Chapter selanjutnya akan dirilis pada 2 Oktober 2022. Terimakaasih atas perhatiannya...
“Apakah Nina sudah berhasil?” Morine tampak mulai bingung ketika ia melihat Nina tiba-tiba bangun dan dibawa Nijirou ke atas golem raksasa itu. “Sepertinya dia baru saja memulainya! Lihatlah! Dia sedang menarik Jiwa Iblis yang merasukinya.” Yurine. “Apa kita perlu menghampirinya?” Selon. “Tidak perlu, biarkan saja kita tetap disini dan lihat apa yang akan terjadi. Jika ada hal aneh yang terjadi, kita akan segera bertindak!” Poidon. Di atas golem raksasa tersebut, Nina langsung memancarkan manazone yang mengerikan. “Life or Die?” Dengan tatapan super seram, Nina langsung menggunakan sihir penarik jiwa. Seketika aura Nina menjadi sangat menyeramkan, tampak di belakangnya ada sesosok bayangan iblis kuno yang selama ini bersemayam di dalam tubuhnya. Iblis tersebut mulai ketakutan dan melemah. Nina perlahan mendekat. “(Apa-apaan ini kenapa kakiku juga ikut gemetar).” Nijirou juga tampak sedikit ketakutan. “Jangan mendekat! Siapa kau sebenarnya!?” Iblis tersebut terlihat berusaha unt
Di dalam kamar kecil kapal, “Ada sesuatu hal yang ingin kuceritakan. Ini menyangkut waktu aku dikendalikan iblis. Aku merasa aku telah melakukan sebuah dosa yang tak terampuni. Di waktu kita pertama bertemu di alam bawah sadarku, aku sudah pernah bercerita bukan?” Grindrot. “Iya, aku sudah tahu kok.” Nina. “Aku merasa sangat menyesal.” Grindrot. “...” Nina terdiam dan mendengarkannya secara saksama. “Aku sungguh merasa menyesal. Andaikan saja waktu itu aku tidak terprovokasi, semua hal ini tidak akan terjadi.” Grindrot mulai meneteskan air matanya. “Itu memang benar. Setiap makhluk pasti pernah berbuat kesalahan. Aku juga pernah mengalaminya.” Dengan penuh perhatian, Nina berkata sembari memegang punggungnya. “Namun, bukankah kamu sudah bertemu dengan jiwa mereka. Mereka tidak menyalahkanmu. Justru mereka juga ikutan sedih kalau kamu terus berpikiran seperti ini.” Nina. “Tapi... Meskipun mereka bilang seperti itu, entah kenapa perasaanku masih belum tenang. Ada rasa penyesalan,
Di sisi timur pulau Caraka, tampak suasana disana merupakan lahan hutan yang luas. Disana tampak banyak sekali hewan buas yang berkeliaran. “Di sini ada banyak hewan buas.” Lerry. “Tenang saja, mereka tidak bakal berani menyerang kita.” Poidon tampak percaya diri. “Iyalah, kan kamu naga. Semua makhluk di sini pasti takut samamu.” Ujar Lerry tersenyum berkeringat. “Tentu dong.” Poidon tampak bangga. Namun, kenyataannya malahan di dalam hutan, tampak ada banyak gerombolan Monster Pakuya yang berhamburan dimana-mana. Para monster tersebut tampak mengepung mereka berdua. “Waduh, apanya mereka takut, malahan kita dikepung ini.” Lerry. “Tenang saja, kamu tinggal gunakan sihirmu saja, aku yakin mereka bakal gak bisa melawan.” Poidon. “Iyalah (-_-)... Kalau begitu aku coba dulu. White Magic : Heavenly Kimochi!” Lerry menggunakan sihir bejatnya ke kerumunan monster pakuya. Seperti biasanya, para monster tersebut tampak mulai lengah dan menikmati kimochi yang dibuat olehnya. Melihat kead
Di sisi barat Pulau Caraka, Nijirou dan Nina menemukan seorang bocah yang penuh dengan luka. “Papa... Mama...” Ujar bocah malang dengan pakaian yang terlihat seperti pakaian budak yang compang-camping. “Bertahanlah dik. Kamu sudah baik-baik saja.” Ujar Nina sembari menggunakan sihir penyembuh padanya. “Anak ini sepertinya kabur dari suatu tempat. Lihatlah tubuhnya... Penuh dengan luka cambukan.” Nijirou. “Kita perlu menginterogasinya. Aku yakin ada sesuatu hal yang tak baik telah terjadi setelah Grindrot dikendalikan.” Nina. Beberapa waktu kemudian, bocah malang tersebut mulai pulih. “Apa yang telah kamu lakukan? Menjauhlah dariku!” Dengan perasaan waspada, bocah itu mulai menjaga jarak sembari menggenggam sebuah ranting kayu. “Jangan begitu dong... Kami bukan orang jahat kok.” Nijirou mendekatinya. Tanpa diduga, bocah itu mulai beraksi. Saat Nijirou hendak memegang kepalanya, bocah itu langsung menendang selangkangannya dengan kuat. ‘crack’... Terdengar suara telur retak. Ras
Di sisi utara pulau Caraca, Iblis dengan banyak kepala ular sedang mengamuk. Dengan ukuran bongsornya, dia menyapu lahan hutan hingga layu dengan racun mematikannya. “Sialan... Makhluk ini terlalu kuat. Ini diluar batas kemampuanku.” Morine berusaha menahan pancaran energi sihir dan raungannya yang begitu dahsyat. “Master...” Shuu tampak tidak tahan dan terpental. “Shuu!” Windi langsung menolong Shuu yang terpental dengan kemampuan manipulasi anginnya. “Apa yang harus kita lakukan?” Tanya Rai yang bertengger di dada Morine. “Kita harus menjauh dulu. Sebaiknya kita semua berkumpul terlebih dahulu.” Morine. “Baik, Master.” Jawab Clori yang kemudian terbang membawanya menjauh. Di atas langit, “Poidon San, coba lihat disana!” Ujar Lerry sambil menunjuk ke arah utara. Saat melihat, Poidon tampak terkejut. “Apa-apaan ini!? Bagaimana bisa Iblis Ochochini berada disini?” Poidon. “Iblis Ochochini?” Lerry. “Iya, tapi sekarang aku tidak ada waktu buat menjelaskan lebih rinci. Sekarang,
Kembali ke sisi utara pulau, “Lihat disana!” Poidon. “Nijirou?!” Lerry tampak kaget saat melihat wujudnya yang begitu besar. “Sebaiknya kita turun dulu.” Ujar Poidon sembari mendekat ke tanah. Lerry hanya mengikuti arahannya. “Lerry?” Panggil Yurine yang terkejut saat melihat mode awakennya. “Ini wujud awakenku. Aku hanya bisa menggunakan mode ini sementara waktu.” Lerry. “Sekarang waktu yang tepat. Kalian semua, seranglah monster itu secara bersamaan!” Morine tampak mulai kelelahan. “Siap.” Kemudian Lerry menghilang dan berada di atas langit sembari mengumpulkan energi sihir. “Kita tidak boleh diam saja, kita harus melakukan sesuatu.” Ujar Grindrot yang juga mulai beraksi. Poidon dan Selon mengikutinya. Di sisi lain, Nina tampak berbisik ke telinga Nijirou yang super duper gede. “Nijirou Kun, jangan buang waktumu, kalahkan makhluk itu segera!” Ujar Nina. “Siap Nina Chan. Aku akan segera mengalahkannya.” Nijirou tampak masuk ke mode serius. “Clone Element Form: 4 Power Clon
Kembali ke sisi utara Pulau Caraka, Lerry, Poidon, Selon, dan Grindrot tampak menghadapi serangan iblis tersebut. Di sisi lain, Nijirou (Bomba weed) mulai beraksi. “Bomba Weed Release : Bomba Spore, Bomba Tentacle Weed” Nijirou (Bomba Weed) menyebarkan spora dari tangannya ke arah iblis tersebut tersebut. Spora-spora tersebut terlihat memasuki bagian kulit dari iblis tersebut. Di sisi lain, Nijirou juga melancarkan serangan akar pengikat untuk mengunci pergerakan darinya. Iblis tersebut tampak meraung-raung dan semakin tidak terkendali. [DUAR...] Akar pengikat dan spora tanaman yang disebarkan Nijirou meledak dengan dahsyat. Ledakan tersebut berhasil membuat iblis itu terluka cukup parah. Tak hanya itu saja, seluruh tunas-tunas kecil yang berkeliaran disamping iblis tersebut musnah. “Bagus!” Morine tampak tersenyum. Namun, Iblis itu tampak kembali menggunakan regenerasinya. “Tidak Mungkin...” Nina (Erina) tampak kaget karena Enchanternya tidak memberikan efek yang berpengaruh. “Se
Di sisi barat pulau Caraka, Poidon, Selon, dan Grindrot tampak sedang mengangkut para penduduk lokal menuju desa dengan mode transformasi naganya. “Papa, Mama, bangunlah..” Rea tampak menangis sembari berusaha membangunkan kedua orangtuanya. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Poidon sembari terbang. “Situasi cukup buruk.” Jawab Grindrot sembari terbang. “Kita butuh bantuan Nina San. Aku yakin dia pasti bisa menyembuhkan mereka.” Selon. Di sisi lain, Yurine yang sedang dalam perjalanan melihat para naga telah kembali. “Hey!!” Panggil Yurine dari kejauhan. Ketiga naga itu melihatnya dan langsung mendarat ke arahnya. “Bagaimana dengan evakuasi penduduknya?” Yurine. “Semua penduduk yang berhasil selamat sudah aman. Tapi kondisi mereka sangat buruk. Bisakah kamu memanggil Master Nina?” Poidon. Mendengar ujaran Poidon, Yurine sejenak terdiam. “... Sebenarnya Nina masih belum sadarkan diri.” Yurine. “Tapi selain dia, tidak ada orang lain yang bisa menggunakan sihir penyembuh.” Selon
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd