Share

Bab 165

Penulis: Arizah Karimah
Jeremy menatap Harry sejenak, alisnya semakin berkerut. "Panggilkan dokter," perintahnya kepada Andy.

Andy langsung beranjak untuk memanggil dokter.

Namun, Harry yang mendengar itu, semakin panik. Dia buru-buru menarik ujung baju Jeremy. "Jangan! Aku ... tiba-tiba nggak sakit lagi."

Jeremy memandang anak kecil yang jelas-jelas tidak berkata jujur itu, lalu melambaikan tangan pada Andy agar membatalkan panggilan dokter. Andy mengangguk dan mundur dengan tenang.

Jeremy kemudian menggendong Harry dan meletakkannya di sofa di sebelahnya. Dia kembali bertanya dengan serius, "Belum waktu pulang sekolah. Kenapa kamu pulang lebih awal?"

Harry mencoba mencari alasan. Setelah beberapa saat, dia menghela napas pelan. "Karena ... karena aku nggak suka sekolah. Papa, aku sudah bisa semua yang diajarkan di sekolah. Aku boleh nggak usah sekolah lagi nggak?"

Jeremy terdiam sejenak. Dia tahu Harry sangat pintar dan cepat belajar. Semua pelajaran juga sudah dikuasainya. Namun, alasan utama dia mengirim
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 166

    Yoana telah menghabiskan beberapa hari terakhir untuk memulihkan diri di rumah dengan tenang. Ketika dia mendengar bahwa pemilik Stelea akhirnya setuju untuk bertemu dengan mitra bisnis mereka, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman sinis.Kali ini, akhirnya dia bisa melihat orang itu secara langsung.Stelea sudah lama menjadi duri dalam daging baginya. Selama bertahun-tahun, dia terus mencoba untuk menyelidiki perusahaan itu. Dia telah mengirimkan beberapa tim untuk menggali informasi, tetapi hasilnya selalu nihil. Tidak ada yang tahu siapa pemiliknya dan peracik parfum utamanya.Seolah-olah memang sengaja dibuat misterius agar tidak ada orang yang mengetahuinya.Semakin misterius identitasnya, Yoana semakin penasaran siapa bos di balik perusahaan itu.....Di depan Hotel Orchard, dua buah mobil diparkir berdampingan.Penjaga pintu bergegas menghampirinya. Dari salah satu mobil, Tiara turun dan mengenakan setelan fashion yang trendi. Dia segera berjalan ke sisi lain mobil untuk m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 167

    Seorang wanita mengenakan setelan blazer mewah, melangkah dengan sepatu hak tinggi. Aura yang terpancar dari tubuhnya adalah perpaduan antara kecerdasan, keanggunan, dan ketegasan. Setiap langkahnya penuh percaya diri memasuki ruangan itu.Wajah cantiknya menunjukkan ekspresi dingin dan tenang seperti biasa. Sepasang mata yang jernih melirik ke sekeliling ruangan dengan pandangan tajam dan akhirnya berhenti di layar dekoratif di sudut ruangan. Tatapannya seperti ingin menembus layar itu, seolah-olah bisa melihat orang-orang yang bersembunyi di baliknya.Dia menarik kembali pandangannya dengan tenang, disertai dengan aura yang dingin."Maaf terlambat. Agak macet waktu datang tadi."Brak!Tiba-tiba, layar itu jatuh dengan keras ke lantai. Jelas terlihat bahwa dua orang di balik layar itu tampak sangat agresif."Eleanor!" teriak Yoana dengan tak percaya.Eleanor tetap tenang. Pandangannya bergerak ke layar yang telah jatuh, kemudian menaikkan alisnya dengan sedikit keheranan.Mereka langs

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 168

    "Aku lebih muak melihatmu. Memang harus ada yang keluar di antara kita."Yoana mendengus dengan tak acuh, "Pelayan."Pelayan yang berdiri di depan pintu langsung masuk."Panggil manajer kalian. Ada yang buat onar di sini. Kami sudah coba bicara baik-baik, tapi dia tetap nggak mau pergi dan bersikeras berada di ruangan kami. Cepat panggil keamanan untuk mengusirnya. Kalau nggak, kami akan komplain," ujar Yoana dengan nada tegas.Tiara segera menambahkan, "Ya, cepat panggil seseorang untuk mengusirnya keluar!"Pelayan yang kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. Dia segera pergi memanggil manajer dan keamanan.Yoana menatap Eleanor dengan dingin. "Kami sudah memberimu kesempatan, tapi kamu sendiri yang membuangnya."Eleanor tersenyum tipis dan duduk di kursi di dekatnya dengan santai. "Baiklah, kita tunggu saja."Dia ingin melihat siapa yang akan diusir saat manajer datang nanti.Tiara melangkah maju, lalu mencoba mendorong Eleanor dari kursi. "Dasar gila! Siapa yang mengizinkanmu dudu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 169

    Petugas keamanan melihat ke arah manajer untuk menunggu instruksi. Yoana dan Tiara yang sudah tidak sabar tampak sangat yakin bahwa mereka akan segera melihat Eleanor diusir dengan memalukan. Namun, Eleanor tetap tenang.Sebagai manajer hotel besar, dia tidak mungkin gegabah mengusir tamu. Tanpa arahan dari manajer, petugas keamanan juga tidak berani melakukan tindakan lanjut.Sementara itu, suasana di luar mulai menarik perhatian tamu lain yang lalu lalang. Beberapa orang berhenti dan melihat ke dalam."Kenapa ramai sekali?" Danuar yang mengikuti di belakang Jeremy, tak kuasa menahan diri untuk melirik sekilas saat lewat.Jeremy yang berjalan di depan tampak tidak tertarik, sehingga dia langsung berjalan ke arah ruangannya. Melihat Jeremy berjalan menjauh, Danuar juga tidak buru-buru menyusulnya. Dia berjalan ke arah ruangan itu untuk melihat situasi."Astaga."Eleanor dan Yoana? Kelihatannya mereka sedang ribut ....Danuar melihat punggung Jeremy yang menjauh dengan tatapan penuh mak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 170

    Begitu mendengar bukan Eleanor yang memesannya, Yoana tersenyum sinis. "Bu Eleanor, kamu sudah dengar, 'kan? Kenapa harus sampai membuat dirimu dipermalukan begini? Apa nggak lebih bagus kamu pergi sendiri?"Eleanor menggeleng sambil tersenyum. Melihat Yoana sesenang itu, dia juga ikut gembira. Sebab, sebentar lagi Yoana tidak akan bisa tertawa lagi."Kebetulan sekali, nama asistenku Tina."Melihat ekspresi Eleanor yang tenang, Yoana tampak gugup. Setelah itu, dia buru-buru menanggapi sambil tertawa, "Karang saja terus ....""Maaf, kami telat." Terdengar beberapa langkah kaki yang buru-buru mendekat. Beberapa orang yang datang itu langsung tertegun sejenak karena tidak tahu apa yang sedang terjadi."Bu Eleanor." Salah seorang wanita berpakaian formal langsung berjalan ke sisi Eleanor dan bertanya, "Ada apa ini?"Eleanor mengangkat alis dan tertawa, "Coba kasih tahu mereka, siapa namamu."Wanita itu mengerjapkan matanya, lalu berkata, "Tina."Tina berdiri di samping Eleanor dengan kebin

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 171

    Yoana menggertakkan giginya. Wajahnya berubah pucat. Eleanor menyaksikan semua itu dengan seru."Sekarang kalian berdua sudah boleh pergi?" tanya Eleanor dengan nada dingin.Keduanya berdiri di tempat, bingung apakah harus pergi atau tetap tinggal.Eleanor tidak berniat bersikap lunak terhadap mereka, dia berkata dengan santai, "Manajer, kalau mereka terus berada di ruangan ini dan menggangguku, aku akan mengajukan keluhan."Manajer tidak berani menghadapi keluhan. Melihat kedua wanita itu masih enggan pergi, dia terpaksa bertindak tegas, "Maafkan aku, Nona."Keempat petugas keamanan langsung maju.Yoana terus menatap tajam ke arah Eleanor dengan penuh amarah, lalu mengibaskan tangannya dengan kesal, "Minggir, aku bisa pergi sendiri."Setelah berkata demikian, dia menatap Eleanor dengan penuh kebencian sekali lagi sebelum terpaksa keluar dari ruangan itu. Setelah dipermalukan, penampilannya yang marah besar tampak sangat menyedihkan.Keluar dari ruangan, Yoana langsung menoleh dan mena

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 172

    Saat itu, Eleanor, yang gagal mencapai kesepakatan kerja sama, kebetulan sedang bersiap meninggalkan ruangannya. Tiba-tiba pintu didorong terbuka dan tanpa sempat menghindar, dia bertabrakan dengan sosok yang masuk.Aroma segar yang begitu familier langsung menyeruak, membuat tubuh Eleanor menegang. Sepasang tangan terulur untuk menopangnya. Ketika Eleanor mengangkat wajahnya, pandangannya langsung bertemu dengan sepasang mata yang kelam."Jeremy?" Eleanor mengerutkan alis, menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan penuh keterkejutan."Kamu?"Jeremy mengernyitkan dahi dan menunduk untuk memastikan bahwa wanita di depannya tidak terluka. Melihat Eleanor baik-baik saja, dia tanpa sadar menghela napas lega.Eleanor yang menyadari Jeremy tidak mengatakan apa-apa, kembali mengerutkan alisnya. Hari ini sudah cukup ramai. Dari Yoana hingga sekarang Jeremy yang muncul tiba-tiba. Ruangan ini benar-benar penuh kejutan."Kamu datang untuk cari Yoana?"Yoana baru saja pergi, Jeremy langsung muncul

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 173

    "Ayo pergi." Jeremy yang sedari awal memang tidak terlalu berminat untu menghadiri acara ini, memutuskan untuk langsung pergi."Masih terlalu awal, mau ke mana? Panggil Bastian, kita pergi keluar untuk minum.""Nggak dulu, Daniel sendirian di rumah.""Sialan! Memangnya anakmu bakal hilang kalau di rumah?" Danuar berlari menyusulnya.Sementara itu, langit sudah malam saat Eleanor keluar dari hotel. Dia langsung mengendarai mobilnya untuk pulang.Mengetahui bahwa Daniel sudah pulang, Vivi buru-buru membeli setumpuk hadiah untuk membina hubungan dengan anak itu. Mendengar kejadian semalam, Vivi terbahak-bahak hingga Tarimi mengira otak Vivi bermasalah."Hahahaha ... dua wanita itu pasti kesal setengah mati, 'kan?"Vivi duduk bersila di sofa sambil memeluk sebungkus besar keripik kentang. Sambil mengunyah, dia tertawa tanpa henti.Eleanor bersandar di sofa dan menopang kepalanya dengan satu tangan sambil tersenyum lembut. "Mereka pasti ingin melahapku hidup-hidup."Mendengar ada yang ingin

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 375

    Yoana merasakan sakit yang luar biasa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari Jeremy benar-benar akan memperlakukannya seperti ini demi Eleanor.Saat Jeremy menembak 3 kali, Andy yang berdiri di samping hanya bisa menyaksikan dengan ngeri. Akhirnya, dia maju dan mengingatkan, "Bos, kalau terus menembaknya, dia akan mati. Takutnya, pihak Keluarga Pratama nggak akan tinggal diam."Bagaimanapun, Yoana adalah Nona Besar Keluarga Pratama. Jika dia mati seperti ini, mereka pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Jeremy melirik Yoana yang tergeletak di lantai seperti seonggok daging tak bernyawa, matanya dipenuhi dengan kebencian yang dalam. Dia melemparkan pistol di tangan ke Andy, lalu mengambil saputangan yang diberikan Andy. Sambil mengelap tangan, dia berucap dengan suara dingin, "Kematian terlalu mudah baginya."Kematian sering kali merupakan bentuk pembebasan terbaik. Saat ini, Yoana bahkan tidak pantas untuk mati."Panggil dokter untuk mengobatinya. Nggak perlu menggunakan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 374

    "Bu Vivi, bos kami juga sangat sedih. Tolong tenang." Andy maju untuk menarik Vivi menjauh.Vivi tiba-tiba terjatuh di atas pasir, wajahnya penuh air mata. "Dosa apa yang telah Eleanor lakukan sampai harus bertemu denganmu? Sebenarnya keuntungan apa yang dia dapatkan?""Semua ini salahmu, salahmu! Berengsek! Untuk apa kamu berlutut di sini? Saat dia masih ada, kamu nggak menghargainya. Sekarang dia sudah nggak ada, untuk apa kamu pura-pura sedih di sini?"Entah kalimat mana yang memicu emosi Jeremy, tetapi cahaya di matanya semakin dingin. Akhirnya, dia mendongak dan menatap Vivi dengan tegas, "Dia nggak mati. Dia hanya marah padaku dan sembunyi. Aku akan menemukannya. Aku pasti akan menemukannya dan membawanya pulang."Jeremy meyakinkan dirinya sendiri. Eleanor hanya sedang marah dan tidak mau memaafkannya. Selama amarahnya reda, dia pasti akan kembali.Selama Eleanor kembali, apa pun yang wanita itu inginkan akan diberi, entah itu orang atau nyawa, semuanya akan diberikan. Asalkan di

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 373

    "Ah! Jangan pukul lagi .... Lepaskan, ah ... ah! Tolong! Tolong ....""Aku akan membunuhmu, Yoana! Kamu memang pembawa sial! Kamu berkali-kali mencelakai Jeremy! Aku akan membunuhmu!" pekik Bella.Simon memegang keningnya, menutup mata, dan menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia melambaikan tangan dengan tak berdaya. "Seret dia.""Segera siapkan mobil, panggil semua orang untuk mencari! Cepat, cepat sedikit!"....Jeremy mencari di laut selama setengah jam penuh. Tidak ditemukan! Tidak ada yang ketemu!Jeremy terus memperluas area pencariannya. Permukaan laut terasa sunyi dan mencekam, tak seorang pun berani bersuara.Semua orang tahu, dengan ombak yang begitu besar tadi, orang yang terluka dan tersapu ombak selama setengah jam tanpa ditemukan ... tidak akan berakhir baik."Nggak mungkin, Eleanor bisa berenang! Dia akan baik-baik saja, pasti baik-baik saja ...." Jeremy terus mencari tanpa lelah.....Eleanor tidak tahu bagaimana akhirnya dia bisa sampai ke tepian. Ombak dingin terus

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 372

    Justin segera menopang tubuh Simon dengan kedua tangannya dan menepuk dada Simon untuk menenangkan dirinya. "Tuan Simon? Tuan Simon? Tuan, bertahanlah. Cepat panggil dokter. Cepat!"Namun, dua menit kemudian, sebuah kabar datang lagi lebih cepat daripada datangnya dokter. "Tuan Simon, ada kabar dari sana bilang Tuan Jeremy baik-baik saja. Dia tidak jatuh ke laut."Simon pun menarik napas dalam-dalam dengan bantuan Justin, tatapannya akhirnya terlihat kembali bersinar. Dia langsung memerintah dengan lantang dan suara yang serak, "Jadi, dia sudah kembali? Uhuk uhuk. Dia sudah kembali? Cepat suruh dia pulang!"Pada saat itu, seorang pengawal lainnya yang baru saja menutup telepon bergegas masuk ke ruangan itu. "Tuan Simon, Tuan Jeremy ...."Simon segera maju dan bertanya, "Ada apa dengan dia?""Nona Eleanor jatuh ke laut, jadi Tuan Jeremy ikut melompat untuk mengejarnya," jawab pengawal itu.Wajah Simon yang baru saja pulih pun kembali pucat, Justin juga segera menopang tubuhnya dengan si

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 371

    Eleanor menahan napasnya saat melihat tangan besar yang sedang mencengkeram belati yang tajam itu. Darah pun terus menetes ke wajahnya dari ujung belati itu.Jeremy berdiri di sana dengan wajah yang pucat dan kening serta pipi kanannya terluka akibat benturan. Bahkan pakaiannya pun sudah robek karena tergores benda tajam. Penampilannya terlihat sangat berantakan.Melihat Jeremy yang menggigit bibirnya dan menatapnya dengan tatapan yang dingin, pria yang tadi mencoba menusuk Eleanor langsung ketakutan dan melepaskan belatinya. Dia secara refleks mundur. Namun, di detik berikutnya, belati itu langsung memelesat ke lehernya.Melihat kejadian itu, pemimpin kelompok itu langsung tercengang saat melihat Jeremy tidak mati. "Tuan ... Jeremy?"Eleanor juga menatap Jeremy dengan tidak percaya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya memanggil nama Jeremy.Jeremy segera membungkuk dan memeriksa kondisi Eleanor. Melihat tubuh Eleanor yang penuh dengan luka, dia langsung menyipitkan matanya. Dia m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 370

    Para pria itu mulai merasa waspada. Mereka mengangkat belati mereka dan perlahan-lahan mendekati Eleanor.Meskipun tubuhnya penuh dengan luka, amarah di hati Eleanor membuatnya tetap bertahan. Dia juga tidak tahu dari mana datangnya kekuatan ini. Saat para pria itu mengarahkan belati mereka ke arahnya, dia kembali mengayunkan tongkat kayu di tangannya.Namun kali ini, para pria itu sudah mempersiapkan diri mereka. Mereka mengarahkan belati mereka untuk menyerang Eleanor dari arah yang berbeda. Mereka menyerang bagian yang tidak mematikan, tetapi cukup membuat Eleanor kesakitan.Gerakan Eleanor yang terluka parah sudah tidak secepat dan sekuat sebelumnya lagi, sehingga tongkat kayunya berhasil ditendang terlepas dari tangannya dan lengannya terluka karena ditebas. Dia hanya bisa merintih kesakitan, membuat pria yang memimpin kelompok itu tertawa terbahak-bahak."Jangan biarkan dia mati terlalu cepat," kata pemimpin kelompok itu."Heh." Eleanor yang terhuyung-huyung pun menundukkan kepal

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 369

    Tepat pada saat itu, lampu dari mobil-mobil di belakang menerangi punggung Eleanor. Saat dia menoleh, dia melihat mobil-mobil itu sudah berhenti dan sekelompok orang keluar dari mobil. Mereka adalah orang-orang yang tadi mengejarnya dan kini kembali lagi. Dia mengepalkan tangannya dengan erat saat melihat mereka perlahan-lahan mengepungnya, tetapi dia tidak merasakan sakit sedikit pun.Pemimpin kelompok itu melihat ke sekeliling, tetapi tidak melihat mobil yang dinaiki Eleanor dan juga Jeremy. Namun, saat melihat jejak ban yang mengarah ke tebing dan juga jejak darah dari Eleanor, dia langsung memiliki firasat buruk. Dia langsung memberikan isyarat pada bawahannya untuk segera melaporkan hal ini pada Yoana.Mendengar kabar Jeremy mungkin jatuh ke laut dan tewas, ekspresi Yoana langsung membeku dan kakinya lemas sampai langsung terjatuh ke lantai. Dia segera maju dan meraih kerah bawahannya. "Apa ... yang kamu katakan? Katakan sekali lagi! Katakan sekali lagi! Katakan sekali lagi!"Bawa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 368

    Eleanor tiba-tiba merasa cemas saat melihat mobil masih tidak melambat sedikit pun. Matanya membelalak dan berteriak dengan keras, "Jeremy, injak rem!"Jika mobilnya masih tidak berhenti, Eleanor merasa mereka akan jatuh ke dalam jurang bersama mobilnya. Mereka juga masih tidak tahu seberapa tinggi jurang itu, peluang untuk bertahan hidup sangat kecil jika mereka jatuh.Ekspresi Jeremy terlihat sangat muram saat melihat jarak mereka dengan tebing sudah tidak sampai 20 meter. Dengan laju yang secepat ini, bahkan membelok arah pun sudah tidak sempat lagi.Melihat jarak mobil dengan tebing makin dekat dan Jeremy masih tidak melambat sedikit pun, dia merinding dan ekspresinya terlihat sangat ketakutan. Namun, di detik berikutnya, Jeremy malah segera membuka sabuk pengamannya."Kamu?" kata Eleanor sambil menatap Jeremy yang membuka pintu mobil dengan tatapan tidak percaya.Jeremy berteriak, "Lompat!""Apa?" tanya Eleanor dengan bingung.Jeremy menatap Eleanor. Saat ini, dia akhirnya menyada

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 367

    Eleanor baru saja hendak mengoperasikan ponselnya, tetapi benturan keras dari mobil belakang membuat tubuhnya terdorong ke depan dan ponselnya pun terlempar. Sebelum sempat mengambil ponselnya, dia mendengar suara tembakan lagi.Ekspresi Jeremy terlihat sangat marah. Dia segera menekan kepala Eleanor dan berkata, "Tunduk, jangan bergerak."Kaca jendela mobil sudah pecah dan angin dingin terus bertiup masuk.Eleanor mencoba untuk meraih ponselnya, tetapi dia akhirnya hanya bisa menstabilkan tubuhnya karena mobil berguncang. Para pengejar masih enggan menyerah dan jumlah mereka malah makin banyak. Mereka benar-benar bertekad untuk menghabisinya malam ini. Tidak perlu berpikir panjang pun, dia sudah tahu orang yang mengirim mereka adalah Yoana.Sementara itu, orang-orang dari Keluarga Adrian sudah melaporkan kejadian ini pada Simon.Mendengar Jeremy sedang bersama dengan Eleanor, Simon langsung bangkit. "Apa yang kamu katakan? Apa dia terluka?""Saat ini dia masih baik-baik saja," jawab o

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status