuri wilayah tersebut seorang diri. Suhu disana memiliki suhu sekitar -20 derajat celsius itu memiliki badai salju yang cukup kuat. “Tempat apa ini? Kenapa di sini bisa sangat dingin?” Pikir Nina yang berjalan di sekitar Gurun bersalju tersebut sembari menggunakan Manaskinnya. Nina terus menerus berjalan tanpa arah hingga membuat Hutan Magazone tidak terlihat ditelan oleh badai salju. Semakin menelusuri wilayah tersebut membuat badai salju semakin kuat. Hal ini membuatnya kesulitan berjalan. “Ugh....” Terlihat Nina menahan badai salju yang semak
Pertarungan Aldo dan Saihage di Lantai 3, Setiap serangan Aldo berhasil dihentikan olehnya. “Kamu lawan yang sangat kuat, kamu berhasil menghentikan serangan pedangku.” Ujar Aldo. “Aku bukan pengguna sihir seperti Mage kebanyakan pada umumnya. Serangan fisik adalah kekuatan utamaku.” Respon Saihage yang tampak menguatkan diri dan meningkatkan kecepatan Movement speednya. “Ini sungguh sangat menarik. Mari kerahkan semua kemampuan kita. Aku sangat bersemangat!” Akhirnya Aldo mengalirkan Energi anti sihirnya ke dalam tubuhnya. Secara spontan, sebagian dari tubuhnya diselimuti oleh tato bercak hitam. “Aku juga tidak akan menahan diri. Breath Art : Shin Mode.” Saihage akhirnya membuka Gerbang Chakra dan Memasuki Mode Pernapasan Shin (Awaken) di dalam tubuhnya. Pertarungan beradu kecepatan dan kekuatan fisik dimulai. Serangan yang dilancarkan mereka berdua sangat cepat hingga membuat sebagian besar benda-benda di Lantai 3 nyaris hancur. Sete
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd