Share

Fitnah

last update Last Updated: 2024-01-04 13:39:51

Aku sengaja tidak menanggapi ucapan pelakor tidak tahu diri itu, karena aku lebih tertarik dengan mantan suamiku.

Hai mantan suami apa kabar? Kapan kamu akan mengurus surat cerai kita? Apa kamu tidak ingin memperistri wanita perusak rumah tangga kita secara negara? Atau jangan-jangan Kamu memang tidak pernah berniat untuk melakukannya? Wajar sih kamu seperti itu, karena wanita murahan seperti Rubah betina di sampingmu itu tidak pantas mendapatkan surat nikah secara negara,” ucapku penuh hinaan.

Semua orang yang mengenalku menutup mulut mereka dengan tangan. Mereka tidak pernah melihatku searogan ini sebelumnya. Aku yang selalu bersikap lemah lembut dan penuh perhatian, juga selalu memperlakukan orang lain sebagaimana manusia tanpa pernah menghina mereka.

Bahkan aku sering memberikan makanan kepada sesama penjual di rumah sakit ini sehingga Kami semua saling mengenal.

Pasti mereka tidak menyangka diriku ternyata bisa bersikap arogan juga.

“Tolong istrinya dikondisikan wahai mantan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    dunia tipu tipu

    Tidak semudah itu wahai mantan suami,” jawabku dengan nada yang menjengkelkan.“Selama ini aku sudah cukup sabar menghadapinya. Bahkan aku tidak mempermasalahkan perselingkuhan kalian ke ranah hukum.” Aku menyunggingkan senyuman ke arah mantan suamiku dan juga wanita yang sudah merusak rumah tanggaku.“aku berbaik hati, tidak menjebloskan kalian ke penjara, karena kasihan terhadap bayi yang ada di kandungan istrimu itu. Namun, sepertinya niat baikku disalah artikan. Aku diam, dikira aku bisa diinjak-injak. Kalian akan melihat siapa Putri sesungguhnya. Bawa istrimu pergi dan kita akan bertemu kembali di pengadilan nanti. Sudah cukup aku bersabar atas perbuatan kalian,” ucapku panjang lebar.“ini negeri wakada, lu punya uang lu berkuasa,” sargah Mutia.Wanita jahanam itu pasti mengira jika aku tidak memiliki uang, karena selama Mas Alfi menceraikan Aku, Ia tidak pernah memberikan aku uang sepeser pun. Terlebih kini lahan kami sudah beralih ke atas namanya. Wanita jahanam itu lupa jik

    Last Updated : 2024-01-05
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    harga diri dibawa mati

    Harga DiriHerman menetap tajam ke arah Sheila. Ia terlihat tidak seramah tadi. Sepertinya lelaki itu sama kau siapa wanita sialan yang dimaksudkan oleh istrinya.“kamu mau mencoba playing victim? Jadi orang itu jangan suka membolak-balikkan fakta dan menyalahkan orang lain,” ucap Herman dengan emosi tertahan.Baguslah, sepertinya dia memang sudah hafal dengan watak istrinya itu.“Apa kamu belum puas menghancurkan hidup Diah?” tanya Herman. Tatapan matanya begitu tajam tertuju ke arah sang istri.“Aku tidak akan puas sampai kamu berhenti mencintainya. Kamu selalu saja membelanya,” Raung Sheila.“Antara Aku dan Diah sudah berakhir. Tidak ada lagi kisah cinta di antara kami. Aku sudah menjadi suamimu. Apa itu semua tidak cukup untuk kamu?” geram Herman. Sepertinya lelaki itu memiliki stok kesabaran yang cukup tinggi.Terlihat jelas jika dia sedang menahan emosi. Kedua tangannya terkepal kuat hingga kuku-kuku jarinya memutih.Herman beralih menetap ke arahku. “Mbak, atas nama istri saya,

    Last Updated : 2024-01-05
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    memberi tahu

    Aku memandang rumah di hadapanku. Rumah yang aku bangun dengan penuh perjuangan. Rumah yang mengingatkan masa-masa sulit aku dengan Mas Alfi. Sepertinya aku harus menjual rumah ini untuk membuang semua kenangan yang membangkitkan eforia ketika mengingatnya. Namun hal itu harus kupertimbangkan masak-masak. “Assalamualaikum,” Aku mengucapkan salam sambil mengetuk pintu. Aku mendengar langkah kaki yang berlari mendekat ke arah pintu. Aris membukakan pintu untuk menyambut kedatanganku. Langsung kurentangkan tangan untuk memeluk sibuah hati. Kubenamkan ciuman penuh kasih di keningnya. Beban yang menindih pundakku seolah sirna tatkala indara penglihatanku mendapati senyuman indah dari wajah kedua malaikat kecilku. “Ayo kita makan,” ajakku. “Mama beli martabak viral ini.” Aku mengangkat tanganku, memperlihatkan kantong kresek yang berisi martabak kesukaan kedua buah hatiku. “asik,” ucap Aris kegirangan. Usia segitu memang saat lagi bahagia bahagianya, karena tidak ada beban yang h

    Last Updated : 2024-01-05
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Julid si Nurdin

    Aku menatap kedua putraku silih berganti, menanti jawaban apa yang akan mereka berikan untukku.“Mama tidak perlu khawatir soal itu, karena Aldo tahu bagaimana sakitnya Mama,” jawab Aldo. “Kakak tidak sebodoh Papa,” imbuhnya.Sementara Aris, bocah itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon. Mungkin otak polosnya belum sampai ke tahap itu.“makasih Sayang, kalian sudah selalu ada untuk Mama,” ucapku. Kembali kurengkuh kedua putraku ke dalam pelukan ini.Lama kami saling berpelukan.Aku menarik diri, kembali menatap mereka silih berganti.“Kalian tidak boleh benci sama papa ya! Kalian juga tidak boleh benci sama Mama baru kalian,” nasehatku.“Kami tidak mau punya Mama tiri. Kami hanya memiliki satu Mama dan akan selamanya hanya satu,” sargah Aldo cepat.“Tapi sebentar lagi kalian akan punya adik baru lho! Yakin enggak mau punya mama tiri ?” godaku. Aku tahu ke dua putraku memang sangat menyukai anak kecil.Meskipun hati ini hancur berkeping, Aku tidak ingin anak-anakku tumb

    Last Updated : 2024-01-05
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Pria Narsis

    “Sialan,” ucap Diah sambil menggebrak meja.“Lo pikir gue ini apaan? Lo meremehkan gue? Lo pikir gue enggak laku sampai harus menikahi suami orang?” Murka Diah.“Aku nggak pernah berpikiran seperti itu tentang kamu. Aku masih mencintaimu sama seperti dulu. Aku menikahi Sheila hanya karena perjodohan. Tidak ada cinta di antara kami. Tidak bisakah kamu mengerti akan hatiku?” Ungkap Herman lembut. “Kamu satu-satunya wanita yang aku cintai, dulu, sekarang, dan selamanya hanya kamu satu-satunya wanita yang bertahta di hatiku, Diah,” imbuh lelaki itu. Tatapannya begitu sayu menatap Diah.“Apa? Cinta? Lu masih berani mengatakan cinta sama gua setelah lu campakkan gua di saat lagi sayang-sayangnya? Lu bilang enggak ada cinta di antara lu dan Sheila? Lalu anak yang berada di kandungan Sheila itu bukan anak Lo, atau anak yang hadir karena kecelakaan gitu?” tanya Diah sinis. Ia menarik sebelah sudut bibirnya.Herman bungkam mendengar penuturan sang mantan.“Berapa kali lagi harus aku katakan

    Last Updated : 2024-01-07
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Asmara

    Asmara Melihat Nurdin yang belum sadar, Diah kembali berucap. Iya, kamu lho, sayang!” seru Diah. geram. Amar menyenggol lengan Nurdin. “Buruan sana, Din!” seru lelaki itu. Ema langsung mendorong tubuh Nurdin yang masih mematung di tempatnya. Dengan penuh keraguan Nurdin menyeret langkahnya menghampiri Diah. Diah langsung menggandeng lengan Nurdin ketika sang lelaki sudah berada di sampingnya. “Kenali, ini pacar aku,” ucap dia sambil bergelayut manja di lengan Nurdin . “Dia juga yang merekomendasikan aku untuk bekerja di sini,” tambah wanita itu. “Aku enggak percaya! Pasti kamu menyogoknya kan?” tuduh Herman. “Gue tidak memiliki banyak uang hanya untuk melakukan sebuah pembuktian kepada lo. Nurdin lelaki yang selalu ada di setiap waktuku. Dia yang menghapuskan air mataku ketika kau menggoreskan luka di hati ini!” Diah semakin menyosor tubuh Nurdin. “Cup” Diah mengecup singkat pipi Nurdin. Bukan hanya Nurdin yang membolakan matanya, kami semua melakukan hal yang sama. Terlebi

    Last Updated : 2024-01-07
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Jadian

    Jadian.“Aku bukan bisa aja, tapi bisa apa saja asal bisa hidup bersamamu,” timpal Nurdin.Diah hanya menampakkan senyuman manisnya sebagai respon.“Din!” lirih Diah. “Maaf juga soal aku yang sudah melecehkan kamu,” semakin dalam saja kepala Diah tertunduk. Semburat merah menghiasi pipinya. Pasti gadis cantik itu sedang malu setengah mati.“santai aja lagi. Aku malahan senang kamu lecehkan. Dilecehkan setiap hari pun sama kamu, aku ikhlas-ikhlas aja,” jawab Nurdin.“Kamu mesum ih.” Dia menampol lengan Nurdin.“Aku hanya mengungkapkan fakta,” jawab Nurdin sambil mengelus lengannya.“Aku benaran minta maaf lhoh!” seru Diah, kakinya di hentakkan ke lantai. “aku merasa bersalah sama kamu. Aku sudah merendahkan kamu secara tidak langsung,” imbuh gadis itu penuh sesal.Nurdin terus saja menatap Diah penuh cinta. Kedua bibirnya mengukir senyuman tertahan.“Aku punya ide, biar kamu nggak terus merasa bersalah,” ucap Nurdin setelah sekian detik terdiam. “gimana kalau aku balas melecehkan kamu

    Last Updated : 2024-01-08
  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Imamku

    Aku menegur kedua gadis yang masih sibuk bergosip ria.“Sudah, jangan asik ngerumpi, lihat tuh pelanggan mulai berdatangan,” tegurku sambil berlalu melewati keduanya.Mereka pun langsung bubar seketika dan kembali baku hantam dengan pekerjaan masing-masing.Hari beranjak semakin sore, aku memutuskan untuk pulang lebih awal hari ini, karena aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama kedua buah hatiku. Terlebih setelah pengakuanku semalam, aku tidak melihat senyuman bahagia dari bibir keduanya.Aku berniat untuk mengajak kedua putraku makan di luar malam ini.“Jangan pernah tinggalkan Nurdin dan Diah berduaan, takutnya nanti mereka ter-makan bujuk rayu setan,” candaku sebelum pergi meninggalkan warungku.“Siap komandan, kami akan selalu memantau keadaan!” Jawab Ema dan Amar kompak. Keduanya meletakkan tangan di kening memberi hormat ke arahku Aku memilih mampir ke minimarket terlebih dahulu untuk membeli kesukaan kedua putraku. Es krim rasa coklat menjadi pilihanku, karena mema

    Last Updated : 2024-01-08

Latest chapter

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    kegilaan Sang Mantan

    Kegilaan Sang Mantan“Ketahuilah wahai mantan, memaafkan itu bukan berarti melupakan. Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakan semua perlakuan yang pernah kau lakukan kepadaku. Pengkhianatanmu itu tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nyawa berpisah dengan raga sekalipun. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini melebihi sebuah penghianatan,” sarkasku.Mata ini memancarkan gejolak amarah di dalam kalbu.“Tidak semuanya salahku, Put. Andai Kau mau sedikit berbaik hati dan sikap lembutmu itu benar adanya tanpa dibuat-buat, aku pasti tidak akan meninggalkanmu. Namun, kamu tak sebaik yang aku kira, Kau sengaja mencampurkan obat perangsang dan obat tidur ke dalam minumanku dan menyuruhku menandatangani semua berkas itu disaat aku hilang kendali dengan dalih berkas milik anak-anak yang membutuhkan tanda tanganku.” Ujarnya. Raut kecewa tercetak jelas di wajahnya.Pastilah dia sadar setelah semua yang terjadi, tapi tidak apa-apa karena tetap akulah yang

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Diluar prediksi BMKG

    Diluar prediksi BMKG Ternyata semua tak sesuai ekspektasiku yang terlalu berlebihan. Lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu, kini berlutut di hadapanku dengan wajah memelas.Syok, itulah yang saat ini kurasakan. Kira-kira apalagi yang ia inginkan dari diri ini?Aku melongo di tempat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tidak menghentikan aksinya tidak boleh membenarkan apa yang ia lakukan. Dalam sekejap perbendaharaan kosa kata ku hilang tak bersisa.Mas Alfi mencoba meraih tanganku, tapi secepat kilat aku menarik tanganku dan menjauh dari jangkauan tangan laknat Sang mantanku itu.Dia menunduk sejenak, memasang wajah penuh penyesalan. Dengan gerakan slow motion Ia mengangkat kepalanya, menatap ke arahku, tatapan yang sulit untuk di artikan.“Maafkan aku Put! Bisakah kita memulai semua dari awal? Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah begitu menyakitimu, melukai perasaanmu dan juga anak-anak. Namun, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, karena no body is perfect. Di setiap k

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    tamu tak di undang

    Hari yang terus bergulir dari waktu ke waktu. Banyak cerita yang kita lalui, ada luka dan juga bahagia di dalamnya.Beberapa hari belakangan ini hidupku cukup damai karena tidak ada yang menerorku dan tidak ada pula yang membuntutiku seperti beberapa hari yang lalu.Aku menjalani rutinitasku sebagaimana biasa. Pagi hari mengantar kedua buah hati menuntut ilmu, dan setelah itu lanjut ke kantin untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah.Mas Farid dan Lucas juga sering bertukar kabar denganku. Malam minggu ini aku mendapat undangan makan malam bersama Lucas. Entah mimpi apa bocah itu hingga mengajakku makan malam berdua saja, dan lebih anehnya lagi, katanya Mas Farid akan mengajak Aldo dan Aris ke fun game.Membinggokan tingkah dua serangkai itu. Entah kejutan apa yang mereka rencanakan?Alasan mas Farid mengajak Aldo dan abis main, karena dia tidak bisa ikut kami healing weekend ini, cukup masuk akal.Sementara alasan Lucas mengajakku makan malam berdua karena ada hal penting yang i

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Heboh

    HebohAku terperangan mendengar jawaban dari Putra sulungku itu. Dia memang selalu membuat aku Culture shock. Belum hilang syok yang semalam, sekarang ia kembali membakit adrenalin dalam diri ini.Aku sudah tidak lagi menimpali Aldo karena berdebat dengannya yang ada hanya akan menguras energiku saja. Pasti akan ada saja alasan darinya. Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menunggu mereka di sana.Anakku Memang sudah benar-benar gede sekarang. Anak seusia Aldo memang usia yang lagi gila-gilanya anak mencari jati diri. Mereka selalu penasaran dengan semua hal dan selalu ingin mencoba semua hal baru.Berawalnya kenakalan remaja itulah ketika anak-anak seusia Putra sulungku. Aku memijat pelipis, membuang nafas kasar, aku harus semakin memperbanyak stok kesabaranku dalam menghadapi tingkah anak yang mulai menginjaki usia remaja ini.Tidak boleh terlalu dikekang dan juga tidak boleh terlalu dibebaskan karena kedua hal itu akan berakibat fatal bagi anak-anak seusianya.‘Ya Allah, bimbing a

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Tingkah Aldo

    Tingkah Aldo Setiap sebulan sekali aku memang selalu mengadakan jalan-jalan bersama dengan para karyawanku. Tujuanku untuk mempererat hubungan emosional diantara kami, selain partner kerja. Mereka selalu antusias setiap kali kami melakukan trip. Aku bangga karena Kami selalu bisa bekerja sama dalam tim. Mereka sering curhat denganku. Mereka juga selalu berdiri di gardan terdepan setiap kali ada orang yang mengusikku. Karena adanya mereka Reno tidak pernah menemuiku di rumah sakit. Lelaki itu trauma karena pernah diulti oleh para karyawanku. “Put, aku ikut,” ucap Lucas. “Oke. Jam 08.00 harus sudah stand by di sini,” jawabku. “Om baik nggak ikut?” tanya Aris penuh harap. Aku melihat mas Farid hanya diam saja ketika Lucas sibuk berceloteh tentang rencana healing kami minggu depan. ”Om baik enggak bisa ikut, ya?” Tanya Aris penuh perhatian. Mas Farid mengulas senyuman tipis sebe

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Reno kena ulti

    Reno kena ulti“Ada apa sayang? Apa tamunya mencari Om?” Tanya Mas Farid yang sudah berdiri di belakang Aldo.Aku tersadar dari lamunan ketika bariton seksi itu masuk ke dalam indra pendengaranku.Reflek tanganku terulur ke dada, merasakan detak jantung yang tidak seperti biasanya.“Paman ini menanyakan Om,” jawab Aldo.Iris hitamnya menatap tajam ke arah Reno, mengintimidasi, lalu dagunya terangkat seolah bertanya ada keperluan apa lelaki itu mencari dirinya.Reno meneliti penampilan Mas Farid dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Reno menelan salivanya secara paksa. Pasti setelah ini ia akan mundur alon-alon karena tidak mungkin bersaing dengan pria yang memiliki kharisma awut-awutan seperti Mas Farid.“Selamat malam,” ucap Reno kiku. “Malam! Ada keperluan apa anda mencari saya?” tanya mas Farid to the point. Aku yakin pemilik mata hitam legam itu sengaja memojoki Reno.“kenalkan aku Reno, pamannya Aldo.”“Oh, paman Aldo? Ada keperluan apa mencari saya? bukannya Aldo ada di dep

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Absurd

    Absurd Mas Farid berdecak sebal ketika melihat siapa gerangan tamu yang datang. Sementara aku, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya. “Jadi Lo begitu susah dihubungi karena sedang ngantem di sini? Feeling ku memang tidak pernah salah,” ucap laki-laki yang baru sampai itu. “katanya lu mau keluar kota, tapi kenapa malah ke sini?” jawab Mas Farid, menatap sinis ke arah rivalnya itu. “Feeling gua mengatakan kalau gue harus melindungi calon bidadari surga gua dari seorang pria lapuk,” jawab Lucas. “Lu tahu, Putri sendiri yang meminta gua ke sini untuk barbeque. Lo itu tidak diundang dan tidak diharapkan karena hanya akan menjadi pengganggu,” ujar Mas Farid sadis. Tatapan permusuhan Lucas layangkan untukku. Aku tergelak melihat Lucas misuh misuh. “Katanya kamu mau ke luar kota, makanya aku enggak ngehubungi kamu,” ucapku. “Udahlah Put jujur aja kalau kamu sengaja mengadakan barbeque di saat enggak ada Lucas supaya tidak ada penggagu diantara kita,” Mas Farid masih betah me

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    barbeque

    Putri POVSepertinya mulai hari ini, hari-hari tenang dan damaiku akan kembali terusik oleh seseorang yang sudah memberi trauma yang mendalam bagiku. Kembali bertemu dengannya bagaikan mimpi buruk untukku.Di weekend yang berbahagia ini ia sudah merusak mood ku pagi pagi sekali. Feeling ku memang tepat sasaran.Entah apa salahku kepadanya hingga ia tidak pernah membiarkan aku hidup tenang dan bahagia.Gangguan dari orang lain mungkin mudah aku atasi karena mereka memang tidak pernah memiliki hubungan apapun denganku. Namun, berbeda dengan mas Alfi yang notabenenya mantan suamiku, terlebih diantara kami memiliki dua putra yang membuat kami pasti akan selalu berhubungan.Cinta untuknya memang sudah tidak lagi kumiliki, tapi goresan luka yang pernah ia berikan akan selalu terbayang setiap kali melihat wajahnya.Selama ini begitu sulit aku berjuang seorang diri untuk menyembuhkan luka itu dan terlihat baik-baik saja. Namun, ia datang dengan mudah dan membangkitkan kembali luka yang sudah

  • Merajut Kasih Yang Hampir Sirna    Kembali Ke Nol

    Kembali ke nolAku tersenyum sinis, menatap jijik ke arah wanita yang masih berstatus istriku.Kepingan-kepingan ingatan masa lalu masuk ke dalam memoriku. Beberapa kali aku pernah mendapati motor Deni berada di depan rumahku. Setiap kali motor itu terparkir di sana pasti jendela kamar kami terbuka lebar. Tidak lama setelah kepulanganku pasti motor itu sudah tidak ada lagi di sana.Kenapa selama ini aku tidak sadar ya? Aku memang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cinta kepada Mutia. Padahal jelas-jelas sebelum aku di penjara aku begitu mencurigai motor yang terparkir sesaat itu. Setiap kali aku ingin bertanya kepada Mutia itu motor siapa? Pasti motor itu sudah tidak ada lagi setelah aku masuk ke dalam sebentar.Oh, bodohnya diriku. Entah mereka yang begitu pandai menyembunyikan semuanya atau aku yang memang bodoh dan ceroboh?Aku berderap, mengikis jarak di antara diriku dan Mutia.“Membalas Budi katamu?” Lagi aku menarik sebuah sudut bibirku ke samping.“Harusnya aku membunuhnya tad

DMCA.com Protection Status