Share

Bab 110

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2025-03-01 23:40:51
Bab 110

"Saya akui ini kesalahan saya. Tapi saya nggak menyangka Mas Aariz melakukan hal sejauh ini, padahal seharusnya dia bisa meminta pertanggungjawaban saya. Saya udah bilang berkali-kali kalau mau marah, marahlah kepada saya," ujar Atta seraya menatap dokter Ariana, Dena, dan Arum bergantian. Wajahnya menyiratkan penyesalan.

Bagaimana tidak? Gara-gara ulahnya yang ceroboh, dua perempuan ini sampai kehilangan pekerjaan, padahal keduanya begitu mencintai dunia medis.

"Semua udah terjadi, Mas. Dan kemungkinan setelah ini kami akan sulit praktek," lirih Dena. Dibandingkan dokter Ariana, Dena lah yang paling cemas dengan kondisi mereka saat ini. Karena ia adalah tulang punggung keluarga, punya ibu yang sudah tua dan tidak bisa bekerja lagi.

"Untuk satu atau dua bulan ke depan, sebaiknya kalian istirahat dulu. Anggap saja cuti panjang. Nanti aku pikirkan jalan keluar untuk kalian. Sebagai kompensasi, saya akan membayar gaji kalian sama seperti gaji yang kalian terima sewaktu mas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yurni M
Hati dr Aariz lg dibolak-balik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 111

    Bab 111"Mau apa kamu kemari?" sambut Aariz saat perempuan itu sampai di ruangan pribadinya."Aku bosan di rumah, jadi aku bawa anak-anak kemari. Kami ingin bermain di taman," sahut Alifa."Kenapa harus kemari? Seperti tidak ada taman lain saja. Di pusat kota ada taman bermain yang bagus, bahkan di dekatnya ada mall. Kamu bisa bermain sepuasnya di sana dengan anak-anak." Pria itu mendengus, namun ia tidak bisa menolak kedatangan Alifa, atau akan terjadi pertengkaran yang membuat keadaan semakin rumit.Alifa tidak tahu dengan kehebohan yang terjadi di sini, setelah dokter Ariana dan Dena di keluarkan dari rumah sakit ini."Aku hanya ingin bermain di sini. Di taman kota terlalu ramai, sedangkan di sini suasananya lebih adem. Lagi pula....." Alifa menelan ludah, tak melanjutkan kalimat yang mungkin saja akan membuat Aariz salah paham."Kamu ingin dekat denganku?" tebak pria itu.Tuh, kan, benar tebakannya?"Terserah apa asumsi Mas, lagi pula aku tidak akan mengganggu pekerjaan Mas. Kami

    Last Updated : 2025-03-02
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 112

    Bab 112Dokter Ariana dan Dena memang bersalah, tapi itu tidak adil buat mereka. Gara-gara Atta, mereka sampai kehilangan pekerjaan. Meski nantinya mereka masih bisa praktek di rumah sakit lain, tapi akan sulit sepertinya. Sudah bukan rahasia lagi, jika terdapat kasus yang fatal, maka mereka akan kehilangan kepercayaan dari rumah sakit manapun.Setelah menyelesaikan urusan makan anak-anaknya, Alifa segera menelpon Atta."Dokter Ariana dan Dena dikeluarkan dari RSIA Hermina, Ta. Apakah kamu sudah tahu?" tanya Alifa begitu panggilannya tersambung. Pria itu memang selalu cepat merespon apabila Alifa yang menghubungi. Terbukti hari ini, panggilannya yang langsung tersambung saat ia baru saja memencet tombol berwarna hijau."Malah mereka sudah datang kemari. Katanya disuruh oleh suamimu," tukas pria itu dengan nada santai. "Memangnya kenapa, Mbak Alifa? Apakah ada masalah?""Ini nggak adil untuk mereka. Mereka kan cuma melakukan perintahmu. Kenapa malah mereka yang mendapatkan hukuman? Ken

    Last Updated : 2025-03-03
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 113

    Bab 113"Memang disengaja. Apa kalian pikir aku sepolos itu?" ujar Alifa santai. Dia membiarkan Gibran dan Anindita di pangkuan baby sisternya masing-masing, karena bajunya yang sudah kotor, takut jika cairan jus itu ikut mengotori baju yang dikenakan oleh anak-anaknya."Kalau Mbak tahu, kenapa nggak protes? Atau minimal Mbak minta ganti rugi kek. Atau bikin dia minta maaf sama Mbak. Padahal suaminya Mbak Alifa kan pemilik rumah sakit itu," saran Naira."Dia udah minta maaf kok. Kalian nggak usah khawatir. Santai saja. Aku memang sengaja bersikap pura-pura nggak tahu di hadapan dia, biar dia puas.""Apa yang Mbak rencanakan?" selidik Naira. Gadis ini tentu tahu karena sudah mengenal Alifa lebih lama daripada Maya."Mas Aariz bilang, aku nggak boleh menanggapi apapun yang terjadi di rumah sakit.""Dokter Aariz bilang begitu?" tanya Naira. Tentu saja dia tak tahu saat Aariz dan Alifa bertemu di ruangan direktur. Dia dan Maya sedang berada di taman bersama dengan anak-anak asuhnya."Iya.

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 114

    Bab 114"Kenapa jadi begini? Kenapa mereka sampai bisa punya anak??!" Gigi-gigi perempuan itu gemertak. Dia bahkan langsung mengurangi kecepatan laju mobil. Emosinya sudah naik ke ubun-ubun.Ini fakta baru yang ia temukan dari Winda saat perempuan itu datang ke resepsi pernikahan Alifa dengan Aariz. Begitu rapatnya Atta menyimpan rahasia itu hingga setahun kemudian baru terungkap.Eliana tidak menyangka jika saat itu Alifa tengah hamil dan perempuan itu ternyata tidak memberitahu Keenan sama sekali. Seandainya dia tahu lebih awal, mungkin ia akan langsung melenyapkan bayi itu sejak masih dalam kandungan. Dia tidak sudi jika warisan Keenan nanti jatuh ke tangan anak dari istri pertama Keenan. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin, mati-matian agar bisa hamil, termasuk dengan cara minta dihamili oleh Roger. Eliana tidak suka anak-anak, tapi jika begini caranya, sepertinya dia mulai putar haluan. Dia akan mengambil kembali Sherina untuk mengalihkan perhatian Keenan pada istri pertamany

    Last Updated : 2025-03-05
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 115

    Bab 115"Awas hati-hati, Mbak!" peringati Ina saat Donita mencoba menggendong Sherina. Bobot tubuh Sherina cukup berat, apalagi saat ini wanita itu tengah hamil dan perutnya sudah membuncit."Its, oke. Nggak masalah," ujar Donita. Wanita itu tersenyum. Tak ada penolakan dari balita mungil itu. Malah tangan kecilnya melingkar di leher Donita."Ma ma," ocehnya riang. Lalu tertawa-tawa."Ya ampun... kamu menggemaskan sekali sih." Wanita itu balas ketawa. Dia membawa Sherina berjalan menuju pintu utama lantaran suara bel di depan pintu terdengar.Nampaknya ada tamu untuk mereka.Tanpa memeriksa siapa yang datang dari kaca kecil yang berada di tengah-tengah pintu, Donita langsung membuka pintu begitu saja. "Bu Eli." Refleks wanita itu mengeratkan gendongannya."Apakah kamu kaget jika aku datang kemari? Apakah kamu mengira, jika saya tidak tahu di mana tempat tinggal kalian sekarang?" Terlihat sekali jika Eliana tengah memindai penampilan Donita saat ini.Donita hanya mengenakan dress over

    Last Updated : 2025-03-05
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 116

    Bab 116"Tidak mungkin! Kamu pasti bohong, kan? Anakku bernama Zaid, dan dia sudah meninggal dunia!""Dan kamu percaya begitu saja?!" sinisnya. Eliana memang memilih untuk memberitahu Keenan dan Donita, supaya Keenan berpikir untuk merebut kembali Alifa dari dokter Aariz. Dan ia akan mengambil kesempatan itu untuk mendekati pria kaya raya itu. Kebetulan dia sendiri sudah cukup kenal dengan dokter Aariz. Bukankah dokter Aariz yang menanganinya saat melahirkan Sherina? Itu akan menjadi jalan yang cukup mudah untuknya bisa meraih simpati pria itu.Dia tidak peduli jika drama rumah tangga ini akan terus berlanjut, yang jelas dia akan mengambil sesuatu yang dirasa lebih menguntungkan untuknya, lagi pula apa gunanya mengemis rujuk dengan Keenan? Yang ada, dia harus dipaksa untuk menerima Sherina yang jelas-jelas dia tidak suka, sementara dokter Aariz tidak punya anak. Itu yang ada di dalam pikirannya sekarang.Soal bagaimana respon bu Wardah, itu akan di pikirkannya nanti."Apa mungkin mas

    Last Updated : 2025-03-06
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 117

    Bab 117 "Kamu ingin aku menjadi suamimu seutuhnya, Alifa? Kamu ingin aku memberikan nafkah batin untukmu?" tebaknya, yang sialnya tebakan itu memang benar. Pria itu kembali menggeser tubuhnya dan kini kami kembali merapat. "Kalau itu adalah kemauanmu, baiklah. Aku akan memberimu nafkah batin. Bukankah seorang pria tidak memerlukan perasaan jika ingin melakukan hubungan intim?" "Kamu salah paham, Mas. Bukan itu maksudku." Aku merasa mas Aariz seperti meledekku. Kenapa aku jadi terlihat seperti wanita murahan yang menuntut untuk dibelai meski itu oleh pasangan halalku? "Aku tidak sedang salah paham. Jika memang seperti itu yang kamu inginkan, maka aku akan memenuhi semua keinginanmu, tapi dengan syarat, kamu nggak boleh minta cerai," ujarnya seolah bernegosiasi. "Bagaimana mungkin Mas bisa melakukannya? Mas tidak mencintaiku, kan? Pernikahan ini Mas lakukan hanya karena ingin menyenangkan hati Mama." Aku memejamkan mata, berusaha menahan air mata ini. Aku malu seandainya harus

    Last Updated : 2025-03-07
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 118

    Bab 118Pria itu tersenyum samar lalu menghela nafas. Dia mengulurkan tangan yang disambut oleh Alifa dengan sebuah kecupan."Baik-baik di rumah ya. Dan tolong, jangan banyak pikiran. Yakinlah, semua akan baik-baik saja."Bagaimana mungkin dia bisa dengan begitu ringannya mengucapkan kata baik-baik saja, sementara aku sendiri merasa jika semuanya akan bertambah rumit? Ini tidak semudah logikanya.Firasatku mengatakan jika akan ada sesuatu setelah ini, jika kami terlambat untuk saling memperbaiki hubungan.Komunikasi diantara kami bahkan hanya seperlunya saja. Ini sangat menyedihkan.Aku menatap sendu langkah-langkah tegap suamiku yang tengah berjalan menuju mobilnya. Tidak ada lambaian tangan dan senyum manis. Dia pergi begitu saja. Agaknya bersikap manis kepadaku sekarang bukanlah hal yang mudah untuknya. Padahal bulan demi bulan sudah berlalu.Ah, kenapa aku jadi terlalu berharap? Bukankah dia sendiri yang bilang jika dia tidak mencintaiku? Bahkan percintaan panas tadi malam pun bi

    Last Updated : 2025-03-08

Latest chapter

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 169

    Bab 169Atta memang sungguh tidak terduga. Dia cerdik melebihi ekspektasi, walaupun terkadang sikapnya rada menyebalkan. Tapi Aariz tidak menampik, Atta memang memiliki kepekaan tinggi jika ada bahaya disekitar mereka.Dia dan Atta memang jarang akur, jarang satu pemikiran dan pendapat, tapi mereka tetaplah saudara. Di dalam diri mereka mengalir darah yang sama, darah El Fata.Di sela-sela kesibukannya yang berkali-kali lipat meningkat sejak Hotel Permata bekerjasama dengan perusahaan milik Keenan, Atta tetap meluangkan waktunya untuk mengamati perkembangan yang terjadi di rumah utama, terutama Alifa dan orang-orang yang berada di sekitar perempuan itu. Bahkan Naira dan Maya pun tidak luput dari perhatian Atta, walaupun sebenarnya kedua gadis itu bisa dipercaya.Aariz dan Alifa bahkan tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Meski Alifa selalu berusaha menutupi kehamilan dengan pakaian longgar, tetapi memakai pakaian yang sangat longgar bukan merupakan style Alifa. Alifa memang menyuk

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 168

    Bab 168"Sudah berapa bulan, Mbak?" tunjuk Atta pada perut Alifa."Berapa bulan?!" Perempuan itu sangat terkejut. Selama ini tidak ada yang tahu tentang kehamilannya selain mereka berdua."Mbak bisa menyembunyikan kehamilan pada semua orang, tetapi tidak padaku." Pria itu tersenyum, tapi senyumnya terasa amat misterius."Berapa bulan apanya? Kamu jangan macam-macam deh!" sergah Aariz. Tentu saja ia panik. Dia tidak menyangka ternyata ada orang yang mengetahui kehamilan Alifa, padahal mereka sudah berusaha maksimal untuk menutupi fakta itu."Aku hanya menginginkan kejujuran kalian. Mbak Alifa sudah hamil berapa bulan?" tegas pria itu. "Jangan coba-coba mengelak. Aku sudah tahu semuanya. Aku hanya ingin menguji kejujuran kalian."Alifa terlihat menghela nafas, sebelum akhirnya mendesah. "Sudah hampir 5 bulan, Ta. Dari mana kamu tahu jika aku hamil?""Akhir-akhir ini Mbak Alifa terlalu tertutup sama aku. Di awal aku malah berpikir jika Mbak ingin menghindariku setelah menikah dengan Mas

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 167

    Bab 167"Masa Mas bohong sih?"Setelah memberikan penjelasan panjang lebar kepada keluarga pasien, termasuk menahan kekesalannya terhadap keluarga pasien yang terlihat sama sekali tidak khawatir dengan keadaan anggota keluarganya, bahkan malah lebih khawatir kehilangan sawah ketimbang nyawa istri sendiri, Aariz langsung kembali ke ruangan pribadinya di rumah sakit umum ini. Tentu dia mencemaskan Alifa yang harus ia tinggalkan sendirian di ruangan ini, apalagi proses operasi pengangkatan rahim itu memakan waktu berjam-jam karena penuh dengan pendarahan dan prosedurnya jauh dari kata mudah.Sebagai seorang dokter kandungan, satu hal yang paling ia hindari adalah operasi pengangkatan rahim, karena ini yang paling krusial. Bukan cuma tingkat kesulitannya yang tinggi, tapi juga tingkat emosional, karena diangkatnya rahim dari tubuh seorang perempuan, berarti mematikan harapan perempuan itu beserta keluarganya untuk mendapatkan keturunan.Terbukti, dia harus berjuang mati-matian untuk meya

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 166

    Bab 166 "Mana suaminya? Panggil kemari ya." perintah Aariz kepada Nia, yang dengan segera dituruti gadis itu. Dia beranjak meninggalkan ruangan. Hanya berselang 5 menit, Nia sudah datang diiringi dengan dua orang laki-laki. Seorang laki-laki separuh baya, dan satu lagi merupakan laki-laki yang sudah tua renta. "Silahkan duduk." Pria itu mendengus kasar sebelum akhirnya ia berhasil menguasai dirinya. Sebenarnya dia ingin sekali marah, tapi dia tetap harus menjaga sikap. Ini adalah kedua kalinya dia bertemu dengan suami dari pasien yang mengalami pendarahan pasca operasi caesar ini. Dua tahun yang lalu dia juga menangani kasus yang sama. Jejak rekam medik pasien bernama Rusmina ini membuat Aariz rasanya ingin angkat tangan saja. "Mohon maaf, dua tahun yang lalu saya lah yang menangani persalinan ibu Rusmina, persalinan anak ketiga yang waktu itu pun juga mengalami kasus yang sama. Persalinan lewat operasi caesar dengan kasus plasenta akreta dan obesitas. Saat itu saya sudah m

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 165

    Bab 165"Aku ikut, Mas!" Perempuan itu mengambil tasnya, lalu memegang tangan sang suami, membuat Aariz menghela nafas berat. Dia tentu paham maksud sang istri."Kamu yakin? Mas tidak tahu kapan kita bisa pulang. Mungkin malam....""Tidak apa-apa. Aku bisa menunggu di ruang pribadi Mas seperti biasa.""Baiklah." Pria itu berjongkok, lalu mencium pipi anak sambungnya sekilas. "Papa dan Mama berangkat dulu ya. Gibran baik-baik sama tante Naira."Beruntungnya tidak ada drama yang menghambat kepergian mereka. Gibran anak yang anteng dan jarang rewel. Dia sudah biasa hanya bersama pengasuhnya. Aariz mengendarai mobilnya dengan terburu-buru, meski tidak ugal-ugalan. Dia tetap memperhatikan keselamatan berlalu lintas, apalagi ada istri di sampingnya.Alifa hanya terdiam. Dia tidak berminat untuk berbicara dengan sang suami, dan justru tenggelam dalam pikirannya sendiri. Frasatnya sudah tidak enak saat dokter Halimah menelpon. Alifa tahu dokter Halimah adalah orang yang loyal kepada suaminy

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 164

    Bab 164 "Program masih berjalan, walaupun tidak terlalu efektif. Ada orang yang dikhususkan untuk mengurusi itu," jelas Aariz. "Kok bisa? Bukannya kemarin banyak yang menyambut antusias program itu? Terutama para ibu hamil atau pasangan suami istri yang merencanakan kehamilan dan punya anak." Alifa menyerngitkan kening. Dia baru ingat, karena terlibat secara langsung saat launching program itu. Dan dia melihat sendiri bagaimana antusiasme para undangan yang memenuhi tempat acara itu, terutama ibu-ibu hamil yang memang pernah memeriksakan kandungan ke RSIA Hermina, atau yang sedang menjalani promil. "Mas juga kurang tahu apa sebabnya, tetapi Mas bersyukur masih banyak juga orang yang percaya dengan RSIA Hermina, dan masih banyak orang yang mau menitipkan uangnya agar nantinya mereka bisa merencanakan persalinan yang aman dan selamat." "Itu tujuan kita, bukan?" tukas Alifa. "Itu tujuan utama, di samping pihak rumah sakit pastinya akan mendapatkan dana segar yang bisa digunakan

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 163

    Bab 163Membayangkannya saja sudah membuat Alifa merasa ngilu, apalagi jika ia sendiri yang mengalaminya. Jangankan riwayat SC 3 kali, riwayat SC 1 kali pun pasien tidak boleh melahirkan di rumah, apalagi tanpa ada bantuan dari tenaga medis. Seharusnya ketika pasien akan melahirkan, harus dirujuk ke rumah sakit yang lengkap peralatan dan tenaga medisnya, karena melahirkan normal dengan riwayat SC sebelumnya rentan terjadi robekan rahim yang bisa mengancam jiwa, baik ibu maupun bayi.VBAC ( Vaginal Birth After Cesarean) atau persalinan normal setelah operasi caesar tidak bisa dilakukan sembarangan, harus di awasi ketat oleh dokter kandungan. Bukan cuma itu. Fasilitas operasi harus disiapkan untuk berjaga-jaga bila terjadi komplikasi di dalam persalinan, semisal robekan di rahim.Aariz benar-benar mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sangat tinggi. Dia bahkan memijat pelipisnya berkali-kali dengan keringat dingin yang membasahi dahi. Bukan sekedar nyawa pasien yang menjadi taruhan

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 162

    Bab 162Keenan benar-benar membawa Naira keluar dari apartemen pagi ini setelah mereka selesai sarapan. Namun ternyata dia tidak membawanya langsung pulang ke rumah utama keluarga El Fata, tetapi justru jalan-jalan keliling kota dan berakhir dengan mampir di sebuah mall yang memiliki wahana permainan anak."Santai saja, Nai. Aariz dan Alifa tidak akan pulang pagi-pagi. Mereka itu pergi ke villa dan kamu tahu tempatnya di mana, bukan?" bujuk Keenan sembari mengingatkan. Dia menyadari ekspresi Naira yang muram. Dia berusaha menjelaskan bahwa tidak mungkin Aariz dan Alifa akan pulang cepat, mengingat lokasi villa keluarga yang terletak di desa, suatu daerah di luar kota."Aku cuma ingin cepat sampai di rumah, Mas. Aku capek.""Capek dengan tingkah Mas?" Pria itu tersenyum kecut. "Maaf ya." Namun lagi-lagi tangannya lancang mengacak rambut gadis itu. "Percayalah, Mas tidak pernah bermaksud macam-macam, melainkan hanya menuruti keinginan hati saja.""Bermain drama, ngaku-ngaku aku adalah

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 161

    Bab 161"Mas akui, Mas bukan pria yang baik, tetapi tidak seberengsek seperti yang kamu duga. Hubungan Mas dengan Donita tidak seperti yang kamu pikirkan. Mas sekamar dengan Donita, karena ingin menjaga perempuan itu. Dia adalah karyawan terbaik Mas. Dia itu aset perusahaan yang harus Mas jaga. Dia adalah pahlawan bagi Mas. Disaat perusahaan mengalami krisis, Donita berdiri dengan tegar bersama dengan tim kami menyelamatkan perusahaan. Menurutmu apa yang harus Mas lakukan untuk membalas jasanya?" Keenan berkata dengan suara perlahan memberi pengertian pada gadis itu. Cara bicaranya sudah seperti seorang lelaki yang memberi pengertian pada pacar yang tengah cemburu karena dia dekat dengan wanita lain."Aku nggak ada kaitannya sama hubungan Mas dengan Mbak Donita. Apa urusannya denganku?" rajuk gadis itu seraya melengos ke samping."Jelas ada urusannya dengan kamu, karena kamu mengira Mas itu kumpul kebo dengan Donita. Kamu pasti mengira Mas sedang menjalin hubungan tanpa status! Kamu s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status