Share

19.wisata dadakan

Penulis: Cule Vie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-25 10:40:38

" kita mau kemana ?" Tanya Zahra.

Albi hanya diam tidak menjawab pertanyaan gadis yang sedang di bonceng dirinya.

Albi menghentikan motornya mendadak di pinggir jalan karena ia baru saja melihat toko jaket.

Albi sendiri tidak memakai jaket saat akan bertemu dengan Zahra karena Albi berpikir hanya akan berolahraga saja.

" Gak mungkin juga bawa anak orang dengan seperti ini " Albi sejenak berpikir melihat Zahra yang sama dengan dirinya tidak memakai jaket.

" Beli jaket dulu " perintah Albi.

Albi sudah selesai membeli jaket dan celana panjang untuk dirinya tapi,Zahra masih mematung menunggu Albi.

" Kamu gak pilih jaket ?" Tanya Albi.

" Nggak " jawab Zahra sambil menggelengkan kepalanya.

Tanpa banyak tanya Albi langsung memilihkan jaket untuk Zahra dan membayarnya.

"Ini... Pakailah !" Perintah Albi 

" Pakai motor harus pakai jaket !" Perintahnya lagi.

Sejenak Zahra berpikir kalau yang di katakan Albi memang benar dan ia pun segera meraih jaket berwarna hijau army untuk di pakainya.

Mereka pun kembali melakukan perjalan walaupun Zahra masih tetap merasa bingung .

" Kita mau kemana sih ?" Tanya Zahra.

" Yang pasti naik gunung terus turun gunung lagi "Albi hanya menjawab dengan simple.

" Kebun teh " Zahra berkata dengan kegirangan.

" Diam ... Kita gak akan turun disini mengerti !" Albi masih fokus dengan jalanan di depannya.

" Bi...cape..." Rengek Zahra setelah hampir dua jam perjalanan namun belum beristirahat juga .

" Ya,sudah kita istirahat di warung saja " jawab Albi.

Mereka pun beristirahat di kios warung yang berada di pinggir jalan dan menikmati beberapa cemilan dan air mineral di dalam botol.

" Istirahat cuman lima belas menit ! Masih dua jam perjalanan lagi dari sini ! Ini rute jalan yang tak biasa kita akan melewati bukit lagi sehabis perkebunan teh ini habis !" Albi memberi informasi pada Zahra.

Zahra hanya menganggukkan kepalanya walaupun ia sendiri tudak tahu Albi akan membawanya kemana ?

Di rasa sudah cukup beristirahat Albi dan Zahra kembali menaiki motor.

Zahra bergumam sendiri dalam hatinya "benar yang di katakan Albi kita akan melewati bukit lagi " 

Tapi exspresi Zahra menjadi berubah tak kala melihat fair pantai dari atas bukit.

" Indah ..." Zahra berkata melihat ketakjuban pemandangan di depan matanya.

" Bi...kok berhenti !" Tanya Zahra heran.

" Aku mau lihat pantai beneran " rengek Zahra.

" Isi bensin dulu !" Jawaban yang keluar dari mulut Albi.

Antara malu dan senang karena Albi akan membawa dirinya melihat pantai yang asli bukan yang hanya di lihat dari layar televisi atau ponsel.

Albi dan Zahra sudah sampai di antrean tiket untuk masuk ke pantai.

Kini tiba giliran Albi tiba untuk membayar karcis dan Albi pun segera merogoh dompetnya dari dalam tas pinggang miliknya.

Albi memarkirkan motornya dan Zahra langsung pergi berlari menuju pantai tanpa menunggu Albi terlebih dahulu.

" Yey..." Zahra berlari layaknya anak kecil yang sedang merasa kebahagiaan karena bisa berada di pantai.

Albi hanya tersenyum saat menyusul Zahra di lihatnya exspresi Zahra yang kini sudah berubah menjadi ceria lagi.

Albi membeli dua buah kelapa dan menyusul kembali Zahra yang sedang asyik bermain pasir tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya.

" Minum dulu !" Albi menyodorkan kelapa yang sudah ada sedotan di kelapa tersebut.

" Sebentar cuci tangan dulu !" Zahra berlari ke tepian pantai untuk mencuci tangannya.

Zahra kemudian meminum air kelapa yang di sodorkan Albi.

" Segerrr" Zahra meminum air kelapanya dengan merasakan kenikmatan.

" Baru pertama ke pantai ?" Tanya Albi.

" Hmmm ..." Jawab Zahra sambil terus menyeruput air kelapanya.

" Pantesan senang banget " 

" Terima kasih Bi ... " Jawab Zahra tulus.

" Hmmm" jawab Albi singkat.

" Lapar gak ?" Tanya Albi lagi .

" Lapar tapi aku gak bawa duit " jawab Zahra.

" Patungan berapa nih ? Nanti bayarnya besok !" Tambah Zahra lagi.

" Kamu sudah patungan ! Itu motor !" Albi menunjuk motor yang sudah terparkir.

" Tapi,kan tadi kamu beli jaket,bensin,terus cemilan di tambah sekarang makan " jawab Zahra karena merasa sungkan.

" Berisik ! Itu cacing di perut minta di isi !" Albi mendengar jelas suara perut Zahra yang sudah mengeluarkan bunyi.

" Ayo..." Ajak Albi.

Albi pun mengitari beberapa tempat makan hingga Albi memutuskan untuk bakar ikan sebagai menu santap siangnya.

" Mau makan apa ? Pilih sendiri !" Albi mempersilahkan Zahra untuk memilih menu yang di inginkannya.

Zahra memilih udang segar dan meminta sang pelayan untuk memasaknya dengan bumbu asam manis favoritnya .

Mereka berdua duduk menunggu pesanan yang sedang di masak terlebih dahulu.

Zahra sibuk membalas chat WA yang masuk di ponselnya.

Hingga suara telepon masuk yang memaksanya untuk segera mengangkat telepon tersebut.

" Kamu dimana ?" Suara dari sang penelepon .

" Masih di luar " jawab Zahra.

" Cepat pulang pamanmu kembali berdinas di tanah Jawa lagi " sang ayah yang menyuruh putrinya untuk pulang.

" Sore pulang nya yah !" Jawab Zahra.

" Ya,sudah hati-hati jangan bikin ulah "jawab sang ayah dari sambungan telepon kemudian mengakhiri percakapannya.

" Hufff..." Terdengar suara helaan nafas Zahra karena kaget di telepon oleh ayahnya sendiri.

" Kenapa ? Harus cepat balik ya ?" Tanya Albi cemas.

" Ya,sudah makan dulu !" Albi menyantap hidangan di atas meja yang sudah di pesannya tadi.

Zahra pun tidak banyak bicara dan lebih fokus pada hidangan di depan matanya.

" Bi...aku masih mau main dulu ! Paling tidak foto-foto deh "Zahra merengek lagi karena merasa belum puas.

" Habiskan dulu minumnya " Albi berkata seraya menghabiskan minumannya juga.

Setelah selesai Albi dan Zahra kembali ke pantai dan berfoto.

Zahra lebih banyak mengabadikan foto dirinya ketimbang Albi.

" Ayo...foto bareng " ajak Zahra .

" Buat apa ? Buat takut - takutin tikus di rumahmu !" Tanya Albi dengan nada bercanda.

" Yey...ko gitu sih ! Buat kenang-kenangan aja karena ini moment pertama aku ke pantai " Zahra berkata sambil tersenyum.

Tanpa banyak berbicara lagi kini tangan Zahra sudah berhasil mengambil beberapa foto Albi dan dirinya dengan latar pantai di belakangnya.

Di rasa cukup mengambil foto kemudian Zahra sedikit menggulung celananya ke atas dan mulai berjalan di atas pasir yang sudah basah oleh air laut.

" Gimana senang " tanya Albi sambil berjalan mengikuti Zahra.

" Terima kasih Albi untuk hari ini " Zahra berteriak sambil berlari dan sesekali kakinya menendang-nendang air laut yang datang menghampirinya.

Albi hanya mengulam senyum di bibirnya.

Dalam benak Albi sesaat berpikir saat Zahra hadir di saat dirinya dalam keadaan terpuruk dan tidak tahu solusi apa yang harus ia perbuat sampai tuhan mengirimkan gadis bernama Zahra yang membantunya dengan tulus tanpa melihat siapa dirinya dan dari mana asal usulnya.

Dan di saat Albi melihat Zahra yang terluka hatinya oleh Nico.

Albi berpikir untuk bisa mengembalikan wajah ceria Zahra.

Bab terkait

  • Militer Mengangkat Surgaku   20.kembali lagi

    Zahra kembali ke rumahnya saat adzan magrib berkumandang.ia tak menyua-nyiakan waktu yang di beri sang maha pencipta untuk bisa bersujud. Meski rasa lelah dan letih hinggap di sekujur tubuhnya Zahra berlalu mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya. " Dari mana kamu ?" Tanya paman Edo yang tadi sore baru kembali dari Sulawesi. " Oh...itu tadi ... " Zahra berbicara sambil terbata-bata karena bingung apa yang harus ia jelaskan. Mulutnya seraya terkunci dan otaknya mendadak mengerem untuk memerintahkan mulut supaya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. " Kamu bisa membohongi ayahmu sendiri tapi tidak denganku " Edo berbicara sambil berlalu meninggalkan Zahra yang masih diam mematung dan belum membuka mukenanya. Sang paman berlalu dan menemui kakaknya yang tak lain ayah Zahra. " Kau membebaskan Zahra ?" Tanya Edo sambil d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Militer Mengangkat Surgaku   21.Pembentukan panitia

    Hari Edo kembali ke kesatuannya untuk melaksanakan tugasnya memimpin rapat pembentukan Panitia peserta anggota TNI yang baru. Edo memimpin rapat dengan menunjuk orang-orang yang di anggap berkompeten dalam melaksanakan tugas. Para panitia pun menyetujui hasil rapat kali ini dan menanda tangani berkas yang ada tanda sanggup menjalankan tugas. " Ingat dokumen administrasi semuanya harus lengkap !" Edo kembali mengingatkan para panitia yang telah di bentuknya. " Dan jika nanti sudah banyak yang mendaftar ! Seleksi semuanya dan loloskan mereka yang benar-benar memenuhi kriteria. Waktu menunjukkan sudah masuk waktu Dzuhur dan Edo pun membubarkan rapatnya. _-_-_- Rama di sibukkan dengan kegiatan tambahan barunya yakni mencari orang yang terbiasa dengan membangun rumah dari nol hingga ia akhirnya bertemu dengan Pak Rudi salah satu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Militer Mengangkat Surgaku   22.latihan lagi

    Hari Minggu pun tiba dengan latihan bertemakan " berenang " Ridwan sedari shubuh sudah menyiapkan menu masakan simple untuk di bawa bekal nanti. Sementara Albi lebih sibuk berlatih dengan menggunakan burble buatannya sendiri. Dari hari ke hari lengan Albi menjadi terlihat lebih berotot. Terkadang jika sedang di berlatih di taman.Alvi lebih memilih pull up bergelantungan di pohon. Badan Albi kini menjadi lebih tegap berbeda saat pertama kali ia bertemu dengan Zahra di mana kulitnya yang masih terlihat bersih bahkan tidak ada warna coklat yang terbakar matahari. " Bi...kamu yang bawa ya !" Ridwan menyodorkan tas yang berisi makanan untuk santap siang mereka di sana. " Hmmm..." Jawab Albi ringan. Zahra sudah datang terdengar dari suara deru motornya. " Simpan motormu di sini saja !"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Militer Mengangkat Surgaku   23.Ayo daftar

    Edo sang paman melihat Zahra dari seberang jalan saat Zahra,Ridwan dan Albi keluar dari area kolam renang. Tampak jelas dari raut wajah sang paman yang merasa tidak senang ketika Zahra berjalan di apit oleh dua lelaki. Edo hanya berdiam diri saja melihat Zahra dan kedua teman pria nya sedang menaiki angkutan umum. Edo mengikuti mereka bertiga tanpa sepengetahuan Zahra. Saat Zahra bersama kedua temannya sudah sampai di depan kostan sang paman masih dengan posisi mengintai memantau Zahra. Di lihatnya Zahra sangat akrab dengan kedua teman laki-lakinya kemudian Zahra pun pamit undur diri pada Albi dan Ridwan dan langsung menyalakan mesin motornya berlalu meninggalkan mereka . Edo masih dengan setia membuntuti Zahra dari belakang dan setelah setengah jalan menuju rumah barulah sang paman membunyikan suara klakson motornya. Zahra

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Militer Mengangkat Surgaku   24.untuk ibu

    Usai latihan bersama Zahra,Albi merebahkan tubuhnya di atas tanah. " Cape...." Albi berkata sambil menatap langit sore. " Ini...minumlah " Zahra menyodorkan botol air minum. " Terima kasih " jawab Albi tulus. Albi bangkit sejenak dari rasa nyamannya menggeletakan diri di atas tanah kemudian ia meneguk air minum yang di berikan Zahra. Dahaganya seketika hilang tapi dahaga akan kerinduan dengan sosok keluarga kandungnya tidak bisaiabendung lagi. Banyak pertimbangan jika Albi harus menemuinya sekarang mengingat kondisi nenek,paman,bibi juga Hari dan Tia yang merupakan keluarga dekat sang ibu bisa saja mengusiknya menjadi lebih dari ini. Hari,Ningsih,Supri,Andi,Rika dan Tuti merupakan saudara kandung ibuku ! Mereka terlahir dari rahim yang sama tetapi saat di lahirkan kedunia tentu saja karakter mereka berbeda.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Militer Mengangkat Surgaku   25.ketahuan

    Tiga hari lagi daftar ulang para peserta calon anggota Bintara akan di buka dan Albi pun bersiap-siap mengumpulkan berkas yang akan di bawanya nanti. Albi masih di sibukkan dengan kegiatannya menjadi kuli bangunan. Hari ini tidak seperti biasanya Pak Rudi mengumpulkan semua pegawainya termasuk Ridwan dan Albi. " Ridwan dan Albi kalian pindah ke tempat yang baru" Pak Rudi memberi perintah. Tak ada bantahan baik dari Albi ataupun Ridwan keduanya hanya bisa manut jika masih menginginkan pundi-pundi rupiah masukke kantong mereka. Rumah yang akan di bangun kali ini milik Edo yang tak lain paman dari Zahra. Saat jam istirahat berlangsung Edo meninjau langsung lokasi yang akan di jadikanya hunian dan beberapa petak kontrakan. Edo melihat jelas sosok Albi dan Ridwan yang tempo hari ia lihat bersama dengan Zahra.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Militer Mengangkat Surgaku   26. Start

    Satu hari sebelum keberangkatannya Albi memangkas rambutnya menjadi model rambut khas TNI. Usai mencukur rambutnya Albi bergegas kembali ke tempat kostannya dan mulai menyiapkan keperluan yang akan di bawanya. Ini adalah hari di mana Albi akan menyerahkan berkas regristasi ulang. Zahra dan Ridwan menepati janjinya untuk mengantarkan Albi menuju gerbang kesatriaan. Sebelum Albi masuk ke gerbang militer ia menyempatkan diri untuk melihat kedua orang yang telah mendukungnya selama ini. Albi melihat Zahra yang memberikan kehidupan baru untuk dirinya dan kini mata Albi melihat Ridwan sosok yang akan di rindukannya kelak saling beradu mulut terlebih lagi Ridwan sudah mengajari tehnik berenang di air yang selama ini belum ia dapatkan.ternyata alam yang mengajarkan Ridwan. Seragam hitam putih yang melekat di tubuhnya kini hasil tangan Zahra yang menyetrik

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Militer Mengangkat Surgaku   27.test

    Para peserta bersiap berdiri di pinggir kolam renang termasuk Albi. " Untung dulu latihan dulu sama Ridwan " batin Albi bermonolog. " Kekuatan nafas dan waktu sangat di butuhkan ! Bisa ... Bisa... Bisa ..!Albi menyemangati dirinya sendiri. Kini giliran Albi di panggil . Panitia tidak memanggil Albi dengan nama melainkan dengan nomor peserta. Albi bersiap melakukan renang dan para instruktur terkejut melihat Albi bisa melakukannya dengan baik. Senyum bahagia terpancar jelas dari wajah Edo sebagai tim penilai. Albi merasa senang mendapatkan tepukan yang meriah dari para peserta dan para instruktur di lapangan. " Terimakasih tuhan dan juga kedua temanku " Albi mengucap syukur sesaat setelah mengalahkan ke lima rekannya yang lain dan mendapatkan nilai yang memuaskan karena kecepatan waktu yang di peroleh nya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01

Bab terbaru

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

  • Militer Mengangkat Surgaku   44.harusnya bisa

    Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.

  • Militer Mengangkat Surgaku   43.di hari yang sama

    Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg

  • Militer Mengangkat Surgaku   42. Jika saja

    Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.

DMCA.com Protection Status