Home / Lain / Militer Mengangkat Surgaku / 17.Mengorek informasi 9

Share

17.Mengorek informasi 9

Author: Cule Vie
last update Last Updated: 2021-09-24 11:22:49

" diam...dan dengarkan bibi yang bicara sekarang !" 

Albi menuruti semua kata-kata Bi Sari.

" Tuti..." Bi Sari sedang mengingatnya .

" Jujur...bibi kesal juga !" 

" Kenapa Bi ?" Tanya Albi.

" Dia bermain licik saat pendaftaran sekolah !" Jawab Bi Sari.

" Azizah jadi korbannya !" 

'' korban ? Maksudnya ?" Albi masih belum paham.

" Tuti sama seperti Andi melakukan  jalur belakang seperti Andi !"

" Padahal seharusnya nama Azizah yang tertera di sana !"

" Dari segi kualifikasi nilai dan jarak jelas Azizah menang ! Karena dari nilai Azizah melebihi Tuti dan dari segi jarak lebih dekat jarak rumah Azizah karena saat itu bibi masih menumpang di rumah mertua yang kebetulan jaraknya hanya 1 Km jauhnya !"

" Padahal sudah ada pengumuman melalui hp bahwa Azizah di suruh mendaftar ulang !"

" Tapi,sayang saat itu entahlah bibi menyebutnya apa ? Entah kata rezeki yang terenggut paksa !"

" Nama Azizah saat akan mendaftarkan ulang malah terhapus dan menghilang begitu saja !"

" Apa bibi tidak berusaha melakukan protes ?" Tanya Albi .

" Bibi sudah melakukan protes dan bertanya pada panitia terkait ! Mereka hanya menjawab bahwa yang menentukan semua ini bukanlah kami itu yang mereka jawab !"

" Saat itu bibi marah dan memaki-maki orang-orang yang ada di sana ! Impian Azizah untuk masuk ke sekolah impiannya menjadi pupus harapan padahal sekolah tersebut terkenal jika siswanya lulus langsung di rekrut kerja ! Makanya Azizah menginginkannya"

" Rezeki yang sengaja di geser itu menurut pendapat bibi !" Sari berucap sambil kedua tangannya menyilang di dada.

" Nenekmu dan Tuti tersenyum saat mendaftar ulang di sana ! Seolah sedang menang !"

" Padahal sudah jelas dari segi nilai dan jarak harusnya Azizah yang menang ! Tapi,bibi bersyukur di balik musibah ini ! Sekarang Azizah bisa sukses dengan usaha kulinernya ! Azizah mampu membeli dan merenovasi rumah yang sekarang kita tempati ini !" Bi Sari merasa bangga dengan anaknya .

" Apa Tuti sudahbekerja ?" Tanya Bi Sari pada Albi.

" Belum bi sampai sekarang belum bekerja ! "

" Ingat Albi untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan harus murni ! Jangan instan !" Bi Sari kembali mencoba mengingatkan Albi.

Albi memahami betul nasihat yang di ucapkan Bi Sari ! Sesuatu yang di dapat murni akan menghasilkan Kilauan intan yang terang.

" Lantas ! Apa hubungannya dengan ayah keluar dari sekolah tempatnya bekerja "tanya Albi.

" Ada...ayahmu sama pengorbannya seperti kepada Andi ! Ayahmu membawanya langsung dan mengatakan bahwa itu adalah adiknya dan masih ada hubungan saudara !"

" Tuti memang menang di terima di sekolah itu dan itu menjadi bumerang untuk ayahmu sendiri ! Di mana rekan-rekan kerja yang lainnya juga sama ingin memasukkan siswa yang di anggap saudara dan di iming - imingi uang oleh para orang tua calon siswa ! Namun,sayang semua rekan-rekan kerja ayahmu tidak ada yang lolos satu pun !"

" Kenapa kok bisa tidak lolos ?" Tanya Albi penasaran.

" Orang tua siswa tersebut memanfaatkan para pekerja di sekolah untuk masuk lewat jalur belakang !"

" Wah , licik dong !" Sela Albi.

" Reka - rekan kerja ayahmu di beri syarat oleh pihak sekolah jika masih ada sangkut paut saudara dan asal usul saudara dari mana ? Maka,pihak sekolah akan meloloskannya ! Dan bisa di buktikan !"

" Karena rekan kerja ayahmu hanya kenal saat pendaftaran sekolah di buka saja ! Jadi sudah terbukti jelas ! Mereka tidak bisa membuktikan masih ada keterikatan saudara dan akhirnya rekan kerja ayahmu tidak bisa meloloskan siswa dadakan tersebut padahal uang menjadi lezat di kala jalur tersebut di tutup !"

" Rekan kerja ayahmu merasa sirik karena merasa ayahmu di anak emaskan bisa meloloskan Tuti padahal jika di jelaskan Tuti masih ada hubungan adik dengan Andi "

"Ayahmu menjelaskan dengan gamblang bahwa Andi setelah sukses tidak menaikkan status keluarga ! Andi lebih memilih ber hura-hura !"

" Bu Rika yang mendengar langsung penuturan ucapan ayahmu langsung meninjau ulang Andi ! Karena ada saudara dari Bu Rika yang bekerja di sana ! Dan hasilnya benar bahwa Andi melupakan dirinya saat berada di angka nol "

" Ya,begitulah hidup melupakan angka nol saat bisa mencapai angka seratus ! Padahal angka seratus hanya bernilai kecil jika tidak di sertai dengan angka nol !"

" Rekan kerjamu ayahmu tak terima dengan keberhasilan Tuti bisa di terima di sekolah tersebut hingga di buatlah isu tidak baik oleh rekan yang lain hingga membuat kegaduhan satu sekolah dan ayahmu lebih memilih mengundurkan diri dari sekolah !" 

" Andi seolah tutup kuping mendengar Wawan keluar dari pekerjaannya padahal ini semua ada sangkut pautnya dengan dirinya !"

" Rekan kerjanya tak terima jika Tuti di terima di sekolah itu dengan jalur SKTM (surat keterangan tidak mampu ) semua rekan ayahmu berharap Tuti masuk melalui jalur umum ! "

" Memang,benar Bi ! Apa yang bibi sampaikan ! Sampai sekarang pun Andi masih bersifat egois ! Andi lebih memilih mementingkan dirinya !"Albi membenarkan ucapan Bi Sari.

" Itulah sifat manusia suka lupa pernah mendarat saat sudah berkibar !" Bi Sari menyela.

" Oleh karena itu nenekmu merasa jengkel bukan main ! Andi salah membalas jasa ! Hari dan Tia menjadi acuan berbalas jasa sedangkan Ningsih ,Wawan dan nenekmu menjadi kacang yang lupa kulitnya "

" Makannya nenekmu memanfaatkan Hari dan Tia karena melihat Andi begitu royal memenuhi keinginan Tia dan Hari padahal kalau di ukur dari jasa sajasudahjelas Hari dan Tia tak ikut andil menjadikan Andi sukses seperti sekarang ini !"

" Hari dan Tia melampiaskan kekecewaannya melalui Andi karena uang mereka di kuras untuk biaya kursus Rika yang tak pernah di ikutinya !"

" Aksi balas dendam terlihat di sini !"

" Rumit juga ya Bi !" Jawab Albi. 

"Hmmm...keegoisan menghalalkan segala cara hingga lupa bahwa terjadi perang saudara dan saling menyakiti "Bi Sari kembali mengingatkan Albi.

"Dari mana bibi tahu semua persoalan ayahku ?" Tanya Albi dengan hati-hati.

" Karena ada saudara Bibi yang bekerja di salah satu kantin siswa dan dia sering bolak-balik masuk ke kantor dan kebetulan setiap mengantarkan sesuatu selalu mendengar gosip ini dan itu !"

" Ya,begitulah jika karakter anak di didik di awal dengan keegoisan maka terlahirlah karakter yang seperti itu saling tindas ! Saling sikut !saling bersaing dengan cara instan !"

" Walaupun sekarang identitasmu semua palsu karena ulah mereka tapi ingat , perbaiki dengan jalur aman ! Jangan jalur instan juga !" 

" Identitas mu memang perlu di kembalikan nak !teruslah berjuang ! Berdo'alah pada sang maha pencipta agar di berikan solusi terbaik !"

Albi mengerti maksud semua ucapan Bi Sari  dan ia punpamit menyudahi informasinya.

Walau banyak pertanyaan di benaknya namun Albi akan tetap memilih jalur untuk menyelamatkan semuanya ! Albi berpikir jika dirinya melapor pada pihak berwajib maka ia sendiri tidak ingin Hari dan Tia masuk ke sel jeruji besi bagaimanapun mereka sudah membesarkan dirinya.

Related chapters

  • Militer Mengangkat Surgaku   18,di uji

    Khusus Hari Minggu Albi meluangkan waktunya untuk Zahra. Gadis penolong yang berbaik hati mengulurkan tangannya untuk Albi di saat otak dan pikiran Albi buntu. Albi sudah bersiap dengan pakaian olahraganya . Albi lebih memilih menggunakan celana training pendek dengan warna yang senada dengan kaos berwarna biru navy. Albi kini sedang mengikat tali sepatunya dan lagi-lagi Ridwan selalu kepo bertanya ini dan itu. " Pagi - pagi udah kinclong terus itu jambul sudah naik juga ! Mau ngapel Zahra ya !" Ridwan yang sudah mengetahui rutinitas Albi di hari Minggu . Albi tak menanggapi dengan serius ucapan Ridwan yang penting bagi dirinya Albi bisa fokus kepada tujuan hidupnya yaitu bisa mengembalikan identitasnya. " Berisik lu... " Jawab Albi seketika selesai menyemprotkan farfum di kaos nya . " Minggu jan

    Last Updated : 2021-09-24
  • Militer Mengangkat Surgaku   19.wisata dadakan

    " kita mau kemana ?" Tanya Zahra. Albi hanya diam tidak menjawab pertanyaan gadis yang sedang di bonceng dirinya. Albi menghentikan motornya mendadak di pinggir jalan karena ia baru saja melihat toko jaket. Albi sendiri tidak memakai jaket saat akan bertemu dengan Zahra karena Albi berpikir hanya akan berolahraga saja. " Gak mungkin juga bawa anak orang dengan seperti ini " Albi sejenak berpikir melihat Zahra yang sama dengan dirinya tidak memakai jaket. " Beli jaket dulu " perintah Albi. Albi sudah selesai membeli jaket dan celana panjang untuk dirinya tapi,Zahra masih mematung menunggu Albi. " Kamu gak pilih jaket ?" Tanya Albi. " Nggak " jawab Zahra sambil menggelengkan kepalanya. Tanpa banyak tanya Albi langsung memilihkan jaket untuk Zahra dan membayarnya.

    Last Updated : 2021-09-25
  • Militer Mengangkat Surgaku   20.kembali lagi

    Zahra kembali ke rumahnya saat adzan magrib berkumandang.ia tak menyua-nyiakan waktu yang di beri sang maha pencipta untuk bisa bersujud. Meski rasa lelah dan letih hinggap di sekujur tubuhnya Zahra berlalu mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya. " Dari mana kamu ?" Tanya paman Edo yang tadi sore baru kembali dari Sulawesi. " Oh...itu tadi ... " Zahra berbicara sambil terbata-bata karena bingung apa yang harus ia jelaskan. Mulutnya seraya terkunci dan otaknya mendadak mengerem untuk memerintahkan mulut supaya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. " Kamu bisa membohongi ayahmu sendiri tapi tidak denganku " Edo berbicara sambil berlalu meninggalkan Zahra yang masih diam mematung dan belum membuka mukenanya. Sang paman berlalu dan menemui kakaknya yang tak lain ayah Zahra. " Kau membebaskan Zahra ?" Tanya Edo sambil d

    Last Updated : 2021-09-26
  • Militer Mengangkat Surgaku   21.Pembentukan panitia

    Hari Edo kembali ke kesatuannya untuk melaksanakan tugasnya memimpin rapat pembentukan Panitia peserta anggota TNI yang baru. Edo memimpin rapat dengan menunjuk orang-orang yang di anggap berkompeten dalam melaksanakan tugas. Para panitia pun menyetujui hasil rapat kali ini dan menanda tangani berkas yang ada tanda sanggup menjalankan tugas. " Ingat dokumen administrasi semuanya harus lengkap !" Edo kembali mengingatkan para panitia yang telah di bentuknya. " Dan jika nanti sudah banyak yang mendaftar ! Seleksi semuanya dan loloskan mereka yang benar-benar memenuhi kriteria. Waktu menunjukkan sudah masuk waktu Dzuhur dan Edo pun membubarkan rapatnya. _-_-_- Rama di sibukkan dengan kegiatan tambahan barunya yakni mencari orang yang terbiasa dengan membangun rumah dari nol hingga ia akhirnya bertemu dengan Pak Rudi salah satu

    Last Updated : 2021-09-26
  • Militer Mengangkat Surgaku   22.latihan lagi

    Hari Minggu pun tiba dengan latihan bertemakan " berenang " Ridwan sedari shubuh sudah menyiapkan menu masakan simple untuk di bawa bekal nanti. Sementara Albi lebih sibuk berlatih dengan menggunakan burble buatannya sendiri. Dari hari ke hari lengan Albi menjadi terlihat lebih berotot. Terkadang jika sedang di berlatih di taman.Alvi lebih memilih pull up bergelantungan di pohon. Badan Albi kini menjadi lebih tegap berbeda saat pertama kali ia bertemu dengan Zahra di mana kulitnya yang masih terlihat bersih bahkan tidak ada warna coklat yang terbakar matahari. " Bi...kamu yang bawa ya !" Ridwan menyodorkan tas yang berisi makanan untuk santap siang mereka di sana. " Hmmm..." Jawab Albi ringan. Zahra sudah datang terdengar dari suara deru motornya. " Simpan motormu di sini saja !"

    Last Updated : 2021-09-27
  • Militer Mengangkat Surgaku   23.Ayo daftar

    Edo sang paman melihat Zahra dari seberang jalan saat Zahra,Ridwan dan Albi keluar dari area kolam renang. Tampak jelas dari raut wajah sang paman yang merasa tidak senang ketika Zahra berjalan di apit oleh dua lelaki. Edo hanya berdiam diri saja melihat Zahra dan kedua teman pria nya sedang menaiki angkutan umum. Edo mengikuti mereka bertiga tanpa sepengetahuan Zahra. Saat Zahra bersama kedua temannya sudah sampai di depan kostan sang paman masih dengan posisi mengintai memantau Zahra. Di lihatnya Zahra sangat akrab dengan kedua teman laki-lakinya kemudian Zahra pun pamit undur diri pada Albi dan Ridwan dan langsung menyalakan mesin motornya berlalu meninggalkan mereka . Edo masih dengan setia membuntuti Zahra dari belakang dan setelah setengah jalan menuju rumah barulah sang paman membunyikan suara klakson motornya. Zahra

    Last Updated : 2021-09-27
  • Militer Mengangkat Surgaku   24.untuk ibu

    Usai latihan bersama Zahra,Albi merebahkan tubuhnya di atas tanah. " Cape...." Albi berkata sambil menatap langit sore. " Ini...minumlah " Zahra menyodorkan botol air minum. " Terima kasih " jawab Albi tulus. Albi bangkit sejenak dari rasa nyamannya menggeletakan diri di atas tanah kemudian ia meneguk air minum yang di berikan Zahra. Dahaganya seketika hilang tapi dahaga akan kerinduan dengan sosok keluarga kandungnya tidak bisaiabendung lagi. Banyak pertimbangan jika Albi harus menemuinya sekarang mengingat kondisi nenek,paman,bibi juga Hari dan Tia yang merupakan keluarga dekat sang ibu bisa saja mengusiknya menjadi lebih dari ini. Hari,Ningsih,Supri,Andi,Rika dan Tuti merupakan saudara kandung ibuku ! Mereka terlahir dari rahim yang sama tetapi saat di lahirkan kedunia tentu saja karakter mereka berbeda.

    Last Updated : 2021-09-30
  • Militer Mengangkat Surgaku   25.ketahuan

    Tiga hari lagi daftar ulang para peserta calon anggota Bintara akan di buka dan Albi pun bersiap-siap mengumpulkan berkas yang akan di bawanya nanti. Albi masih di sibukkan dengan kegiatannya menjadi kuli bangunan. Hari ini tidak seperti biasanya Pak Rudi mengumpulkan semua pegawainya termasuk Ridwan dan Albi. " Ridwan dan Albi kalian pindah ke tempat yang baru" Pak Rudi memberi perintah. Tak ada bantahan baik dari Albi ataupun Ridwan keduanya hanya bisa manut jika masih menginginkan pundi-pundi rupiah masukke kantong mereka. Rumah yang akan di bangun kali ini milik Edo yang tak lain paman dari Zahra. Saat jam istirahat berlangsung Edo meninjau langsung lokasi yang akan di jadikanya hunian dan beberapa petak kontrakan. Edo melihat jelas sosok Albi dan Ridwan yang tempo hari ia lihat bersama dengan Zahra.

    Last Updated : 2021-09-30

Latest chapter

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

  • Militer Mengangkat Surgaku   44.harusnya bisa

    Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.

  • Militer Mengangkat Surgaku   43.di hari yang sama

    Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg

  • Militer Mengangkat Surgaku   42. Jika saja

    Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.

DMCA.com Protection Status