Share

Kehamilan Safira

Penulis: Arka Garneta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-12 22:44:51

“Dasar perempuan tidak tahu diri kayaknya itu cuma akal-akalan si Safira saja,” gerutu Mirah pada Nala.

“Ya sudahlah, Bu, biarkan saja yang penting cucian dan baju sudah beres,” jawab Nala.

Bagi mereka kesehatan dan kondisi tubuh Safira tidaklah penting, yang penting semua pekerjaan rumah sudah selesai tanpa mereka yang harus mengerjakan. Mereka juga tidak peduli isi dompet Safira asalkan kebutuhan rumah selalu ada bahkan barang-barang pribadi Nala pun kadang Safira yang membayar kalau kakak iparnya itu belanja secara online.

Mirah dan Nala sama sekali tidak membantu Sadam membawa Safira ke dokter untuk periksa. Mereka malah kembali mengobrol seraya menonton televisi.

Sementara itu Safira dan Sadam tiba di klinik dokter yang sudah dipenuhi beberapa pasien. Sadam menuntun istrinya untuk duduk di kursi tunggu sedangkan ia mendaftarkan Safira terlebih dahulu.

Cukup panjang antrean sore itu hingga langit pun sudah mulai gelap dan rintik hujan turun membasahi bumi. Nomor antrean Safira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Tidak Diakui

    Sadam dan Safira sangat senang dengan kehamilan ini. Mereka berpikir akan membuat Mirah bahagia karena ini adalah hal yang ditunggu-tunggu. Sadam pun segera memberitahu sang ibu begitu sampai di rumah. Namun, ternyata Mirah sangat terkejut atas kabar yang dari sang putra dan reaksinya tidak sesuai dengan yang diharapkan Sadam dan Safira.Mirah justru sangat marah dengan hamilnya sang menantu. Ia sangat geram karena akan memiliki cucu dari Safira hingga refleks menampar Sadam dan membuat Safira ternganga melihatnya.“Bukankah Ibu sangat menginginkan cucu dariku?” tanya Sadam seraya memegang pipinya.“Ya, memang aku ingin punya cucu darimu, tapi bukan dari perempuan tidak jelas asal-usulnya seperti ini,” bentak Mirah dengan menunjuk sang menantu yang berdiri di samping Sadam.Sadam dan Safira pun saling beradu pandang dengan rasa kecewa yang tergambar di wajahnya. Apalagi Safira merasa sudah terlalu lelah dan sakit oleh Mirah. Sekarang malah harus menelan rasa kecewa yang begitu besar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Tak Jadi Cari ART

    Setelah dipikir-pikir oleh Sadam memang lebih baik uangnya ditabung untuk membeli keperluan bayi dan biaya lahiran istrinya nanti. Mengeluarkan uang untuk membayar jasa asisten rumah tangga cukup menguras dompet juga. Akan tetapi, ia benar-benar meyakinkan ibu dan kakaknya untuk membantu Safira mengerjakan pekerjaan rumah. “Iya, tenang saja aku pasti bantu istrimu,” ucap Nala.Akhirnya, mereka sepakat untuk tidak jadi memakai jasa asisten rumah tangga. Sadam pun meninggalkan ibu dan kakaknya. Langkahnya menuruni tangga dan terhenti di depan pintu kamarnya. Buku-buku tangan kanannya kembali mengetuk pintu kamar dan memanggil sang istri.Kali ini Safira bergerak untuk membuka pintu kamar, hatinya sudah cukup tenang. Ia harus kuat menjalani semuanya demi anak yang sedang tumbuh di dalam perut. Safira tertunduk, dalam hatinya bercampur aduk, sedih, kesal, marah jadi satu. “Hei,” ucap Sadam mengangkat dagu Safira pelan dengan kedua tangannya.Seiring helaan napas Safira mengeluarkan isi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Bertemu Ayunda

    Safira terus menatap setiap gerak-gerik sang suami yang mencurigakan karena jarang sekali Mirah minta diantar Sadam apalagi Sabtu sore seperti ini. Sadam pun mengatakan tidak tahu tujuan ibunya, ia hanya diminta mengantar saja. Akan tetapi, Safira merasa ada yang janggal. Hanya mengantar Mirah saja Sadam sampai berpakaian serapi itu. “Sebenarnya mau ngantar Ibu ke mana, sih, Mas?” selidik Safira, menautkan kedua alisnya.“Aku juga tidak tahu. Ibu cuma bilang antar saja,” jawab Sadam.Perasaan perempuan yang sedang hamil muda itu tidak enak, gundah gulana. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi. “Ya sudah, aku pergi dulu, ya, Ibu sudah manggil terus.” Sadam mencium kening sang istri dan keluar dari kamar.Safira diam saja melepas kepergian Sadam yang tidak jelas mau mengatar ibunya ke mana. Perasaannya benar-benar tidak enak. Telinganya mendengar deru mesin mobil yang dinyalakan dan kemudian semakin hilang bersamaan dengan menjauhnya mobil Sadam.Bersamaan dengan desahan yang keluar d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Sadam Berbohong

    Sadam dan Ayunda menikmati perbincangan mereka terkadang keduanya sesekali terlihat tertawa.Suami dari Safira yang awalnya merasa canggung lama-lama ia merasa nyaman dan menikmati obrolan dengan perempuan cantik itu.Mereka memesan minuman, lalu mengobrol kembali sambil menunggu Mirah dan Dahlia. Laki-laki yang sudah membina rumah tangga bersama Safira itu merasakan kenyamanan saat bersama Ayunda. Ia sendiri pun tak tahu mengapa bisa merasakan hal itu. Mungkin karena Sadam dan sang istri sudah jarang sekali mengobrol dan becanda seperti yang dilakukan oleh Ayunda dan dirinya sekarang.Akhir-akhir ini ia dan Safira lebih sering membicarakan masalah rumah tangga yang justru malah membuat mereka menjadi sedikit renggang. Cukup lama pria bercambang itu dan Ayunda mengobrol sambil menunggu ibu mereka. Akhirnya, Mirah dan Dahlia pun kembali dengan senyum terpancar dari wajah mereka berdua saat melihat Sadam dan Ayunda."Wah ngobrolin apa, sih? Kayaknya seru banget," ucap Dahlia menarik

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Ayunda ke Rumah Sadam

    "Bukan begitu, kau lebih penting dari siapa pun, Sayang," jawab Sadam ."Lalu, kenapa kau lebih mementingkan teman-teman kantormu dibanding aku?" tanya Safira kesal."Janin yang ada di dalam kandunganmu masih kecil dan waktu melahirkan pun masih lama," kata Sadam menghadapkan tubuhnya pada sang istri."Ya sudahlah, kalau kau tak mau mengantarku, aku bisa pergi sendiri," kata Safira mengerlingkan mata dan membalik tubuhnya membelakangi sang suamiSadam tak enak hati jika harus membuat Safira marah. Ia pun masih merasa bersalah karena sudah membohongi istrinya itu. Bukan bermaksud untuk membohongi Safira, tetapi ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara dirinya dan sang istri. Cepat atau lambat ia akan menceritakan Mirah yang memintanya untuk berkenalan dengan Ayunda, tetapi bukan saat ini. Pria bertubuh tinggi itu menunggu waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan Safira. Kondisi dan keadaan sekarang tidak memungkinkan untuk membahas masalah ini karena perasaan Safira sedang sangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Safira Tidak Terima

    "Iya Ibu tahu hanya saja Ibu ingin Sadam memiliki istri yang jelas asal-usulnya," ungkap Mirah.Safira menggeleng dan mendesah karena sangat kesal pada mertuanya. Ia tidak mengerti dengan isi kepala sang mertua. Bisa-bisanya ingin menjodohkan anaknya sendiri yang sudah memiliki istri dengan perempuan lain. "Untuk apa kau datang ke sini?" tanya Sadam pada Ayunda."Sadam, Ayunda itu dari tadi menunggumu. Kalian 'kan sudah janjian untuk bertemu, tapi kau malah pergi dengan Safira," ungkap Mirah, mengerlingkan bola mata di balik kacamatanya."Apa janjian? Maksudnya gimana, sih, Mas?" tanya Safira tidak mengerti."Aduh, udah deh kau masuk saja ke kamar biar Sadam dan Ayunda mengobrol." Mirah menarik tangan Safira."Tunggu, Bu! Aku ingin penjelasan dari Ibu dan Mas Sadam," ucap Safira menggebu, tidak sabar.Akhirnya, Sadam menceritakan yang sebenarnya pada Safira kalau kemarin ia mengantar Mirah bertemu dengan Dahlia. Pertemuan itu bertujuan untuk mengenalkan Sadang dan Ayunda. Hari ini Sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Berkunjung ke Rumah Mirah

    Dua pekan berlalu, hari demi hari terasa tambah berat dijalani oleh Safira. Hampir setiap hari juga ia berselisih paham dengan sang suami. Untuk sekarang hidup Safira benar-benar berantakan. Hatinya semakin hari semakin hancur, bukan hanya selalu diperlakukan buruk oleh ibu mertuanya, tetapi suami tercinta pun mulai berubah. Ia merasa sendiri dan kesepian, setiap kali mengutrakan isi hatinya pada Sadam malah selalu menimbulkan keributan, bukan solusi. Mulai saat ini juga Safira jarang sekali bicara lebih banyak diam.“Safira, tolong buatin susu Kieran, ya,” ucap Nala saat adik iparnya itu menyapu lantai atas.Padahal anak sulung Mirah itu hanya sedang duduk santai di atas sofa sibuk memainkan ponselnya memilih baju-baju di toko jingga sedangkan kedua anaknya bermain di depan televisi. Ia hanya mengawasi sesekali, itu pun jika telinganya menangkap suara rengekan Kieran.Safira tak menghiraukan perintah kakak iparnya, ia terus membersihkan lantai dengan sapu. Setelah selesai lanjut men

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Diminta Menginap

    “Cepat antarkan pada cucuku,” bentak Mirah, melotot pada sang menantu yang sudah tak dianggapnya.Mirah sengaja tidak menyuruh Sadam menceraikan Safira atas usul Nala. Mirah memanfaatkan tenaga dan uang Safira agar tak perlu repot mengurus rumah. Pada akhirnya dengan terpaksa Safira mengambil botol susu Kieran dan menaiki tangga ke lantai dua. Ia mendekat pada Nala dan menyodorkan botol susu tersebut.“Lama sekali, Safira. Kieran sudah nangis dari tadi, tahu!” Nala mendesah kencang seraya menatap adik iparnya.“Lain kali buat susu untuk anakmu sendiri, Mbak. Aku bukan pembantu!” balas Safira seraya berlalu meninggalkan kakak iparnya.“Eh, kau ini sama saudara sendiri tidak mau saling bantu, Safira, Safira,” sindir Nala membuat Safira membalik badan.“Apa? Saling bantu? Bukannya selama ini semua aku yang mengerjakan. Mbak bilang sama Mas Sadam mau membantuku, tapi nyatanya … tetap saja aku sendiri,” papar Safira kesal.“Kau ini kurang bersyukur, Safira. Selama ini aku sudah cukup memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16

Bab terbaru

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Pertemuan Terakhir

    Zafar menyelinap pergi dari rumah malam-malam. Sebenarnya ia pergi siang pun, yakin tak ada yang akan melarangnya. Semua orang di rumah sudah menganggapnya tak ada. Mereka tidak peduli lagi pada Zafar. Laki-laki itu tersenyum getir menoleh ke rumah yang akan ditinggalkannya. Ia tak akan pernah menyesal angkat kaki dari rumah bagai neraka baginya itu. Percuma tinggal di rumah yang sama sekali tidak menganggapnya ada. Percuma ada di tengah-tengah keluarga yang sama sekali tidak pernah peduli tentangnya. Teringat pada mendiang ayahnya, Zafar yakin ayahnya sedih melihat keluarga mereka yang berantakan seperti ini. Laki-laki itu berpikir semua karena keegoisan sang ibu. Zafar bertekad tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di rumah Mirah. Ia tidak ingin kembali ke rumah itu apa pun alasannya. Muak sudah Zafar bertahan selama ini. Awalnya ada Safira dan Sadam yang peduli padanya meskipun ia kesal pada kakaknya itu. Namun, setidaknya kehadiran Zafar masih ada yang menganggap. Setelah rum

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Setelah Kehadiran Ayunda

    Hati Zafar memang sangat kecewa dan marah pada Safira meskipun ia tahu keputusan Safira itu adalah yang terbaik. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia senang bisa bertemu dengan mantan kakak iparnya itu. Selama ini ia merasa yang peduli padanya hanyalah Safira dan Sadam. Namun, dengan semua hal yang terjadi waktu itu menyebabkan Safira harus angkat kaki dari rumah Mirah dan membuat Zafar merasa tidak ada lagi yang mempedulikannya. Apalagi setelah Sadam menikah dengan Ayunda dan ternyata semua jadi kacau. Sadam seolah lupa kalau ia memiliki seorang adik. Kakaknya itu sibuk dengan tingkah sang istri dan keadaan rumah yang sudah tidak seperti dulu lagi."Keadaan rumah kacau. Aku tak tahan lagi tinggal di rumah yang setiap hari selalu saja dipenuhi keributan sampai-sampai ibu dan kakak-kakakku lupa akan kehadiranku di rumah itu," tutur Zafar. Tatapan matanya fokus ke depan seolah sedang kembali ke rumah yang menurutnya sudah sangat tidak layak disebut rumah. Zafar menginginkan rum

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Bertemu Zafar

    "Zafar," ucap Safira setengah berbisik.Ia tidak menyangka akan bertemu adik dari mantan suaminya setelah dua tahun berlalu. Yang membuat Safira sangat kaget adalah keadaan anak itu seperti tidak terurus dan sedang mengamen. Ia pun segera mendekati Zafar untuk memastikan kalau matanya tidak salah lihat.Tidak sengaja anak bungsu Mirah itu menoleh dan langsung terkejut saat seorang wanita yang dikenalnya sedang melangkah mendekat dan jarak keduanya bahkan kini sudah sangat dekat.Dengan tergesa Zafar pun segera melangkah pergi, menghindar dari mantan istri kakaknya itu. Tentu saja teman yang sedang bersama Zafar ikut terkejut karena orang yang sedang mengiringinya bernyanyi berhenti tiba-tiba dan pergi begitu saja."Loh, Zafar," panggil temannya seraya mengejar."Zafar, Zafar, tunggu!" panggil Safira yang juga ikut mengejar bersamaan dengan teman Zafar.Safira berjalan agak cepat bahkan hampir berlari kecil. Awalnya ia hanya ingin memastikan kalau orang yang dilihatnya memang adik dari

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Lembaran Baru

    Sungguh sangat sakit menerima kenyatan pahit ini. Pernikahannya dengan laki-laki yang sangat dicintainya kini harus berakhir. Kapal rumah tangganya yang dijaga sepenuh hati ternyata harus karam di tengah laut kehidupan sebelum mencapai tujuan terakhirnya.Tak bisa dipungkiri dan dibohongi, hati perempuan berparas cantik itu sangat bersedih dan hancur. Ia benar-benar tidak menyangka kalau rumah tangga yang dianggapnya harmonis dan baik-baik saja, harus hancur seketika. Air matanya mengalir cukup deras sesaat setelah menerima akta cerai dari pengdilan agama. Statusnya kini sudah jelas dan sah menjadi seorang janda. Tidak pernah terbayang dan terpikir kalau pada akhirnya ia akan menyandang status janda. Tidak pernah sekali pun terbesit di dalam kepalanya untuk berpisah dengan Sadam apapun ujian rumah tangga yang akan mereka hadapi selama Sadam masih membela dan terus berada di sampingnya. Namun, takdir berkata lain. Tuhan mengatakan kalau ia dan Sadam memang sudah harus berakhir.Safira

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Gugat Cerai

    Tak ada satu pun yang mengetahui kalau Arif sudah menemui Sadam. Ia sengaja tidak memberitahu Aini apalagi Safira. Arif hanya ingin meluapkan amarahnya pada sang menantu yang sudah berani melanggar janji saat menikahi anaknya. Sebenarnya ia sama sekali tidak puas, tetapi Arif menahan emosi karena Safira memintanya agar tidak lagi berurusan dengan keluarga Sadam. Arif pun menyetujui itu, tetapi dengan syarat Safira harus bangkit, melupakan laki-laki pengecut seperti Sadam. Ia tidak bisa melihat anaknya terus terpuruk dalam kesedihan. Pagi yang sangat cerah Safira sudah mengenakan pakaian dengan rapi. Ia merias wajahnya agar terlihat lebih fresh. Jujur saja, wajah Safira terlihat seperti orang yang sedang sakit. Bagai bunga yang sudah layu. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan.Setelah beberapa hari mengurung diri, Safira memutuskan untuk ke kantor. Bukan lagi untuk bekerja seperti biasanya, tetapi ia sudah menyiapkan berkas pengunduran dirinya. Ia harus melepaskan

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Keterpurukan Safira

    "Bagaimana, Bu?" tanya Arif.Safira yang baru saja tiba di rumah lekas masuk ke kamar tanpa berkata apa pun lagi. Wajahnya sudah dibasahi dengan air mata sejak perjalanan menuju rumah tadi bersama Aini. "Mirah dan Sadam benar-benar keterlaluan, Pak! Tidak punya hati mereka itu!" geram Aini.Aini menahan sang suami yang mau menemui anaknya di kamar. Ia meminta Arif untuk memberik waktu pada Safira. Ibu dari Safira itu menceritakan semua yang terjadi di pernikahan Sadam. Cukup puas karena Safira berhasil mempermalukan Sadam dan juga Mirah. Ia tak banyak membantu karena memang sudah diwanti-wanti anaknya untuk mendampingi saja. "Laki-laki pengecut!" umpat Arif kesal pada sang menantu.Setidaknya kini semua sudah jelas hubungan antara Safira dan Sadam. Perempuan yang merasa sudah dikhianati itu tidak akan mau bersama Sadam lagi meskipun hati kecilnya berat untuk berpisah, tetapi Sadam sudah membuat luka yang teramat besar. Dan itu tidak bisa dimaafkan begitu saja.Tiga hari berlalu Saf

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Mirah meyakinkan Dahlia

    Setelah pesta pernikahan selesai Dahlia memanggil Mirah. Ia ingin bicara dengan besan barunya itu tentang sikap Mirah tadi yang sangat memalukan. Dahlia pun mengajak Mirah duduk bersama di halaman belakang sambil menikmati secangkir teh hangat."Aku sangat keberatan dengan sikapmu tadi, Jeng! Sangat memalukan!" Kedua tangan Dahlia memegang cangkir teh yang ada di atas meja.Mirah menghela napas panjang, kepalanya yang tertunduk diangkatnya dan melirik teman sekaligus ibu dari menantu barunya. Setelah dipikir-pikir memang sikap merah sangat keterlaluan dan memalukan, tetapi ia tidak bisa menahannya lagi. Semua dilakukan karena dendam dan marahnya pada Safira. Ia tidak terima diperlakukan seperti tadi oleh perempuan yang dianggapnya sampai itu."Aku minta maaf, Jeng, atas apa yang terjadi tadi, tapi semua itu karena aku sangat marah pada perempuan sampai itu," ungkap Mirah, memicingkan matanya saat teringat lagi pada Safira. Ia juga tidak akan marah dan lepas kontrol kalau Safira tida

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Mirah Murka

    Mirah merasa sangat dipermalukan oleh Safira dan Aini di acara pesta pernikahan anaknya sendiri. Wajahnya benar-benar berubah merah padam, Mirah merasa risih mendapatkan tatapan aneh dari beberapa tamu undangan. "Pergi kalian dari sini!" usir Mirah sekali lagi seraya membulatkan matanya. "Sudah, Bu, sudah! Biar Sadam bicara dulu dengan Safira." Pria bertubuh atletis itu melerai sang ibu yang dibakar api kemarahan.Namun, tentu saja Mirah melarang keras putranya berhubungan lagi dengan Safira. Kini tempat Safira sudah digantikan oleh Ayunda, sang menantu kesayangan. "Sadam hanya ingin menyelesaikan semuanya secara baik, Bu."Ada rasa bersalah dan tidak enak dalam hati kecil Sadam. Saat matanya menatap wajah Safira, ia merasa sangat bersalah telah menyakiti istrinya dengan cara seperti ini. Ingin sekali Sadam meminta maaf pada Safira, tetapi memang Mirah sama sekali tidak mengizinkannya."Diam! Perempuan ini tidak penting lagi bagi kita, Sadam!" bentak Mirah. Sadam pun menurut saja

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Keributan di Pernikahan

    “Safira!” Sadam sangat terkejut dengan kedatangan sang istri dan juga ibu mertuanya. Ia juga tercengang dengan permintaan Safira yang ingin bercerai dengannya. Bagaimana bisa ia berpisah dengan Safira, perempuan yang sangat dicintainya. Namun, ia juga mulai mencintai Ayunda dan baru saja sah menjadi suami istri. Tak mungkin ia menceraikan Ayunda. Sungguh sangat bimbang hati Sadam yang menginginkan kedua perempuan yang sekarang berada bersamanya. Sadam berubah menjadi sangat egois dan serakah!“Selama ini aku menunggumu! Tapi ternyata kau memang tak punya itikad baik untuk memperbaiki rumah tangga kita dan malah terlena dengan perempuan hina ini,” teriak Safira kesal.Tak ada air mata yang keluar hari ini. Hati Safira dipenuhi dendam dan amarah yang berkobar. Ia tidak ingin menjadi perempuan lemah di depan Sadam dan keluarganya, apalagi di hadapan sang mertua yang selama ini sudah memanfaatkan apa pun dari dirinya.Tiba-tiba Ayunda maju mendekati Safira dan melayangkan tangannya untuk

DMCA.com Protection Status