" jadilah pemberontak yang baik ! Pemberontak yang tak merugikan banyak pihak ! Ingat meski kamu di lahirkan oleh orang tuamu tapi Hari dan Tia juga punya jasa yang besar dalam membesarkan dan nerawatmu ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu mengembalikan data orang tuamu !namun perlu di ingat jangan sampai ada yang terluka ! Tugasmu berat nak !"
" Aku tahu Bi," jawab Albi.
" Bagaimana cara aku terpisah dari keluarga kandungku sendiri Bi ! Ceritakanlah yang sebenarnya bi ! Aku mohon ! " Pertanyaan Albi yang mengharapkan sebuah kejujuran seorang Bi Ijah.
" Caranya yang salah karena sang nenek yang terlalu ikut campur dalam keluarga Ningsih yang sudah menikah !"
" Hari tak kunjung di karuniai anak karena dia memberikan luka pada Ningsih Ibumu !"
" Hari berdosa !"
" Kenapa Bi ? "Tanya Albi kembali .
" Hari merasa seolah tak berdosa karena sudah mencelakai Ningsih ! Ningsih menangis karena uang tabungannya yang tak kunjung di ganti ! Hari bisa menikahi Tia karena uang Ningsih ! Hari menggelar pesta dan Ningsih menggelar sajadah untu menangis ! Dan ia pun mengatakan sakit hatinya pada sang maha pencipta " kamu tidak akan punya anak" sumpah serapah yang di keluarkan mulut Ningsih yang bibi dengar sendiri karena saat itu bibi di suruh nenekmu untuk membereskan rumah usai hajatan kecil di pihak laki - laki "
" Bagaimanapun do'a seorang hamba yang terdzalimi pasti di jawab langsung oleh Rabb nya dan ingat kamu Albi segera minta maaf pada kedua orangtua kandungmu !" Bi ijah mengingatkan Albi.
" Seluruh uang Ningsih tersita habis oleh hajatan kecil di rumah nenekmu ! Dan Hasil uang amplop dari para tamu yang datang tak di bayar oleh Hari malah di serahkan pada pihak keluarga Tia ! Tak ada sepeser pun uang pengembaliannya hingga Ningsih ibumu harus keluar dari pekerjaannya karena tak ada sepeser pun untuk ongkos pulang pergi naik angkutan umum !"
" Ajaran dan didikan keluarga menjadi pengaruh besar dalam kehidupan besar kelak ! Nenek dan kakekmu mengajarkan ajaran kedzaliman ! Keangkuhan,ke egoisan,ke munafikan juga adu domba merupakan pelajaran yang salah yang di terima anak -anaknya di kemudian hari hingga keegoisan tumbuh di hati anak - anaknya. !"
" Kakak dan adik di Adu domba hingga timbul perpecahan saudara dan konflik berkepanjangan "
" Saudara dan saudara harusnya di ajarkan untuk saling menyayangi dan melengkapi bukan di jadikan alat untuk kepuasan ego !" Bi Ijah berkata demikian agar Albi tak salah langkah.
" Adikmu lahir di Bidan dekat rumah dan bapakmu saat itu tak ada pegangan uang ! Sementara Hari sang kakak seolah sedang menolongnya dan namanya berkibar seolah tak berdosa "
" Kebaikan Ningsih mengantarkan kebahagiaan tapi di balas dengan kebaikan yang membawa luka yaitu dengan membawa kamu sendiri dan di menangkan oleh nenekmu ! Tak adil memang ! Tapi menurutmu sendiri apa itu cara yang baik seorang kakak yang menghancurkan perasaan adiknya !" Tanya Bi Ijah.
'' caranya yang salah !" Jawab Albi pasti.
" Sekarang nasi ibarat sudah jadi bubur tak ada rasa saling pengertian dari pihak mana pun ?"
" Ibumu terlalu penurut saking takut dengan kata " dosa " sementara dirinya di jadikan hinaan dari bibir para tetangga.
" Ini tugasmu bukan sembarang tugas ! Tugas yang harus di selesaikan tanpa meninggalkan masalah dan menorehkan luka pada siapa pun paham !"Bi Ijah menasehati.
" Iya Bi,Albi mengerti sekarang !"
Jam dinding terus berdetak memutari angka-angka tanpa lelah hingga Albi pun tersadar bahwa dirinya berkunjung sudah terlalu lama dan ia pun pamit undur diri.
" Bi,Albi pamit pulang dulu ! Gak enak sudah malam ! Jadi gak enak karena sudah mengganggu waktu istirahat bibi !" Albi merasa tak enak hati .
" Datanglah kemari lagi ! Itu hanya cerita kecil yang baru bibi sampaikan ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu kembali ! Ingat menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan atau membuat masalah baru lagi ! Mengerti !" Bibi memperingati Albi.
Albi punpamit undur diri.ia berjalan menggunakan kedua kakinya.
Di sepanjang jalan pulang ia masih terus berpikir agar tindakannya kelak tidak melukai pihak mana pun.
Albi sudah sampai di kosannya dan Ridwan yang masih mendengarkan musik di hp nya lalu menyapanya.
" Tadi ada cewek datang kesini nyariin lu !" Ridwan memberi tahu Albi bahwa ada yang mencarinya.
" Terus " Albi menjawab sambil membuka celana jeans nya.
" Ceweknya bening ! Dapat dari mana bro ?" Ridwan mengintrogasi.
" Nyariin saya buat ?" Albi menghiraukan pertanyaan Ridwan karena baginya bukan hal penting untuk diceritakan.
"Gak tahu juga ! Orangnya langsung pergi juga !" Ridwan memberikan penjelasannya.
" Palingan juga Zahra ! Siapa lagi yang nyari saya kesini kalau bukan dia orangnya " albi berbicara dalam hati.
" Cape...udah makan belum ?" Tanya Albi sambil duduk di lantai.
" Belum...ke warteg yuk !" Ajak Ridwan.
" Gak usah ! Tuh tadi gue beli dua porsi ! Ayo cepet ambil piring sekalian !" Perintah Albi dan Ridwan pun bergegas mengambil piring.
" Tumben baik...!" Jawab Ridwan sambil cengengesan.
" Iya lah gue mah baik orang nya !" Albi membusungkan dadanya tanda ia sedang menyombongkan dirinya sendiri.
" Lu sekolah tamatan apa ?" Tanya Ridwandi sela makannya.
" Ya,jelas gak tamat lah sekolah nya ! Ini buktinya jadi kuli sana kayak lu !" Albi sengaja menyembunyikan jati dirinya sendiri.
" Iya juga ya !" Ridwan tak sedikit pun curiga bahwa sebenarnya Albi berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri yang di idamkan banyak orang.
" Mudah-mudahan anak gue kelak gakkayak gue nasibnya gini ! Jadi kuli !mudah-mudahan jadi boss deh minimal ! Punya usaha sendiri ! Gak kerja di orang !" Harapan Ridwan untuk anaknya nanti.
'' itu do'a bagus bener !yang jadi pertanyaan emang udah ada calonnya yang mau sama lu !" Pertanyaan Albi menyindir Ridwan.
"Ya,kali aja ada !"jawab Ridwan walaupun jawaban tersebut belum pasti.
" Gak usah pesimis ! Bangun dulu rumah! Bini mah belakangan ! Entar juga kalau rumah,motor udah ada cewek pada nyamperin ! Iya gak iya gak"Albi berbicara sambil menaikkan halisnya.
" Bener juga ! Kita cowok tinggal milih ! Mau yang muda atau sepantaran sama kita !" Ridwan menerawang masa depannya.
" Semangat bro....!" Albi memberi semangat .
Setelah selesai menyantap hidangan makan malamnya kemudian Albi masih mengajak Ridwan mengobrol.
" Kamu sendiri sekolah tamatan apa ?" Tanya Albi hati-hati.
"SMP ! Mau lanjut SMA macet di rupiah" Ridwan menjelaskan keadaannya saat itu.
" Takdir ke depan gak ada yang tahu bro ! Jalani aja kayak air mengalir !"Albi bermaksud menyabarkan Ridwan.
" Bener ...terus udah tamat SMP langsung kuli !" Tanya Albi pelan mengorek teman sekamarnya.
" Nggak langsung jadi kuli sih ! Bantu orang tua jagain kios dulu tapi lama-lama jadi bosan juga ! Kalau lagi rame sih enak buat usir kejenuhan tapi kalau lagi sepi,suntuk bener !"
Zahra masih belum bisa memejamkan matanya begitu pun dengan Albi. Akhirnya Albi lah yang memutuskan untuk berkirim pesan menyapa Zahra terlebih dahulu. " PING " Albi mengirim pesan pada Zahra dan mengetes sudah tidur atau belum. Ternyata Zahra belum tidur juga terdengar dari bunyi pesan WA masuk. " PING juga " balasan dari Zahra. " Tadi nyariin kesini ada apa ? Aku tadi keluar ada sesuatu yang penting !" Pesan dari Albi untuk Zahra. " Tadinya mau nagih janji buat di traktir! Eh...tahunya yang janjiinya sedang keluar ! Ya,udah balik kanan lagi aja !" Jawaban pesan dari Zahra yang di baca Albi. '' besok sore aja ! Gimana ? Itu juga kalau kamu nya gak sibuk !" Pesan dari Albi. ''ya,udah entar aku samperin ke sana deh! Bakal ngilang lagi gak !" Tanya Zahra kembali. " Nggak lah ! Kan
"Alhamdulillah...kenyang " Albi bersendawa." Mau tambah lagi ?" Tanya Albi sambil menaruh mangkuknya.Mereka berdua menyantap mie ayam buatan mas Supar di pinggir jalan.Hanya sandal yang bisa di jadikan alas untuk duduk .Albi mengira Zahra enggan atau menolaknya makan di tempat seperti ini karena dari tampilannya terlihat Zahra bukanlah anak dari kalangan biasa."Ini juga udah kenyang " jawab Zahra." Kamu sering kesini ?" Tanya Zahra sambil menaruh mangkuknya di bawah." Saat berstatus mahasiswa sih tiap hari kesini sampai sore terus pulang ke rumah magrib "" Walaupun tempat ini rame banyak mobil dan motor melintas tapi aku ngerasa tenang aja di sini ..." Albi belum menyelesaikan kalimatnya namun,Zahra sudah menyelanya." Tempat sebising ini kamu bilang tenang ! Atau jangan-jangan kamu salah minum ob
Tiga hari lamanya Bi Ijah tak berjualan seperti biasanya. "Hei...mau kemana lagi " Ridwan bertanya karena melihat Albi yang tergesa-gesa " Nyari angin " jawab Albi sambil berlalu menutup pintu. " Teman gak ada akhlak ... Nyari angin sendiri ! Gak di ajak lagi ! Asem deh ngobrol sendiri !" Gerutu Ridwan yang kesal karena tak pernah di ajak keluar. Albi berjalan kaki ke tempat Bi Ijah namun sayang hatinya bergetar dan langkah kakinya terhenti saat para warga,baru saja memulai acara tahlilan. " Siapa yang meninggal ? " Tanyanya dalam hati. " Jangan...jangan..." Antara yakin dan ragu ia menjawab pertanyaan dirinya sendiri. Albi pun ikut duduk bersama para warga dan ikut membacakan surat Yasin. Setelah acara selesai barulah Albi mendengar obrolan para warga. " Mudah-mudahan amal
Albi tak pernah bisa memilih antara Bi Sari ataupun Zahra.Zahra masih dalam mode ngambeknya." Sekali-kali dia lah yang cari saya ! " Zahra membalikkan ponsel miliknya agar tak terlihat lagi nama Albi.Keesokkan paginya Albi masih sibuk memeriksa pesan atau panggilan masuk dari Zahra.namun,tak ada satupun balasan chat atau panggilan balik dari Zahra.Kini Albi sendiri yang merasa bingung." Gak biasanya dia seperti ini ! Apa aku salah ya !" Albi sejenak berpikir." Ah...sudahlah " Albi menaruh kembali ponsel ke dalam sakunya." Ayo..." Ajak Ridwan setelah memakai sepatunya.Saran dari Zahra untuk membuat nasi sendiri kini Albi terapkan sendiri dalam hidupnya.Ia pun berbagi nasi dengan Ridwan teman sekamarnya.Awalnya Albi kesulitan menakar air untuk menanak nasi karena
Zahra tak mau berburuk sangka pada Albi dan ia pun memutuskan untuk membalas chat dari Albi. "Hari Minggu jangan kemana - mana !" Pesan untuk Albi. Ada rasa bahagia pada diri Albi karena Zahra membalas pesannya walaupun dalam hatinya ia masih mempertanyakan tentang solusi dari permasalahan yang di hadapinya kini. "Hari Senin sampai Sabtu jangan ganggu aku !" Pesan nya lagi untuk Albi. " Ok " jawab Albi singkat. Zahra menganggap agar Albi bisa bersama Sari teman barunya dan dengan dirinya hanya di waktu hari Minggu saja. Ada renncana yang ingin segera ia praktekan pada Albi. " Mudah-mudahan berhasil " gumam Zahra. " Harus berhasil " Zahra berbicara dalam hati untuk menyemangati dirinya. Ia bukanlah sosok gadis yang gampang menyerah sebelum mencapai target yang
Sepasang suami isteri yang tak lain Hari dan Tia berkunjung dengan pintu yang terus di gedor-gedor seperti tak ada akhlak seolah Ningsih dan Wawan sedang menyembunyikan harta Karun miliknya.Ningsih tidak berjalan ke arah pintu utama di mana Hari dan Tia masih menggedor-gedor pintu rumahnya.Ia lebih memilih masuk ke dapur dan menyembunyikan di dalam wadah tempat beras yang di berikan Albi lewat Zahra" Sebentar..." Jawab Ningsih sopan sambil berjalan dan membukakan pintu." Saya tidak mau berbasa basi mana Albi ?" Tanya Tia dengan angkuh.Hari memaksa berjalan memasuki rumah tanpa permisi pada tuan rumahnya.Sorot matanya terus mengitari sekeliling tempat itu dan hasilnya masih tetap nihil.Hingga Hari merasa curiga pada Zahra yang sedang berkunjung ke rumah itu." Siapa kamu ?" Matanya kini menyoroti Zahra.Z
" sekarang Rika ! Rika memiliki paras yang cantik ! Karena parasnya yang cantik ia bertingkah layaknya ratu yang ingin di layani ! "" Ibumu membantu keuangan keluarga tetapi nama Rika yang mencuat ke permukaan bahwa seolah-olah Rika lah yang memenuhi kebutuhan nenekmu !"" Pekerjaan Rika waktu itu apa Bi ?" Tanya Albi." Rika bekerja sebagai SPG di salah satu pusat perbelanjaan ! Gajinya yang di bawah UMR tapi punya banyak duit aneh kan ?"Mimik wajah Albi juga heran bertanya-tanya dalam hati namun ia lebih memilih diam dan fokus pada Bi Sari yang sedang bercerita."Dulu boss nya tempat bekerja mempercayakan toko miliknya pada Rika dan Rika memanfaatkan kesempatan itu untuk berbuat curang ." Hal ini terjadi lantaran keegoisan nenekmu yang minta di belikan ini dan itu sehingga pikiran busuk pun muncul di benak Rika !"" Rika memang berha
Pagi menjelang menuntun Albi dan Ridwan untuk segera melakukan Alktivitas seperti biasanya. Albi lebih awal pergi ke tempat kerjanya karena ingin membuat barble dari kaleng yang nantinya akan di isi Semen dan di beri gagang besi di tengah-tengahnya sebagai penyangga dan genggaman tangannya. Jika tak ada alat mewah untuk fitnes maka Albi lebih memilih untuk memakai bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Semua rekan kerjanya tak ada yang tahu rencana Albi untuk masuk menjadi anggota TNI . Albi sendiri mempunyai tujuan sendiri jika kelak ia lolos dan di terima resmi sebagai TNI. Sebelum para rekannya datang Albi lebih memilih mengaduk-ngaduk semen yang sudah di beri air. Kemudian Albi memasukkannya ke dalam kaleng kosong bekas susu berukuran sedang dan tak lupa ia memasukkan besi berukuran sedang ke dalam kaleng tersebut yang sebelumnya suda
Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya
Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa
" berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka
" jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli
Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs
" jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A
Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.
Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg
Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.