Share

Bab 156

Author: Arizah Karimah
Eleanor memutuskan untuk diam. Ketika Jeremy sudah memutuskan untuk menyalahkannya, apa pun yang dia katakan hanya akan dianggap sebagai alasan. Apa lagi yang bisa dia katakan? Eleanor menundukkan kepala, tersenyum pahit, lalu menggeleng pelan.

Keheningan Eleanor membuat Jeremy semakin frustrasi. "Nggak ada yang mau dikatakan?"

"Kalau begitu biar aku yang bicara. Yoana terluka parah dan sulit berjalan, lalu ada yang membuangnya ke tempat terpencil tanpa sinyal. Kehilangan darah terlalu banyak bisa membunuhnya dan kamu tahu itu. Kalau dia nggak menemukan sinyal semalam, dia bisa mati di sana. Eleanor, apa kamu benar-benar berniat menghabisinya?"

Ketika Jeremy menemukannya, Yoana sudah tergeletak di tanah. Malam penuh ketakutan ditambah dengan luka yang terinfeksi, membuatnya demam tinggi. Dokter bahkan mengatakan, jika terlambat sedikit saja, akibatnya akan fatal.

Jelas, niat pelakunya adalah membunuh Yoana.

Yoana juga mengatakan bahwa dia sempat bertengkar dengan Eleanor sebelum diculi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ambar Tanti
ceritanya membosankan...tokoh2nya dibikin terlalu bodoh
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
Dah bab nya banyak, cerita masih mutar-mutar, Elonor masih aja tertindas, apa gunanya si Jeremy ceo, tapi untuk membedakan yg baik dan manifulatif aja gk bisa...Astaga...weslah..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 157

    Alicia mendengus keras, lalu melepaskan tangan Patrick dan melangkah cepat masuk ke kamar.Patrick menatap mereka berdua sejenak. Pandangannya penuh kebencian sebelum akhirnya tertuju pada Eleanor. Dia menatap Eleanor dengan dingin selama beberapa detik, lalu berbalik masuk ke kamar.Eleanor tetap menundukkan kepala tanpa ekspresi dan dengan cepat menghapus air mata yang jatuh dari sudut matanya. Jeremy mengerutkan alis. Dia melihat Eleanor, tetapi tidak mengatakan apa pun, lalu berbalik menuju kamar.Di dalam kamar, luka-luka Yoana sudah selesai dirawat. Meski begitu, dia masih demam dan terlihat sangat lemah. Dia bersandar di pelukan Alicia sambil menangis pelan."Ibu, aku benar-benar kesakitan. Aku takut sekali. Aku nggak bisa keluar dari sana. Aku benar-benar pikir aku akan mati ...." Yoana menangis sambil gemetaran.Alicia memeluk putrinya dengan penuh kasih, matanya ikut memerah. "Ibu tahu, Yoana. Jangan khawatir, siapa pun yang telah menyakitimu nggak akan lolos begitu saja. Dia

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 158

    "Charlie?" Eleanor berkedip dan berjalan ke arah Charlie tanpa ragu. Namun, dalam sekejap, tubuh tinggi Jeremy berdiri di depan dan menghalangi jalannya. Langkah Eleanor terhenti.Alicia dan Patrick juga segera keluar dari kamar. Alicia menatap dengan ekspresi tak percaya. Bisa-bisanya ada orang yang berani menerobos ke rumah Keluarga Adrian? Apa orang ini sudah bosan hidup?Tatapan Charlie yang tajam dan dingin tertuju pada Jeremy dan wajahnya sarat akan niat membunuh. "Akulah yang menculik Yoana. Eleanor sama sekali nggak tahu apa-apa. Kalau mau balas dendam, datanglah padaku."Eleanor tertegun sejenak. Yoana ternyata diculik oleh Charlie!Wajah Jeremy berubah gelap seketika.Mendengar hal itu, Alicia melangkah maju dengan marah. "Kamu? Kenapa kamu melukai putriku? Apa salahnya padamu?""Dia tahu apa yang dia lakukan," jawab Charlie dingin. "Kalian seharusnya berterima kasih aku nggak langsung mengirimnya ke neraka."Aura Charlie begitu menakutkan hingga Alicia merasa tertekan, kata-

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 159

    Ekspresi Yoana seketika wajah. "Bukan begitu, Jeremy. Waktu itu aku cuma terlalu emosi, jadi aku mengatakan hal-hal seperti itu.""Apa yang dia lakukan sampai membuatmu marah?" Jeremy menatapnya dengan dingin. "Berdiri di pinggir jalan sampai membuatmu marah? Atau karena dia nggak berdiri diam supaya bisa kamu tabrak, itu yang membuatmu marah?""Bukan aku yang mau menabraknya. Waktu itu Tiara nggak sengaja memutar setir, jadi hampir menabrak Bu Eleanor. Kami juga sangat menyesalinya," jawab Yoana dengan munafik.Tidak sengaja, hampir, menyesal."Oh ya? Aku nggak melihat sedikit pun penyesalan." Jeremy melemparkan tablet kepada Andy di sampingnya dengan dingin.Rekaman itu menunjukkan dengan jelas niat mobil tersebut. Wajah Yoana dan Tiara saat turun dari mobil penuh dengan penyesalan karena tidak berhasil mengenai Eleanor. Seolah-olah mereka ingin menuliskan "Sayang sekali tidak kena" di wajah mereka.Yoana mengepalkan tangannya erat-erat, hingga hampir membuat telapak tangannya berdar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 160

    "Cuma butuh empat miliar, 'kan? Kamu nggak sanggup mengeluarkan uang sebanyak itu?" Jeremy bertanya dengan senyum dingin.Eleanor tersenyum tipis. "Bisa saja, asalkan Bu Yoana nggak menyalahkanku ketika dia sampai di neraka."Wajah Yoana seketika pucat pasi, keringat deras bercucuran dari dahinya dan menetes ke pipi."Nggak! Aku nggak mau!" Dia langsung berteriak menolak.Eleanor pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas dendam. Ditambah dengan sikap Jeremy yang seperti ini, dia tahu Eleanor tidak akan melepaskan kesempatan untuk membunuhnya. Dia tidak mau mati."Hm?" Tatapan tajam Jeremy beralih ke arah Yoana yang pucat. "Bukannya ini usulanmu? Kenapa sekarang menolak?""Aku ... aku nggak menyalahkan Bu Eleanor lagi. Kita anggap semuanya selesai," Yoana tergagap karena tidak berani mempertaruhkan nyawanya. Dia tidak senekat itu bermain-main dengan hidupnya sendiri."Berani menabrak orang lain, tapi takut kalau ditabrak balik?" Jeremy mengangkat alisnya dengan sikap mengeje

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 161

    Eleanor mengangkat tangannya dengan tenang dan menyentuh wajahnya yang masih terasa hangat akibat tamparan sebelumnya. "Sudah kubalas, ayo pergi sekarang."Di luar rumah Keluarga Adrian.Begitu masuk ke dalam mobil, ekspresi Yoana dan orang tuanya langsung berubah masam. Alicia menggertakkan giginya dan berkata penuh amarah."Sialan! Jeremy begitu melindungi wanita jalang itu. Apa maksudnya? Dia diguna-guna wanita itu ya? Dan pria berpakaian hitam itu, siapa sebenarnya dia? Berani sekali bertingkah begitu arogan."Patrick yang sedang menyetir berkata dengan wajah dingin. "Sebaiknya jangan macam-macam sama dia."Alicia mengerutkan alisnya. "Siapa dia sebenarnya?""Orang yang nggak mudah dihadapi," jawab Patrick dengan nada berat.Yoana yang duduk di belakang, tiba-tiba menyela. "Dia membantu Eleanor!"Yoana teringat kejadian malam itu ketika dia pergi ke apartemen Eleanor dan secara misterius dicegah oleh pria itu. Sekarang, dia menyadari bahwa pria itu memang berada di pihak Eleanor.W

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 162

    Yoana kini benar-benar kacau, dia tidak bisa lagi memedulikan hal lainnya."Ada apa lagi? Kenapa wajahmu kusut begitu?" tanya Patrick dengan nada datar."Masih soal perusahaan parfum Stelea itu. Pemiliknya misterius sekali, begitu juga dengan peracik parfumnya. Sampai sekarang, aku masih nggak tahu siapa pesaing yang terus menekan kita ini," jawab Yoana sambil menghela napas panjang."Stelea? Perusahaan kecil nggak penting, aku saja nggak pernah dengar namanya," kata Alicia dengan nada mengejek.Namun, Patrick mengerutkan alis. Divisi parfum memang selalu tertinggal dibandingkan dengan bagian lain dari perusahaan mereka. Dia sendiri sering mendengar tentang Stelea dari beberapa orang di industri.Dalam beberapa tahun saja, perusahaan itu telah meraih pencapaian yang cukup baik."Aku dengar, mereka mau dapatin tempat di mal milik Jeremy?" tanya Patrick."Ya. Mereka bahkan mencoba bersaing sama kita untuk mendapatkan duta merek yang sama. Tapi untungnya, aku sudah mengamankan duta merek

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 163

    Charlie mengerutkan alisnya, lalu menginjak pedal gas dalam-dalam. Mobil melesat cepat meninggalkan tempat itu.Eleanor hanya bisa melongo di tempatnya. 'Aku benar-benar sudah gila .... Kenapa aku harus menyulut emosinya tadi?'Eleanor bersumpah tidak akan bicara sembarangan lagi.Selama perjalanan, Charlie tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia tampak sedang memendam kekesalannya sendiri.Eleanor mengusap keningnya karena merasa lelah dengan situasi ini. Mobil berhenti mendadak di depan apartemen dan membuat tubuhnya sedikit terhuyung."Terima kasih," katanya sambil membuka sabuk pengaman dan berniat turun dari mobil. Namun, sebelum dia sempat keluar, tangan Charlie sudah menariknya kembali."Jangan pernah bilang terima kasih padaku."Nada bicaranya penuh dengan kemarahan, keras, dan dominan. Mata hitamnya menatap Eleanor dengan tajam.Eleanor mengerjapkan matanya dengan bingung. Jadi, apa yang harus dia katakan? Haruskah dia mengatakan, "Kerja bagus, ini memang tugasmu"?Charlie ter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 164

    Eleanor menatap dalam-dalam mata Daniel yang penuh dengan harapan, tetapi juga ketakutan. Hatinya semakin terenyuh melihat anak kecil itu.Daniel memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan Harry. Harry ceria, ramah, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Sebaliknya, Daniel yang tumbuh besar di keluarga Jeremy, sering diintimidasi dan dihina dengan sebutan "anak haram".Lima tahun hidup dalam lingkungan seperti itu tentu membuatnya tumbuh dengan rasa takut, rendah diri, dan cemas kehilangan apa yang dimilikinya.Eleanor merasa bersalah pada dirinya sendiri. Seandainya dia tahu keberadaan anak ini lebih awal, Daniel tentu tidak perlu menanggung semua penderitaan itu.Eleanor mengangguk tegas. "Tentu saja, Daniel. Mulai sekarang, kamu bisa tinggal sama Mama."Ekspresi wajah Daniel tetap tenang, tapi matanya berbinar dengan kebahagiaan. Dia memeluk Eleanor erat-erat. "Terima kasih, Mama."Kata-kata itu membuat Eleanor tak mampu lagi menahan air matanya. Membiarkan Daniel tinggal bersama

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 265

    "Orang yang menculik anak itu menggunakan mobil ini. Daniel ada di dalam mobil ini. Kalau mereka menurunkan anak itu di depan kamera, cuma ada dua kemungkinan: di titik buta kamera selama satu menit, atau di dalam kotak sterofoam ini. Jeremy, apa pun kemungkinannya, anak itu sangat berbahaya sekarang," kata Eleanor dengan cepat.Jeremy menatap Eleanor yang gelisah, matanya semakin gelap. Dengan suara tegas, dia berkata, "Kamu tetap di sini. Aku akan suruh orang mencarinya."Eleanor menatap Jeremy dalam-dalam, lalu berkata dengan tegas, "Suruh mereka ikut denganku."Eleanor tidak akan tenang sampai dia melihat anaknya dengan matanya sendiri.Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia langsung berlari keluar. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Bella yang tampak terganggu oleh keributan di rumah.Melihat Eleanor, wajah Bella langsung berubah dingin. "Eleanor ...."Namun, Eleanor yang sedang terburu-buru tidak punya waktu untuk meladeninya. Dia langsung melewatinya tanpa berhenti. Melihat diriny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 264

    "Kenapa wajahmu pucat sekali?" Jeremy mengerutkan alisnya, menatap Eleanor dengan tatapan penuh kecurigaan."Nggak apa-apa," jawab Eleanor dengan singkat, meskipun jelas terlihat tidak meyakinkan.Jeremy memandang wajah pucat Eleanor, jelas tidak percaya pada jawaban itu. Dia berdiri dan meraih pergelangan tangannya tanpa ragu dan menariknya mendekat. "Kamu terluka?" tanyanya dengan nada lebih serius.Tubuh Eleanor sedikit bergoyang akibat tarikan itu, tetapi dia segera menepis tangan Jeremy dan menatapnya dengan mata penuh emosi. Tatapan mereka bertemu dan Eleanor tidak bisa menghindari sorot mata Jeremy yang tampak penuh kekhawatiran.Ekspresi itu ... tidak mungkin pura-pura.Rasa dingin di mata Eleanor sedikit mereda, tergantikan oleh keraguan.Kemarin, Jeremy memaksanya menjalani pemeriksaan menyeluruh, tampak sangat peduli pada kondisinya. Sekarang, jika dia benar-benar mengirim orang untuk melukai dirinya seperti ini, rasanya tidak masuk akal.Ditambah lagi, sikap Jeremy saat ini

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 263

    Memangnya Jeremy akan memakan anak-anak itu? Kenapa Eleanor buru-buru ingin membawa mereka pulang?Eleanor menatap langsung ke arahnya dengan tatapan dingin dan penuh kemarahan."Kamu mengirim orang untuk menculik anakku. Apa aku nggak boleh cemas?" Eleanor yang sebelumnya menahan emosinya kini tidak bisa lagi mengendalikannya, suara marahnya menggema di ruang tamu.Wajah Jeremy langsung menjadi kaku."Aku menculik anakmu? Hah, Eleanor, kamu datang ke sini hanya untuk mengatakan omong kosong?"Eleanor menarik napas dalam-dalam, berusaha mengontrol emosinya. Namun, matanya tetap dingin saat dia menatap Jeremy."Daniel diculik, setengah jam yang lalu. Aku melihat dengan mata kepala sendiri mobil yang membawanya masuk ke rumah ini. Jeremy, kamu masih berani menyangkal?"Kedinginan di mata Jeremy semakin dalam, alisnya berkerut. "Maksudmu anak itu hilang?""Jangan pura-pura bodoh!" bentak Eleanor. Matanya merah karena emosi.Jeremy, menjawab dengan nada dingin, "Aku bisa menjamin, aku ngga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 262

    Meskipun mengetahui situasinya, Eleanor tetap tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa Jeremy ada di rumah?"Penjaga itu menjawab dengan sopan, "Tuan sedang nggak ada di rumah saat ini."Eleanor mengangguk dengan tenang. "Baik, terima kasih."Kembali ke dalam mobil, Vivi menatap Eleanor dengan cemas. "Eleanor?"Tanpa banyak bicara, Eleanor langsung mengambil ponselnya dan mencoba menelepon Jeremy. Dua panggilan yang dia lakukan tidak dijawab.Wajah Eleanor menjadi semakin dingin. Dia mengatupkan rahangnya dan berkata, "Kita tunggu dia di sini."Meskipun khawatir dengan luka Eleanor, Vivi tahu bahwa Eleanor tidak akan pergi sebelum memastikan keselamatan Daniel. Akhirnya, Vivi mengambil kotak P3K dari mobilnya dan mulai merawat luka Eleanor.Ketika Vivi melihat luka di punggung Eleanor, dia tidak bisa menahan diri untuk menarik napas tajam. "Astaga, Eleanor ...."Luka itu tidak terlalu dalam, tetapi panjangnya cukup membuat siapa pun bergidik. Jelas, pelaku tidak berniat membunuh El

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 261

    Eleanor menopang lututnya untuk berdiri. Wajahnya pucat tetapi penuh tekad. "Nggak ada waktu lagi, ayo pergi."Melihat betapa keras kepalanya Eleanor, Vivi hanya bisa menurut dan segera membantu Eleanor masuk ke mobil.Sementara itu, Tarimi masih terlihat syok, tubuhnya gemetar dan tidak mampu bergerak. Melihat hal ini, Eleanor tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya menyuruh Tarimi untuk tetap di sana karena tidak akan ada lagi bahaya.Di dalam mobil hitam yang melaju, seorang pria sedang mengemudi, sementara pria lainnya menjaga Daniel dengan erat. Namun, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyakiti anak itu. Sebaliknya, pria yang menjaga Daniel berbicara dengan nada hormat, "Tuan Muda, jangan khawatir. Tuan Besar memerintahkan kami untuk menjemput Anda pulang."Seperti anak singa kecil yang marah, Daniel terus memukul dan menendang mereka. Dia tidak peduli apa pun yang mereka katakan dan hanya terfokus pada apa yang baru saja terjadi. Yang ada di pikirannya hanyalah orang-oran

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 260

    Saat baru saja bertarung dengan pria berbaju hitam itu, dalam sekejap Eleanor menyadari bahwa pria itu bukan orang biasa. Kemampuan bertarung pria itu jauh di atasnya.Namun, Eleanor tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan Daniel. Dia menerima pukulan di bahunya, tetapi berhasil merebut kembali anaknya dari pria itu.Namun, masalah belum selesai. Dua pria berbaju hitam lainnya keluar dari mobil hitam yang terparkir di dekat mereka."Eleanor, hati-hati!" Vivi menjerit ketakutan.Eleanor menajamkan tatapannya. Salah satu pria itu menghunus pisau dan menyerang dari belakang. Dengan Daniel yang berada di pelukannya, gerakan Eleanor sangat terbatas. Tidak ada ruang baginya untuk menghindar.Dia hanya bisa memeluk anaknya erat-erat dan menerima serangan itu. Pisau itu melukai punggungnya dan meninggalkan luka panjang. Eleanor mengerang kesakitan, wajahnya seketika pucat pasi."Mama!" teriak Daniel dengan ketakutan."Nggak apa-apa, jangan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 259

    "Kalau begitu kasih tahu aku dong. Kalau Papa sudah bilang, aku nggak akan bertanya lagi.""Itu urusan orang dewasa. Anak kecil jangan ikut campur," jawab Jeremy."Hmph! Mama dulu juga sering bilang begitu. Kalian orang dewasa memang sama saja," Harry merajuk dan bersandar di kursinya dengan ekspresi kesal.Tatapan Jeremy menjadi lebih dalam saat mendengar perkataan Harry. Melihat hal itu, Harry buru-buru menutup mulutnya dan berkata, "Maksudku, Mama pernah bilang begitu sebelumnya ...."Jeremy menatap Harry yang tampak gugup setelah salah bicara, lalu tersenyum tipis. "Nggak usah pura-pura lagi. Kamu bukan Daniel, kamu Harry."Mata Harry membelalak lebar. "Papa tahu dari mana .... Papa pasti sudah tahu semuanya, ya?""Ya," jawab Jeremy dengan tenang."Kalau begitu ... kalau begitu ...." Harry mulai gugup hingga bicaranya tergagap."Jangan khawatir, aku nggak akan memarahimu. Kalau kamu mau, kamu bisa terus menganggapku sebagai Papa-mu," kata Jeremy lembut.Setelah identitasnya terbong

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 258

    Setelah menemukan tempat yang sepi, Glenn memulai pembicaraan, "Lama nggak jumpa." Kemudian, dia menatap Eleanor sejenak dan bertanya, "Kamu hamil?"Vivi buru-buru menjelaskan, "Nggak, nggak. Waktu itu situasinya mendesak, jadi aku asal teriak saja."Glenn tersenyum tipis. "Oh, begitu."Vivi mengangguk cepat. "Iya, iya."Melihat Vivi yang menatap Glenn sampai hampir kehilangan kontrol, Eleanor memijat pelipisnya dan berkata, "Kita ada urusan penting, ingat?""Oh iya, urusan penting," Vivi menyadari kekeliruannya, lalu tertawa canggung dan memulai pembicaraan tentang pekerjaan.Yang mengejutkan, Glenn langsung menjawab dengan santai, "Baik.""Baik?" Vivi nyaris tersedak. "Kamu setuju secepat itu?"Kecepatan Glenn menjawab membuat Vivi merasa seolah semuanya terlalu mudah."Ya," Glenn mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya kepada Eleanor. "Karena kita sekarang bekerja sama, rasanya nggak berlebihan untuk meminta nomor kontakmu, 'kan, Bos?"Eleanor mengambil ponselnya d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 257

    Jeremy langsung pergi tanpa menoleh lagi.Eleanor menghela napas panjang dan ekspresinya menjadi muram. Dia duduk di ruang tamu untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.Tak lama kemudian, Tarimi kembali bersama Daniel. Melihat hari sudah cukup sore, Eleanor memutuskan untuk tidak pergi ke kantor dan memilih menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya.Di bandara.Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh Vivi yang penuh semangat dan menyeretnya ke bandara.Hari ini Glenn kembali ke negara asal untuk pembicaraan mengenai kontrak endorse. Mereka sudah berusaha keras untuk mendapatkan kesempatan ini. Meskipun sudah mempersiapkan diri, pemandangan di bandara tetap membuat mereka terkejut.Kerumunan penggemar yang memenuhi tempat itu terlalu ramai."Glenn! Ahhh, dia ganteng banget!""Sayang! Sayang! Di sini, lihat ke sini!""Glenn, kamu yang paling tampan! Aku mencintaimu!"Vivi yang awalnya sangat bersemangat untuk bertemu selebrita

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status