Share

Bab 160

Author: Arizah Karimah
"Cuma butuh empat miliar, 'kan? Kamu nggak sanggup mengeluarkan uang sebanyak itu?" Jeremy bertanya dengan senyum dingin.

Eleanor tersenyum tipis. "Bisa saja, asalkan Bu Yoana nggak menyalahkanku ketika dia sampai di neraka."

Wajah Yoana seketika pucat pasi, keringat deras bercucuran dari dahinya dan menetes ke pipi.

"Nggak! Aku nggak mau!" Dia langsung berteriak menolak.

Eleanor pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas dendam. Ditambah dengan sikap Jeremy yang seperti ini, dia tahu Eleanor tidak akan melepaskan kesempatan untuk membunuhnya. Dia tidak mau mati.

"Hm?" Tatapan tajam Jeremy beralih ke arah Yoana yang pucat. "Bukannya ini usulanmu? Kenapa sekarang menolak?"

"Aku ... aku nggak menyalahkan Bu Eleanor lagi. Kita anggap semuanya selesai," Yoana tergagap karena tidak berani mempertaruhkan nyawanya. Dia tidak senekat itu bermain-main dengan hidupnya sendiri.

"Berani menabrak orang lain, tapi takut kalau ditabrak balik?" Jeremy mengangkat alisnya dengan sikap mengeje
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
Charlie,.keren cuy.. Jeremy akhirnya otaknya waras mengambil keputusan menyelesaikan masalah sama yoana, Agak waras dia, ...Tapi kapan semua terungkap, dah panjang bab nya thor, jangan bertele-tele ya thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 161

    Eleanor mengangkat tangannya dengan tenang dan menyentuh wajahnya yang masih terasa hangat akibat tamparan sebelumnya. "Sudah kubalas, ayo pergi sekarang."Di luar rumah Keluarga Adrian.Begitu masuk ke dalam mobil, ekspresi Yoana dan orang tuanya langsung berubah masam. Alicia menggertakkan giginya dan berkata penuh amarah."Sialan! Jeremy begitu melindungi wanita jalang itu. Apa maksudnya? Dia diguna-guna wanita itu ya? Dan pria berpakaian hitam itu, siapa sebenarnya dia? Berani sekali bertingkah begitu arogan."Patrick yang sedang menyetir berkata dengan wajah dingin. "Sebaiknya jangan macam-macam sama dia."Alicia mengerutkan alisnya. "Siapa dia sebenarnya?""Orang yang nggak mudah dihadapi," jawab Patrick dengan nada berat.Yoana yang duduk di belakang, tiba-tiba menyela. "Dia membantu Eleanor!"Yoana teringat kejadian malam itu ketika dia pergi ke apartemen Eleanor dan secara misterius dicegah oleh pria itu. Sekarang, dia menyadari bahwa pria itu memang berada di pihak Eleanor.W

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 162

    Yoana kini benar-benar kacau, dia tidak bisa lagi memedulikan hal lainnya."Ada apa lagi? Kenapa wajahmu kusut begitu?" tanya Patrick dengan nada datar."Masih soal perusahaan parfum Stelea itu. Pemiliknya misterius sekali, begitu juga dengan peracik parfumnya. Sampai sekarang, aku masih nggak tahu siapa pesaing yang terus menekan kita ini," jawab Yoana sambil menghela napas panjang."Stelea? Perusahaan kecil nggak penting, aku saja nggak pernah dengar namanya," kata Alicia dengan nada mengejek.Namun, Patrick mengerutkan alis. Divisi parfum memang selalu tertinggal dibandingkan dengan bagian lain dari perusahaan mereka. Dia sendiri sering mendengar tentang Stelea dari beberapa orang di industri.Dalam beberapa tahun saja, perusahaan itu telah meraih pencapaian yang cukup baik."Aku dengar, mereka mau dapatin tempat di mal milik Jeremy?" tanya Patrick."Ya. Mereka bahkan mencoba bersaing sama kita untuk mendapatkan duta merek yang sama. Tapi untungnya, aku sudah mengamankan duta merek

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 163

    Charlie mengerutkan alisnya, lalu menginjak pedal gas dalam-dalam. Mobil melesat cepat meninggalkan tempat itu.Eleanor hanya bisa melongo di tempatnya. 'Aku benar-benar sudah gila .... Kenapa aku harus menyulut emosinya tadi?'Eleanor bersumpah tidak akan bicara sembarangan lagi.Selama perjalanan, Charlie tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia tampak sedang memendam kekesalannya sendiri.Eleanor mengusap keningnya karena merasa lelah dengan situasi ini. Mobil berhenti mendadak di depan apartemen dan membuat tubuhnya sedikit terhuyung."Terima kasih," katanya sambil membuka sabuk pengaman dan berniat turun dari mobil. Namun, sebelum dia sempat keluar, tangan Charlie sudah menariknya kembali."Jangan pernah bilang terima kasih padaku."Nada bicaranya penuh dengan kemarahan, keras, dan dominan. Mata hitamnya menatap Eleanor dengan tajam.Eleanor mengerjapkan matanya dengan bingung. Jadi, apa yang harus dia katakan? Haruskah dia mengatakan, "Kerja bagus, ini memang tugasmu"?Charlie ter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 164

    Eleanor menatap dalam-dalam mata Daniel yang penuh dengan harapan, tetapi juga ketakutan. Hatinya semakin terenyuh melihat anak kecil itu.Daniel memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan Harry. Harry ceria, ramah, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Sebaliknya, Daniel yang tumbuh besar di keluarga Jeremy, sering diintimidasi dan dihina dengan sebutan "anak haram".Lima tahun hidup dalam lingkungan seperti itu tentu membuatnya tumbuh dengan rasa takut, rendah diri, dan cemas kehilangan apa yang dimilikinya.Eleanor merasa bersalah pada dirinya sendiri. Seandainya dia tahu keberadaan anak ini lebih awal, Daniel tentu tidak perlu menanggung semua penderitaan itu.Eleanor mengangguk tegas. "Tentu saja, Daniel. Mulai sekarang, kamu bisa tinggal sama Mama."Ekspresi wajah Daniel tetap tenang, tapi matanya berbinar dengan kebahagiaan. Dia memeluk Eleanor erat-erat. "Terima kasih, Mama."Kata-kata itu membuat Eleanor tak mampu lagi menahan air matanya. Membiarkan Daniel tinggal bersama

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 165

    Jeremy menatap Harry sejenak, alisnya semakin berkerut. "Panggilkan dokter," perintahnya kepada Andy.Andy langsung beranjak untuk memanggil dokter.Namun, Harry yang mendengar itu, semakin panik. Dia buru-buru menarik ujung baju Jeremy. "Jangan! Aku ... tiba-tiba nggak sakit lagi."Jeremy memandang anak kecil yang jelas-jelas tidak berkata jujur itu, lalu melambaikan tangan pada Andy agar membatalkan panggilan dokter. Andy mengangguk dan mundur dengan tenang.Jeremy kemudian menggendong Harry dan meletakkannya di sofa di sebelahnya. Dia kembali bertanya dengan serius, "Belum waktu pulang sekolah. Kenapa kamu pulang lebih awal?"Harry mencoba mencari alasan. Setelah beberapa saat, dia menghela napas pelan. "Karena ... karena aku nggak suka sekolah. Papa, aku sudah bisa semua yang diajarkan di sekolah. Aku boleh nggak usah sekolah lagi nggak?"Jeremy terdiam sejenak. Dia tahu Harry sangat pintar dan cepat belajar. Semua pelajaran juga sudah dikuasainya. Namun, alasan utama dia mengirim

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 166

    Yoana telah menghabiskan beberapa hari terakhir untuk memulihkan diri di rumah dengan tenang. Ketika dia mendengar bahwa pemilik Stelea akhirnya setuju untuk bertemu dengan mitra bisnis mereka, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman sinis.Kali ini, akhirnya dia bisa melihat orang itu secara langsung.Stelea sudah lama menjadi duri dalam daging baginya. Selama bertahun-tahun, dia terus mencoba untuk menyelidiki perusahaan itu. Dia telah mengirimkan beberapa tim untuk menggali informasi, tetapi hasilnya selalu nihil. Tidak ada yang tahu siapa pemiliknya dan peracik parfum utamanya.Seolah-olah memang sengaja dibuat misterius agar tidak ada orang yang mengetahuinya.Semakin misterius identitasnya, Yoana semakin penasaran siapa bos di balik perusahaan itu.....Di depan Hotel Orchard, dua buah mobil diparkir berdampingan.Penjaga pintu bergegas menghampirinya. Dari salah satu mobil, Tiara turun dan mengenakan setelan fashion yang trendi. Dia segera berjalan ke sisi lain mobil untuk m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 167

    Seorang wanita mengenakan setelan blazer mewah, melangkah dengan sepatu hak tinggi. Aura yang terpancar dari tubuhnya adalah perpaduan antara kecerdasan, keanggunan, dan ketegasan. Setiap langkahnya penuh percaya diri memasuki ruangan itu.Wajah cantiknya menunjukkan ekspresi dingin dan tenang seperti biasa. Sepasang mata yang jernih melirik ke sekeliling ruangan dengan pandangan tajam dan akhirnya berhenti di layar dekoratif di sudut ruangan. Tatapannya seperti ingin menembus layar itu, seolah-olah bisa melihat orang-orang yang bersembunyi di baliknya.Dia menarik kembali pandangannya dengan tenang, disertai dengan aura yang dingin."Maaf terlambat. Agak macet waktu datang tadi."Brak!Tiba-tiba, layar itu jatuh dengan keras ke lantai. Jelas terlihat bahwa dua orang di balik layar itu tampak sangat agresif."Eleanor!" teriak Yoana dengan tak percaya.Eleanor tetap tenang. Pandangannya bergerak ke layar yang telah jatuh, kemudian menaikkan alisnya dengan sedikit keheranan.Mereka langs

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 168

    "Aku lebih muak melihatmu. Memang harus ada yang keluar di antara kita."Yoana mendengus dengan tak acuh, "Pelayan."Pelayan yang berdiri di depan pintu langsung masuk."Panggil manajer kalian. Ada yang buat onar di sini. Kami sudah coba bicara baik-baik, tapi dia tetap nggak mau pergi dan bersikeras berada di ruangan kami. Cepat panggil keamanan untuk mengusirnya. Kalau nggak, kami akan komplain," ujar Yoana dengan nada tegas.Tiara segera menambahkan, "Ya, cepat panggil seseorang untuk mengusirnya keluar!"Pelayan yang kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. Dia segera pergi memanggil manajer dan keamanan.Yoana menatap Eleanor dengan dingin. "Kami sudah memberimu kesempatan, tapi kamu sendiri yang membuangnya."Eleanor tersenyum tipis dan duduk di kursi di dekatnya dengan santai. "Baiklah, kita tunggu saja."Dia ingin melihat siapa yang akan diusir saat manajer datang nanti.Tiara melangkah maju, lalu mencoba mendorong Eleanor dari kursi. "Dasar gila! Siapa yang mengizinkanmu dudu

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 396

    Sasha terkejut melihat ekspresi Jeremy, tetapi tubuhnya secara refleks mendekat saat melihat wajah Jeremy yang tampan dan menawan. "Pak Jeremy, ada apa denganmu? Apa kamu nggak enak badan? Apa kamu perlu bantuanku ....""Menjauh dariku," kata Jeremy dengan nada yang muram serta dingin dan tatapannya tajam seolah-olah hendak membunuh seseorang.Tatapan Jeremy membuat Sasha menghentikan langkahnya dan berdiri di tempat dengan ekspresi bingung. Saat Jeremy mengambil pakaian dan langsung pergi, dia sempat mengejar Jeremy beberapa langkah. Namun, melihat Jeremy yang begitu marah, dia kembali berhenti dan tidak berani mendekat lagi. Hanya saja, dia tidak mengerti apa yang telah dilakukannya sampai Jeremy begitu marah.Jeremy segera pergi dari sana.Melihat Jeremy yang keluar dengan begitu cepat, pemilik klub melihat jam tangannya. Menyadari Sasha masuk hanya puluhan menit saja, dia berpikir Jeremy tidak begitu hebat dan agak lemah. Namun, dia tentu saja hanya berani berpikir begitu dalam hat

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 395

    Setelah Eleanor keluar, pemilik kelab yang mengetahui kedatangan Jeremy pun datang dan menyiapkan beberapa botol anggur terbaik. Bahkan, dia memilihkan wanita tercantik untuk menemani Jeremy.Wanita itu bernama Sasha. Di depan pintu, pemilik kelab berpesan kepada Sasha untuk melayani Jeremy sebaik mungkin. Kemudian, dia membawanya masuk.Begitu masuk, Sasha langsung terpana melihat pria yang duduk di sofa. Pandangannya tidak bisa dialihkan lagi.Pria ini sangat tampan. Apalagi, dia adalah Jeremy, pewaris Keluarga Adrian, keluarga paling berpengaruh di ibu kota. Dia adalah sosok yang luar biasa.Dengan penuh percaya diri, Sasha melangkah mendekat, menonjolkan tubuhnya yang selama ini selalu dibanggakan. Tanpa ragu, dia bersandar pada Jeremy dan mengeluarkan suara manja, "Pak Jeremy ...."Kepala Jeremy berdenyut sakit. Saat aroma parfum yang menyengat mendekat, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit.Sasha hanya menatap wajah mabuk itu, sama sekali tidak menyadari betapa terg

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 394

    Eleanor menemukan ruang VIP tempat Jeremy berada. Dia sempat ragu sejenak di luar sebelum akhirnya mendorong pintu dan masuk.Ruangan itu sunyi dan rapi, tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak ada kebisingan atau kekacauan. Matanya menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya tertuju pada sosok pria yang terbaring di sofa.Jeremy bersandar di sofa dengan mata terpejam rapat. Di meja depan, tampak botol-botol kosong berserakan. Bisa dilihat pria ini minum sangat banyak.Jantung Eleanor berdetak semakin cepat saat dia melangkah mendekat. Kakinya tanpa sengaja menendang salah satu botol kosong di lantai, menimbulkan suara kecil yang membuat hatinya menegang. Namun, pria itu tetap tidak bereaksi.Eleanor memperlambat langkahnya, lalu berdiri di samping Jeremy. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh lengannya dengan lembut, lalu memanggil dengan pelan, "Jeremy?"Tiba-tiba, pria yang memejamkan mata itu langsung mengangkat tangannya dan mencengkeram pergelangan tangan Eleanor.Matanya yang dingin

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 393

    "Masuklah." Vivi membuka pintu kursi belakang, memberi isyarat kepada kedua anak kecil untuk masuk.Tiba-tiba, kedua anak itu langsung membeku. Mata besar mereka menatap orang di dalam mobil dengan tidak percaya. Mereka terpaku di tempat, tidak bisa bergerak sedikit pun.Ketika melihat kedua anak itu menatapnya dengan penuh keterkejutan, mata Eleanor langsung memerah. Tanpa ragu, dia turun dari mobil dan langsung memeluk mereka berdua."Anak-anakku, Mama sudah kembali."Kedua anak itu tetap tidak bergerak. Sampai suara lembut Eleanor terdengar di telinga mereka, hingga kehangatan pelukannya menyelimuti mereka, barulah mereka sadar ....Dalam sekejap, mata mereka yang basah. Air mata mulai berlinang di wajah mereka."Mama?" panggil Harry dengan ragu."Mama di sini. Maafkan Mama, Daniel, Harry. Kalian sampai menunggu begitu lama. Mama sudah kembali." Suara Eleanor bergetar saat dia memeluk mereka erat-erat.Akhirnya, kedua anak itu menyadari bahwa ini bukan mimpi. Ibu mereka benar-benar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 392

    Keesokan harinya, di bandara.Eleanor tetap memutuskan untuk kembali. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan kedua anaknya begitu saja.Begitu turun dari pesawat, Eleanor sekali lagi menginjakkan kaki di tempat ini. Perasaannya agak sedih.Pada akhirnya, dia tetap kembali.Sebuah Audi putih berhenti di depan Eleanor. Seorang wanita bergegas turun, menatapnya dengan mata membelalak. Seketika, matanya dipenuhi air mata."Eleanor ...." Vivi menatap Eleanor yang berdiri hidup-hidup di depannya, tidak tahu dirinya harus menangis atau tertawa. "Eleanor, ini ... benaran kamu?"Eleanor tersenyum lembut. "Ini aku."Air mata Vivi langsung mengalir deras. Dia berlari dan langsung memeluk Eleanor erat-erat."Eleanor! Kamu ... kamu benaran masih hidup .... Huhu ... kemarin saat kamu meneleponku, kupikir aku sedang mimpi .... Kamu menghilang begitu lama, aku ketakutan setengah mati ...."Vivi menangis dengan emosinal, tubuhnya bahkan gemetar saat memeluk Eleanor. Eleanor membiarkan dirinya dipeluk.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 391

    Jeremy pasti akan menemukan Eleanor dan membawanya kembali, sementara Simon juga tidak akan membiarkan keturunan Keluarga Adrian dibawa pergi. Kecuali meninggal, Simon tidak akan berhenti memburu Eleanor.Jelas, ini bukan kehidupan yang Eleanor inginkan. Namun, dia juga tidak mungkin meninggalkan anak-anaknya dan tetap tinggal di sini. Satu-satunya pilihan adalah kembali dengan identitasnya sebagai Eleanor, agar bisa tetap melihat anak-anaknya.Charlie memahami ini dan Eleanor tentu lebih memahaminya.Eleanor mengatupkan bibir, tenggelam dalam pikirannya. Setelah berpikir lama, dia menunduk dan tersenyum pahit. Keluarga Adrian tidak mau melepaskannya, dia juga tidak bisa melepaskan anak-anaknya. Jadi, dia tidak akan bisa memutus hubungan dengan Keluarga Adrian untuk selamanya.Charlie mendongak, tatapan yang dalam menyapu Eleanor. Anak-anak selalu menjadi kecemasan Eleanor, juga menjadi ikatan yang tidak bisa dihapuskan di antara dia dan Jeremy. Sejujurnya, jika Charlie cukup kejam, di

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 390

    Eleanor berpikir sejenak, lalu mengangguk. Jika dia sudah koma selama lebih dari dua bulan, itu artinya kondisinya pasti sangat buruk di awal. Masuk akal jika Charlie mengirim kedua anaknya ke Keluarga Adrian."Minum obat ini." Arnav datang dengan membawa semangkuk obat.Eleanor mencoba duduk dan Charlie segera membantunya. Dia menerima mangkuk itu. Aroma khas obat herbal langsung menyeruak. Eleanor mengendus perlahan dan segera mengenali komposisinya. Dia agak terkejut. "Ini ramuan penawar racun?""Ya, dua bulan yang lalu kamu diracuni. Obat ini bisa membantu membersihkan sisa racunnya," jelas Arnav."Kamu bilang aku diracuni?""Racunnya sangat bahaya. Tapi, untungnya Charlie ...." Arnav tiba-tiba berhenti bicara karena dia bisa merasakan tatapan Charlie yang langsung mengarah padanya. Dia segera berdeham dan mengganti ucapannya, "Untung saja ilmu medisku luar biasa, jadi aku berhasil menyelamatkanmu."Dengan cerdik, Arnav membanggakan dirinya sendiri dan menelan kata-kata yang hampir

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 389

    Selena mengerutkan alisnya, menatap ke lantai dua. Simon yang berdiri di lantai atas mengangguk, memberi isyarat agar dia pergi. Dia yang akan menyelesaikannya.Selena langsung pergi. Pelayan yang berdiri di tempat terkejut selama beberapa detik. Dia tahu Jeremy terus mencari Eleanor. Ketika dia hendak mengejar, Simon memanggilnya ke ruang kerja.Saat Selena keluar, Jeremy baru saja kembali dari luar. Dari dalam mobil, Jeremy melihat ke luar. Dia merasa dirinya melihat sosok yang sangat familier. Hatinya sontak bergetar.Namun, sosok itu segera menghilang dalam kegelapan. Jeremy menarik kembali pandangannya dan tersenyum sinis.Sejak Eleanor pergi, dia merasa semua orang terlihat seperti Eleanor. Sebenarnya wanita itu ada di mana? Siapa orang yang ada dalam video itu?Jika itu bukan Eleanor, bagaimana mungkin dia bisa terlihat persis dengan Eleanor? Kenapa harus menuduh Eleanor?Jeremy memijat pelipisnya. Semakin dipikirkan, semua terasa semakin rumit.....Musim dingin berlalu, musim

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 388

    Wanita itu menatap Simon selama beberapa detik, lalu berlutut dengan hormat di bawah tatapan terkejut dari Simon. "Kakek."Simon terkejut karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu? Eleanor, apa yang kamu lakukan? Tunggu dulu ...."Simon segera bangkit dari kursinya sampai lupa mengambil tongkatnya, lalu berjalan mendekati wanita itu sambil bertumpu pada meja. Dia mengernyitkan alis dan mengamati wajah yang mirip dengan Eleanor itu dengan cermat. Bukan hanya wajah, bahkan suara dan ekspresi wanita ini juga mirip dengan Eleanor. Namun, Eleanor tidak mungkin memanggilnya kakek, apalagi berlutut seperti ini."Kamu bukan Eleanor. Siapa kamu?" tanya Simon.Wanita itu mengangkat kepalanya untuk menatap Simon, lalu memperlihatkan bekas luka yang samar di lengannya. "Kakek, aku ini Selena."Tubuh Simon langsung menjadi kaku dan tatapannya terlihat sangat terkejut saat menatap bekas luka yang familier itu. Setelah menatap Selena cukup lama, suaranya akhirnya kembali lagi. "Kamu ...

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status