Kembali ke beberapa hari yang lalu sebelum peperangan terjadi di Planet Elevon, di sebuah wilayah di arah selatan dari Hutan Magazone pada Planet Asgardian yang di kenal sebagai tempat Southern Vally. Disana merupakan wilayah yang tertutupi oleh Salju. Badai Salju sering melanda di daerah tersebut.
Nina tanpa sengaja menemukan wilayah ini setelah menelusuri Hutan Magazone yang berada di arah selatan. Dia menelusuri wilayah tersebut seorang diri. Suhu disana memiliki suhu sekitar -20 derajat celsius itu memiliki badai salju yang cukup kuat.
“Tempat apa ini? Kenapa di sini bisa sangat dingin?” Pikir Nina yang berjalan di sekitar Gurun bersalju tersebut sembari menggunakan Manaskinnya.
Nina terus menerus berjalan tanpa arah hingga membuat Hutan Magazone tidak terlihat ditelan oleh badai salju. Semakin menelusuri wilayah tersebut membuat badai salju semakin kuat. Hal ini membuatnya kesulitan berjalan.
“Ugh....” Terlihat Nina menahan badai salju yang semak
Pertarungan Aldo dan Saihage di Lantai 3, Setiap serangan Aldo berhasil dihentikan olehnya. “Kamu lawan yang sangat kuat, kamu berhasil menghentikan serangan pedangku.” Ujar Aldo. “Aku bukan pengguna sihir seperti Mage kebanyakan pada umumnya. Serangan fisik adalah kekuatan utamaku.” Respon Saihage yang tampak menguatkan diri dan meningkatkan kecepatan Movement speednya. “Ini sungguh sangat menarik. Mari kerahkan semua kemampuan kita. Aku sangat bersemangat!” Akhirnya Aldo mengalirkan Energi anti sihirnya ke dalam tubuhnya. Secara spontan, sebagian dari tubuhnya diselimuti oleh tato bercak hitam. “Aku juga tidak akan menahan diri. Breath Art : Shin Mode.” Saihage akhirnya membuka Gerbang Chakra dan Memasuki Mode Pernapasan Shin (Awaken) di dalam tubuhnya. Pertarungan beradu kecepatan dan kekuatan fisik dimulai. Serangan yang dilancarkan mereka berdua sangat cepat hingga membuat sebagian besar benda-benda di Lantai 3 nyaris hancur. Sete
Di dalam kapal angkasa yang berada pada hutan terpencil, Saito tersenyum melihat layar hologram yang sedang dia otak-atik. “Akhirnya aku berhasil meretas sistem mereka.” Ujar Pria Cyborg terlihat gembira. Sejenak, Saito mulai melihat data rahasia mereka kembali. Namun tak seberapa lama, Sistem kapal angkasanya kembali diretas oleh hacker tadi. “Sialan, dia sangat jago hacking. (-__-)” Ujar Saito Kemudian dilayar hologram kembali muncul si peretas tersebut. Peretas itu kemudian berkata, “Sudah kubilang, percuma kamu meretas sistem kami. Kamu sudah berhasil kuretas. Kini aku sudah tahu lokasimu.” Saito yang melihatnya akhirnya dia pasrah. Pria cyborg itu berkata, “Aku menyerah deh.” Secara diam-diam dia menekan sebuah tombol merah yang berada di papan tombol kendali kapal. Dalam durasi waktu 10 detik, kapal meledak. Saito dengan cepat meloncat dan menghancurkan jendela kapal kemudian terbang menjauh. Tak berapa lama kapal angkasa tersebu
Di Dunia Imajinasi Liana, terlihat Erina dan Morine membantu merawat luka para tahanan. “Master...” Meldina berlari ke arah Morine yang sedang merangkul Yurine, memeluknya dan sambil menangis. Terlihat Yurine penuh dengan luka.. “Bagaimana kondisi Yurine San?” Tanya Gadis Lolicon yang menghampirinya. “Luka tubuhnya sangat parah. Namun dia masih bernafas.” Ujar Gadis berambut hijau itu. “Keadaannya sangat parah.” Ucap Lerry sambil memperhatikan kondisinya yang mengalami luka memar. “Kita harus kembali ke Asgardian. Yurine butuh pertolongan Nina Chan.” Ujar Ria yang mengusulkan. “Iya, kalau begitu bisakah kau membuka portal ke Asgardian?” “Serahkan padaku! Dimension Manipulation : Portal Gate,” Ria membuka portal kembali. Erina meminta para tahanan untuk masuk ke portal yang kemudian disusul oleh Liana, Morine dan lainnya. Terlihat mereka telah sampai di hutan Magazone. Di depannya ada sebuah Rumah kayu...
Di dekat Rumah Kayu, “Molecule Manipulation : Area Changer.” Erina mengubah sebagian ladang menjadi tanah kosong. “Machine Maker : Super Home.” Saito menciptakan alat pembuat kawasan rumah petak disekitar ladang. Para pengungsi tercengang saat melihat kekuatan sihir mereka. Beberapa waktu berlalu, akhirnya mereka berdua telah selesai membuat pemukiman sederhana yang baru. Para pengungsi berterima kasih kepada mereka berdua. Pengungsi A berkata, “Terima kasih Master. Dengan begini kami bisa hidup secara mandiri.” Erina hanya tesenyum. Disisi lain, ada seseorang memanggilnya. “Erina San.” Panggil Morine yang melambaikan tangan dari kejauhan. Penyihir berambut Orange itu menoleh ke arahnya. Gadis berambut hijau itu mulai mendekati mereka. “Morine San?” Ujar Erina. “Erina San, ini sungguh gawat!” Ujar Morine yang terlihat panik. “Kenapa? Apa yang telah terjadi?” Tanya Erina yang terlihat kebingungan.
Di Ruang Rapat Rumah Kayu Magazone, Planet Asgardian terlihat mereka duduk di sebuah meja bundar. “Rencana D?” “Iya, Rencana D. Kemungkinan mereka akan mengekstrak Kekuatan Nina, dan mencoba mengeluarkan Iblis yang ada di dalam tubunya. Rencana D ini bermaksud untuk mendapat kekuatan Sihir Nina sepenuhnya kemudian dengan kekuatan itu, Master D hendak ingin menghancurkan Planet Herby, dan menangkap budak pria sebanyak mungkin.” Mendengar penjelasan dari si Cyborg membuat pria berambut landak itu membanting meja. “Hal ini sungguh tidak bisa dimaafkan.” “Tapi kalian jangan khawatir, Kekuatan sihir Nina tidak akan semudah itu diekstrak, apalagi dengan kekuatan sihir High Enchantment. Nina kebal terhadap semua sihir bersifat buff ataupun debuff, dan juga sihir Deus Zeroku juga tidak mempan terhadapnya.” Ujar Erina. “Syukurlah, Nina masih ada harapan untuk ditolong.” Ujar Liana menghela nafas lega. “Meskipun demikian, ada hal yang paling men
Para Master Bintang ESDA akhirnya tiba di Planet Elevon. Saat turun dari Kapal, keadaan Kota Merbon sudah mulai porak-poranda akibat ulah Iblis yang ada dalam tubuh Nina. Disana ada banyak penduduk yang panik melarikan diri. Master X, Master G berserta rombongannya diperban kayak mummy sedang berdiri ditengah-tengah kekacauan. “Apa-apa ini? Kenapa Elevon menjadi seperti ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi?” Tanya Master X yang kebingungan Ketika melihat keadaan disekitarnya. “Ini tidak mungkin, apakah ini ulah orang Herby itu lagi?” Ujar Master G (Raja Gorry) yang menduga-duga. “Ini sungguh menarik, aku penasaran, siapa orang yang mampu melakukan ini, kalau dia seorang pria. Akan kujadikan dia sebagai Pet.. Hihihihihihi...” Ujar si mak lampir dengan ketawa khasnya. Mendengar kata ‘Orang Herby’ membuat Morgana terlihat kesal. “Orang-orang Herby itu.. Tak akan kumaafkan mereka.” “Sama. Aku juga pernah dibantai oleh mereka, terutama Anami Nina
“Aku ucapkan selamat datang di Planet Elevon.” Ujar Master D yang menyambut mereka dengan hangat. “Tolong jelaskan padaku semua hal yang terjadi pada Kota ini? Kenapa kota ini bisa kacau balau seperti ini?” Tanya Master Orion yang menagih alasan dibalik semua ini. Mendengar pertanyaan dari Master Orion sejenak Master D menjadi terdiam. Wanita yang memakai masker itu berkata, “Sebenarnya aku ada melakukan eksperimen. Namun, hasilnya gagal.” “Seperti biasa, rumor kamu maniak eksperimen ada benarnya.” Ujar Master X berkomentar dengan sinis. “Bisakah kalian membantuku menghentikannya?” Master D meminta bantuan kepada mereka. “Siapa makhluk yang mengamuk itu Master?” Tanya Earu yang menunjuk ke arah Monster yang sedang mengamuk. “Dia Anami Nina.” Jawab Master D. Mendengar jawabannya, Master Orion langsung keluar dari istana dan menuju ke sana dengan sihir manipulasi darahnya. “Apa? Anami Nina? Hahahahah... Akhirnya pembalasa
Di sisi pertarungan Master D vs. Erina, mereka berdua terlihat memancarkan Energi Mana dalam skala besar dan saling menatap dengan sangat tajam. Kemudian mereka berdua melakukan atraksi sihir. “Soul Enchanter.” Dengan pancaran Energi Mana yang sangat kuat, Master D sedang meningkatkan Magic Powernya. “High Enchantment : Deus Zero.” Melihat pancaran Energi Mana darinya, Erina mencoba menetralkan pancaran Energi tersebut dengan pembatal sihir yang di enchantment olehnya. Sihir Deus Zero menghasilkan dampak yang cukup signifikan yang mana membuat sihir penguat Master D seketika menghilang. “(Sihir apa ini? Kenapa seluruh Energi Manaku bisa menghilang. Sialan).” Gumam Master D yang terkejut. Di waktu yang bersamaan pula, Poidon, Aldo dan Lerry muncul dihadapannya. “Erina San..” Sapa Aldo memanggilnya. “Apakah kita perlu kalahkan musuh di depan?” Tanya Poidon. “Kalian.... pergilah ke pusat Kota, Hentikan Monster yang mengamu