Share

bab 5

Penulis: Princess Belda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-13 11:25:47

Satu jam lebih telah terlewati, mas Alfi tidur dengan nyenyak di kamar kami. Aku sengaja mengacak-acak penampilanku. Menipiskan warna gincu yang menghiasi bibirku. Aku sengaja membuatnya sedikit belepotan ke samping.

Setelah merasakan penampilanku begitu sempurna, aku keluar untuk menemui ular betina. Aku sengaja mengganti bajuku dengan lingeries

“Mas Alfi, akan menginap. Dia memintamu untuk pulang sendiri.” Ujarku setelah selingkuhan mas Alfi keluar dr mobil.

“Kamu nggak usah menipu, aku! Aku tidak akan pulang sendiri. Mas Alfi yang membawaku kemari.”

“Apa untungnya menipu ular betina kayak kamu?” Tunjukku berada tepat didepan wajahnya.

Mutia menepis tanganku. Nama ular betina yang ingin menghancurkan rumah tanggaku adalah Mutia. “Singkirkan tanganmu itu.”

“Ih ih takut!” Aku sengaja berpura-pura ngeri.

“Aku tidak akan pergi dari sini, sebelum mas Alfi keluar menemuiku.” tegas Mutia

“Tunggu aja. Sampai kamu tumbuh berakar pun aku nggak masalah. Namun kamu tidak boleh bersedih jika seandainya mas Alfi tidak menemuimu hingga ajal menjemputmu.” Sinisku.

“Cuaca gerah banget.” Aku mengipas-ngipas tubuhku dengan tangan.

“Huuufffff” aku membuang nafas kasar, “Aku juga capek banget, habis di gempur habis- habisan sama mas Alfi. Mau lanjut bobok ah. Supaya bisa mengimbangi permainan mas Alfi, di ronde kedua.” Ucapku memanas manaskan.

Aku memutarkan tubuhku. Namun belum sempat aku beranjak, “mau ke mana kau?” Ular betina menarik lenganku Untuk menghentikan langkah kakiku.

“Singkirkan tangan kotormu itu sebelum aku memanggil satpam komplek ini.” decihku

Aku menarik kasar tanganku.

“Kamu pasti sengaja kan menahan mas Alfi?” sengit Mutia

Aku bertepuk tangan, “Ternyata anda pintar juga, ya! Itu hak aku mau menahan suamiku. Dan untuk pelakor kayak kamu tidak pantas berada di sisi suamiku.” Ucap ku tegas. Sebisa mungkin aku menahan supaya tidak lepas kontrol.

“Pantas tidak pantas, percintaan kami telah membuahkan hasil Dan kini ia sedang bersemai di dalam rahimku.” Ujar Mutia dengan menarik sebelah sudut bibirnya.

“Saya berterima kasih kepada anda yang telah sudi memberikan seorang adik untuk Aldo dan Aris. Jadi saya tidak perlu bersusah payah untuk melahirkan lagi!” seruku santai

“Kamu tidak perlu berterima kasih kepadaku, karena aku akan mengambil ayahnya Aldo sebagai imbalan karena ku telah memberikan Aldo seorang adik.” Mutia menarik sebelah sudut bibirnya.

“Coba aja kalau kamu bisa. Saya tidak akan melarangnya.” tantang ku

“Apa maksud kamu? Kamu mau bilang kalau mas Alfi tidak akan menikahi saya?”

Aku mengangkat kedua tanganku dan mengedikkan bahu sebagai respon. Aku berjalan untuk memakai jubah ekspress dan juga khimar.

“Asal kamu tau, ya! Mas Alfi udah bosan sama wanita rumahan kayak kamu. Yang bisanya hanya menghabiskan uang suami. Yang hanya tau, dapur, kasur, dan sumur.” Mutia mulai tersalut emosi.

Aku kembali menghampiri Mutia.

“Ternyata Anda memang tidak mempunyai malu. Baru kali ini saya menemukan ada orang yang bangga menjadi pelakor.” Aku tersenyum penuh arti.

“Sembarangan kamu, ya!” Mutia mengangkat tangannya ingin menamparku.

“Hentikan!” Ujar pak RT yang baru tiba bersama Pak ustaz yang aku pesan.

“Ada apa ini?” Tanya pak RT menengahi kami.

“Assalamualaikum, Bu Putri!” Sapa Pak Ustadz.

“Waalaikumsalam, pak ustadz. Wah kebetulan sekali pak Ustadz datang kemari. Ada yang ingin Putri tanyakan boleh nggak Ustadz?”

“Jelas boleh. Jika saya bisa menjawab, saya akan jawab. Namun jika saya tidak bisa menjawab, saya akan mencari jawabannya.” Ujar Ustadz Rahmat, terdapat ketulusan di sana.”

“Bagaimana hukumnya seorang wanita tidur dengan laki-laki yang bukan mahramnya?

“Hukumnya haram.”

Terlihat wajah Mutia yang memerah karena menahan emosi nya.

“Apa hukumnya merusak rumah tangga orang pak ustadz?” Tanyaku dengan melirik kearah Mutia.

“Jelas itu perbuatan yang di larang dalam agama kita. Barang siapa yang merusak rumah tangga orang lain maka ketahuilah, ia sedang merusak rumah tangganya sendiri. Apalagi jika pasangan itu sampai bercerai maka ia sama saja dengan meruntuhkan masjid. Allah sangat membenci perceraian.

Apa Ibu Putri berencana untuk merusak rumah tangga orang?” Tanya Pak ustad di ujung penjelasannya.

“Bukan saya pak ustad, tapi__” aku menjeda ucapanku dengan melirik ke arah Mutia.

“Maksud bu Putri, Ibu ini” Pak RT menunjuki ke arah Mutia, “ingin merusak rumah tangga bu Putri?” tanya Pak RT penuh selidik.

“Begitulah kira-kira pak RT.”

“Saya tidak merusak rumah tangganya.” Mutia menunjuk ke arahku, “suaminya yang keganjengan mendekati saya.” Sangkal Mutia.

“Ibu tahu kan jika Mas Alfi sudah mempunyai istri?” Tanya Pak RT.

“Iya.” Ketus Mutia.

“Nama ibu, siapa?” Sela pak Ustadz.

“Mutiara.”

“Nama yang indah.” Gumam Pak RT.

“Panggilan nya Mutia, Pak RT.” Serkas ku jutek. Rasanya Aku tidak ikhlas ketika Pak RT mengatakan nama Mutiara itu nama yang indah. Karena mengingat perbuatan Mutia.

“Kenapa Ibu mutiara masih mau dideketin sama suaminya bu Putri?”

“Karena saya mencintainya.” Ceplos Mutia.

“Jika jawaban Ibu seperti itu, Ibu Mutia tidak bisa menyalahkan Pak Alfi. Karena laki-laki jika tidak diberikan lampu hijau, ia tidak mungkin maju.” Ujar Pak Ustadz.

Mutia gugup, tidak tahu harus menimpali seperti apa. Ia menundukkan wajahnya.

“Ngomong-ngomong, Bu Mutia Kenapa bisa berada di rumah bu Putri?”

“Mas Alfi yang membawa saya ke mari.” Celutuk Mutia.

“Apakah Bu Mutia dan Pak Alfi sudah menikah?” Tanya pak ustad.

“Kami akan segera menikah pak ustad.” Sahut Mutia

“Jadi antara bu Mutia dan Pak Alfi belum terikat hubungan yang halal?” selidik Pak Ustadz.

“Sebentar lagi akan terikat pak ustad.”

“Astaghfirullahaladzim.” Ustadz Rahmat mengelus dadanya.

“Apa Ibu Mutia tahu, perbuatan Ibu Mutia ini jelas salah dan melanggar syariat Islam.” Tegas pak ustadz.

Mutia hanya menunduk tanpa berani menegakkan kepalanya.

"Lebih baik sekarang ibu Mutia pulang dan bertobatlah kepada Allah. Selagi Allah masih memberikan kesehatan badan, dan juga kewarasan pikiran, serta nyawa masih dikandung badan, alangkah indahnya jika Bu Mutia mempergunakannya dengan baik." Ujar pak ustad panjang lebar.

"Saya tidak mau pulang sebelum bertemu dengan Mas Alfi. Mas Alfi yang membawa saya ke sini. Dia juga yang harus mengantar saya pulang." Serkas Mutia.

"Maaf pak ustad Mas Alfi sedang istirahat." Aku menyala.

"Aku tidak percaya. Kamu pasti mengurungnya di kamar kan? Mas Alfi...... Mas....." Mutia meneriaki nama Mas Alfi.

"Bu Mutia tolong jangan bikin rusuk di komplek kami. Tindakan Bu Mutia bisa mengganggu penghuni rumah yang lain, dan juga bisa menimbulkan kerumunan. Apa Bu Mutia mau di amuk sama ibu-ibu komplek ini jika mengetahui Bu Mutia seorang pelakor?" Sela Pak RT membungkam mulut Mutia.

Sebisa mungkin Mutia menahan amarahnya hingga kedua matanya memerah.

"Maaf pak ustad, Putri mau nanya!"

"Iya bu Putri. Mau nanya apa silakan!" ucap ustadz Rahmat lembut.

"Bagaimana hukumnya anak diluar nikah?"

"Maksud Bu Putri?" Pak ustad kembali bertanya.

"Anak yang hamil diluar nikah itu, apakah di nisbahkan kepada siapa? Kepada ayah biologis, atau ayah yang bertanggung jawab, dalam artian laki-laki yang menikahi ibunya ketika ibunya telah hamil untuk si anak. Atau di nisbahkan kepada ibu yang mengandung?" Aku menyela.

'jangan harap kau bisa menghancurkan rumah tangga ku, dan kebahagian buah hati ku.' tekadku dalam hati.

"Anak yang terjadi dari hasil perzinaan, atau dengan kata lain hubungan Tampa ikatan yang sah seperti pemerkosaan, atau anak syubhad, semuanya itu dinisbahkan kepada ibu."

"Maksud Pak Ustadz? Bisakah Pak Ustadz menjelaskan secara detai?" Tanya Putri penasaran.

"Anak yang terjadi di luar hubungan yang sah, maka dia dinasabkan kepada ibu.

Anak tersebut tidak bisa menerima harta warisan dari si ayah biologis ataupun ayah yang menikah dengan ibunya ketika ia didalam kandungan."

"Maaf cakap Pak Ustadz, jadi anak diluar nikah itu tidak mempunyai ayah?" Kepoku.

Karena memang hakikatnya aku tidak sepenuhnya mengetahui tentang anak diluar nikah. Ketika Mas Alfi selingkuh, dan selingkuhannya mengaku hamil, di situlah timbul hasratku untuk mencari tahu bagaimana hukum anak diluar nikah di dalam agama Islam.

Bersambung........

Bab terkait

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna     main cantik membalas pelakor

    Bab 6.Terkadang hidup itu memang tidak adil bagi sebagian orang, menurut pemikirannya. Kendatipun demikian tidak ada yang patut untuk di ratapi karena meratapi tidak akan menyelesaikan permasalahan. Orang tua yang merasakan enaknya, tapi malah anak yang mendapat imbasnya. Hatiku teriris pilu ketika mengingat nasib anak-anak malang akibat perbuatan orang tuanya, karena hakikatnya tidak ada anak yang ingin dinasabkan kepada ibunya. “Kurang lebihnya seperti itu.” Jawab pak Ustadz dengan nada tegasnya. Hatiku seperti tersentil mendengar jawaban dari pak ustad. Jiwa kepo ku kian maronta ingin tahu lebih jauh mengenai anak di luar nikah. “Jika memang anak diluar nikah dinasabkan kepada ibunya, dan anak itu perempuan, siapa yang akan menjadi wali nikahnya kelak, Pak Ustadz.?” Tanya aku yang sudah seperti wartawan. Pak ustad tersenyum gentir menatap ke arahku. “Hanya hakim satu-satunya orang yang berhak menikahkan anak diluar nikah.” jawab Pak ustadz setelah membuang nafas beratnya. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    mengusir pelakor

    Bab 7Terkadang otak licik itu dibutuhkan di saat lagi mencekik. kita harus lebih picik ketika melawan orang yang licik. Seperti yang aku lakukan saat ini. “Pinggang saya buk, aduh sakit banget. Tolong bantuin saya berdiri buk.” Pintaku kepada ibu-ibu yang mengerumuniku dengan nada yang begitu lirih dan menyayat hati. “Nggak usah sandiwara, kau!” teriak Mutia sambil berusaha untuk kembali berdiri. “Ayo bu kami bantu.” Ujar Bu ana, istri pak RT sambil mengulur tangan ke arahku yang aku sambut dengan senyuman hangat. “Kamu itu yang sandiwara.” Bu Ijah menunjuki wajah Mutia. “Udah jadi pelakor, malah ingin mencelakakan istri sah. Datang pula ke rumah istri sah. Memang nggak punya malu ya!” Mulut pedas Bu Ijah mulai keluar. Aku mengukir senyuman tipis, setipis mungkin bahkan tidak ada yang menyadarinya. “Betul tuh ibu-ibu, kita seret aja dia dari sini.” Salah satu ibu-ibu menimpali dengan penuh emosi. “Ayo ibu-ibu kita seret dia.” Teriak ibu-ibu yang lain tak kalah emosinya ketika

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna     perang dunia

    Bab 8cinta tak selamanya indah. tiada sakit yang melebihi sakitnya cinta di dunia ini. itulah yang kurasakan saat ini.Mendengar pertanyaan dari Mas Alfi membuat jantungku dag dig dug ser. Aku mengukir senyuman semanis mungkin kearah Mas Alfi seraya berkata, “Mas tidak perlu tahu, yang penting Mas sudah mendatangi semua suratnya. Aku yakin Aldo dan Aris pasti bahagia karena yang mendatangi surat ini adalah Mas.” Aku merayu Mas Alfi dengan tatapan nan syahdu, belaian dan juga kasih sayangku. Sehingga Mas Alfi tidak menanyakan lagi perihal surat. Ia sudah tidak sabar untuk menerkamku dan membawaku terbang ke nirwana bersamanya Usai kami beribadah menikmati surga dunia, aku mengecup punggung tangan mas Alfi, “Mas, maafkan aku!” lirih ku dengan tatapan sendu ke arah sang suami “Mas, harusnya yang minta maaf sama kamu.” Sela Mas Alfi sambil membelai lembut pucuk kepalaku dan mengecupnya dengan penuh kasih. Aku melingkarkan tangan mungilku di perut sixpack lelaki pujaanku. Aku bertekad

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    hilang kesabaran

    Aku yang sedikit banyaknya bisa ilmu seni bela diri, jelas mengetahui pergerakan Mas Alfi. Memang benar seorang istri tidak boleh membantah suami, tapi ini Mas Alfi hendak memukulku, nggak mungkin bukan aku diam saja? Aku manatap tajam ke arah Mas Alfi, kemudian dengan sigap menangkap pergelangan tangan Mas Alfi yang hendak menyentuh pipi mulusku. “Yang istri sah kamu siapa, Mas?” Aku bangkit dari duduk. Kesabaranku telah habis. “Apakah begini cara seorang suami bersikap kepada istrinya? Kamu selingkuh, aku diam. Kamu bohongi, aku sabar. Namun, kalau kamu berani main fisik, jangan salahkan aku, jika aku melaporkan kamu ke pihak berwajib! Sudah cukup hatiku yang kau sakiti, Mas.” Raung ku. “Aku ini pasanganmu, Mas. Bukan musuh mu! Aku yang seharusnya kau bela. Buka dia.” Aku sudah tidak bisa lagi mengontrol emosiku. Dadaku naik turun. Beribu tangan tak kasad mata sedang membuat hatiku menjadi adonan donat. Bak diiris sembilu, hatiku mengeluarkan darah tak berwarna. Aku bertanya pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    anakku heroku

    Senja tidak pernah lelah menghiasi bumi meski terkadang insan tidak bisa menikmati. Namun, senja tetap akan datang setiap hari meskipun banyak yang menolak untuk berjumpa dengannya lagi. Hanya senja yang mengerti caranya pamit untuk pergi Dengan indah.Banyak orang kehilangan arah sehingga tidak tahu arah jalan pulang. Namun senja tidak pernah lupa jalan untuk ia kembali. Hanya senja yang Pergi Untuk kembali.Benar. Cuman senja yang tahu arah jalan pulang tanpa ada yang memaksa. Tidak seperti Mas Alfi. Air mataku kembali menetes membasahi pipi kala mengingat perlakuan Mas Alfi terhadapku. Dan untungnya saat ini aku sedang berada di atas motor, sehingga tidak ada yang tahu apa yang kulakukan di balik kaca helmku.Setelah menjemput Aris di rumah teh Ani, aku kembali melajukan motorku ke sekolah Aldo. Ya, aku juga harus menjemput Aldo.“Assalamualaikum Mama, Aris.” Sapa Aldo begitu Kami sampai di sekolahnya.“Waalaikumsalam anak ganteng Mama. Gimana perjalanannya, sayang?” Tanyaku setela

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    sharing

    Aku berlengah ke kamar, terlebih dahulu membersihkan diri di kamar mandi, kemudian menunaikan salat wajib empat rakaat untuk memulai mimpi indahku.Aku bersujud memohon ampun dan perlindungan kepada sang Maha Pencipta.Tidak lupa pula aku memohon kebaikan untuk rumah tangga kami, semoga Allah memberikan cahayanya dalam keluarga kami.Aku menggunakan lingerie seksi, menggunakan make up tipis, lipstik dengan warna bibir, untuk membuat diriku semakin menarik. Ya. Aku harus bisa menaklukkan Mas Alfi supaya ia melupakan sang pelakor. Aku harus mengikuti ajaran adik iparku yang sedikit sebleng. Karena ajarannya memang sesuai dengan yang aku perlukan saat ini.Tidak ada salahnya bukan menggoda suami sendiri. Bahkan bisa memberikan pahala untukku yang sukarela menggoda suamiku sendiri.Meskipun Aku harus menggadai harga diriku saat ini. Cinta harus mengalahkan egoku di saat yang kubutuhkan. Itulah yang ada di benakku.Sakit hati dan kekecewaan telah ku tepikan dari hatiku. Kini hanya semangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Trik dari Adik ipar.

    Bab 12“Jangan pernah memberitahukan keadaan kakak sama mama. Kakak nggak mau mama kepikiran. Mama kalu banyak pikiran darah tingginya bisa kambuh,” ucapku memperingati Nadia. “Meskipun Kakak nggak menceritakannya sama Mama, Mama pasti bisa merasakan apa yang kakak rasakam,” balas adik iparku. “Iya, kamu benar. Ketika Kakak lagi ribut-ribut parah sama Mas Alfi,p Mama sering menghubungi kakak. Bahkan sekarang pun Mama sering menghubungi Kakak untuk menanyakan Mas Alfi. Kakak selalu memberikan alasan sedang kerja. Kakak juga pakai uang mama kemarin untuk beli skin care,” beberku pada Nadia. Aku memang selalu merasa nyaman dengan adik iparku itu. “Kalau kakak mau, aku akan bantu Kakak untuk biaya ke salon. Kakak harus mempercantik diri Kakak melebihi sang pelakor,” uca adik iparku menggebu. “Kecantikan rupa akan pudar seiring berjalannya waktu,” sahutku yang langsung dipotong oleh Nadia. “Kecantikan akhlak akan abadi selamanya. Ingat kak, akhlak itu baru terlihat di saat orang itu te

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Terpesona

    Bab 13 Aku membuka mataku perlahan dan beberapa kali mengucek ulang mataku yang baru terbuka. Aku tidak menyangka jika yang ada di dalam cermin itu adalah pantulan diriku. Rambutku yang lurus kini disulap menjadi ikal bergelombang layaknya sosis yang dijual di pinggir jalan. Beberapa kali aku menarik rambutku yang seperti per itu. Alisku dicabut, membentuk menjadi sebuah ukiran. Lipstik yang berwarna senada dengan bibirku dengan tambahan tinta berwarna pink membuat penampilanku begitu memukau. Bulu mataku memang telah lentik dari produknya. “Bagaimana tuan Putri? Apakah anda sudah bangun dari tidur panjang anda?” bisik Adek iparku dibalik daun telingaku. “Apa ini wajah kakak, dik?” tanyaku kepada Nadia untuk meyakinkan diriku sendiri. “Bukan, Itu jelmaan kakak yang telah lama tertidur.” Ceplos adik ipar sebleng-ku itu. “Masa jelmaan Kakak lebih cantik dari kakak?” Sombong ku. “Wow amazing,” gumam ku mengagumi pantulan diriku sendiri di cermin. Ternyata benar apa kata orang-oran

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01

Bab terbaru

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kegilaan Sang Mantan

    Kegilaan Sang Mantan“Ketahuilah wahai mantan, memaafkan itu bukan berarti melupakan. Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakan semua perlakuan yang pernah kau lakukan kepadaku. Pengkhianatanmu itu tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nyawa berpisah dengan raga sekalipun. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini melebihi sebuah penghianatan,” sarkasku.Mata ini memancarkan gejolak amarah di dalam kalbu.“Tidak semuanya salahku, Put. Andai Kau mau sedikit berbaik hati dan sikap lembutmu itu benar adanya tanpa dibuat-buat, aku pasti tidak akan meninggalkanmu. Namun, kamu tak sebaik yang aku kira, Kau sengaja mencampurkan obat perangsang dan obat tidur ke dalam minumanku dan menyuruhku menandatangani semua berkas itu disaat aku hilang kendali dengan dalih berkas milik anak-anak yang membutuhkan tanda tanganku.” Ujarnya. Raut kecewa tercetak jelas di wajahnya.Pastilah dia sadar setelah semua yang terjadi, tapi tidak apa-apa karena tetap akulah yang

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Diluar prediksi BMKG

    Diluar prediksi BMKG Ternyata semua tak sesuai ekspektasiku yang terlalu berlebihan. Lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu, kini berlutut di hadapanku dengan wajah memelas.Syok, itulah yang saat ini kurasakan. Kira-kira apalagi yang ia inginkan dari diri ini?Aku melongo di tempat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tidak menghentikan aksinya tidak boleh membenarkan apa yang ia lakukan. Dalam sekejap perbendaharaan kosa kata ku hilang tak bersisa.Mas Alfi mencoba meraih tanganku, tapi secepat kilat aku menarik tanganku dan menjauh dari jangkauan tangan laknat Sang mantanku itu.Dia menunduk sejenak, memasang wajah penuh penyesalan. Dengan gerakan slow motion Ia mengangkat kepalanya, menatap ke arahku, tatapan yang sulit untuk di artikan.“Maafkan aku Put! Bisakah kita memulai semua dari awal? Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah begitu menyakitimu, melukai perasaanmu dan juga anak-anak. Namun, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, karena no body is perfect. Di setiap k

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    tamu tak di undang

    Hari yang terus bergulir dari waktu ke waktu. Banyak cerita yang kita lalui, ada luka dan juga bahagia di dalamnya.Beberapa hari belakangan ini hidupku cukup damai karena tidak ada yang menerorku dan tidak ada pula yang membuntutiku seperti beberapa hari yang lalu.Aku menjalani rutinitasku sebagaimana biasa. Pagi hari mengantar kedua buah hati menuntut ilmu, dan setelah itu lanjut ke kantin untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah.Mas Farid dan Lucas juga sering bertukar kabar denganku. Malam minggu ini aku mendapat undangan makan malam bersama Lucas. Entah mimpi apa bocah itu hingga mengajakku makan malam berdua saja, dan lebih anehnya lagi, katanya Mas Farid akan mengajak Aldo dan Aris ke fun game.Membinggokan tingkah dua serangkai itu. Entah kejutan apa yang mereka rencanakan?Alasan mas Farid mengajak Aldo dan abis main, karena dia tidak bisa ikut kami healing weekend ini, cukup masuk akal.Sementara alasan Lucas mengajakku makan malam berdua karena ada hal penting yang i

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Heboh

    HebohAku terperangan mendengar jawaban dari Putra sulungku itu. Dia memang selalu membuat aku Culture shock. Belum hilang syok yang semalam, sekarang ia kembali membakit adrenalin dalam diri ini.Aku sudah tidak lagi menimpali Aldo karena berdebat dengannya yang ada hanya akan menguras energiku saja. Pasti akan ada saja alasan darinya. Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menunggu mereka di sana.Anakku Memang sudah benar-benar gede sekarang. Anak seusia Aldo memang usia yang lagi gila-gilanya anak mencari jati diri. Mereka selalu penasaran dengan semua hal dan selalu ingin mencoba semua hal baru.Berawalnya kenakalan remaja itulah ketika anak-anak seusia Putra sulungku. Aku memijat pelipis, membuang nafas kasar, aku harus semakin memperbanyak stok kesabaranku dalam menghadapi tingkah anak yang mulai menginjaki usia remaja ini.Tidak boleh terlalu dikekang dan juga tidak boleh terlalu dibebaskan karena kedua hal itu akan berakibat fatal bagi anak-anak seusianya.‘Ya Allah, bimbing a

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tingkah Aldo

    Tingkah Aldo Setiap sebulan sekali aku memang selalu mengadakan jalan-jalan bersama dengan para karyawanku. Tujuanku untuk mempererat hubungan emosional diantara kami, selain partner kerja. Mereka selalu antusias setiap kali kami melakukan trip. Aku bangga karena Kami selalu bisa bekerja sama dalam tim. Mereka sering curhat denganku. Mereka juga selalu berdiri di gardan terdepan setiap kali ada orang yang mengusikku. Karena adanya mereka Reno tidak pernah menemuiku di rumah sakit. Lelaki itu trauma karena pernah diulti oleh para karyawanku. “Put, aku ikut,” ucap Lucas. “Oke. Jam 08.00 harus sudah stand by di sini,” jawabku. “Om baik nggak ikut?” tanya Aris penuh harap. Aku melihat mas Farid hanya diam saja ketika Lucas sibuk berceloteh tentang rencana healing kami minggu depan. ”Om baik enggak bisa ikut, ya?” Tanya Aris penuh perhatian. Mas Farid mengulas senyuman tipis sebe

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Reno kena ulti

    Reno kena ulti“Ada apa sayang? Apa tamunya mencari Om?” Tanya Mas Farid yang sudah berdiri di belakang Aldo.Aku tersadar dari lamunan ketika bariton seksi itu masuk ke dalam indra pendengaranku.Reflek tanganku terulur ke dada, merasakan detak jantung yang tidak seperti biasanya.“Paman ini menanyakan Om,” jawab Aldo.Iris hitamnya menatap tajam ke arah Reno, mengintimidasi, lalu dagunya terangkat seolah bertanya ada keperluan apa lelaki itu mencari dirinya.Reno meneliti penampilan Mas Farid dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Reno menelan salivanya secara paksa. Pasti setelah ini ia akan mundur alon-alon karena tidak mungkin bersaing dengan pria yang memiliki kharisma awut-awutan seperti Mas Farid.“Selamat malam,” ucap Reno kiku. “Malam! Ada keperluan apa anda mencari saya?” tanya mas Farid to the point. Aku yakin pemilik mata hitam legam itu sengaja memojoki Reno.“kenalkan aku Reno, pamannya Aldo.”“Oh, paman Aldo? Ada keperluan apa mencari saya? bukannya Aldo ada di dep

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Absurd

    Absurd Mas Farid berdecak sebal ketika melihat siapa gerangan tamu yang datang. Sementara aku, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya. “Jadi Lo begitu susah dihubungi karena sedang ngantem di sini? Feeling ku memang tidak pernah salah,” ucap laki-laki yang baru sampai itu. “katanya lu mau keluar kota, tapi kenapa malah ke sini?” jawab Mas Farid, menatap sinis ke arah rivalnya itu. “Feeling gua mengatakan kalau gue harus melindungi calon bidadari surga gua dari seorang pria lapuk,” jawab Lucas. “Lu tahu, Putri sendiri yang meminta gua ke sini untuk barbeque. Lo itu tidak diundang dan tidak diharapkan karena hanya akan menjadi pengganggu,” ujar Mas Farid sadis. Tatapan permusuhan Lucas layangkan untukku. Aku tergelak melihat Lucas misuh misuh. “Katanya kamu mau ke luar kota, makanya aku enggak ngehubungi kamu,” ucapku. “Udahlah Put jujur aja kalau kamu sengaja mengadakan barbeque di saat enggak ada Lucas supaya tidak ada penggagu diantara kita,” Mas Farid masih betah me

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    barbeque

    Putri POVSepertinya mulai hari ini, hari-hari tenang dan damaiku akan kembali terusik oleh seseorang yang sudah memberi trauma yang mendalam bagiku. Kembali bertemu dengannya bagaikan mimpi buruk untukku.Di weekend yang berbahagia ini ia sudah merusak mood ku pagi pagi sekali. Feeling ku memang tepat sasaran.Entah apa salahku kepadanya hingga ia tidak pernah membiarkan aku hidup tenang dan bahagia.Gangguan dari orang lain mungkin mudah aku atasi karena mereka memang tidak pernah memiliki hubungan apapun denganku. Namun, berbeda dengan mas Alfi yang notabenenya mantan suamiku, terlebih diantara kami memiliki dua putra yang membuat kami pasti akan selalu berhubungan.Cinta untuknya memang sudah tidak lagi kumiliki, tapi goresan luka yang pernah ia berikan akan selalu terbayang setiap kali melihat wajahnya.Selama ini begitu sulit aku berjuang seorang diri untuk menyembuhkan luka itu dan terlihat baik-baik saja. Namun, ia datang dengan mudah dan membangkitkan kembali luka yang sudah

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Kembali Ke Nol

    Kembali ke nolAku tersenyum sinis, menatap jijik ke arah wanita yang masih berstatus istriku.Kepingan-kepingan ingatan masa lalu masuk ke dalam memoriku. Beberapa kali aku pernah mendapati motor Deni berada di depan rumahku. Setiap kali motor itu terparkir di sana pasti jendela kamar kami terbuka lebar. Tidak lama setelah kepulanganku pasti motor itu sudah tidak ada lagi di sana.Kenapa selama ini aku tidak sadar ya? Aku memang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cinta kepada Mutia. Padahal jelas-jelas sebelum aku di penjara aku begitu mencurigai motor yang terparkir sesaat itu. Setiap kali aku ingin bertanya kepada Mutia itu motor siapa? Pasti motor itu sudah tidak ada lagi setelah aku masuk ke dalam sebentar.Oh, bodohnya diriku. Entah mereka yang begitu pandai menyembunyikan semuanya atau aku yang memang bodoh dan ceroboh?Aku berderap, mengikis jarak di antara diriku dan Mutia.“Membalas Budi katamu?” Lagi aku menarik sebuah sudut bibirku ke samping.“Harusnya aku membunuhnya tad

DMCA.com Protection Status