Share

Bab 326

Penulis: Arizah Karimah
Jeremy akhirnya menuruti permintaan Eleanor. Setelah meliriknya sekilas, dia berbalik dengan tenang. Karena luka di punggungnya, akhir-akhir ini Eleanor memakai pakaian yang longgar sehingga mudah dilepas.

Meskipun Jeremy sudah membelakanginya, suara samar dari pakaian yang dilepas masih bisa terdengar di telinganya. Setelah sekitar satu menit berusaha, Eleanor akhirnya berkata, "Sudah."

Jeremy berbalik dan melihat punggung Eleanor yang terpapar. Pakaiannya kini dipegang erat di depan dadanya untuk menutupi bagian depannya, sementara punggungnya yang putih mulus terlihat jelas.

Pandangan Jeremy jatuh pada punggungnya. Punggung Eleanor yang putih bersih, kini dihiasi perban yang melekat di atas kulitnya. Tampak begitu kontras dan tidak wajar.

Mata Jeremy sedikit muram.

Melihat Jeremy hanya berdiri diam tanpa bergerak, Eleanor menggigit bibirnya dan menoleh sedikit. "Bisa lebih cepat nggak?"

"Mm."

Jeremy melangkah maju dan tangannya mulai melepas perban yang melilit punggung Eleanor. Ket
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nie
ceritanya hangusin aja! Cuma sampah!
goodnovel comment avatar
Sinta Sinta
Simon kamu mati aja gak sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 327

    Wajah Simon langsung berubah menjadi serius dengan menyembunyikan senyumannya sebelumnya. Ekspresinya kembali dingin dan penuh wibawa.Justin yang berdiri di samping segera menjelaskan, "Tuan Jeremy, Tuan hanya kebetulan mampir untuk melihat anak-anak."Jeremy melirik kedua anak yang sedang tidur, lalu memandang Simon. "Ada urusan?""Begitukah caramu menyambut kedatanganku?" Simon menatap Jeremy dengan tajam."Lalu bagaimana seharusnya? Apakah aku harus berlutut menyambutmu sambil berseru 'Kakek panjang umur'?"Ucapan itu membuat Simon terdiam, bahkan Justin pun tidak tahu harus berkata apa."Lihat, lihat itu." Simon menunjuk Jeremy dan berbicara kepada Justin. "Hanya karena masalah tadi siang, dia marah-marah sama aku."Justin segera mencoba meredakan ketegangan. "Tuan, jangan marah. Tuan Jeremy cuma bercanda."Simon mendengus dengan nada rendah, meskipun amarahnya jelas terlihat dari pelipisnya yang mulai berdenyut.Eleanor keluar dari kamar mandi setelah merapikan pakaian dengan rap

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 328

    Eleanor membungkuk sedikit sambil memiringkan kepalanya. Pandangannya yang dingin tertuju pada sisi wajah Jeremy dari jarak yang sangat dekat. Mata Jeremy tanpa sadar menjadi semakin dalam dan jakunnya bergerak naik turun dengan halus.Setelah selesai mengoleskan salep, Eleanor hendak menarik tangannya kembali. Namun, Jeremy tiba-tiba mengangkat tangannya dan menggenggam tangan Eleanor.Tangan Eleanor begitu lembut dan sentuhannya sangat nyaman. Dia mencoba menarik tangannya kembali, tetapi genggaman Jeremy justru semakin erat.Eleanor mengerutkan kening dan tanpa sadar pandangannya bertemu dengan mata Jeremy. Hatinya seperti terkena sentakan kecil sehingga menimbulkan riak yang sulit dijelaskan.Eleanor segera menguasai dirinya. "Aku cuma mengoleskan obat. Kamu masih sempat-sempatnya bertingkah menyebalkan?"Jeremy tersenyum samar. "Bukankah di matamu aku memang menyebalkan? Kalau aku bertindak seperti ini, bukankah itu normal?"Nada bicara yang penuh percaya diri itu membuat Eleanor

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 329

    Jeremy mengangkat tangannya yang panjang dan ramping. Saat dia hendak mengambil laporan itu, dia menatap Eleanor dengan dalam. "Kamu masih bersikeras dengan pernyataanmu sebelumnya bahwa anak-anak itu milikku, bukan?""Ya." Suara Eleanor terdengar tidak terlalu keras, tapi penuh dengan keyakinan.Jeremy mengangguk dan mengalihkan pandangannya, lalu mengambil laporan itu. Dia membukanya halaman demi halaman, hingga sampai ke halaman terakhir. Tatapannya jatuh pada hasil tes DNA yang tertera di sana.Ruangan itu menjadi sunyi selama lima detik penuh. Jeremy tersenyum dingin, lalu mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya.Apa yang sebenarnya dia harapkan?Satu kali, dua kali, tiga kali ... dia terus mengulanginya. Namun, tetap saja dia tidak bisa berhenti berharap.Eleanor yang melihat ekspresi Jeremy yang tidak menunjukkan kebahagiaan tetapi justru ironi, langsung merasa gelisah. Alisnya mengerut. "Kenapa? Apa yang terjadi?"Jeremy meletakkan laporan itu di atas meja, lalu menatap E

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 330

    "Dan satu lagi." Eleanor menatap Jeremy dengan tajam. "Kalau hari itu benar-benar tiba, aku ingin kamu membiarkanku dan anak-anak bebas selamanya. Jangan pernah ganggu kami lagi."Jeremy yang biasanya tidak menunjukkan emosinya, kali ini tampak agak bingung.Di dalam ruang rawat, udara seolah membeku.Setelah waktu yang terasa begitu lama, Jeremy akhirnya berkata dengan suara pelan, "Baik, seperti yang kamu inginkan."Eleanor mengangguk tanpa suara. "Aku harap kamu menepati ucapanmu."Jeremy, saat kebenaran terungkap, kamu bahkan tidak punya hak untuk melihat kami lagi.Jeremy, kamu akan menyesal seumur hidupmu.Ruang rawat terasa seperti sebuah gua es raksasa. Suasana dingin itu tidak hilang bahkan setelah Jeremy pergi. Eleanor memalingkan tubuhnya sambil menengadah dan berusaha keras menahan air mata yang hampir jatuh.Menangis? Untuk apa? Tidak ada gunanya."Eleanor." Suara Vivi yang tergesa-gesa terdengar saat dia masuk ke dalam. Dia sebenarnya sudah datang sejak tadi, tetapi memil

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 331

    Eleanor menyipitkan matanya dan mengangguk pelan. Dugaan itu benar-benar menjadi kenyataan. Keluarga Adrian tidak mungkin membiarkan darah daging mereka tinggal di luar kendali, apalagi Simon."Tapi kalau Jeremy benar-benar menepati janjinya, kamu nggak perlu khawatir soal itu," ujar Vivi sambil memegang tangan Eleanor dengan erat. Wajahnya penuh kekhawatiran saat dia menatap Eleanor. "Jadi alasanmu meminta Jeremy berjanji tadi, itu semua untuk hal ini?"Agar dia dan anak-anaknya bebas, tanpa gangguan selamanya!"Ya," jawab Eleanor dengan anggukan mantap.Simon sudah mengetahui kebenarannya dan Jeremy juga akan segera mengetahuinya. Begitu identitas anak-anak terbongkar, semua rahasia di masa lalu juga akan terkuak.Jeremy adalah orang yang membenci kebohongan. Apa yang selama ini coba disembunyikan oleh Yoana tidak mungkin bisa bertahan lebih lama. Eleanor juga tidak akan membiarkan Yoana terus berbohong.Selama bertahun-tahun dia telah dirugikan begitu banyak. Kini, saatnya dia menun

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 332

    Saat itu, Patrick berjalan masuk ke dalam ruangan dengan langkah cepat. "Yoana," panggilnya lantang."Ayah, kenapa Ayah juga kelihatan buru-buru? Ada kabar dari Keluarga Adrian?"Patrick mengangguk. "Ada."Tangan Yoana yang berada di atas selimut mencengkeram erat. Dengan penuh keraguan, dia bertanya, "Apa itu tentang hasil tes DNA? Apakah hasilnya sudah keluar?""Ya, sudah keluar," jawab Patrick langsung.Tubuh Yoana bergetar hebat. Wajahnya langsung pucat. Dengan suara pasrah, dia bertanya, "Jeremy sudah tahu hasilnya, 'kan?""Hasil tes menunjukkan bahwa anak-anak itu bukan milik Jeremy!""Apa?" Yoana langsung mendongak, ekspresinya penuh dengan ketidakpercayaan. "Itu nggak mungkin!""Kalian pasti melakukan sesuatu, 'kan?" tanya Yoana dengan nada panik.Patrick menggeleng. "Nggak. Kami bahkan nggak punya kesempatan untuk melakukannya."Alicia yang juga terlihat sangat terkejut, bertanya, "Patrick, informasi ini benar nggak? Jangan-jangan itu cuma kabar palsu.""Informasi ini sangat a

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 333

    Eleanor masih harus menunggu untuk melihat bagaimana sikap Jeremy terhadap semua ini. Karena sikap Jeremy adalah yang paling penting."Baiklah, Yoana. Sekarang semuanya sudah ditetapkan. Fokus saja untuk memulihkan lukamu. Jangan pikirkan hal lain. Bersiaplah menjadi pengantin baru," ujar Alicia dengan nada optimis.Yoana tersenyum tipis. "Meskipun begitu, aku khawatir Jeremy mungkin nggak mau ....""Nggak usah khawatir. Kamu dan Jeremy tumbuh bersama sejak kecil. Aku nggak percaya kalau dia sama sekali nggak punya perasaan untukmu," kata Alicia dengan penuh keyakinan.Yoana memikirkan hal itu dan merasa cukup masuk akal. Mungkin Jeremy hanya marah sesaat. Setelah amarahnya mereda, ditambah dukungan dari Simon, semuanya pasti akan kembali seperti semula.'Nyonya Keluarga Adrian, posisi itu hanya milikku!' pikir Yoana dengan penuh tekad. Dia menarik napas panjang, merasakan dada yang tadinya sesak kini terasa lega."Ibu, tolong bantu aku ke kursi roda.""Kamu mau ke mana?""Dalam situas

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 334

    Yoana awalnya berharap bisa melihat ekspresi kecewa di wajah Eleanor, tetapi yang dia lihat hanyalah wajah yang dingin dan datar. Seolah Eleanor mengenakan topeng tak terkalahkan dan menyembunyikan emosi aslinya di baliknya.Yoana tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, bahkan malah diprovokasi oleh Eleanor. Akhirnya, dia menyerah dan memutuskan untuk pergi.Lagi pula, posisinya saat ini tidak cukup kuat untuk membuat keributan besar. Jika sampai Jeremy mengetahui insiden ini, dia hanya akan semakin dibenci.Yoana memberi isyarat pada Alicia untuk mendorong kursi rodanya. Begitu dia berbalik, matanya bertemu dengan seorang pria yang memancarkan aura dingin yang menusuk.Pria itu menatapnya dengan ekspresi yang seolah-olah tersenyum, tapi sebenarnya penuh ejekan, ditambah dengan sikap santai yang terlihat arogan. Hanya satu tatapan darinya sudah cukup membuat bulu kuduk Yoana berdiri.Dia lagi! Pria ini lagi!Yoana gemetar ketakutan. Dia tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali dia

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status