Share

Suudzon

Penulis: Princess Belda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-13 08:32:34

B.32. Suudzon

Hanya anggukan kepala yang mampu aku berikan untuk merespon ucapan Mas Alfi. Sungguh aku tidak yakin masih bisa bertahan jika kenangan masa lalu kembali terulang. Goresan luka lama belum sembuh total. Sungguh aku tidak siap untuk kembali terluka Untuk yang kesekian kalinya.

Hanya anggukan kepala yang mampu aku berikan sebagai respon atas ucapan Mas Alfi.

Aku memaksakan senyuman di bibir ketika melayani suamiku di meja makan. Aku tidak ingin terlihat banyak pikiran di depan anak-anak.

Mas Alfi mengajakku untuk duduk di ruang keluarga Setelah kedua anakku pergi ke kamar mereka untuk beristirahat.

Ternyata mas Alfi sekuat ini. Ia bahkan tidak ingin istirahat terlebih dahulu atau hanya sekedar membahasnya ketika di kamar saja seraya istirahat.

Dilihat dari gelagat Mas Alfi sepertinya ini memang hal yang sangat penting dan mendesak.

Aku mencoba sesantai mungkin agar tidak terlihat tegang oleh suamiku. Aku hanya akan menanti setiap untaian kata yang akan keluar dari bibir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    rezeki nomplok

    “Terserah kamu jika memang tidak ingin membantu aku.Lagian aku bekerja banting tulang juga untuk kalian. Aku ingin memberikan kehidupan terbaik untuk kalian. Namun, Jika kamu tidak merestuinya, aku akan mengurungkan niatku itu. Biarlah kita hidup pas-pasan seperti ini jika memang itu yang kamu inginkan,” ucap Mas Alfi.Setelah berkata demikian suamiku itu langsung bangkit dari duduknya menuju ke kamar. Ia bahkan tidak menoleh ke arahku.Tubuh ringkiku terkulai lemas di atas sofa. Apa aku keterlaluan?Apa salahnya Mas Alfi yang ingin mengalihkan kembali kepemilikan lahan kami ke atas namanya? Toh dulu juga atas namanya, bukan?Namun, untuk sekarang aku membiarkan dulu Mas Alfi menenangkan pikirannya.Tidak baik bukan mengambilkan keputusan secara tergesa-gesa?Aku membuang nafas kasar untuk menghilangkan sesak di kalbu.Aku menyusul suamiku ke kamar.Aku mendapati Mas Alfi sudah tidur dengan membalutkan tubuhnya menggunakan selimut. Ia mengungguniku, persis seperti anak-anak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    masuk lubang yang sama

    “Bagaimana mana? Siapa yang sakit?” Tanya Mas Farid perhatian.Aku menyimpan kembali ponselku ke dalam tas selempang yang aku gunakan.“Katanya, dia lagi di kantor,” jawabku jujur. Namun, hati Hati kecilku menolak pernyataan itu.“Mungkin mobilnya sedang dipinjam sama teman kantornya,” ucap Mas Farid lagi. Aku yakin dia hanya ingin menenangkanku saja karena semangat yang tadi begitu membara hilang seketika ketika aku mendapati mobil Mas Alfi berada di rumah sakit.Hanya anggukan kepala yang aku berikan sebagai respon, karena aku begitu mengenal suamiku. Bukannya dia pelit, tapi jika menyangkut kendaraan Ia memang tidak pernah mau meminjamkannya, meskipun kepada keluarganya sendiri, kira-kira sebutan apa yang cocok untuk Mas Alfi, itu terserah para pembaca.Aku menyeret langkahku mengikuti langkah mas Farid menuju kantin tempat di mana aku akan berjualan nanti.Tempatnya bagus, rapi, dan juga bersih. Seperti mimpi, Aku tidak menyangka jika aku bisa berjualan di tempat semewah ini.“

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Ditampar kenyataan

    MKYHS. Ditampar kenyataanMalam merangkak semakin larut, kesunyian begitu mendominasi. Namun, mataku enggan terpejam kan. Kejadian tadi sore di rumah sakit Berlian masih menari jelas dalam ingatan.Kebahagiaan yang beberapa bulan terakhir dapat aku rasakan, kini sirna sudah.Tidak bisa aku gambarkan lagi bagaimana rasanya sakit yang kini kurasakan.Dia yang sudah memohon maaf dengan kata yang penuh penyesalan, ternyata semua itu hanyalah kamuflase semata.Aku semakin yakin jika proyek yang konon katanya besar itu hanyalah tipu muslihatnya saja untuk mengalihkan semua aset ke atas namanya.Aku mengurungkan niatku untuk berjualan esok pagi, karena aku akan pergi ke kantor notaris Untuk membatalkan pengalihan kepemilikan rumah ke atas namanya.Jika dia bisa menipuku dengan begitu lihai, maka aku juga akan mengikuti alur cerita yang ia mainkan.Aku menyeka air mata yang dari tadi mengalir deras membasahi pipi. Aku tidak akan menangis lagi karena air mataku begitu berharga untuk mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Bimbang

    MKYHS. BimbangMalam menjelang, aku belum juga menghubungi Mas Alfi, Karena hati ini belum siap untuk berpura-pura bahagia di saat ia sedang terluka. Berpura-pura bahagia itu nggak enak guys.Aku harus latihan terlebih dahulu sebelum menghubungi Mas Alfi agar nanti aku tidak terbawa suasana. Aku harus bisa terlihat baik-baik saja di hadapannya dan memikirkan cara agar dia menceraikan aku.Aku harus mencari tahu terlebih dahulu di mana sekarang Mutia tinggal dan setelah itu aku akan memergoki mereka di saat sedang bersama. Aku yakin Mutia tinggal tidak jauh dari tempatku karena kemarin dia memeriksa kehamilannya di rumah sakit di kotaku.Bisa jadi juga Mutia tinggalnya agak sedikit jauh, mengingat itu rumah sakit paling elit di sini, makanya dia sengaja mengajak ke sana. Rubah betina itu kan tipe orang yang suka menghamburkan uang.“Astaghfirullah,” aku ber-istighfar agar pikiranku tidak berkelana kemana-mana.Aku mencari titik keberadaan Mas Alfi melalui ponsel. Inilah enaknya zama

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Melabrak

    Aku meminta izin untuk memarkirkan motorku kepada pemilik rumah yang kebetulan sedang menyirami tanaman hiasnya. Rumahnya terletak satu rumah selang dari rumah yang di tempati Mutia.“permisi, Mbak!” seruku, menegur wanita yang kuperkirakan usia ya sebaya denganku. Ia mematikan kran air, lalu beralih manatap ke arahku.“iya, ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanya wanita itu ramah.“Saya mau nanya, apa benar itu kediaman Mutia?” tanyaku hati-hati.“Iya, benar,” jawab wanita itu.“Apa Mbak ini saudaranya?” tanya wanita itu kemudian.“Bukan, Mbak,” jawab ku sambil menggelengkan kepala.“Saya ...” aku ragu untuk memberi tahunya.Wanita di hadapanku mengernyitkan keningnya, menanti jawaban dariku.“sebenarnya, saya istri sah dari pemilik mobil itu,” ucapku lirih.Wanita di hadapanku itu menutup mulutnya tidak percaya.“Saya ikut prihatin, Mbak,” ucap wanita itu tulus.“Makasih, Mbak,” jawabku menanggapi.“kenalkan, saya Weny,” wanita itu mengulurkan tangannya kearahku.Aku meny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    singgel

    Singgel Aku bertepuk tangan membuat atensi Mas Alfi dan Mutia yang sedang beradu argumen teralihkan ke arahku. “Wow. Aku salut sama proyek kamu, ternyata memang benar-benar besar,” ucapku menyindir. Namun, kalau dipikir-pikir perkataan aku itu memanglah benar, karena jalan untuk menghadirkan seorang bayi itu butuh proses yang cukup besar. “Putri,” beo Mas Alfi setelah terpaku sesaat. Tidak lupa pula Aku mengucapkan selamat kepada sang penjilat dan penghianat yang kini sudah bersatu. Aku melihat Mutia menyeringai dan memilih mendaratkan tubuhnya ke sofa. Sementara Mas Alfi menghampiriku. “Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Mas Alfi sambil meneliti dari ujung kepalaku hingga ke ujung kaki. “Karena suamiku berada di sini. Sebagai seorang istri yang baik, aku akan selalu mengikuti kemanapun suamiku pergi,” jawabku santai. “Kamu enggak mempersilahkan aku masuk, Mas?” tanyaku. Aku terlihat begitu santai, sangking santainya bahkan aku tidak menyadari bahwa ada beberapa pasang mata y

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kehidupan baru

    “Kalau ingin bermimpi itu jangan tinggi-tinggi kali, entar kalau jatuh ke timpa tangga, kan sakit!” aku berucap dengan nada yang begitu menjengkelkan.“Kalau mau rumah mewah itu kerja cari uang, bukan kerja merusak rumah tangga orang! Jangan pernah bermimpi untuk menginjakkan kaki di rumahku, karena rumah itu akan selamanya menjadi milikku,” tegasku. “Hal itu juga berlaku untuk kamu, Mas,” imbuhku lagi.“Ibu-ibu dan bapak-bapak, kalian menjadi saksi atas perceraian aku dengan mas Alfi. Mantan suamiku sudah menalak aku di pagi yang berbahagia ini, terima kasih semuanya,” ucapku dengan sedikit menundukkan kepala ke arah para warga yang sedang menonton acara live kami di pagi ini.“kami akan menjadi saksi dengan sukarela, karena pelakor memang tidak bisa dibiarkan,” jawab salah satu ibu-ibu. Terpancar jelas aura kemarahan dari dirinya, mungkin beliau juga salah satu korban sepertiku. Hanya orang yang pernah mengalami yang tahu bagaimana sakitnya.“Setuju Bu Susi. Pelakor memang harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Rubah betina

    Tersadar dari lamunan dengan jentikan tangan Mas Fahri yang berada tepat di depan wajahku.Aku gelagapan. Mencoba melemparkan senyuman dan mengatur ekspresi senormal mungkin.“Aku baik-baik saja. Kebetulan sekarang aku lagi menjalankan program diet makanya badan ini terlihat jompo.” Akhirnya alasan itulah yang lolos dari bibir mungilku.“Badan kurus keronta seperti tiang listrik ini masih menjalankan diet? Ada-ada saja kamu ini!” Komentar Mas Farid menanggapi. Seolah mengerti tentang aku yang tak ingin berbagi cerita dengannya, pria itu balik kanan dan berlalu mencari tempat yang nyaman untuknya.Aku hanya tersenyum getir melihat punggung tegap Mas Farid dari belakang.Bodo amad dia mau percaya atau enggak. Lagian itu privasiku. Gerakan tanganku terhenti ketika aku mendengar krasak krusuk dari sebuah meja pelangganku.Wanita dengan perut buncit dan masker yang masih melekat di wajahnya terlihat sedang marah-marah. Ia memaki hidangan di hadapannya.“Nasi apaan ini? Kenapa ada b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kegilaan Sang Mantan

    Kegilaan Sang Mantan“Ketahuilah wahai mantan, memaafkan itu bukan berarti melupakan. Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakan semua perlakuan yang pernah kau lakukan kepadaku. Pengkhianatanmu itu tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nyawa berpisah dengan raga sekalipun. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini melebihi sebuah penghianatan,” sarkasku.Mata ini memancarkan gejolak amarah di dalam kalbu.“Tidak semuanya salahku, Put. Andai Kau mau sedikit berbaik hati dan sikap lembutmu itu benar adanya tanpa dibuat-buat, aku pasti tidak akan meninggalkanmu. Namun, kamu tak sebaik yang aku kira, Kau sengaja mencampurkan obat perangsang dan obat tidur ke dalam minumanku dan menyuruhku menandatangani semua berkas itu disaat aku hilang kendali dengan dalih berkas milik anak-anak yang membutuhkan tanda tanganku.” Ujarnya. Raut kecewa tercetak jelas di wajahnya.Pastilah dia sadar setelah semua yang terjadi, tapi tidak apa-apa karena tetap akulah yang

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Diluar prediksi BMKG

    Diluar prediksi BMKG Ternyata semua tak sesuai ekspektasiku yang terlalu berlebihan. Lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu, kini berlutut di hadapanku dengan wajah memelas.Syok, itulah yang saat ini kurasakan. Kira-kira apalagi yang ia inginkan dari diri ini?Aku melongo di tempat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tidak menghentikan aksinya tidak boleh membenarkan apa yang ia lakukan. Dalam sekejap perbendaharaan kosa kata ku hilang tak bersisa.Mas Alfi mencoba meraih tanganku, tapi secepat kilat aku menarik tanganku dan menjauh dari jangkauan tangan laknat Sang mantanku itu.Dia menunduk sejenak, memasang wajah penuh penyesalan. Dengan gerakan slow motion Ia mengangkat kepalanya, menatap ke arahku, tatapan yang sulit untuk di artikan.“Maafkan aku Put! Bisakah kita memulai semua dari awal? Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah begitu menyakitimu, melukai perasaanmu dan juga anak-anak. Namun, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, karena no body is perfect. Di setiap k

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    tamu tak di undang

    Hari yang terus bergulir dari waktu ke waktu. Banyak cerita yang kita lalui, ada luka dan juga bahagia di dalamnya.Beberapa hari belakangan ini hidupku cukup damai karena tidak ada yang menerorku dan tidak ada pula yang membuntutiku seperti beberapa hari yang lalu.Aku menjalani rutinitasku sebagaimana biasa. Pagi hari mengantar kedua buah hati menuntut ilmu, dan setelah itu lanjut ke kantin untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah.Mas Farid dan Lucas juga sering bertukar kabar denganku. Malam minggu ini aku mendapat undangan makan malam bersama Lucas. Entah mimpi apa bocah itu hingga mengajakku makan malam berdua saja, dan lebih anehnya lagi, katanya Mas Farid akan mengajak Aldo dan Aris ke fun game.Membinggokan tingkah dua serangkai itu. Entah kejutan apa yang mereka rencanakan?Alasan mas Farid mengajak Aldo dan abis main, karena dia tidak bisa ikut kami healing weekend ini, cukup masuk akal.Sementara alasan Lucas mengajakku makan malam berdua karena ada hal penting yang i

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Heboh

    HebohAku terperangan mendengar jawaban dari Putra sulungku itu. Dia memang selalu membuat aku Culture shock. Belum hilang syok yang semalam, sekarang ia kembali membakit adrenalin dalam diri ini.Aku sudah tidak lagi menimpali Aldo karena berdebat dengannya yang ada hanya akan menguras energiku saja. Pasti akan ada saja alasan darinya. Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menunggu mereka di sana.Anakku Memang sudah benar-benar gede sekarang. Anak seusia Aldo memang usia yang lagi gila-gilanya anak mencari jati diri. Mereka selalu penasaran dengan semua hal dan selalu ingin mencoba semua hal baru.Berawalnya kenakalan remaja itulah ketika anak-anak seusia Putra sulungku. Aku memijat pelipis, membuang nafas kasar, aku harus semakin memperbanyak stok kesabaranku dalam menghadapi tingkah anak yang mulai menginjaki usia remaja ini.Tidak boleh terlalu dikekang dan juga tidak boleh terlalu dibebaskan karena kedua hal itu akan berakibat fatal bagi anak-anak seusianya.‘Ya Allah, bimbing a

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tingkah Aldo

    Tingkah Aldo Setiap sebulan sekali aku memang selalu mengadakan jalan-jalan bersama dengan para karyawanku. Tujuanku untuk mempererat hubungan emosional diantara kami, selain partner kerja. Mereka selalu antusias setiap kali kami melakukan trip. Aku bangga karena Kami selalu bisa bekerja sama dalam tim. Mereka sering curhat denganku. Mereka juga selalu berdiri di gardan terdepan setiap kali ada orang yang mengusikku. Karena adanya mereka Reno tidak pernah menemuiku di rumah sakit. Lelaki itu trauma karena pernah diulti oleh para karyawanku. “Put, aku ikut,” ucap Lucas. “Oke. Jam 08.00 harus sudah stand by di sini,” jawabku. “Om baik nggak ikut?” tanya Aris penuh harap. Aku melihat mas Farid hanya diam saja ketika Lucas sibuk berceloteh tentang rencana healing kami minggu depan. ”Om baik enggak bisa ikut, ya?” Tanya Aris penuh perhatian. Mas Farid mengulas senyuman tipis sebe

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Reno kena ulti

    Reno kena ulti“Ada apa sayang? Apa tamunya mencari Om?” Tanya Mas Farid yang sudah berdiri di belakang Aldo.Aku tersadar dari lamunan ketika bariton seksi itu masuk ke dalam indra pendengaranku.Reflek tanganku terulur ke dada, merasakan detak jantung yang tidak seperti biasanya.“Paman ini menanyakan Om,” jawab Aldo.Iris hitamnya menatap tajam ke arah Reno, mengintimidasi, lalu dagunya terangkat seolah bertanya ada keperluan apa lelaki itu mencari dirinya.Reno meneliti penampilan Mas Farid dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Reno menelan salivanya secara paksa. Pasti setelah ini ia akan mundur alon-alon karena tidak mungkin bersaing dengan pria yang memiliki kharisma awut-awutan seperti Mas Farid.“Selamat malam,” ucap Reno kiku. “Malam! Ada keperluan apa anda mencari saya?” tanya mas Farid to the point. Aku yakin pemilik mata hitam legam itu sengaja memojoki Reno.“kenalkan aku Reno, pamannya Aldo.”“Oh, paman Aldo? Ada keperluan apa mencari saya? bukannya Aldo ada di dep

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Absurd

    Absurd Mas Farid berdecak sebal ketika melihat siapa gerangan tamu yang datang. Sementara aku, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya. “Jadi Lo begitu susah dihubungi karena sedang ngantem di sini? Feeling ku memang tidak pernah salah,” ucap laki-laki yang baru sampai itu. “katanya lu mau keluar kota, tapi kenapa malah ke sini?” jawab Mas Farid, menatap sinis ke arah rivalnya itu. “Feeling gua mengatakan kalau gue harus melindungi calon bidadari surga gua dari seorang pria lapuk,” jawab Lucas. “Lu tahu, Putri sendiri yang meminta gua ke sini untuk barbeque. Lo itu tidak diundang dan tidak diharapkan karena hanya akan menjadi pengganggu,” ujar Mas Farid sadis. Tatapan permusuhan Lucas layangkan untukku. Aku tergelak melihat Lucas misuh misuh. “Katanya kamu mau ke luar kota, makanya aku enggak ngehubungi kamu,” ucapku. “Udahlah Put jujur aja kalau kamu sengaja mengadakan barbeque di saat enggak ada Lucas supaya tidak ada penggagu diantara kita,” Mas Farid masih betah me

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    barbeque

    Putri POVSepertinya mulai hari ini, hari-hari tenang dan damaiku akan kembali terusik oleh seseorang yang sudah memberi trauma yang mendalam bagiku. Kembali bertemu dengannya bagaikan mimpi buruk untukku.Di weekend yang berbahagia ini ia sudah merusak mood ku pagi pagi sekali. Feeling ku memang tepat sasaran.Entah apa salahku kepadanya hingga ia tidak pernah membiarkan aku hidup tenang dan bahagia.Gangguan dari orang lain mungkin mudah aku atasi karena mereka memang tidak pernah memiliki hubungan apapun denganku. Namun, berbeda dengan mas Alfi yang notabenenya mantan suamiku, terlebih diantara kami memiliki dua putra yang membuat kami pasti akan selalu berhubungan.Cinta untuknya memang sudah tidak lagi kumiliki, tapi goresan luka yang pernah ia berikan akan selalu terbayang setiap kali melihat wajahnya.Selama ini begitu sulit aku berjuang seorang diri untuk menyembuhkan luka itu dan terlihat baik-baik saja. Namun, ia datang dengan mudah dan membangkitkan kembali luka yang sudah

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Kembali Ke Nol

    Kembali ke nolAku tersenyum sinis, menatap jijik ke arah wanita yang masih berstatus istriku.Kepingan-kepingan ingatan masa lalu masuk ke dalam memoriku. Beberapa kali aku pernah mendapati motor Deni berada di depan rumahku. Setiap kali motor itu terparkir di sana pasti jendela kamar kami terbuka lebar. Tidak lama setelah kepulanganku pasti motor itu sudah tidak ada lagi di sana.Kenapa selama ini aku tidak sadar ya? Aku memang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cinta kepada Mutia. Padahal jelas-jelas sebelum aku di penjara aku begitu mencurigai motor yang terparkir sesaat itu. Setiap kali aku ingin bertanya kepada Mutia itu motor siapa? Pasti motor itu sudah tidak ada lagi setelah aku masuk ke dalam sebentar.Oh, bodohnya diriku. Entah mereka yang begitu pandai menyembunyikan semuanya atau aku yang memang bodoh dan ceroboh?Aku berderap, mengikis jarak di antara diriku dan Mutia.“Membalas Budi katamu?” Lagi aku menarik sebuah sudut bibirku ke samping.“Harusnya aku membunuhnya tad

DMCA.com Protection Status