Share

Bab 260

Author: Arizah Karimah
Saat baru saja bertarung dengan pria berbaju hitam itu, dalam sekejap Eleanor menyadari bahwa pria itu bukan orang biasa. Kemampuan bertarung pria itu jauh di atasnya.

Namun, Eleanor tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan Daniel. Dia menerima pukulan di bahunya, tetapi berhasil merebut kembali anaknya dari pria itu.

Namun, masalah belum selesai. Dua pria berbaju hitam lainnya keluar dari mobil hitam yang terparkir di dekat mereka.

"Eleanor, hati-hati!" Vivi menjerit ketakutan.

Eleanor menajamkan tatapannya. Salah satu pria itu menghunus pisau dan menyerang dari belakang. Dengan Daniel yang berada di pelukannya, gerakan Eleanor sangat terbatas. Tidak ada ruang baginya untuk menghindar.

Dia hanya bisa memeluk anaknya erat-erat dan menerima serangan itu. Pisau itu melukai punggungnya dan meninggalkan luka panjang. Eleanor mengerang kesakitan, wajahnya seketika pucat pasi.

"Mama!" teriak Daniel dengan ketakutan.

"Nggak apa-apa, jangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 261

    Eleanor menopang lututnya untuk berdiri. Wajahnya pucat tetapi penuh tekad. "Nggak ada waktu lagi, ayo pergi."Melihat betapa keras kepalanya Eleanor, Vivi hanya bisa menurut dan segera membantu Eleanor masuk ke mobil.Sementara itu, Tarimi masih terlihat syok, tubuhnya gemetar dan tidak mampu bergerak. Melihat hal ini, Eleanor tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya menyuruh Tarimi untuk tetap di sana karena tidak akan ada lagi bahaya.Di dalam mobil hitam yang melaju, seorang pria sedang mengemudi, sementara pria lainnya menjaga Daniel dengan erat. Namun, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyakiti anak itu. Sebaliknya, pria yang menjaga Daniel berbicara dengan nada hormat, "Tuan Muda, jangan khawatir. Tuan Besar memerintahkan kami untuk menjemput Anda pulang."Seperti anak singa kecil yang marah, Daniel terus memukul dan menendang mereka. Dia tidak peduli apa pun yang mereka katakan dan hanya terfokus pada apa yang baru saja terjadi. Yang ada di pikirannya hanyalah orang-oran

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 262

    Meskipun mengetahui situasinya, Eleanor tetap tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa Jeremy ada di rumah?"Penjaga itu menjawab dengan sopan, "Tuan sedang nggak ada di rumah saat ini."Eleanor mengangguk dengan tenang. "Baik, terima kasih."Kembali ke dalam mobil, Vivi menatap Eleanor dengan cemas. "Eleanor?"Tanpa banyak bicara, Eleanor langsung mengambil ponselnya dan mencoba menelepon Jeremy. Dua panggilan yang dia lakukan tidak dijawab.Wajah Eleanor menjadi semakin dingin. Dia mengatupkan rahangnya dan berkata, "Kita tunggu dia di sini."Meskipun khawatir dengan luka Eleanor, Vivi tahu bahwa Eleanor tidak akan pergi sebelum memastikan keselamatan Daniel. Akhirnya, Vivi mengambil kotak P3K dari mobilnya dan mulai merawat luka Eleanor.Ketika Vivi melihat luka di punggung Eleanor, dia tidak bisa menahan diri untuk menarik napas tajam. "Astaga, Eleanor ...."Luka itu tidak terlalu dalam, tetapi panjangnya cukup membuat siapa pun bergidik. Jelas, pelaku tidak berniat membunuh El

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 263

    Memangnya Jeremy akan memakan anak-anak itu? Kenapa Eleanor buru-buru ingin membawa mereka pulang?Eleanor menatap langsung ke arahnya dengan tatapan dingin dan penuh kemarahan."Kamu mengirim orang untuk menculik anakku. Apa aku nggak boleh cemas?" Eleanor yang sebelumnya menahan emosinya kini tidak bisa lagi mengendalikannya, suara marahnya menggema di ruang tamu.Wajah Jeremy langsung menjadi kaku."Aku menculik anakmu? Hah, Eleanor, kamu datang ke sini hanya untuk mengatakan omong kosong?"Eleanor menarik napas dalam-dalam, berusaha mengontrol emosinya. Namun, matanya tetap dingin saat dia menatap Jeremy."Daniel diculik, setengah jam yang lalu. Aku melihat dengan mata kepala sendiri mobil yang membawanya masuk ke rumah ini. Jeremy, kamu masih berani menyangkal?"Kedinginan di mata Jeremy semakin dalam, alisnya berkerut. "Maksudmu anak itu hilang?""Jangan pura-pura bodoh!" bentak Eleanor. Matanya merah karena emosi.Jeremy, menjawab dengan nada dingin, "Aku bisa menjamin, aku ngga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 264

    "Kenapa wajahmu pucat sekali?" Jeremy mengerutkan alisnya, menatap Eleanor dengan tatapan penuh kecurigaan."Nggak apa-apa," jawab Eleanor dengan singkat, meskipun jelas terlihat tidak meyakinkan.Jeremy memandang wajah pucat Eleanor, jelas tidak percaya pada jawaban itu. Dia berdiri dan meraih pergelangan tangannya tanpa ragu dan menariknya mendekat. "Kamu terluka?" tanyanya dengan nada lebih serius.Tubuh Eleanor sedikit bergoyang akibat tarikan itu, tetapi dia segera menepis tangan Jeremy dan menatapnya dengan mata penuh emosi. Tatapan mereka bertemu dan Eleanor tidak bisa menghindari sorot mata Jeremy yang tampak penuh kekhawatiran.Ekspresi itu ... tidak mungkin pura-pura.Rasa dingin di mata Eleanor sedikit mereda, tergantikan oleh keraguan.Kemarin, Jeremy memaksanya menjalani pemeriksaan menyeluruh, tampak sangat peduli pada kondisinya. Sekarang, jika dia benar-benar mengirim orang untuk melukai dirinya seperti ini, rasanya tidak masuk akal.Ditambah lagi, sikap Jeremy saat ini

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 265

    "Orang yang menculik anak itu menggunakan mobil ini. Daniel ada di dalam mobil ini. Kalau mereka menurunkan anak itu di depan kamera, cuma ada dua kemungkinan: di titik buta kamera selama satu menit, atau di dalam kotak sterofoam ini. Jeremy, apa pun kemungkinannya, anak itu sangat berbahaya sekarang," kata Eleanor dengan cepat.Jeremy menatap Eleanor yang gelisah, matanya semakin gelap. Dengan suara tegas, dia berkata, "Kamu tetap di sini. Aku akan suruh orang mencarinya."Eleanor menatap Jeremy dalam-dalam, lalu berkata dengan tegas, "Suruh mereka ikut denganku."Eleanor tidak akan tenang sampai dia melihat anaknya dengan matanya sendiri.Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia langsung berlari keluar. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Bella yang tampak terganggu oleh keributan di rumah.Melihat Eleanor, wajah Bella langsung berubah dingin. "Eleanor ...."Namun, Eleanor yang sedang terburu-buru tidak punya waktu untuk meladeninya. Dia langsung melewatinya tanpa berhenti. Melihat diriny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 266

    Hati Eleanor seolah-olah dicengkeram oleh tangan besar. Dia berusaha keras mengendalikan napasnya, tetapi saat berdiri, tubuhnya mundur selangkah.Jeremy langsung menatap dengan tajam, lalu segera mengangkat tangan untuk menahan tubuh wanita itu. Saat itu, dia baru merasakan tubuh Eleanor yang gemetaran.Andy berlari masuk dengan panik. "Bos, sudah cari, tapi nggak ketemu. Bu, apa mungkin kamu salah lihat?"Orang-orang dari Keluarga Adrian tidak mungkin berani mengambil tindakan terhadap Eleanor dan anak itu tanpa perintah dari Jeremy. Jelas, ini bukan perbuatan mereka."Nggak, nggak mungkin. Adrian, percayalah padaku. Dia memang di rumah ini. Aku sangat yakin." Eleanor mengangkat tangan dan meraih baju Jeremy. Pupil matanya yang bergetar menunjukkan betapa takutnya Eleanor sekarang.Jeremy mengerutkan alisnya. "Apa semua tempat sudah diperiksa?""Tempat-tempat yang kemungkinan akan dikunjungi sudah dicari, kecuali ruangan yang nggak diperbolehkan untuk masuk."Tatapan Jeremy menjadi s

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 267

    Eleanor merasa semakin putus asa. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa agar mereka percaya bahwa anak itu memang anak Jeremy.Bella menunjuk pintu dengan marah. "Sekarang juga keluar dari sini! Jangan coba-coba buat onar di rumah ini lagi! Nggak ada yang percaya omong kosongmu."Eleanor mengepalkan tangannya, menatap Jeremy lekat-lekat. "Jeremy, setiap kata yang kuucapkan sekarang adalah kebenaran. Daniel dan Harry, mereka adalah anakmu. Mereka adalah darah dagingmu, anak-anak Keluarga Adrian."Eleanor mengulurkan tangan dan menarik keras lengan baju Jeremy. "Kalau terjadi sesuatu pada Daniel hari ini, kamu akan menyesal seumur hidup. Aku mohon padamu, dia ada di rumah ini. Tolong cari dia, cari lagi."Jeremy menunduk menatap lengan bajunya. Kemudian, pandangannya perlahan-lahan naik dan tertuju pada wajah Eleanor.Begitu tatapan mereka bertemu, Jeremy merasakan getaran dingin di hatinya. Saat ini, perasaannya mulai kacau.Tangan itu terus menarik lengan bajunya, seolah-olah ingin men

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 268

    Keduanya saling bertukar senyum. Mata mereka memancarkan kilauan yang penuh kebencian."Tunggu apa lagi, aku harus pergi ke sana untuk melihat situasi sekarang. Kamu tetap di sini," kata Yoana sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar.Saat ini, seluruh Keluarga Adrian telah mengerahkan semua orang untuk mencari Daniel.Harry yang baru kembali dari luar, melihat Eleanor ada di sana. Dia langsung berlari kegirangan, "Mama, kalian lagi apa?"Eleanor merasa sangat senang, tetapi segera menyadari situasinya. "Harry?""Ya, Mama, ada apa? Apa yang kalian cari?"Eleanor menatap Harry dengan mata memerah. Dia menyahut dengan lembut, "Nggak apa-apa, nggak ada masalah."Kata-kata itu entah ditujukan untuk anaknya atau untuk dirinya sendiri."Harry, kamu pergi ke tempat yang lebih aman dulu ya?"Harry melihat semua orang sangat sibuk, seolah-olah ada masalah besar yang terjadi. Dia tidak bisa membantu karena hanya akan mengganggu. Jadi, dia pergi ke ruang tamu dan duduk.Bella melihat semua ora

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status