Home / CEO / Merebut Hati CEO Tampan / Masalah Yang Bertubi-tubi

Share

Masalah Yang Bertubi-tubi

Author: Piki
last update Last Updated: 2023-07-12 20:41:45

Wilona yang masih berada di rumah sakit memutuskan untuk tidur. Karena kedua bola matannya sudah benar-benar sangat lelah. Benar saja, baru hitungan beberapa menit Wilona bisa tertidur dengan pulas. Sementara itu, tiba-tiba saja ponselnya bergetar sehingga mengganggu jam tidur Wilona. Dengan mata yang sangat mengantuk, Wilona berusaha untuk bangun.

Pertama-tama dia mengucek kedua bola matanya. Setelah itu, Wilona mengecek siapa yang saat ini menghubunginya. Ternyata, yang menghubungi dirinya adalah Siska yang merupakan adik kandung dari ibunya sendiri.

Wilona mencoba menghapus sisa-sisa air matanya lalu mulai menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Hal itu dia lakukan agar suaranya tidak serak akibat efek menangis dan berteriak-teriak. Wilona juga takut tantenya mengetahui apa yang tengah dialami Wilona. Setelah dirasa sudah membaik, Wilona pun mengangkat telepon tersebut.

"Wilona, kamu ada dimana sekarang? Kok Tante hubungi lama sekali diangkat?" tanya Siska.

Wilona yang kini berada di rumah sakit tentu tidak mau mengatakan hal yang sejujurnya. Dengan sedikit gelagapan, Wilona pun mengatakan bahwa dirinya tengah sibuk menjemur pakaian di belakang rumah.

“Aku... Aku habis selesai menjemur pakaian, Tante” ujar Wilona.

“Tante Siska sendiri kok tumben telepon aku di jam siang begini?” tanya Wilona.

"Begini Wilona, sebenarnya Tante tidak tega harus mengatakan informasi ini. Namun mau tidak mau Tante harus mengatakannya" ujar Siska dengan suara bergetar.

“Ada informasi apa Tante?” tanya Wilona.

“Ibu kamu! Dia telah meninggalkan kita semua hiks”

DEG

Betapa sakitnya hati Wilona saat mendengar informasi buruk. Dia yang telah di hancurkan dengan kondisi rumah tangga kini harus menelan pil pahit yakni ditinggal oleh orang yang sangat ia sayangi untuk selama-lamanya. Wilona mencoba untuk menguatkan diri apalagi saat ini Siska belum juga mematikan teleponnya.

Karena Wilona tidak berbicara-bicara, membuat Siska merasa khawatir dengan dirinya. Siska pun berkata, "Wilona, tolong jangan sampai kamu nekat" pintanya.

Wilona termenung sesaat lalu berkata, "Tidak apa-apa Tante. Aku tidak akan nekat dan aku harus mengikhlaskan kepergian ibuku” ujar Wilona sembari menguatkan diri.

"Syukurlah kalau begitu, Wilona. Tante jadi ikut lega akan kondisimu yang baik-baik saja. Sekarang, segera kesini karena kami sangat menanti kedatanganmu" ujar Siska.

DEG

Detak jantung Wilona seakan berhenti berdetak. Dalam hatinya, bagaimana caranya ke rumah duka kalau dirinya sendiri tidak memiliki kendaraan? Punya satu unit mobil namun ketinggalan di parkiran kantor Aris dan tidak mungkin juga Wilona harus balik kesana dengan berjalan kaki. Apalagi jarak lokasi kantor Aris lumayan cukup jauh dari rumah sakit ini. Namun, Wilona juga tidak ingin tidak datang ke desa karena ia ingin melihat ibunya untuk yang terakhir kalinya.

“Tuhan... Aku tahu ini merupakan cobaan yang harus aku jalani. Namun, bisakah ada kabar baik untukku untuk bisa sampai ke rumah Ibu? Aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya aku ke rumah Ibu kalau aku tidak memiliki kendaraan untuk kesana”

Air matanya kini kembali jatuh meskipun sudah tidak sederas tadi. Bukan, bukan karena sudah tidak ingin menangis lagi, namun karena air mata pun sudah lelah untuk keluar.

Dilain sisi, Reyhan yang sudah selesai berurusan dengan kakaknya itu, ia kembali mengingat Wilona “Apa dia belum makan?” “Ah, aku belikan saja makanan buat dia” Reyhan mulai menyetir mobilnya menuju ke salah satu restoran ternama. Melihat suasana yang sangat ramai, ia tidak ingin dikerubuti oleh orang-orang disana. Ia tahu, bahwa ia sangat populer karena lahir dari keluarga konglomerat.

Namun, ia juga manusia yang membutuhkan privasi dan ketenangan. Ia merasa kepopulerannya itu sangat menganggu kehidupannya. “Aku harus memakai masker penutup mulut terlebih dulu” ujarnya.

Setelah merasa cukup tertutup, Reyhan pun keluar dari mobil dan segera menuju ke dalam restoran. Tidak membutuhkan waktu lama untuknya memesan sebuah makanan dan minuman, karena salah satu karyawan tersebut mengenalinya dan ia menyuruh teman-temannya untuk memprioritaskan Reyhan terlebih dahulu.

Reyhan sebenarnya tidak perlu karyawan tersebut memperlakukannya seperti itu. Namun, untuk saat ini mungkin ini memang pilihan yang tepat. Reyhan mulai membayar dengan uang yang melebihi harga pesanannya tersebut dengan berkata pada salah satu karyawan, “Ini ambil saja kembaliannya” ujar Reyhan dengan santai.

Para karyawan yang melayaninya secara serentak memberikan hormat kepada Reyhan. Hingga memunculkan beragam reaksi dari para konsumen lainnya. Orang-orang yang berada di sekitarnya merasa kebingungan dengan aksi dari para karyawan itu dan menimbulkan beberapa pertanyaan. “Kenapa dengan mereka?” “Kenapa dia datang belakangan tapi malah dilayani duluan?” begitulah kira-kira isi dari pikiran mereka selama melihat aksi si karyawan kepada pemuda tampan yang tengah menjadi pusat perhatian.

Salah satu gadis mungil berkacamata besar mengenalinya. Lalu ia berteriak dengan sangat histeris. “Astaga... Tuan muda Reyhan!!!” gara-gara dia berteriak, semua orang pun langsung peka.

Melihat situasi yang tidak mendukung, Reyhan pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam mobil dan pergi. Padahal, banyak orang telah begitu bersemangat dan mengejarnya hingga ke parkiran. Sesampainya di rumah sakit, Reyhan membuka pintu di ruangan A. Aku yang di rawat di diruangan A, langsung menoleh kearah pintu.

Kreag~

Terdengar suara nafas tersengal-sengal dan Wilona melihat Reyhan seperti habis dikejar anjing saja. Reyhan segera menutup pintu dan menghampiri Wilona sambil memberikan kantong kresek berisi makanan. Wilona yang melihat Reyhan tanpa basa-basi langsung meminta bantuannya untuk mengantarkan Wilona ke desa. Reyhan sedikit bingung dengan permintaan Wilona.

“Ngapain ke desa?” tanya Reyhan.

Wilona mencoba menceritakan semuanya hingga Reyhan pun mengerti. Dia dengan cepat mengurusi surat-surat kepulangannya. Selama diperjalanan, Wilona hanya bisa diam saja sambil sesekali meneteskan air mata. Reyhan juga turut merasakan kesedihan Wilona namun ia tidak bisa mengungkapkan keprihatinannya itu. Sesampainya di rumah Wilona sewaktu lajang. Wilona menghapus air matanya dan memakai bedak kosmetik. Reyhan sempat meliriknya dan menggelengkan kepalanya.

“Terimakasih sudah mengantarku” ujar Wilona.

“Sama-sama Wilona. Tapi, aku mohon maaf tidak bisa ikut masuk kedalam rumah duka” ujar Reyhan pada Wilona.

Reyhan memberikan nomor telepon miliknya pada Wilona dan mengatakan kalau ingin pulang bisa menghubunginya. Wilona mengangguk pelan lalu mengambil kertas itu. Kemudian, Wilona keluar dari mobil dan Reyhan pun pergi. Tidak lama kemudian, beberapa orang melihatnya dan mereka memeluk tubuh Wilona secara bersamaan. Mereka menyemangati Wilona agar dirinya ikhlas atas kepergian ibu. Melihat mereka menyemangati Wilona, Wilona pun merasa haru dan tidak sengaja air matanya kembali mengalir.

Siska yang tadinya berada didalam kini melihat Wilona dan menghampiri dirinya. Siska juga menangis lalu memeluk Wilona. Siska juga mengatakan bahwa ibunya Wilona pasti sudah je surga. Wilona kembali mengingat ibunya yang saat semasa hidup, ibunya sangat dermawan dan tidak pernah bermusuhan kepada siapapun. Sehingga, banyak orang yang berbondong-bondong ke rumah ibunya hanya untuk ikut membantu mempersiapkan upacara duka.

"Wilona, Tante dan beberapa ibu-ibu akan segera memandikan ibumu. Apa kamu ingin ikut? Atau jika kamu merasa tidak kuat, Tante tidak akan memaksamu" ujar Siska.

"Aku ikut Tante!!!" seru Wilona sembari menghapus air matanya.

Selama proses memandikan, salah satu tetangga Wilona menanyakan keberadaan Aris yang sedari tadi tidak kelihatan batang hidungnya dengan berkata, “Neng Wilona... Si Aris kemana?”

“Suami aku gak bisa hadir karena dia sangat sibuk mengurusi pekerjaannya dan sekarang lagi berada di luar kota” Wilona terpaksa berkata bohong agar tidak ada yang mengetahui rahasia rumah tangganya.

“Susah juga kalau urusan tanggung jawab” ujar tetangga Wilona dan dibalas senyuman kecil oleh Wilona.

Siska mendengar obrolan itu lalu dia ikut berkomentar, “Sama seperti suamiku yang juga sibuk di luar negeri tapi suamiku sudah mengirimkan doa untuk kakakku”

Setelah selesai melayat, Siska tidak henti-hentinya merangkul Wilona dan memberikan motivasi kepada keponakan itu. Berharap bahwa Wilona akan bisa tegar menjalani ini semua. Siska juga mengajak Wilona untuk mampir ke rumahnya yang kebetulan tidak jauh dari rumah ibunya. Sesampainya di rumah Siska, Siska pun berkata. "Wilona, kamu tunggu disini" ujar Siska yang hendak pergi ke dapur.

Wilona duduk diteras rumah dengan seorang diri. Terlihat juga rumah Siska begitu sepi dan memang sangat sunyi. Siska membuka pintu kulkas dan melihat beberapa buah segar yang tersimpan didalam kulkas. Dari sekian buah segar yang ada didalam sana, Siska memilih untuk membuat jus alpukat.

“Ini saja dah... Pasti Wilona suka” gumam Siska.

Beberapa menit kemudian, Siska yang sudah selesai membuat jus langsung menghampiri Wilona. Sambil tersenyum Siska pun memberikan jus alpukat tersebut.

“Nah... Ini jusnya susah jadi” ujar Siska yang sibuk memberikan jus itu pada Wilona.

Namun, ditolak secara halus oleh Wilona yang membalasnya dengan tersenyum pahit lalu berkata, “Aku tidak ingin minum apapun Tante”

Mendengar hal itu, Siska pun kembali berkata, "Wilona, Tante tahu kamu sedang bersedih tapi kamu apa tidak kasihan sama Tante yang sudah membuatkan jus tapi kamu menolaknya?” Siska sedikit kecewa.

“Ayolah, Sayang... Tante tidak ingin kamu jatuh sakit” bujuk Siska kembali pada Wilona.

Wilona pun mengangguk dan meraih jus tersebut lalu meminumnya sedikit. Memang rasa jus alpukat sangat enak namun saat ia minum seperti hambar. Bisa dikatakan Wilona merasa tidak bernafsu untuk minum maupun makan. Namun tidak dapat dipungkiri setelah meminum jus tersebut membuat pikiran dan hati Wilona menjadi agak membaik.

“Aku benci Syahnaz!” tiba-tiba saja Wilona teringat dengan Syahnaz yang sedikit membuat Siska heran.

“Maksud kamu?” tanya Siska.

Karena hampir keceplosan, Wilona pun mencoba mencari akal yang cocok untuk ia katakan pada tantenya tersebut. Memang, Siska juga sangat mengenal Syahnaz dan bahkan suami Siska ada hubungannya dengan paman dari Syahnaz.

“Maksud aku... Dia tidak ada disaat aku terpuruk” ujar Wilona dengan berbohong.

“Mungkin sudah punya kesibukannya masing-masing Sayang, tapi jamu tenang saja ada Tante disini yang akan selalu setia sama kamu. Kamu ingin ini itu atau ada masalah sekalipun Tante akan bantu sebisa mungkin”

Wilona merasa terharu dengan ucapan tantenya hingga tidak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya dan berkata, “Terimakasih Tante Siska, semoga tuhan membalas kebaikan Tante”

Related chapters

  • Merebut Hati CEO Tampan    Tega, Kamu Mas!

    Wilona berada di kamar tidur dan merebahkan tubuhnya. Rasanya ia benar-benar ingin tertidur. “Ah... Aku capek sekali” gumam Wilona dari dalam hati. Beberapa menit kemudian, akhirnya Wilona berhasil tertidur. Sementara itu, Siska tengah sibuk memasak nasi goreng di dapur. Ia sangat tahu bahwa Wilona belum sarapan dan ingin memasakan nasi goreng untuknya. Hal itu ia ketahui saat perut Wilona tidak henti-hentinya mengamuk.Setelah selesai memasak, Siska pun berniat untuk memberitahukannya pada Wilona. Namun, saat melihat Wilona yang tengah tertidur pulas, Siska menjadi tidak tega membangunkannya dengan bergumam, “Kasihan sekali Wilona”Siska memutuskan untuk membiarkan saja Wilona beristirahat dan dirinya sendiri juga sudah merasa lelah. Sambil sesekali menguap, Siska pun menuju ke kamar tidurnya dan mulai tidur.Jam telah menunjukkan pukul 19:00 Malam namun Wilona belum juga terbangun hingga tantenya membangunkan Wilona dengan lembut. “Wilona, ayo bangun sayang” ujarnya. Wilona pun bang

    Last Updated : 2023-07-12
  • Merebut Hati CEO Tampan    Aib Mereka Sungguh Menjijikan

    Wilona mencoba memeriksa sisa uang yang berada di dompet. Untungnya, masih ada uang yang bisa Wilona pergunakan untuk naik ojek online agar bisa pulang tanpa harus berjalan kaki. Wilona menghubungi salah satu driver ojek online dan katanya aku harus menunggu. Wilona mengiyakan dan memutuskan menunggunya di Alfamart samping gang lima.Karena merasa haus, Wilona mampir sebentar ke dalam Alfamart itu dan membeli satu botol teh hijau dan membayarnya ke kasir. Sembari menunggu, Wilona pun keluar dari dalam Alfamart dan duduk ke kursi yang telah disediakan pihak Alfamart sebagai tempat buat nongkrong. Wilona membuka minuman teh tersebut dan menenggaknya beberapa kali. “Permisi, apa boleh ikut gabung?”Wilona melihat sekilas orang yang tengah berdiri dihadapannya itu. Wilona mengangguk dan pemuda itu pun mulai duduk disampingnya. Karena sudah berada di meja yang sama, pemuda itu pun berinisiatif untuk memperkenalkan dirinya.“Hai, perkenalkan namaku Brian” Sambil memperkenalkan diri, Brian j

    Last Updated : 2023-07-23
  • Merebut Hati CEO Tampan    Mengapa Dia Mencari Wilona?

    “Mereka beranu-anu!!!” seru Frisya. Membuat Anik dan karyawan lain terkejut. Namun, Prilly meminta mereka agar menjaga rahasia itu. Mereka pun mengangguk dan kembali beraktivitas.Frisya yang masih syok memutuskan untuk duduk di kursi kerjanya. Prilly memberikannya air minum agar Frisya dapat lebih tenang. Frisya pun menerimanya dan langsung meminum hingga habis. “Terimakasih Prilly” ujar Frisya.“Iya, santai saja!” “Kalau kamu masih trauma sama yang barusa. itu biar aku saja membawa berkasnya tapi nanti biar mereka selesai bermain dulu ha ha” tawa Prilly.Prilly memang orangnya gampang tertawa dan mudah mencairkan suasana. Berbeda halnya dengan Frisya, dia sangat kalem namun tahu suaranya sopan santun terhadap orang lain. Karena saking kalemnya, membuat Anik dan Prilly suka mengajaknya bercanda. Barang kali, berkat mereka Frisya dapat ikut tertawa lepas.“Terimakasih” ujar Frisya pada Prilly.“Santai sis! Btw, aku kerja dulu ya!!!” seru Prilly.Jam istirahat pun telah berbunyi dan P

    Last Updated : 2023-07-28
  • Merebut Hati CEO Tampan    Berawal Dari Rasa Bertanggungjawab

    Wilona fokus merapihkan seluruh beda-beda di rumah lamanya. Rasanya hampir separuh tulang ditubuhnya mulai mengilu. Wilona mengistirahatkan diri di kursi yang terbuat dari bambu asli. Sesekali melakukan peregangan otot. Sambil melakukan peregangan otot, Wilona melirik ruangan di hadapannya yang kini sudah lebih membaik daripada sebelumnya.DRETTTWilona melirik ponselnya yang tengah berbunyi dan Wilona melihat nomor yang tidak Wilona simpan sedang meneleponnya. “Apa aku angkat saja teleponnya?” gumam Wilona dalam hati. “Hallo?” Wilona mencoba mendahului. “Hai, Wilona!” terdengar suara laki-laki lembut dibalik telepon. Wilona belum memastikan siapa pemuda itu? “Maaf, ini siapa?” tanya Wilona memastikan.“Apa kamu sudah lupa sama orang yang telah menabrakmu?” tanyanya.Wilona baru menyadari bahwa Reyhan yang kini menelepon dirinya. Namun, Wilona bingung mengapa Reyhan bisa menghubungi dirinya? Sedangkan Wilona tidak pernah merasa memberikan nomor pribadinya pada orang asing.“Wilona,

    Last Updated : 2023-07-28
  • Merebut Hati CEO Tampan    Di Toko Emas

    Wilona berjalan beriringan dengan Reyhan. Namun kali ini ada cerita lucu yang berkaitan dengan pemuda itu, bagaimana tidak? Reyhan memilih untuk naik mobil sewaan bersama Wilona, padahal sudah jelas-jelas ia memiliki mobil pribadi. Atau jangan-jangan... Reyhan sengaja menyembunyikan mobilnya karena belum melunasi hutang? itu yang dipikirkan oleh Wilona.Wilona hanya merasa curiga saat Reyhan begitu menutup diri depan umum, seperti siang-siang bolong memakai jaket tebal, hingga masker mulut dan topi. Wilona tidak mempermasalahkan Reyhan miskin atau kaya karena Wilona pun juga pernah merasakan hidup melarat. Karena penasaran, Wilona pun langsung mempertanyakan hal itu pada Reyhan.“Kamu pasti lagi sembunyi dari kejaran hutang?” Terlihat, Reyhan terkejut ketika mendengar pertanyaan Wilona yang menganggapnya bersembunyi. Namun, Reyhan tidak menggubrisnya dan malah menarik tangan Wilona hingga ke arah toko emas yang ada di seberang jalan! Pegangan tangannya yang erat, membuat Wilona merasa

    Last Updated : 2023-07-28
  • Merebut Hati CEO Tampan    Apa Yang Salah?

    Sebuah tamparan keras kini tengah dirasakan Reyhan. Tuan Harizon benar-benar keras terhadap putranya itu namun Nyonya Fitrya merasa tidak tega. Dia meminta agar suaminya tidak memarahi putranya lagi. Reyhan sendiri hanya bisa diam, seakan tidak merasakan sakit. Nyonya Fitrya menghampiri putranya dengan khawatir.“Apa pipi kamu terasa sakit?” tanya Nyonya Fitrya.“Tidak, Bu” ujar Reyhan.Tuan Harizon kembali memperingati putranya bahwa Reyhan tidak boleh asal mendekati seorang wanita. Apalagi, wanita itu tidak sederajat dengan dirinya. Nyonya Fitrya sendiri meminta Reyhan agar masuk ke dalam kamar tidurnya. “Baik, Reyhan pergi” setelah Reyhan keluar dari ruangan itu, tuan Harizon dan Nyonya Fitrya terlihat seperti tidak memiliki hubungan harmonis. Sama-sama menjaga harga diri dan tidak mau mengalah satu sama lain.Namun, untuk urusan Reyhan, tuan Harizon meminta istrinya agar lebih tegas lagi terhadap putranya mereka. Nyonya Fitrya mengangguk seakan setuju dengan perintah suaminya. Kar

    Last Updated : 2023-07-29
  • Merebut Hati CEO Tampan    Surat Cerai Dari Mas Aris

    Malam ini Reyhan terlihat begitu rapih karena ia baru saja selesai mandi di rumah Wilona. Di saat Reyhan tengah berganti pakaian di kamar tidurnya, Wilona berpikir ingin bertanya pada Reyhan dengan pertanyaan yang cukup sederhana yakni apakah sekarang dia akan pulang? Namun rasanya Wilona sedikit canggung setiap kali harus menatap kedua bola mata Reyhan yang terlihat menarik.Saat ini Wilona tengah menunggu Reyhan di ruang tamu dengan diselimuti kegelisahan dan kebimbangan. Reyhan pun keluar dari kamar tidur dengan bau khas shampo dan sabun cair milik Wilona yang dipakai sedikit oleh Rayhan.“Wilona, apakah ada sisir rambut?” seketika Reyhan bertanya kepada Wilona. Wilona langsung menyahut, “Ada. Tunggu sebentar!” Wilona meraih sisir miliknya di kamar tidur lalu dengan cepat memberikan sisir itu kepada Reyhan.Reyhan meraih sisir tersebut dan segera menyisir rambutnya sendiri. Saat Reyhan menyisir rambut beberapa kali tetesan air di rambut basahnya mengenai wajah Wilona, sontak Wilona

    Last Updated : 2023-07-31
  • Merebut Hati CEO Tampan    Bertemunya Putri Gaulya Dengan Reyhan

    Kedatangan putri Gaulya bersama kedua orang tuanya ke rumah Tuan Harizon adalah untuk mempertegas hubungan kedua putra putrinya. Nyonya Ratu dan Tuan Airlangga ingin Putri sematang wayangnya mendapatkan kepastian dari pihak lelaki. Saat sampai di rumah Tuan Harizon, mereka sangat disambut baik oleh Tuan Harizon dan Nyonya Fitrya.“Astaga... Cantik sekali kamu Sayang” puji Nyonya Fitrya kepada calon menantunya.“Terimakasih Tante Fitrya” ujar Putri Gaulya.Ibu putri Gaulya melihat calon menantunya tidak datang menyambut mereka. Lalu dengan cepat ia bertanya kepada Tuan Harizon dan Nyonya Fitrya. “Saya ingin sekali melihat calon suami Putri saya. Dimanakah dia sekarang, Tuan Harizon, Nyonya Fitrya?” Dengan wajah tanpa kebohongan Nyonya Fitrya pun mengatakan bahwa putranya sedang sibuk melaksanakan kegiatan rutin. Sedangkan Tuan Harizon menyuruh mereka untuk duduk dan mengatakan bahwa putranya akan segera pulang.Pembantu di rumah itu pun membawa beberapa makanan dan minuman lalu menar

    Last Updated : 2023-08-01

Latest chapter

  • Merebut Hati CEO Tampan    Akhir Dari Rencana (Tamat)

    Rahandi membelokkan mobilnya ke arah kiri sementara Reyhan tetap mengikutinya. Hingga mobil Rahandi berhenti ketika suasana di sekeliling dipastikan sepi dari pemukiman. Terlihat sisi kiri ada banyak hutan dan didepannya ada lapangan kosong. Seakan Rahandi telah mempersiapkan sesuatu hal buruk pada Reyhan.Rahandi maupun Viona turun dari mobil dan secara terang-terangan memperlihatkan wajah mereka. Seakan mereka menantang Reyhan. Tanpa basa-basi, Rahandi pun memanggil Reyhan dengan suara angkuh.“Saya tau kau telah mengikuti saya sedari tadi. Kau... Putra pewaris dari kakakku Tuan Harizon!” seru Rahandi.“Cepat kau maju dan tunjukkan wajah kau!” tantang Rahandi pada Reyhan.Tidak berselang lama, Reyhan keluar dari persembunyiannya. Rahandi maupun Viona tersenyum sinis seakan mereka sedang meremehkan kehadiran Reyhan.“Rupanya kau cukup pemberani wahai keponakanku” ujar Rahandi.“Hai, apa kamu masih menganggap aku kakakmu? Upz... Aku memang kakak sepupu kamu karena Papa kamu dan Papa a

  • Merebut Hati CEO Tampan    Jenazah Syahnaz

    Reyhan sebelumnya sedang berdiri di pintu dapur. Melihat Viona begitu pucat, Reyhan pun menanyakan hal itu. Viona tertawa canggung karena dirinya tidak mungkin berkata hal yang sebenarnya. Dengan berbohong, Viona pun mengatakan bahwa salah satu temannya sedang masuk di rumah sakit. Reyhan melihat bola mata maupun bibir yang diucapkan oleh kakaknya terlihat bertolak belakang. Namun, Reyhan mengiyakan saja.Dengan cepat, Viona pun bergegas pergi. Sementara itu, tanpa Viona sadari Reyhan juga diam-diam mengikutinya. Selama diperjalanan, Viona mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga membuat Reyhan sedikit kewalahan untuk mengejar kakaknya tersebut. Dengan rasa penasaran yang sangat tinggi, Reyhan tidak ingin melepaskan Syahnaz yang sedang terburu-buru itu. Reyhan merasa hilangnya Wilona dan Reyna ada hubungannya dengan Syahnaz.Di lain sisi, Wulan mengantar Wilona ke rumah Reyhan. Sampai di sana, tidak ada Reyhan namun ada beberapa teman-teman Reyhan yang belum pulang dari sana

  • Merebut Hati CEO Tampan    Pertemuan Tak Disengaja

    Ketika dokter mengatakan bahwa Reyna hanya mengalami syok ringan, membuat Wulan merasa lebih tenang. Dirinya tidak habis pikir jika Reyna tidak bisa diselamatkan, Wulan pasti benar-benar tidak apa bisa memaafkan dirinya sendiri. Sementara itu, Wilona masuk ke dalam ruangan UGD. Wilona hanya ingin melihat anak itu secara langsung dengan waktu yang lebih lama. “Kenapa aku seperti tidak asing melihat anak ini?” gumam Wilona dalam hati.Wilona meraih tangan Reyna dengan lembut seakan mereka memiliki ikatan batin. Seketika saja Wilona merasa pusing di kepalanya dan terlihat bayangan-bayangan tidak jelas kini muncul begitu saja. Di lain sisi, Wulan masih duduk di luar dengan maksud untuk menenangkan dirinya. Viona melintas dan mereka tidak sengaja saling berpapasan satu sama lain. Wulan yang melihat Viona, seketika dendamnya muncul. Dia berdiri lalu langsung menjambak rambut Viona dengan beringas hingga Viona meringis kesakitan. Andai saja Wulan tahu bahwa wanita yang saat ini dia lawan b

  • Merebut Hati CEO Tampan    Detik-detik Melahirkan

    Anisa segera dibawa ke ruang operasi karena kini akan segera melahirkan. Bram dalam pikiran kacau, antara marah ataupun haru semuanya menjadi satu dalam hari yang sama. Reyna diam namun dalam hatinya mendoakan Anisa dan bayi yang dikandung Anisa dapat terselamatkan. Dokter yang telah memeriksanya meminta keputusan kepada bram selaku suami dari Anisa.“Kondisi istri anda sangat lemah dan kami takut air ketubannya kering jika terlalu lama tidak ditindaklanjuti. Apakah anda mengizinkan kamu untuk melakukan tindakan operasi pada pasien?” tanya dokter pada Bram.“Apapun itu dok, asalkan anak saya baik-baik saja” ujar Bram dengan tegas.Bram tidak memikirkan Anisa dan seketika itu juga cintanya telah kandas begitu saja. Viona telah berhasil membuat gram berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Viona hanya bisa tersenyum ketika melihat situasi yang sangat indah menurut dirinya. Viona meminta izin untuk keluar dari ruangan kepada Bram sementara Reyna mencoba mengikuti kemana pe

  • Merebut Hati CEO Tampan    Racun

    Sebelum Reyhan berangkat bekerja, Viona sudah menyiapkan susu dan roti tawar di meja. Sembari menunggu Reyhan datang, Viona mencoba mengatur senyumannya semanis mungkin. Viona masih berpura-pura menjadi Syahnaz dan ia berniat untuk menghabisi nyawa Reyhan.Setelah menunggu beberapa menit, Reyhan pun lewat dan Viona menyapanya. Matanya terlihat berniar seakan hari ini merupakan hari yang ia tunggu-tunggu sejauh hari.“Reyhan, ayo saran pagi” ajak Viona.“Maaf kak, aku lagi buru-buru” ujar Reyhan yang berjalan ke depan. Viona yang tidak terima lantas berdiri dan mengejar adiknya itu.“Tunggu... !” teriak Viona.Reyhan memberhentikan langkahnya karena Viona kini berada di depan dirinya. Reyhan mengernyitkan dahi seakan memikirkan tingkah laku kakaknya.“Ayo dong kita sarapan pagi!” ajak Viona yang kini terlihat memaksa dan menarik tangan Reyhan agar duduk di kursi.Viona menaruh susu tersebut di samping Reyhan agar Reyhan meminumnya. Dengan santai Reyhan meraih susu itu dan memberikannya

  • Merebut Hati CEO Tampan    Wilona Sedikit Beruntung

    Wulan dan Wilona telah sampai di rumah Wulan. Wulan mempersilahkan Wilona untuk masuk ke dalam rumahnya dan mengajaknya untuk duduk terlebih dahulu di ruang tamu. “Bu Wilona mau minum apa?” tanya Wulan terlebih dahulu kepada Wilona.“Aku minta air putih saja” ujar Wilona yang masih kebingungan.“Baik, Bu. Aku ke dapur dulu” ujar Wulan.Setelah Wilona sendirian di ruang tamu, dia hanya bisa menatap beberapa foto yang terpanjang di tembok. Terlihat, foto seorang wanita sedang menggendong seorang bayi mungil yang lucu dan imut. Wilona dapat mengenali wajah wanita itu yang kini sedang bersamanya. Ya, foto itu adalah Wulan. Namun, Wilona kembali teringat ketika Wulan mengatakan bahwa dirinya tinggal seorang diri. Lantas, Siapa dan dimana anak itu? Wilona nampaknya mulai bertanya-tanya tentang hal itu. Bukan tanpa alasan, Wilona seakan melihat wajah si bayi seperti tidak asing dimatanya. Tidak lama kemudian, Wulan kembali dengan membawa hidangan. Dia memberikan Wilona air putih dan bebera

  • Merebut Hati CEO Tampan    Mantan Sekretaris

    “Lepaskan aku!” teriak seorang Wanita yang diikat kedua tangannya. Wanita itu tidak lain adalah Syahnaz yang asli.“Inilah akibatnya kalau kamu melanggar perintah!” paman Rahandi berdiri tepat di wajah Syahnaz.Syahnaz menggelengkan kepalanya dan menangis. Ia menasihati papanya agar segera menyerahkan diri ke kantor polisi. Alih-alih Rahandi mau mendengarkan nasihatnya putrinya, yang ada malah menamparnya dengan keras.“Anak tidak berguna!” seru Rahandi.“Tapi untungnya kamu memiliki kembaran yang bisa Papa andalkan” ujarnya.“Pa, mengapa Papa seperti ini? Dulu, aku menjadi jahat itu juga karena didikan Papa. Sekarang aku sadar... Aku telah berbuat dosa dan aku menyesali semua perbuatanku” ujar Syahnaz.“Dulu Papa memuji kelicikanmu. Sekarang kamu telah menjadi wanita lemah... Papa berharap Viona akan menggantikan posisimu yang dulu” ujar paman Rahandi sembari berlalu.Di tempat yang berbeda, Viona yang kini menyamar sebagai Syahnaz tengah asyik bermain ponsel hingga ia tidak sadar ba

  • Merebut Hati CEO Tampan    Reyhan Jatuh Sakit

    Hari sudah gelap dan kini Reyhan sudah berada didepan rumah. Sementara Syahnaz menghampirinya dengan tersenyum lebar. Setelah Reyhan sudah dekat dengan dirinya, Syahnaz pun menyapa.“Habis darimana kamu?” tanyanya santai.Reyhan tidak menggubris dan memilih masuk kedalam rumah. Terlihat, Syahnaz mengernyitkan dahinya ketika dirinya diacuhkan oleh Reyhan. Lalu dia menutup kembali pintu tersebut dan menuju ke dalam kamar tidur. Reyhan merebahkan tubuhnya ke kasur. Wajahnya lesu dan matanya menatap atap langit. Tak terasa butiran air mata jatuh membasahi pipinya. Reyhan yang hampir tidak pernah menangis kini berhasil mengeluarkan air matanya.Dia menatap foto pengantin yang terlihat begitu mesra. Reyhan ingat ketika itu ia begitu bahagia bersama diriku di hari istimewa mereka. Namun kini, semuanya pudar. “Wilona, dimana kamu berada? Maafkan aku bila aku tidak sempat menolongmu waktu itu. Wilona sungguh tidak becus menjadi seorang suami hiks” gumam Reyhan.Malam ini, Reyhan tidak bisa ter

  • Merebut Hati CEO Tampan    Identitas Paman Rahandi

    Sudah satu bulan lamanya Wilona tinggal bersama ibu Tuti dan Adi. Selama satu bulan itu juga aku tidak kunjung mengingat ingatan Wilona kembali. Hingga ibu Tuti berkata secara terang-terangan kepada Wilona, beliau ikhlas bila menganggap Wilona sebagai anaknya. Hal itu berarti, Wilona harus mengikhlaskan masa lalu yang tidak Wilona ingat dan kembali membuka lembaran baru. Antara senang dan sedih kini bercampur aduk dihati Wilona. Senang karena ibu Tuti begitu baik padaku dan sedih karena Wilona meninggalkan keluarga kandung Wilona. Ibu Tuti menyisir rambut Wilona yang hitam dan lebat. Dia memuji rambut Wilona yang katanya bagus dan Wilona hanya membalasnya dengan senyuman terbaik. Wilona yang tidak ingat nama sendiri kini telah memiliki nama yang baru. Yakni Andini, nama yang anggun dan Wilona menyukainya. Ibu Tuti telah selesai mengikat rambutku dan sekarang menyuruh Wilona untuk beristirahat. Sementara dirinya kembali sibuk dengan urusan pertanian. Sebenarnya Wilona ingin membantu i

DMCA.com Protection Status