Share

keputusan Putri

Penulis: Princess Belda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-26 10:17:10

Selalu saja Mutia menggunakan status untuk pembelaan dirinya setiap kali Ia melakukan kesalahan.

Dia malas masak dengan dalih Dia hanyalah istri sirih bukan istri sah. Dia selalu minta bayaran setiap melayaniku juga dengan alasan yang sama. Bahkan dia berfoya-foya, lagi-lagi dengan alasan itu.

Memang Mutia pernah berjanji ia akan menjadi istri yang paling baik sedunia seandainya aku menikahinya secara negara. Dia butuh pengakuan di publik. Katanya dia tidak ingin dicap sebagai pelakor.

“Kamu lihat Mas! Gara-gara kamu yang begitu takut dengan perempuan sialan itu, sampai hari ini aku tidak bisa mengandung.

Dulu ketika aku menikah dengan suami pertamaku, hanya dalam jangka satu bulan aku sudah hamil,” Cerocos Mutia.

“Apa jangan-jangan kamu tidak pernah mencintaiku dan hanya menginginkan anak perempuan dariku, lalu pergi meninggalkanku?” imbuhnya dengan nada memilukan.

“Enggak salah memang selama ini aku menunda kehamilan,” tambah Mutia kemudian ia langsung membekam mulutnya sendir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kembali jatuh cinta

    Ketika aku sedang sedang termenung memikirkan kata-kata kedua putraku, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi mengalihkan atau si kami bertiga. Ia, di rumah ini hanya ada Kami bertiga.Siapa gerangan kira-kira yang pagi-pagi bertamu ke rumah?Ketika aku hendak bangun untuk melihat siapa yang datang, Aldo lebih dulu berdiri dari duduknya.“Biar kakak saja yang lihat, Mah. Mama lanjut aja sarapannya, itu nasi dari tadi diaduk-aduk aja tanpa dimakan,” ucap Aldo, lalu ia melenggang pergi untuk membukakan pintu.Lama aku menunggu Aldo tak juga kembali, ia juga tidak memberitahu siapa yang datang.Karena kepo aku bangkit dari duduk menyusul Putra sulungku. Dari ruang tamu aku melihat Aldo hanya berdiri mematung di depan pintu tanpa mengeluarkan sepatah katapun.“siapa kak?” tanyaku penasaran.Mendengar pertanyaan dariku, Aldo beralih menatap ke arahku sambil tersenyum.“bukan siapa-siapa kok Mah, Bapak ini salah alamat. Mama tunggu aja di ruang makan nanti aku nyusul balik kedalam. Aku kasih t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    come back

    Bab 29 come back Masih dari dalam, aku mengintip Aldo bergeming sama sekali. Sementara Mas Alfi masih juga masih dalam posisinya“Hai jagoan Papa,” ucap Mas Alfi mengalihkan atensinya ke arah Aris yang sedang berlarian ke arahnya.Aris langsung berhamburan ke dalam dekapan sang papa. Bocah itu begitu kentara jika dirinya selama ini merindui sosok sang Papa. Bocah itu memeluk dengan erat leher sang Papa, seolah ia berkata, tidak ingin kembali berjauhan dengan superhero nya itu.Setelah puas memeluk Papanya, Aris menarik diri, lalu beralih menatap ke arah sang kakak yang sedari tadi hanya berdiri mematung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun atau hanya sekedar melangkah maju ataupun mundur.“Kakak nggak peluk Papa?” tanya Aris polos. Entah bocah itu memang beneran polos atau dia memang sengaja ingin membuat keluarga ini harmonis kembali. Di awal kepergian Mas Alfi, Aris memang sering menanyakan keberadaan sang Papa. Namun, seiring waktu berlalu bocah itu tidak lagi bertanya hal-hal

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Intropeksi diri

    Bab. 30 Intropeksi diriAku melambai tangan ke arah kedua malaikat kecilku yang semakin menjauh ditelan jarak yang membawa Mereka pergi. Senyuman terus mengembang di bibirku menetap kepergian kedua buah hatiku Kini tinggallah aku dan Mas Alfi.Perlahan tapi pasti langkahku berputar menghadap ke arah lelaki yang masih berstatus suami sahku itu.HeningHanya ada kesunyian dan tatapan yang sulit diartikan dari sorot mata kami yang saling bersitatap.Aku tidak tahu apakah Mas Alfi sudah menceraikan aku secara agama atau tidak.Mengingat aku yang masih berstatus istrinya, aku memilih mengalah dan mengangkat suara terlebih dahulu.“assalamualaikum, Mas,” ucapku sambil berjalan mendekat ke arahnya.Tanganku terulur untuk menyalami tangan kekarnya yang sekian purnama tidak pernah aku lihat apalagi aku genggam.Aku mencium takzim tangan mas Alfi seperti biasanya, seperti di saat rumah tangga kami masih harmonis tanpa kehadiran orang ketiga.“Waalaikumsalam,” jawab Mas Alvi lirih.Tang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    akankah terulang kembali?

    MKYHS B. 31. akankah terulang kembali?Lama kami saling mendekap, melepaskan rindu yang menyesakkan Sukma.Tak bisa ku bendungkan lagi, cairan bening pun lolos begitu saja membanjiri pipiku. Bahuku bergoyang menahan isak tangis penuh haru. Allah sudah mengabulkan semua doa-doaku.Aku masih setengah percaya jika ini kenyataan. Suamiku kembali pulang setelah sekian lama menghilang.Tidak banyak yang berubah dari Mas Alfi, hanya saja berat tubuhnya yang sepertinya sedikit turun.Puas melepaskan rindu yang begitu menggebu, Mas Alfi menggendongku ala bridal style dan membawanya ke kamar.Malu dan gugup itulah yang kurasakan di saat Mas Alfi membaringkan tubuh ini di atas kasur kami. Mungkin karena sudah lama tidak melayani suamiku itu sehingga membuatku kaku. Meskipun demikian, aku tetap melayani nya dan juga memperingati suamiku untuk melafadzkan doa terlebih dahulu seperti biasanya. Berharap agar apa yang kami tanam berbuah dengan kebaikan.Puluh yang bercucuran membasahi tubuh kami, t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Suudzon

    B.32. Suudzon Hanya anggukan kepala yang mampu aku berikan untuk merespon ucapan Mas Alfi. Sungguh aku tidak yakin masih bisa bertahan jika kenangan masa lalu kembali terulang. Goresan luka lama belum sembuh total. Sungguh aku tidak siap untuk kembali terluka Untuk yang kesekian kalinya.Hanya anggukan kepala yang mampu aku berikan sebagai respon atas ucapan Mas Alfi.Aku memaksakan senyuman di bibir ketika melayani suamiku di meja makan. Aku tidak ingin terlihat banyak pikiran di depan anak-anak.Mas Alfi mengajakku untuk duduk di ruang keluarga Setelah kedua anakku pergi ke kamar mereka untuk beristirahat.Ternyata mas Alfi sekuat ini. Ia bahkan tidak ingin istirahat terlebih dahulu atau hanya sekedar membahasnya ketika di kamar saja seraya istirahat.Dilihat dari gelagat Mas Alfi sepertinya ini memang hal yang sangat penting dan mendesak.Aku mencoba sesantai mungkin agar tidak terlihat tegang oleh suamiku. Aku hanya akan menanti setiap untaian kata yang akan keluar dari bibir

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    rezeki nomplok

    “Terserah kamu jika memang tidak ingin membantu aku.Lagian aku bekerja banting tulang juga untuk kalian. Aku ingin memberikan kehidupan terbaik untuk kalian. Namun, Jika kamu tidak merestuinya, aku akan mengurungkan niatku itu. Biarlah kita hidup pas-pasan seperti ini jika memang itu yang kamu inginkan,” ucap Mas Alfi.Setelah berkata demikian suamiku itu langsung bangkit dari duduknya menuju ke kamar. Ia bahkan tidak menoleh ke arahku.Tubuh ringkiku terkulai lemas di atas sofa. Apa aku keterlaluan?Apa salahnya Mas Alfi yang ingin mengalihkan kembali kepemilikan lahan kami ke atas namanya? Toh dulu juga atas namanya, bukan?Namun, untuk sekarang aku membiarkan dulu Mas Alfi menenangkan pikirannya.Tidak baik bukan mengambilkan keputusan secara tergesa-gesa?Aku membuang nafas kasar untuk menghilangkan sesak di kalbu.Aku menyusul suamiku ke kamar.Aku mendapati Mas Alfi sudah tidur dengan membalutkan tubuhnya menggunakan selimut. Ia mengungguniku, persis seperti anak-anak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    masuk lubang yang sama

    “Bagaimana mana? Siapa yang sakit?” Tanya Mas Farid perhatian.Aku menyimpan kembali ponselku ke dalam tas selempang yang aku gunakan.“Katanya, dia lagi di kantor,” jawabku jujur. Namun, hati Hati kecilku menolak pernyataan itu.“Mungkin mobilnya sedang dipinjam sama teman kantornya,” ucap Mas Farid lagi. Aku yakin dia hanya ingin menenangkanku saja karena semangat yang tadi begitu membara hilang seketika ketika aku mendapati mobil Mas Alfi berada di rumah sakit.Hanya anggukan kepala yang aku berikan sebagai respon, karena aku begitu mengenal suamiku. Bukannya dia pelit, tapi jika menyangkut kendaraan Ia memang tidak pernah mau meminjamkannya, meskipun kepada keluarganya sendiri, kira-kira sebutan apa yang cocok untuk Mas Alfi, itu terserah para pembaca.Aku menyeret langkahku mengikuti langkah mas Farid menuju kantin tempat di mana aku akan berjualan nanti.Tempatnya bagus, rapi, dan juga bersih. Seperti mimpi, Aku tidak menyangka jika aku bisa berjualan di tempat semewah ini.“

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Ditampar kenyataan

    MKYHS. Ditampar kenyataanMalam merangkak semakin larut, kesunyian begitu mendominasi. Namun, mataku enggan terpejam kan. Kejadian tadi sore di rumah sakit Berlian masih menari jelas dalam ingatan.Kebahagiaan yang beberapa bulan terakhir dapat aku rasakan, kini sirna sudah.Tidak bisa aku gambarkan lagi bagaimana rasanya sakit yang kini kurasakan.Dia yang sudah memohon maaf dengan kata yang penuh penyesalan, ternyata semua itu hanyalah kamuflase semata.Aku semakin yakin jika proyek yang konon katanya besar itu hanyalah tipu muslihatnya saja untuk mengalihkan semua aset ke atas namanya.Aku mengurungkan niatku untuk berjualan esok pagi, karena aku akan pergi ke kantor notaris Untuk membatalkan pengalihan kepemilikan rumah ke atas namanya.Jika dia bisa menipuku dengan begitu lihai, maka aku juga akan mengikuti alur cerita yang ia mainkan.Aku menyeka air mata yang dari tadi mengalir deras membasahi pipi. Aku tidak akan menangis lagi karena air mataku begitu berharga untuk mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23

Bab terbaru

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kegilaan Sang Mantan

    Kegilaan Sang Mantan“Ketahuilah wahai mantan, memaafkan itu bukan berarti melupakan. Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakan semua perlakuan yang pernah kau lakukan kepadaku. Pengkhianatanmu itu tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nyawa berpisah dengan raga sekalipun. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini melebihi sebuah penghianatan,” sarkasku.Mata ini memancarkan gejolak amarah di dalam kalbu.“Tidak semuanya salahku, Put. Andai Kau mau sedikit berbaik hati dan sikap lembutmu itu benar adanya tanpa dibuat-buat, aku pasti tidak akan meninggalkanmu. Namun, kamu tak sebaik yang aku kira, Kau sengaja mencampurkan obat perangsang dan obat tidur ke dalam minumanku dan menyuruhku menandatangani semua berkas itu disaat aku hilang kendali dengan dalih berkas milik anak-anak yang membutuhkan tanda tanganku.” Ujarnya. Raut kecewa tercetak jelas di wajahnya.Pastilah dia sadar setelah semua yang terjadi, tapi tidak apa-apa karena tetap akulah yang

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Diluar prediksi BMKG

    Diluar prediksi BMKG Ternyata semua tak sesuai ekspektasiku yang terlalu berlebihan. Lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu, kini berlutut di hadapanku dengan wajah memelas.Syok, itulah yang saat ini kurasakan. Kira-kira apalagi yang ia inginkan dari diri ini?Aku melongo di tempat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tidak menghentikan aksinya tidak boleh membenarkan apa yang ia lakukan. Dalam sekejap perbendaharaan kosa kata ku hilang tak bersisa.Mas Alfi mencoba meraih tanganku, tapi secepat kilat aku menarik tanganku dan menjauh dari jangkauan tangan laknat Sang mantanku itu.Dia menunduk sejenak, memasang wajah penuh penyesalan. Dengan gerakan slow motion Ia mengangkat kepalanya, menatap ke arahku, tatapan yang sulit untuk di artikan.“Maafkan aku Put! Bisakah kita memulai semua dari awal? Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah begitu menyakitimu, melukai perasaanmu dan juga anak-anak. Namun, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, karena no body is perfect. Di setiap k

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    tamu tak di undang

    Hari yang terus bergulir dari waktu ke waktu. Banyak cerita yang kita lalui, ada luka dan juga bahagia di dalamnya.Beberapa hari belakangan ini hidupku cukup damai karena tidak ada yang menerorku dan tidak ada pula yang membuntutiku seperti beberapa hari yang lalu.Aku menjalani rutinitasku sebagaimana biasa. Pagi hari mengantar kedua buah hati menuntut ilmu, dan setelah itu lanjut ke kantin untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah.Mas Farid dan Lucas juga sering bertukar kabar denganku. Malam minggu ini aku mendapat undangan makan malam bersama Lucas. Entah mimpi apa bocah itu hingga mengajakku makan malam berdua saja, dan lebih anehnya lagi, katanya Mas Farid akan mengajak Aldo dan Aris ke fun game.Membinggokan tingkah dua serangkai itu. Entah kejutan apa yang mereka rencanakan?Alasan mas Farid mengajak Aldo dan abis main, karena dia tidak bisa ikut kami healing weekend ini, cukup masuk akal.Sementara alasan Lucas mengajakku makan malam berdua karena ada hal penting yang i

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Heboh

    HebohAku terperangan mendengar jawaban dari Putra sulungku itu. Dia memang selalu membuat aku Culture shock. Belum hilang syok yang semalam, sekarang ia kembali membakit adrenalin dalam diri ini.Aku sudah tidak lagi menimpali Aldo karena berdebat dengannya yang ada hanya akan menguras energiku saja. Pasti akan ada saja alasan darinya. Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menunggu mereka di sana.Anakku Memang sudah benar-benar gede sekarang. Anak seusia Aldo memang usia yang lagi gila-gilanya anak mencari jati diri. Mereka selalu penasaran dengan semua hal dan selalu ingin mencoba semua hal baru.Berawalnya kenakalan remaja itulah ketika anak-anak seusia Putra sulungku. Aku memijat pelipis, membuang nafas kasar, aku harus semakin memperbanyak stok kesabaranku dalam menghadapi tingkah anak yang mulai menginjaki usia remaja ini.Tidak boleh terlalu dikekang dan juga tidak boleh terlalu dibebaskan karena kedua hal itu akan berakibat fatal bagi anak-anak seusianya.‘Ya Allah, bimbing a

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tingkah Aldo

    Tingkah Aldo Setiap sebulan sekali aku memang selalu mengadakan jalan-jalan bersama dengan para karyawanku. Tujuanku untuk mempererat hubungan emosional diantara kami, selain partner kerja. Mereka selalu antusias setiap kali kami melakukan trip. Aku bangga karena Kami selalu bisa bekerja sama dalam tim. Mereka sering curhat denganku. Mereka juga selalu berdiri di gardan terdepan setiap kali ada orang yang mengusikku. Karena adanya mereka Reno tidak pernah menemuiku di rumah sakit. Lelaki itu trauma karena pernah diulti oleh para karyawanku. “Put, aku ikut,” ucap Lucas. “Oke. Jam 08.00 harus sudah stand by di sini,” jawabku. “Om baik nggak ikut?” tanya Aris penuh harap. Aku melihat mas Farid hanya diam saja ketika Lucas sibuk berceloteh tentang rencana healing kami minggu depan. ”Om baik enggak bisa ikut, ya?” Tanya Aris penuh perhatian. Mas Farid mengulas senyuman tipis sebe

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Reno kena ulti

    Reno kena ulti“Ada apa sayang? Apa tamunya mencari Om?” Tanya Mas Farid yang sudah berdiri di belakang Aldo.Aku tersadar dari lamunan ketika bariton seksi itu masuk ke dalam indra pendengaranku.Reflek tanganku terulur ke dada, merasakan detak jantung yang tidak seperti biasanya.“Paman ini menanyakan Om,” jawab Aldo.Iris hitamnya menatap tajam ke arah Reno, mengintimidasi, lalu dagunya terangkat seolah bertanya ada keperluan apa lelaki itu mencari dirinya.Reno meneliti penampilan Mas Farid dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Reno menelan salivanya secara paksa. Pasti setelah ini ia akan mundur alon-alon karena tidak mungkin bersaing dengan pria yang memiliki kharisma awut-awutan seperti Mas Farid.“Selamat malam,” ucap Reno kiku. “Malam! Ada keperluan apa anda mencari saya?” tanya mas Farid to the point. Aku yakin pemilik mata hitam legam itu sengaja memojoki Reno.“kenalkan aku Reno, pamannya Aldo.”“Oh, paman Aldo? Ada keperluan apa mencari saya? bukannya Aldo ada di dep

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Absurd

    Absurd Mas Farid berdecak sebal ketika melihat siapa gerangan tamu yang datang. Sementara aku, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya. “Jadi Lo begitu susah dihubungi karena sedang ngantem di sini? Feeling ku memang tidak pernah salah,” ucap laki-laki yang baru sampai itu. “katanya lu mau keluar kota, tapi kenapa malah ke sini?” jawab Mas Farid, menatap sinis ke arah rivalnya itu. “Feeling gua mengatakan kalau gue harus melindungi calon bidadari surga gua dari seorang pria lapuk,” jawab Lucas. “Lu tahu, Putri sendiri yang meminta gua ke sini untuk barbeque. Lo itu tidak diundang dan tidak diharapkan karena hanya akan menjadi pengganggu,” ujar Mas Farid sadis. Tatapan permusuhan Lucas layangkan untukku. Aku tergelak melihat Lucas misuh misuh. “Katanya kamu mau ke luar kota, makanya aku enggak ngehubungi kamu,” ucapku. “Udahlah Put jujur aja kalau kamu sengaja mengadakan barbeque di saat enggak ada Lucas supaya tidak ada penggagu diantara kita,” Mas Farid masih betah me

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    barbeque

    Putri POVSepertinya mulai hari ini, hari-hari tenang dan damaiku akan kembali terusik oleh seseorang yang sudah memberi trauma yang mendalam bagiku. Kembali bertemu dengannya bagaikan mimpi buruk untukku.Di weekend yang berbahagia ini ia sudah merusak mood ku pagi pagi sekali. Feeling ku memang tepat sasaran.Entah apa salahku kepadanya hingga ia tidak pernah membiarkan aku hidup tenang dan bahagia.Gangguan dari orang lain mungkin mudah aku atasi karena mereka memang tidak pernah memiliki hubungan apapun denganku. Namun, berbeda dengan mas Alfi yang notabenenya mantan suamiku, terlebih diantara kami memiliki dua putra yang membuat kami pasti akan selalu berhubungan.Cinta untuknya memang sudah tidak lagi kumiliki, tapi goresan luka yang pernah ia berikan akan selalu terbayang setiap kali melihat wajahnya.Selama ini begitu sulit aku berjuang seorang diri untuk menyembuhkan luka itu dan terlihat baik-baik saja. Namun, ia datang dengan mudah dan membangkitkan kembali luka yang sudah

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Kembali Ke Nol

    Kembali ke nolAku tersenyum sinis, menatap jijik ke arah wanita yang masih berstatus istriku.Kepingan-kepingan ingatan masa lalu masuk ke dalam memoriku. Beberapa kali aku pernah mendapati motor Deni berada di depan rumahku. Setiap kali motor itu terparkir di sana pasti jendela kamar kami terbuka lebar. Tidak lama setelah kepulanganku pasti motor itu sudah tidak ada lagi di sana.Kenapa selama ini aku tidak sadar ya? Aku memang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cinta kepada Mutia. Padahal jelas-jelas sebelum aku di penjara aku begitu mencurigai motor yang terparkir sesaat itu. Setiap kali aku ingin bertanya kepada Mutia itu motor siapa? Pasti motor itu sudah tidak ada lagi setelah aku masuk ke dalam sebentar.Oh, bodohnya diriku. Entah mereka yang begitu pandai menyembunyikan semuanya atau aku yang memang bodoh dan ceroboh?Aku berderap, mengikis jarak di antara diriku dan Mutia.“Membalas Budi katamu?” Lagi aku menarik sebuah sudut bibirku ke samping.“Harusnya aku membunuhnya tad

DMCA.com Protection Status