Share

Bab 7

Penulis: Devidee17
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-01 15:58:46

Bab 7

Aku menuju dapur berniat untuk memasak, karena hari ini Sari tidak datang, ia sedang sakit dan sudah mengabariku dari semalam.

Ketika aku sampai di dapur, aku melihat Mas Feri sedang mencabut kabel kompor listrik di dapur.

"Mau kamu apakan kompor itu, Mas?" tanyaku.

"Aku mau membawa kompor ini ke rumah kontrakan Ibu, juga beserta kulkas magic com," jawabnya santai tanpa menoleh dan akan mengangkat kompor.

"Aku tidak mengizinkan kamu membawa semua peralatanku ke rumah ibumu,"

"Aku tidak butuh izinmu, ibu di sana tidak punya kompor juga tidak ada kulkas. Di sana juga tidak ada AC jadi aku akan membelikan Ibu kipas angin yang baru!"

Aku gregetan dan mendekati Mas Feri untuk menghalanginya.

"Jangan bawa barang-barangku!" aku menghardik Mas Feri karena tidak tahan menghadapi sikapnya yang semakin egois, bertindak semaunya.

"Ini salahmu, kamu kan yang mau keluargaku pindah! Jadi tak usah protes jika aku membantu Ibu," jawabnya dan melotot menatapku.

"Jika mau membantu Ibumu, beli menggunakan uangmu sendiri. Yang kamu hasilkan dari keringatmu! Buman mengambil barangku," jawabku geram.

"Sombong kamu, mentang-mentang bisa mencari uang sendiri. Aku seperti tak ada harga dirinya lagi! Harusnya dari awal tidak kuizinkan kamu membuka usaha, jika jadinya kamu menjadi istri durhaka. Bisa menghasilkan uang membuat menginjak harga diriku!" ucapnya dan mencerca diriku.

"Jika kamu tidak mengizinkan aku membuka usaha, siapa yang akan membayar hutang biaya ketika kamu masuk rumah sakit? Apakah kamu bisa membayar uang itu, jika kamu tidak dioperasi saat itu bisa saja kamu sudah sekarat. Beruntung Mas kamu masih hidup karena kerja kerasku, sedangkan keluargamu justru tidak peduli! Jika aku juga meninggalkanmu juga ketika sakit, mungkin kamu sudah mati!"

"Kamu..!" Mas Feri menunjukku.

"Kenapa, memang benar kan! Bahkan saat kamu sudah sekarat saja mereka mencemooh, bukannya membantu! Sekarang kamu peduli pada penderitaan mereka, silakan jika itu maumu, kalau aku sih ogah! Cari uang sendiri Mas, kerja. Kamu kan sudah sehat, aku tidak akan meminta gajimu kok, serahkan saja pada keluargamu yang lebih membutuhkan!" ujarku sesantai mungkin. Pasti Mas Feri merasa amat terhina dengan ucapanku, maafkan aku Mas. Karena aku tidak mau di manfaatkan.

Mas Feri berlalu tanpa menjawab sepatah katapun.

๐Ÿ๐Ÿ

[Bu Nayla, Pak Feri datang ke toko. Ia meminta uang hasil penjualan, sebaiknya Bu Nayla datang kemari. Karena Pak Feri memaksa.] Diana karyawanku mengirim pesan. Ternyata Mas Feri menuju toko untuk mengambil uang, tak bisa kubiarkan.

Gegas aku mengambil kunci motor tak lupa sekalian mengambil surat penting yang kusimpan di lemari. Setelah semua kumasukkan ke dalam jok motor, bersiap melajukan motor menuju toko. Jangan sampai uang itu di dapatkan olehnya.

Sekitar 10 menit aku tiba di toko, dan terdengar keributan dari suara Mas Feri.

"Kamu sudah saya pecat, kenapa masih di sini!" Mas Feri membentak Diana hingga membuat gadis itu ketakutan.

"Tapi Pak, semua harus izin Bu Nayla. Saya tak bisa menyerahkan kunci laci penyimpanan uang termasuk pada Pak Feri. Jangan pecat saya Pak," suara Diana memohon.

"Serahkan kunci itu, dan saya sudah memecatmu. Sekarang bisa pergi dari toko ini!" Mas Feri membentak Diana.

"Diana, kembali bekerja, tidak ada yang bisa memecat kamu!"

Mas Feri menatapku yang berjalan ke arahnya.

"Kamu tidak malu Mas, ingin mencuri uangku!" bisikku padanya.

"Kenapa aku harus malu, itu juga uangku. Uang istri juga uang suami, jika aku tidak melakukan ini kamu tidak akan mau mengeluarkan uang untukku!"

"Salah, uang Istri tetap uang istri. Kamu tidak berhak memintanya! Bukankah aku sudah memberimu uang, tapi kamu habiskan untuk menyenangkan keluargamu kemarin. Lebih baik kamu pergi Mas dari sini, daripada mencuri!" tegasku lirih.

Mas Feri pergi, aku menghembuskan nafas lega karena ia tidak membentakku di depan umum. Aku juga tidak ingin bertengkar dan disaksikan oleh para karyawanku di sini.

**

Ibu menatapku khawatir ketika aku menyerahkan surat penting itu padanya.

"Kamu sedang ada masalah dengan, Feri?" tanya Ibu.

Aku menceritakan perubahan sikap Mas Feri. Aku tidak mau menutupi kegelisahan yang kurasakan.

"Aku takut Bu, Mas Feri semakin nekat dan memberikan sertifikat rumahku pada Ibunya. Aku tidak mau hasil jerih payahku habis untuk mereka,"

"Semoga Feri berubah, dan seperti dulu lagi. Ibu berharap kalian jangan sampai bercerai," ucap Ibu.

Aku tahu pasti Ibu pasti tak menginginkan kehancuran rumah tangga, di alami putrinya. Tapi aku tak menjamin karena perubahan sikap Mas Feri.

[Kamu bercerai saja dengan Feri, agar adikku mendapat harta gono gini! Jika begini caranya, kamu telah merampas hak Feri, tak bisa menikmati uangnya sendiri.] pesan Whats*pp dari Mbak Misni.

Jadi sekarang ia meminta kami untuk bercerai, berharap harta gono gini. Tak akan, karena Mas Feri tak akan mendapatkan apapun.

[Picik sekali, kamu ingin kami bercerai hanya karena harta. Karena kalian sudah jatuh miskin.] balasku sengit.

[Karena kamu menahan hak Feri. Untuk apa dia bertahan mempunyai istri yang penampilan saja tertutup, tapi hatinya seperti ibl*s! Feri harus menanggung hidup Ibuku dan keluarganya. Sebagai anak lelaki, dia harus bertanggung jawab, kamu jangan menghalangi!] Mbak Misni kembali membalas dan membahas anak lelaki harus bertanggung jawab.

[Silakan saja minta tanggung jawab dari adikmu, tapi harus menggunakan hartanya sendiri. Karena dia tak punya apa-apa! Bukankah anak lelaki Ibu juga ada Gilang, kenapa hanya Mas Feru yang di tuntut. Jangan tebang pilih jika ingin bijak!] mengirim pesan seakan ia bijak, padahal pilih kasih. Gilang anak kesayangan ibunya tak di tuntut apa-apa.

Bab terkait

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 8

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin๐Ÿ๐ŸBab 8Usai dari rumah Ibu. Aku menyempatkan diri ke toko dan sore pulang ke rumah. Motor Mas Mas Feri tak ada di halaman rumah, mungkin dia belum juga pulang dan masih bersama keluarganya."Dek, kamu sudah pulang?" Mas Feri menyambutku."Iya Mas, aku kira kamu belum pulang. Di mana motormu?" tanyaku. "Motorku di pinjam sama Mbak Misni, untuk Kinan sekolah. Tapi Kinan gak mau menggunakan motor itu," jawab Mas Feri."Kenapa tidak mau?" biarlah jika motor Mas Feri sendiri yang di pinjam, yang penting bukan motorku."Motor Matic itu sudah keluaran lama, Kinan malu menggunakannya." "Jika dia malu, kan bisa naik kendaraan umum!" ucapku dan berjalan menuju kamar. Sebenarnya masih kesal dengan sikap Mas Feri tadi, tapi aku malas mencari keributan. Toh tenang semua surat penting ada di rumah orangtuaku, dan juga semua surat penting atas nama Bapak. Hanya mobil pribadi saja atas namaku. Aku juga akan menjual mobil itu, karena mau ganti yang lebih bagus. Jadi Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 1

    MERTUA ANGKUH JATUH MISKIN ๐Ÿ๐ŸBaru saja sampai di rumah. Aku sudah melihat Ibu mertua dan iparku, beserta suami dan anaknya ada di rumah."Fer, izinkan Ibu dan Kakau tinggal di sini ya. Rumah Ibu di sita Bank," ucap Ibu mertua pada Mas Feri suamiku."Aku tanya Nayla dulu ya Bu," jawab Mas Feri dengan raut wajahnya yang mungkin sungkan menolak."Kenapa harus tanya Nayla? Ini kan rumah kalian bersama Fer, gak penting izin dari istrimu! Apa kamu mau keluargamu ini menjadi gembel di jalanan!" timpal Mbak Misni Kakak iparku. Aku masih berdiri di dekat dinding pemisah antara ruang depan dan ruang tamu untuk mendengarkan pembicaraan mereka. "Kalian tahu kan, ini rumah Nayla. Dia yang beli dari hasil usahanya, semenjak aku sakit, Nayla yang bekerja." jelas Mas Feri. Mas Feri menderita usus buntu dan kala itu harus di operasi, sehingga membuat dia tak bisa bekerja. Ketika kami meminta tolong pada Ibu mas Feri yang masih kaya raya, jangankan meminjamkan uang, justru makian dan hinaan yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 2

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin (2)**Bab 2"Memang semua milik Nayla, Mbak. Aset yang kita miliki juga atas nama dia," timpal Mas Feri menjelaskan.Mbak Misni dan Ibu mertua saling pandang, dan tak mengatakan apapun lagi. Aku bisa membeli semua ini karena berjualan gamis dan tas, awalnya secaa online di sebuah aplikasi, hingga kini mempunyai toko juga. Omset ratusan juta sudah ku dapatkan, dan toko dengan ratusan ribu follower.Karena hinaan mereka membuatku bertekad bisa membalas keangkuhan keluarga Mas Feri. Tanpa bantuan mereka, aku bisa membeli rumah, kendaraan. Dan membeli hinaan mereka selama ini. "Mama, Vino lapar!" rengek Vino anak kedua Mbak Misni."Aku juga, Ma! Dari pagi kita belum makan!" timpal si sulung Kinan. Segitu tak punya uang kah mereka, ini sudah menjelang sore dan mereka belum makan. "Fer, kamu gak kasihan sama keponakanmu?" ucap Mbak Misni yang kini suaranya memelas agar kami kasihan pada mereka. Walaupun tetap ia hanya bicara pada Mas Feri. Dan aku di anggap se

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 3

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin (3)Bab 3Aku ingin lihat bagaimana reaksi Mas Feri. Ketika Ibunya meminjam sertifikat rumah ini, apakah ia akan membujukku untuk memberikannya. Karena aku yakin, pasti mereka punya trik yang licik untuk melakukan rencana ini.**"Hei kamu! Nanti ambil pakaian kotor di kamarku dan Ibuku ya!" ucap Mbak Misni memerintah Sari ART yang bekerja setengah hari di rumahku ini. "Maaf Mbak, saya di sini hanya membersihkan rumah, masak, dan cuci piring saja!" jawab Sari menolak perintah Mbak Misni yang berlagak seperti majikan, aku saja tak pernah membentak Sari. Ini dia malah membentak seenak jidat nya."Terus kerjamu apa di sini, kalau bukan mencuci!" suara Mbak Misni meninggi."Untuk pakaian di laundry, saya di sini hanya masak, cuci piring dan beresin rumah Mbak," "Emang belagak si Nayla, udah punya pembantu, kenapa masih laundry! Sok merasa banyak uang!" ucap Mbak Misni mencercaku."Saya gak mau tahu, karena kamu kan pembantu di sini saya juga berhak memerintahm

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 4

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin (4)Bab 4Aku menghembuskan nafas kasar, ketika masuk ke dalam kamar. Sedangkan Mas Feri masih menemani keluarganya di ruang makan. Sikap mereka sangat baik, dan memuji suamiku. Beda sekali jika padaku, tetap ketus.2 hari di rumah ini, sukses membuat suamiku berubah. Dia sekarang lebih condong pada keluarganya. Baginya mungkin mudah melupakan kezaliman mereka, tapi bagiku itu sangat sulit. Besok aku harus segera cari kontrakan untuk mereka, tak bisa kubiarkan mereka lama tinggal di sini.**Aku pulang ke rumah sore hari, karena usai dari toko dan untuk kontrakan aku sudah meminta bantuan Dewi temanku. Dia sudah mendapatkan kontrakan yang cukup jauh, dari tempat tinggalku. Keadaan rumah sepi, aku mandi dan berganti pakaian. Tak ada juga terlihat Mas Feri dan keluarganya, ketika aku keluar kamar."Mbak, mau di buatkan kopi?" tanya Sari yang menawariku kopi, dia memang hapal kebiasaanku minum kopi."Boleh Sar, oiya kenapa sepi sekali. Pada kemana?" tanyaku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 5

    Bab 5Aku mengemasi semua pakaian mereka, dengan di bantu Sari. Mas Feri dia sudah keterlaluan, secepat itu suamiku berubah pada keluarganya yang jelas dulu menghina dan tak mau membantu kami di saat kesusahan. Jika tidak mau membantu dengan uang, mungkin support juga berarti, bukan cemoohan ketika kami terpuruk.Mudah mungkin bagi Mas Feri melupakan kejadian itu. Tapi aku akan selalu mengingatnya, keluarga nya saja masih bersikap sama dan tak menghargaiku. Ini rumahku, bukan milik anaknya.Ponsel kembali berdering Mas Feri kembali menelponku, tapi panggilan itu tidak kujawab kemudian ia mengirim pesan.[Dek, kenapa kamu belum transfer juga?] [Tolong transfer sekarang ya!] aku memutuskan tidak membalas pesan. Hampir satu jam berlalu. Akhirnya mereka pulang, ibu mertua membawa banyak belanjaan terlihat dari tentengan yang ia bawa, ada mungkin 3 paper bag dan ada juga yang berbungkus plastik entah apa saja yang ia beli. Begitu juga dengan mbak Misni dan anak-anaknya, mereka juga mene

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 6

    Bab 6"Rumah Mas Feri? Memangnya Mas Feri punya rumah, Bu?" jawabku geram karena mertuaku ini. Dia memang biasa hidup kaya dan berkecukupan, tapi jangan harap di saat ia susah aku yang harus menanggung hidupnya. "Yang kamu tempati itu rumah anak saya!" suaranya makin melengking membuat telingaku sakit."Kurang jelas ya, ini rumahku bukan Mas Feri!""Feri juga punya hak, selama menikah suami istri itu harta bersama!" "Tapi harta istri tetap milik istri! Ibu gak malu menumpang di rumahku. Pergi saja ke rumah Karin menantu kesayanganmu!" jawabku ketus dan mematikan sambungan telepon. Lama-lama telingaku sakit dan berdenging mendengar suara Ibu mertua.๐Ÿ๐ŸMas Feri pulang sendirian dan langsung menuju kamar tanpa berucap sepatah katapun. Keluarganya tak kembali ke rumah ini, aku pikir mereka akan kembali lagi bersama suamiku karena tidak suka dengan kontrakan itu. Rumah kontrakan itu cukup bagus dengan 2 kamar tidur, dapurnya juga tidak sempit. Aku harus mengeluarkan uang 750 ribu untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01

Bab terbaru

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 8

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin๐Ÿ๐ŸBab 8Usai dari rumah Ibu. Aku menyempatkan diri ke toko dan sore pulang ke rumah. Motor Mas Mas Feri tak ada di halaman rumah, mungkin dia belum juga pulang dan masih bersama keluarganya."Dek, kamu sudah pulang?" Mas Feri menyambutku."Iya Mas, aku kira kamu belum pulang. Di mana motormu?" tanyaku. "Motorku di pinjam sama Mbak Misni, untuk Kinan sekolah. Tapi Kinan gak mau menggunakan motor itu," jawab Mas Feri."Kenapa tidak mau?" biarlah jika motor Mas Feri sendiri yang di pinjam, yang penting bukan motorku."Motor Matic itu sudah keluaran lama, Kinan malu menggunakannya." "Jika dia malu, kan bisa naik kendaraan umum!" ucapku dan berjalan menuju kamar. Sebenarnya masih kesal dengan sikap Mas Feri tadi, tapi aku malas mencari keributan. Toh tenang semua surat penting ada di rumah orangtuaku, dan juga semua surat penting atas nama Bapak. Hanya mobil pribadi saja atas namaku. Aku juga akan menjual mobil itu, karena mau ganti yang lebih bagus. Jadi Ma

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 7

    Bab 7Aku menuju dapur berniat untuk memasak, karena hari ini Sari tidak datang, ia sedang sakit dan sudah mengabariku dari semalam.Ketika aku sampai di dapur, aku melihat Mas Feri sedang mencabut kabel kompor listrik di dapur."Mau kamu apakan kompor itu, Mas?" tanyaku."Aku mau membawa kompor ini ke rumah kontrakan Ibu, juga beserta kulkas magic com," jawabnya santai tanpa menoleh dan akan mengangkat kompor."Aku tidak mengizinkan kamu membawa semua peralatanku ke rumah ibumu," "Aku tidak butuh izinmu, ibu di sana tidak punya kompor juga tidak ada kulkas. Di sana juga tidak ada AC jadi aku akan membelikan Ibu kipas angin yang baru!" Aku gregetan dan mendekati Mas Feri untuk menghalanginya."Jangan bawa barang-barangku!" aku menghardik Mas Feri karena tidak tahan menghadapi sikapnya yang semakin egois, bertindak semaunya."Ini salahmu, kamu kan yang mau keluargaku pindah! Jadi tak usah protes jika aku membantu Ibu," jawabnya dan melotot menatapku."Jika mau membantu Ibumu, beli me

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 6

    Bab 6"Rumah Mas Feri? Memangnya Mas Feri punya rumah, Bu?" jawabku geram karena mertuaku ini. Dia memang biasa hidup kaya dan berkecukupan, tapi jangan harap di saat ia susah aku yang harus menanggung hidupnya. "Yang kamu tempati itu rumah anak saya!" suaranya makin melengking membuat telingaku sakit."Kurang jelas ya, ini rumahku bukan Mas Feri!""Feri juga punya hak, selama menikah suami istri itu harta bersama!" "Tapi harta istri tetap milik istri! Ibu gak malu menumpang di rumahku. Pergi saja ke rumah Karin menantu kesayanganmu!" jawabku ketus dan mematikan sambungan telepon. Lama-lama telingaku sakit dan berdenging mendengar suara Ibu mertua.๐Ÿ๐ŸMas Feri pulang sendirian dan langsung menuju kamar tanpa berucap sepatah katapun. Keluarganya tak kembali ke rumah ini, aku pikir mereka akan kembali lagi bersama suamiku karena tidak suka dengan kontrakan itu. Rumah kontrakan itu cukup bagus dengan 2 kamar tidur, dapurnya juga tidak sempit. Aku harus mengeluarkan uang 750 ribu untu

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 5

    Bab 5Aku mengemasi semua pakaian mereka, dengan di bantu Sari. Mas Feri dia sudah keterlaluan, secepat itu suamiku berubah pada keluarganya yang jelas dulu menghina dan tak mau membantu kami di saat kesusahan. Jika tidak mau membantu dengan uang, mungkin support juga berarti, bukan cemoohan ketika kami terpuruk.Mudah mungkin bagi Mas Feri melupakan kejadian itu. Tapi aku akan selalu mengingatnya, keluarga nya saja masih bersikap sama dan tak menghargaiku. Ini rumahku, bukan milik anaknya.Ponsel kembali berdering Mas Feri kembali menelponku, tapi panggilan itu tidak kujawab kemudian ia mengirim pesan.[Dek, kenapa kamu belum transfer juga?] [Tolong transfer sekarang ya!] aku memutuskan tidak membalas pesan. Hampir satu jam berlalu. Akhirnya mereka pulang, ibu mertua membawa banyak belanjaan terlihat dari tentengan yang ia bawa, ada mungkin 3 paper bag dan ada juga yang berbungkus plastik entah apa saja yang ia beli. Begitu juga dengan mbak Misni dan anak-anaknya, mereka juga mene

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 4

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin (4)Bab 4Aku menghembuskan nafas kasar, ketika masuk ke dalam kamar. Sedangkan Mas Feri masih menemani keluarganya di ruang makan. Sikap mereka sangat baik, dan memuji suamiku. Beda sekali jika padaku, tetap ketus.2 hari di rumah ini, sukses membuat suamiku berubah. Dia sekarang lebih condong pada keluarganya. Baginya mungkin mudah melupakan kezaliman mereka, tapi bagiku itu sangat sulit. Besok aku harus segera cari kontrakan untuk mereka, tak bisa kubiarkan mereka lama tinggal di sini.**Aku pulang ke rumah sore hari, karena usai dari toko dan untuk kontrakan aku sudah meminta bantuan Dewi temanku. Dia sudah mendapatkan kontrakan yang cukup jauh, dari tempat tinggalku. Keadaan rumah sepi, aku mandi dan berganti pakaian. Tak ada juga terlihat Mas Feri dan keluarganya, ketika aku keluar kamar."Mbak, mau di buatkan kopi?" tanya Sari yang menawariku kopi, dia memang hapal kebiasaanku minum kopi."Boleh Sar, oiya kenapa sepi sekali. Pada kemana?" tanyaku.

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 3

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin (3)Bab 3Aku ingin lihat bagaimana reaksi Mas Feri. Ketika Ibunya meminjam sertifikat rumah ini, apakah ia akan membujukku untuk memberikannya. Karena aku yakin, pasti mereka punya trik yang licik untuk melakukan rencana ini.**"Hei kamu! Nanti ambil pakaian kotor di kamarku dan Ibuku ya!" ucap Mbak Misni memerintah Sari ART yang bekerja setengah hari di rumahku ini. "Maaf Mbak, saya di sini hanya membersihkan rumah, masak, dan cuci piring saja!" jawab Sari menolak perintah Mbak Misni yang berlagak seperti majikan, aku saja tak pernah membentak Sari. Ini dia malah membentak seenak jidat nya."Terus kerjamu apa di sini, kalau bukan mencuci!" suara Mbak Misni meninggi."Untuk pakaian di laundry, saya di sini hanya masak, cuci piring dan beresin rumah Mbak," "Emang belagak si Nayla, udah punya pembantu, kenapa masih laundry! Sok merasa banyak uang!" ucap Mbak Misni mencercaku."Saya gak mau tahu, karena kamu kan pembantu di sini saya juga berhak memerintahm

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 2

    Mertua Angkuh Jatuh Miskin (2)**Bab 2"Memang semua milik Nayla, Mbak. Aset yang kita miliki juga atas nama dia," timpal Mas Feri menjelaskan.Mbak Misni dan Ibu mertua saling pandang, dan tak mengatakan apapun lagi. Aku bisa membeli semua ini karena berjualan gamis dan tas, awalnya secaa online di sebuah aplikasi, hingga kini mempunyai toko juga. Omset ratusan juta sudah ku dapatkan, dan toko dengan ratusan ribu follower.Karena hinaan mereka membuatku bertekad bisa membalas keangkuhan keluarga Mas Feri. Tanpa bantuan mereka, aku bisa membeli rumah, kendaraan. Dan membeli hinaan mereka selama ini. "Mama, Vino lapar!" rengek Vino anak kedua Mbak Misni."Aku juga, Ma! Dari pagi kita belum makan!" timpal si sulung Kinan. Segitu tak punya uang kah mereka, ini sudah menjelang sore dan mereka belum makan. "Fer, kamu gak kasihan sama keponakanmu?" ucap Mbak Misni yang kini suaranya memelas agar kami kasihan pada mereka. Walaupun tetap ia hanya bicara pada Mas Feri. Dan aku di anggap se

  • Mertua Angkuh Jatuh Miskinย ย ย Bab 1

    MERTUA ANGKUH JATUH MISKIN ๐Ÿ๐ŸBaru saja sampai di rumah. Aku sudah melihat Ibu mertua dan iparku, beserta suami dan anaknya ada di rumah."Fer, izinkan Ibu dan Kakau tinggal di sini ya. Rumah Ibu di sita Bank," ucap Ibu mertua pada Mas Feri suamiku."Aku tanya Nayla dulu ya Bu," jawab Mas Feri dengan raut wajahnya yang mungkin sungkan menolak."Kenapa harus tanya Nayla? Ini kan rumah kalian bersama Fer, gak penting izin dari istrimu! Apa kamu mau keluargamu ini menjadi gembel di jalanan!" timpal Mbak Misni Kakak iparku. Aku masih berdiri di dekat dinding pemisah antara ruang depan dan ruang tamu untuk mendengarkan pembicaraan mereka. "Kalian tahu kan, ini rumah Nayla. Dia yang beli dari hasil usahanya, semenjak aku sakit, Nayla yang bekerja." jelas Mas Feri. Mas Feri menderita usus buntu dan kala itu harus di operasi, sehingga membuat dia tak bisa bekerja. Ketika kami meminta tolong pada Ibu mas Feri yang masih kaya raya, jangankan meminjamkan uang, justru makian dan hinaan yang m

DMCA.com Protection Status