"Mbak Nena!" panggil Jeremy terhadap seorang wanita yang sedang berjongkok mengambil beberapa lembar daun kucai di pot menggunakan gunting.Wanita yang dipanggil Nena oleh Jeremy, menoleh kepada Jeremy yang memanggilnya. Nena kemudian berdiri dan menatap tidak bersahabat kepada Jeremy. Jeremy datang ke rumah Nena bersama dengan Kelvin."Jeremy? Mau apa kamu ke sini?" tanya Nena dengan nada ketus."Aku ke sini, ingin mencari Alka, Mbak," ucap Jeremy.Nena tertawa kecil mendengar ucapan Jeremy. "Setelah apa yang dilakukan oleh ibumu kepada adikku, dan kamu yang telah membuat adikku hancur, kamu ingin mencarinya? Percuma. Kamu tidak akan menemukannya di sini.""Aku minta maaf karena aku tidak bisa melindungi Alka. Aku menyesal dan aku merasa bersalah karena aku tidak bisa melindungi istriku hingga ia meninggal."Nena menatap tajam Jeremy. "Apa katamu? Alka meninggal? Jangan sembarangan bicara kamu Jeremy."Selama ini, Nena menganggap bahwa Jeremy telah melupakan adiknya dan membuangnya b
Jeremy menatap lekat sang ibu yang melakukan aktivitas merapikan tanaman bunga di dekat jendela dekat balkon. Wilda terlihat serius dan begitu hati-hati menggunting bunga dan daun yang telah kering.Setelah pulang dari Yogyakarta, Jeremy memutuskan untuk terbang ke Makassar karena ingin menanyakan sesuatu hal kepada ibunya. Ia ingin tahu apakah ibunya mau jujur atau tidak. Ia juga ingin tahu apakah ibunya mengetahui penyebab kecelakaan yang menimpanya. Bagaimana cara ibunya mengusir Alka yang baru saja bangun dan masih dalam keadaan lemah.Cukup lama Jeremy berdiam diri, akhirnya pria itu melangkahkan kaki mendekati sang ibu. Wilda terkejut melihat kedatangan Jeremy yang tiba-tiba. "Jeremy? Kapan kamu datang?" "Barusan, Ma.""Apa ada masalah di perusahaan, Nak?""Tidak ada sebenarnya. Cuma ya ... aku pikir, alangkah lebih baiknya 3 hari aku di sini, dan 4 hari aku di Jakarta.""Selalu bersama Diana? Diana kan ada di Surabaya? Kamu tidak meluangkan waktumu hanya sehari saja ke Surab
"Jadi, kamu sudah pernah menikah dan memiliki satu anak?" tanya Hendra kepada Alka.Alka mengangguk. "Iya. Sekarang anakku sudah besar. 2 bulan yang lalu, dia menginjak usia 5 tahun."Hendra mengajak Alka makan siang berdua di sebuah outdoor cafe yang terletak di jantung kota Warsawa. Hendra menanyakan mengenai keluarga Alka setelah pria itu menceritakan tentang keluarganya. Alka menceritakan kepada Hendra tentang keluarganya dan statusnya yang pernah menikah. Alka juga menceritakan bahwa ia telah berpisah dari suaminya."Anakmu laki-laki atau perempuan?" tanya Hendra penasaran."Laki-laki," jawab Alka."Kenapa kamu titipkan anakmu di panti asuhan? Memangnya tidak ada saudaramu?"Hendra mendengar bahwa Alka menitipkan putranya di panti asuhan. Alka lakukan itu, sebelum ia memutuskan merantau ke Eropa."Saudaraku banyak. Tapi jauh semua. Paling dekat kakak sepupuku. Tapi karena dia mengalami kesulitan ekonomi, serta harus merawat mertuanya yang sakit, jadi aku nggak tega harus menamba
Jeremy duduk dengan tenang bersandar di kursi kebesarannya. Sama seperti kemarin, iya masih berada di Makassar menangani perusahaan keluarga. Netra Jeremy terlihat sendu menyimpan kesedihan dan kerinduan yang amat dalam. Di tangannya terdapat selembar foto yang sedang ia pandangi. Foto itu adalah foto milik Alka. Istri yang sangat ia cintai. Wanita yang menjadi belahan jiwanya.Hati Jeremy terasa hangat dan damai menatap senyuman sang istri di foto tersebut. Kedamaian yang telah lama tidak Jeremi rasakan, kini hadir kembali walau hanya melihat foto itu. Dan tak dapat dipungkiri, hanya Alka lah yang membuat Jeremy merasa hati damai dan tenang.Bibir Jeremy melengkung ke atas melihat potret bahagia alka. Seorang anak desa yang bahagia bermain dengan hujan salju.Jeremy sudah tahu bahwa Alka berada di Polandia. Ia mencoba mencari tahu lewat temannya yang bekerja di imigrasi untuk melacak keberadaan istrinya itu.Ucapan Nena beberapa hari lalu saat Jeremy berkunjung ke Yogyakarta, membu
"Mas! Apa sebaiknya kita tunda saja pertemuan dengan kedua orang tua Mas. Aku belum siap," ucap Alka ketika tengah berdiri tepat di depan rumah Jeremy."Tapi kita sudah terlanjur sampai di sini. Kemarin kamu bilang sanggup bertemu dengan kedua orang tua Mas. Kenapa sekarang berubah pikiran?" Jeremy bingung dengan sikap wanitanya. Jeremy sudah berada di Yogyakarta selama 3 hari sebelum mengajak Alka menemui kedua orang tuanya. Jeremy mengutarakan niatnya ingin mempersunting Alka setelah mereka menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya. Maka dari itu, Jeremy ingin mengajak Alka untuk terbang ke Makassar.Awalnya Alka menolak berulang kali karena takut bila orang tua Jeremy tidak merestui. Namun Jeremy tak mau menyerah membujuk wanitanya. Dan akhirnya, Alka menuruti ajakan Jeremy."Buang pikiran negatifmu jauh-jauh. Percayalah kepadaku. Mereka tidak seperti yang kamu pikirkan."Alka mengangguk mendengar ucapan Jeremy. Dalam hati ia berharap, semoga apa yang ia duga tidak terjadi. Jeremy
Jeremy mengemasi barang-barang beserta pakaiannya ke dalam koper. Ia marah kepada kedua orang tuanya mengenai hubungan bersama Alka tidak direstui. Kemarin, Jeremy diberikan pilihan oleh sang ayah. Tetap memilih menikah dengan Alka tapi putus hubungan antara orang tua dan anak, atau merelakan Alka tapi mendapatkan kepercayaan mengelola perusahaan keluarga. Ia memilih untuk pergi dari rumah itu demi memperjuangkan cinta Alka."Mau ke mana kamu Jeremy?" tanya sang ibu saat memasuki kamar."Aku mau pergi, Ma," jawab Jeremy."Pergi ke mana?" tanya Wilda panik."Aku ingin menemui Alka. Walaupun Mama dan Papa tidak mau merestui kami, aku akan tetap memperjuangkanmu cintaku untuk Alka.""Nak! tolong jangan pergi ...," mohon Wilda."Apa jika aku tidak pergi, Mama dan Papa akan merestuiku dengan Alka? Aku rasa tidak."Wilda menangis melihat sang putra yang akan pergi meninggalkannya. Bagaimana tidak. Seorang anak semata wayang yang ia besarkan memilih pergi hanya untuk memperjuangkan cinta kep
Setelah Alka dan Jeremy resmi menikah, keduanya lalu pindah ke Jakarta. Mereka menyewa sebuah kontrakan yang lumayan kecil. Sebelum mereka berangkat ke Jakarta, Alka dan Jeremy terlebih dahulu bekerja ikut panen cabai selama satu minggu. Sebelum memutuskan untuk pindah ke Jakarta, Jeremy dan Alka terlibat pertengkaran kecil terlebih dahulu. Sebabnya, Alka tidak mau diajak pindah ke Jakarta. Biaya hidup di Jakarta sangatlah mahal. Tidak seperti di Yogyakarta terutama tinggal di pedesaan.Menurut data statistik pemerintah, biaya hidup di Yogyakarta adalah yang paling termurah sekitar 2,9 juta per bulan. Biaya sebesar itu, untuk mahasiswa dan pekerja yang menyewa tempat tinggal. Jika tinggal di desa, pengeluaran keuangan akan lebih murah lagi. Keputusan untuk pindah ke Jakarta, bukanlah perkara yang mudah bagi Alka. Ia sendiri tidak tahu apakah bisa mengatur keuangan di Jakarta. Terlebih lagi Jeremy saat ini belum mendapatkan pekerjaan."Maaf ya, Sayang. Kita hanya bisa menyewa rumah s
"Lantas, jika kamu wanita pilihan kedua orang tua Jeremy, kenapa? Toh saat ini aku yang menjadi istri Jeremy." Alka berbicara santai namun menusuk hati Diana.Diana tersenyum getir dan menahan kesal. "Aku pikir kamu tidak bisa berbicara.""Kamu pikir aku patung tidak bisa bicara?""Percaya diri sekali kamu dengan statusmu sebagai istri seorang Jeremy," cibir Diana, "tanpa kamu sadari siapa dirimu.""Kenapa aku tidak boleh percaya diri? Aku menikah dengannya sah menurut hukum dan agama. Bukan menikah siri apalagi sebagai simpanan. Seperti kamu," ucap Alka dengan lantang.Alka tahu sedikit mengenai Diana Rosita, wanita pilihan kedua orang tua Jeremy yang akan dijodohkan kepada pria yang saat ini sudah menjadi suami Alka. Diana adalah anak seorang pengusaha dan pejabat, namun kerap menjadi simpanan pria beristri. Itulah sebabnya Jeremy tidak mau dijodohkan dengan Diana. Sindiran yang dilemparkan oleh Alka tadi, membuat Diana naik pitam."Berani kamu menghina aku seperti itu!" hardik Dian
Jeremy duduk dengan tenang bersandar di kursi kebesarannya. Sama seperti kemarin, iya masih berada di Makassar menangani perusahaan keluarga. Netra Jeremy terlihat sendu menyimpan kesedihan dan kerinduan yang amat dalam. Di tangannya terdapat selembar foto yang sedang ia pandangi. Foto itu adalah foto milik Alka. Istri yang sangat ia cintai. Wanita yang menjadi belahan jiwanya.Hati Jeremy terasa hangat dan damai menatap senyuman sang istri di foto tersebut. Kedamaian yang telah lama tidak Jeremi rasakan, kini hadir kembali walau hanya melihat foto itu. Dan tak dapat dipungkiri, hanya Alka lah yang membuat Jeremy merasa hati damai dan tenang.Bibir Jeremy melengkung ke atas melihat potret bahagia alka. Seorang anak desa yang bahagia bermain dengan hujan salju.Jeremy sudah tahu bahwa Alka berada di Polandia. Ia mencoba mencari tahu lewat temannya yang bekerja di imigrasi untuk melacak keberadaan istrinya itu.Ucapan Nena beberapa hari lalu saat Jeremy berkunjung ke Yogyakarta, membu
"Jadi, kamu sudah pernah menikah dan memiliki satu anak?" tanya Hendra kepada Alka.Alka mengangguk. "Iya. Sekarang anakku sudah besar. 2 bulan yang lalu, dia menginjak usia 5 tahun."Hendra mengajak Alka makan siang berdua di sebuah outdoor cafe yang terletak di jantung kota Warsawa. Hendra menanyakan mengenai keluarga Alka setelah pria itu menceritakan tentang keluarganya. Alka menceritakan kepada Hendra tentang keluarganya dan statusnya yang pernah menikah. Alka juga menceritakan bahwa ia telah berpisah dari suaminya."Anakmu laki-laki atau perempuan?" tanya Hendra penasaran."Laki-laki," jawab Alka."Kenapa kamu titipkan anakmu di panti asuhan? Memangnya tidak ada saudaramu?"Hendra mendengar bahwa Alka menitipkan putranya di panti asuhan. Alka lakukan itu, sebelum ia memutuskan merantau ke Eropa."Saudaraku banyak. Tapi jauh semua. Paling dekat kakak sepupuku. Tapi karena dia mengalami kesulitan ekonomi, serta harus merawat mertuanya yang sakit, jadi aku nggak tega harus menamba
Jeremy menatap lekat sang ibu yang melakukan aktivitas merapikan tanaman bunga di dekat jendela dekat balkon. Wilda terlihat serius dan begitu hati-hati menggunting bunga dan daun yang telah kering.Setelah pulang dari Yogyakarta, Jeremy memutuskan untuk terbang ke Makassar karena ingin menanyakan sesuatu hal kepada ibunya. Ia ingin tahu apakah ibunya mau jujur atau tidak. Ia juga ingin tahu apakah ibunya mengetahui penyebab kecelakaan yang menimpanya. Bagaimana cara ibunya mengusir Alka yang baru saja bangun dan masih dalam keadaan lemah.Cukup lama Jeremy berdiam diri, akhirnya pria itu melangkahkan kaki mendekati sang ibu. Wilda terkejut melihat kedatangan Jeremy yang tiba-tiba. "Jeremy? Kapan kamu datang?" "Barusan, Ma.""Apa ada masalah di perusahaan, Nak?""Tidak ada sebenarnya. Cuma ya ... aku pikir, alangkah lebih baiknya 3 hari aku di sini, dan 4 hari aku di Jakarta.""Selalu bersama Diana? Diana kan ada di Surabaya? Kamu tidak meluangkan waktumu hanya sehari saja ke Surab
"Mbak Nena!" panggil Jeremy terhadap seorang wanita yang sedang berjongkok mengambil beberapa lembar daun kucai di pot menggunakan gunting.Wanita yang dipanggil Nena oleh Jeremy, menoleh kepada Jeremy yang memanggilnya. Nena kemudian berdiri dan menatap tidak bersahabat kepada Jeremy. Jeremy datang ke rumah Nena bersama dengan Kelvin."Jeremy? Mau apa kamu ke sini?" tanya Nena dengan nada ketus."Aku ke sini, ingin mencari Alka, Mbak," ucap Jeremy.Nena tertawa kecil mendengar ucapan Jeremy. "Setelah apa yang dilakukan oleh ibumu kepada adikku, dan kamu yang telah membuat adikku hancur, kamu ingin mencarinya? Percuma. Kamu tidak akan menemukannya di sini.""Aku minta maaf karena aku tidak bisa melindungi Alka. Aku menyesal dan aku merasa bersalah karena aku tidak bisa melindungi istriku hingga ia meninggal."Nena menatap tajam Jeremy. "Apa katamu? Alka meninggal? Jangan sembarangan bicara kamu Jeremy."Selama ini, Nena menganggap bahwa Jeremy telah melupakan adiknya dan membuangnya b
Alka saat ini tengah menemani sahabatnya, Nur membeli cincin di toko perhiasan di pusat kota. Model perhiasan yang terpajang di etalase toko sangat indah. Desain yang sederhana namun mewah, membuat Nur kebingungan untuk memilih."Aku yang ini cocok nggak ya?" tanya Nur kepada Alka sambil menunjuk ke arah cincin bermata berlian berwarna merah muda."Nggak kebesaran? Kamu pernah bilang ke aku kalau kamu nggak suka dengan perhiasan yang bervolume besar," kata Alka."Iya, sih. Tapi aku suka warnanya.""Warna itu memang cocok di kulitmu. Coba tanyakan kepada penjualnya! Mungkin mereka punya yang warna itu dan ukuran yang lebih kecil."Nur kemudian meminta tolong kepada penjualnya untuk menunjukkan cincin berlian dengan model dan warna berlian yang sama, namun lebih kecil ukuran plat ring, dan berat berliannya. Sembari menunggu Nur mendapatkan cincin yang ia inginkan, Alka melihat-lihat koleksi perhiasan yang ada di sana. Alka terkagum melihat berbagai model perhiasan yang terpajang. Tidak
"Bagaimana mungkin bisa begitu?" tanya Jeremy dengan wajah bingung.Pria itu terlihat tidak terima mendengar kabar dari Kelvin bahwa makam istrinya palsu. Yang menguburkan istri tercintanya adalah kedua orang tuanya. Apakah mungkin, kedua orang tua Jeremy membohonginya?Jeremi yakin ini adalah suatu kebohongan untuk membuat dirinya stres. Tidak mungkin makam Alka fiktif."Mereka mengirimkan video kepadaku."Kelvin menunjukkan ponselnya kepada Jeremy. Dalam video itu terlihat tugas makam juru kunci dan pemerintah daerah melakukan pengecekan data-data dari makam yang ada di sana. Berkas ditunjukkan bahwa, tidak ada satupun nama Alka yang tertera dan terdaftar di situ."Setiap makam fiktif yang tidak terdaftar di data pemerintah daerah, mereka melakukan pengecekan dengan membuktikan bahwa makam itu palsu atau tidak, dengan cara menusukkan besi sepanjang 3 meter. Dan besi itu mengalami kebengkokan berarti memang itu makam fiktif. Dan makan itu juga sama terjadi dengan gundukan tanah yang
Hari ini merupakan hari yang penuh kegembiraan karena diadakan sebuah pesta meriah untuk merayakan kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih. Suasana penuh semangat terasa di udara, dengan ratusan orang berkumpul untuk memberikan selamat kepada Iqbal atas pencapaiannya yang luar biasa. Di tengah gemerlapnya pesta, Iqbal memberikan pidato yang menginspirasi tentang rencananya untuk memajukan daerah ini. Ia berjanji akan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki infrastruktur yang ada, dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan penuh antusiasme, Iqbal menyatakan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Jeremy, Diana, dan Kelvin turut serta dalam perayaan pesta kemenangan tersebut. Jeremy tersenyum sinis kepada Iqbal yang tak henti-hentinya menampilkan raut bahagia. Kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri. Meskipun ia berlaku curang dibelakang layar, ia tersenyum puas karena salah sa
Seminggu setelah Jeremy melakukan pengancaman akan membunuh Rangga kepada Diana, Diana akhirnya benar-benar mencabut laporan KDRT yang dilakukan oleh Jeremy. Selain karena Diana tidak ingin kehilangan Rangga, Diana juga tidak ingin ayahnya mengalami kekalahan dalam pemilihan gubernur. Tetapi ada satu hal yang membuat Diana merasa kesal. Rangga sedikit berubah kepadanya. Bahkan pada malam dimana Jeremy batal menembak Rangga, Rangga yang memeluk Nisa dengan erat karena ketakutan, membuat Diana terbakar api cemburu. Dan saat Diana mengajak Rangga untuk pergi ke hotel dan menghabiskan malam bersama, Rangga takut dengan ancaman Nisa. Diana tahu bahwa Rangga kekasihnya mulai mencintai istrinya. Dan kali ini wanita itu merasa tersaingi karena khawatir cinta yang dimiliki Rangga kepadanya perlahan akan memudar. Kegelisahan Diana diketahui oleh Jeremy. Diana mencoba belajar untuk memperlakukan Jeremy sebagai suaminya. Namun Jeremy tetap saja acuh, dan tidak peduli apapun yang dilakukan oleh
"Tunggu!! Berhenti!" Seorang wanita menghadang laju mobil yang di tumpangi oleh Kelvin dan Jeremy dengan berdiri didepan mobil tersebut sambil merentangkan kedua tangannya. Jeremy malam ini hendak menemui Rangga. Namun istrinya datang menghalangi. Diana takut bahwa Jeremy akan melakukan hal bahaya kepada Rangga setelah suaminya mengirim pesan ancaman."Tabrak dia!" Perintah Jeremy.Kelvin menggenggam erat setir kemudi, dan perlahan menginjak pedal gas. Ia bersiap untuk menabrak Diana sesuai arahan dari Jeremy. Diana yang merentangkan tangan di tengah jalan memejamkan matanya sejenak. Ia benar-benar takut bila Kelvin tetap menabrak nya. Ciit ...Kelvin melakukan pengereman secara mendadak. Meskipun bosnya memerintahkan dirinya untuk menabrak Diana, ia mengurungkan hal itu. Jeremy menoleh ke arah Kelvin dan mendengus kesal.Diana yang mengetahui bahwa mobil yang dikendarai oleh Kelvin berhenti tepat di depannya, kemudian membuka mata. Diana segera berlari ke samping mobil dan memukul