Tiga hari sudah, Michael dan Casandra berada di Bora Bora. Selama tiga hari di Bora Bora, mereka begitu menikmati keindahan Bora Bora Island. Setiap malam bahkan mereka selalu makan malam romantis. Tentu, mereka selalu mengabadikan moment-moment bulan madu mereka melalui foto bersama.Casandra bahkan mengunggah semua foto-fotonya bersama dengan Michael ke sosial media. Tujuan Casandra, karena ingin menunjukkan pada semua orang tentang kebahagiaannya dengan Michael. Bulan madu romantis dan manis. Pasti akan membuat banyak orang iri padanya.Namun, selain itu sebenarnya tujuan utama Casandra adalah Gio bisa melihat kebahagiaannya dengan Michael. Dengan begitu, dia yakin bahwa pasti Gio akan mulai berdamai dengan kenyataan yang ada.Awalnya, Casandra berpikir bahwa menikah dengan Michael seperti akan masuk ke dalam neraka. Namun, ternyata apa yang Casandra pikirkan salah besar. Casandra sangat bahagia dengan cara Michael yang begitu menginginkannya.Jika pernikahan ini membuat Casandra m
Tuttt … tuttt ….Michael baru saja hendak ingin mengeluarkan suara, namun sayangnya panggilan telepon itu sudah tertutup sepihak. Raut wajah Michael nampak memucat. Suara itu adalah suara sosok wanita yang dikenalinya.Michael melihat ke layar ponsel, guna menghubungi kembali nomor tersebut, tapi ternyata nomor itu menggunakan nomor pribadi. Lalu, seketika ingatan Michael teringat pada ucapan Casandra yang mengatakan bahwa ada yang menghubungi nomornya menggunakan nomor pribadi tapi tak bersuara.Debar jantung Michael berpacu kencang. Sepasang iris mata biru pria itu memancarkan semua perasaan yang begitu amat campur aduk. Umpatan dan makian lolos dalam hatinya. Kepingan memori masa lalu, membuat rasa bersalahnya semakin menyatu.Sayup-sayup mata Casandra mulai terbuka. Wanita itu terbangun dari tidurnya, lalu menatap Michael yang ternyata juga membuka mata. “Michael? Kau sudah bangun?”Michael membuyarkan lamunannya di kala mendengar suara Casandra. “Ya, aku terbangun karena Erlan me
“Hallo, Daddy, Mommy. Grandpa dan Grandma bilang kalian sedang berlibur ke Bora Bora. Kenapa kalian tidak menungguku pulang dulu dari Singapore?” Jessica menatap Michael dan Casandra dari layar ponselnya. Saat ini, Michael dan Casandra tengah melakukan panggilan video pada Jessica yang masih berada di Singapore.Michael tersenyum. “Little girl. Nanti kalau kau pulang dari Singapore, kau akan kami ajak jalan-jalan.”“Benarkah itu?” Mata Jessica berbinar bahagia, mendengar apa yang Michael katakan.“Tentu saja, Sayang. Apa yang dikatakan Daddy-mu adalah benar. Sepulang kau dari Singapore, kami akan mengajakmu berjalan-jalan,” sambung Casandra dengan senyuman di wajahnya.“Yeay. Thank you, Daddy, Mommy.” Jessica melompat-lompat dengan raut wajah riang gembira di kala mendengar Michael dan Casandra akan mengajaknya berjalan-jalan.Darius dan Freya yang berada di samping Jessica ikut tersenyum, melihat Jessica yang nampak begitu amat bahagia. Pun Michael dan Casandra ikut tersenyum meliha
Sepasang iris mata biru Michael terhunus menatap dingin sosok wanita berambut pirang, yang ada di hadapannya. Sosok yang sudah sangat lama tak dia temui, sekarang muncul, dalam kondisi dirinya berada di Bora Bora tengah berbulan madu.Ini bukan kebetulan. Michael bukan orang bodoh yang bisa diperdaya begitu saja. Dia yakin bahwa wanita di depannya ini sengaja menyusul ke Bora Bora demi bertemu dengannya. Membayangkan itu membuat emosi dalam dirinya menyulut, layaknya ada bara api yang ada di atas kepalanya.“Apa tujuanmu menggangguku, Trice?!” geram Michael dengan sorot mata yang membendung jelas kemarahan tertahan.Wanita bernama Trice itu melangkah mendekat ke arah Michael. Dia mengikis jarak di antaranya dan Michael. Senyuman anggun terus bertengger di wajah cantiknya. “Aku hanya ingin memastikan bahwa kabar yang aku dengar benar.” Trice mendekatkan bibirnya ke telinga Michael. “Selamat, Michael. Kau telah mendapatkan wanita yang sejak dulu kau idamkan. Penantianmu berbuah manis.”
Tanpa terasa, sudah cukup lama Casandra dan Michael berbulan madu di Bora Bora. Mereka menikmati masa bulan madu romantis. Hubungan mereka sudah semakin kuat, seakan tak bisa terpisahkan lagi.Casandra tak lagi menganggap Michael sebagai penjahat. Wanita itu malah kini semakin manja dengan Michael. Seperti contoh jika ingin memakan sesuatu, maka pasti Casandra akan meminta Michael untuk membeli. Atau kalau sedang lelah, pasti wanita itu ingin dipijat oleh suaminya. Pepatah mengatakan cinta mulai tumbuh seiring berjalannya waktu, dan tentunya karena kebersamaan yang terus menerus. Itulah yang sekarang Casandra rasakan. Perlahan-lahan, wanita itu mulai menerima kenyataan bahwa memang bukan Gio takdirnya, melainkan Michael.Lepas dari itu semua, Michael pun telah berhasil membuat hati Casandra merasakan kenyamanan. Layaknya dia telah berada di tempat paling aman dan nyaman. Hal itu juga yang membuat Casandra akhirnya jatuh hati pada Michael.“Casandra, apa hari ini kau ingin pergi ke su
Waktu berjalan terasa begitu cepat. Tiba waktunya Casandra dan Michael kembali ke Los Angeles. Jutaan kenangan indah di Bora Bora selalu ada diingatan dua insan itu. Tentu mereka juga mengabadikan moment kebersamaan mereka melalui video ataupun foto bersama.Sebenarnya, Casandra masih belum ingin kembali ke Los Angeles, namun dia tak bisa karena posisinya dirinya dan Michael pun memiliki tanggung jawab di sana. Itu kenapa akhirnya Casandra berusaha bersikap bijak. Lagi pula, nanti dirinya dan Michael bisa mengatur liburan lagi.Ngomong-ngomong, sejak di mana Casandra hampir berkenalan dengan Trice; Michael begitu mengawasi Casandra. Bahkan di kala Casandra meminta untuk pergi jalan-jalan saja, mata Michael mengawasi sekeliling dengan penuh waspada seakan ada bahaya.Berkali-kali Casandra menanyakan tentang keanehan sifat Michael, namun jawaban Michael selalu sama yaitu tidak terjadi apa pun. Itu yang membuat Casandra akhirnya tak ingin bertanya lagi. Meski kesal akan keanehan Michael,
“Iya, Mom. Aku sudah berada di Los Angeles. Aku juga sudah membelikan oleh-oleh untukmu dan Dad, tapi karena aku sedang kurang sehat, Mom. Kemungkinan besok baru aku ke rumah menemuimu dan Dad.”“Oh, My God. Kau sakit, Honey?” “Iya, Mom. Tapi kau tidak usah khawatir. Nanti pasti aku akan segera sembuh.”“Sayang, hari ini Mommy dan Daddy saja yang ke rumahmu. Kau ingin Mommy buatkan apa?” “Mom, kalau kau ingin datang, kau datang saja, tidak usah repot-repot membuatkan makanan untukku.”“Tidak repot sama sekali. Mommy akan buatkan avocado soup, yaa?” “Hm, boleh. Kalau Mommy tidak merasa repot, Mommy boleh membuatkan avocado soup untukku.”“Ya sudah, Sayang. Mommy akan membuat avocado soup dulu setelah itu baru jalan ke rumahmu, yaa?” “Oke, Mom. Hati-hati.”“Iya, Sayang. I love you.” “Love you too, Mom.”Panggilan tertutup. Casandra meletakan ponselnya ke tempat semula.“Siapa yang menghubungimu?” Michael melangkah keluar dari walk-in closet, menghampiri Casandra. Pria itu sudah be
“Selamat malam, Tuan Michael.” Sang pelayan menyapa Michael dengan penuh sopan, di kala Michael baru saja tiba di rumah.Michael menatap sang pelayan yang ada di hadapannya. “Di mana istriku? Apa dia sudah tidur?” tanyanya seraya melirik arloji—waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Memang hari ini dirinya pulang sedikit terlambat, karena harus mengurus beberapa hal.Kening sang pelayan sedikit mengerut bingung. “Bukankah Nyonya Casandra sudah meminta izin pada Anda, Tuan?” ujarnya.“Meminta izin?” Raut wajah Michael berubah mendengar apa yang dikatakan oleh sang pelayan. “Apa maksudmu?” Pria itu kembali bertanya, karena tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh pelayannya.“Tuan, Nyonya Casandra tadi sore pergi. Saya sudah mencegah, tapi beliau bilang kalau sudah meminta izin pada Anda,” ujar sang pelayan memberi tahu.Michael merogoh ponsel yang ada di saku celananya, memeriksa pesan masuk, namun hasil yang dia dapatkan adalah Casandra tak memberikan pesan ataupun berusaha menghubunginya