“Ahh! Ahh! Kau benar-benar luar biasa! Ohh, betapa penuhnya!”
Gadis itu mendesah saat dia duduk di pangkuan Garret dan menggerakkan pinggangnya dengan gerakan yang cukup intens. Sementara Garret memegangi pinggangnya sambil menaruh bibirnya di puncak buah dada Alexa. Alexa justru lebih menikmati momen ini dari yang Garret duga.Garret mendapatkan banyak keuntungan jika seperti ini, menurutnya. Karena di matanya, selain akan mendapatkan yang di esok hari, dia juga mendapatkan gadis cantik untuk memenuhi gairahnya. Dia tidak begitu memikirkan tentang Matthias yang membawa lari Cressa.Saat itu orang-orangnya sudah dia kirim untuk mendatangi kediamannya Matthias. Dia tinggal menunggu hasilnya sambil menikmati Alexa, tawanan pengganti. Dia menikmati goyangan Alexa yang ternyata mahir, membuatnya keenakan karena Alexa menjepit miliknya dengan andal.Setelah bersenang-senang, Garret menyempatkan tidur sejenak. Dia menaruh lengannya di atas dahinya dalam keadaan takCressa tidak tahu berapa banyak uang yang Matthias punya. Jadi, dia hanya memilih yang sekiranya murah, namun bahannya cukup nyaman baginya. Dia sangat mementingkan kenyamanan dan model, yang membuatnya memakan waktu sangat lama di toko. Matthias bahkan sampai tertidur dengan keadaan duduk bersandar. Selesai berbelanja, Cressa merasakan perutnya lapar. Dia menghela nafasnya sambil melirik Matthias yang juga sedang mencari sesuatu untuk dimakan pagi itu untuk keduanya. “Apakah di sini tidak ada telepon umum atau sebagainya?” “Bukankah kau tahu di zaman modern ini sudah tidak ada lagi telepon umum? Seperti kau tinggal di masa lalu saja,” umpat Matthias. “Kau harus tahu kalau di Metronyx tetap menyediakan layanan telepon umum. Biasanya digunakan untuk orang yang baru kehilangan ponselnya, entah itu karena pencurian atau apa. Mereka bisa menghubungi polisi secara langsung dengan itu.” Matthias terdiam. Dia secara tak langsung sempat mengatai Cressa ko
“Apa?” Magnus mengerutkan alisnya. “Saat kita menggeledah barang kali mereka meninggalkan jejak, aku menemukan fakta bahwa Matthias adalah seorang gay. Aku menemukan beberapa foto tentangnya bersama pacarnya.” “Aku juga lihat tentang itu. Maksudku, kau yakin tentang itu?” Magnus mengerutkan alisnya. Dia tidak begitu terkejut tentang fakta bahwa Matthias adalah seorang gay. Itu membuatnya sedikit lega, karena Matthias berarti tak akan tertarik pada istrinya. Sayangnya, perkiraannya tidak benar. Mata Magnus tertuju pada gadis itu, memperhatikan tubuh gadis itu. Dia memperhatikan bahwa kulit gadis itu lebih kekuningan. Karena dia ingat dengan jelas kalau warna kulit Cressa cenderung pink karena dia punya undertone cool. Dia kemudian menatap Garret tak percaya. Garret menyadari Magnus meragukannya kalau itu adalah Cressa. Garret berusaha memutar otaknya untuk meyakinkan Magnus kalau gadis itu adalah Cressa. “Oh, jika aku lihat suamimu tidak membawa Ag
Garret mulai kewalahan saat Magnus benar-benar mengetahui apa saja yang akan dia lakukan, gerakan apa yang akan dilakukannya. Semua tebakan Magnus hampir semuanya benar. Itu membuat Garret mulai kelelahan dan wajahnya juga mulai babak belur karena Magnus. Berbeda dengan Garret yang tak peduli akan perkembangan Magnus, dan justru terus fokus pada dirinya sendiri, Magnus sering kali memperhatikan perkembangan saudaranya tersebut. Dia mempelajari apa kesalahan Garret, sehingga dia bisa ada di tahap satu langkah lebih jauh darinya. Magnus membanting Garret sebagai akhir dari pertarungan mereka. Dia mendengus sambil menatapi Garret, terengah-engah. Garret menatap Magnus dengan marah, namun tak ada yang bisa dia lakukan. Dia kalah telak dari saudaranya. Magnus berbalik menjauhinya. Dia tak membawa kembali koper itu. Dia menggunakan kembali jasnya. Tanpa membuang waktu lebih lama di sana, Magnus langsung pergi bersama anak buahnya. Meninggalkan Garret yang babak belur.
Cressa mengerjapkan matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing, pandangannya sedikit kabur juga akibat dari benturan sebelumnya. Garret benar-benar tidak menahan diri lagi padanya. Samar, dia mendengar seseorang yang tengah dipukuli. Suara rintihan dan erangan yang diiringi dengan suara gedebuk beberapa kali. Cressa berusaha memfokuskan pandangannya ke depan, guna menemukan para pria yang sedang memukuli dua pria lainnya yang mulai tak berdaya.Matthias dan Dave sekarang berlutut di hadapan Cressa. Kondisi mereka sudah babak belur dengan darah di mana-mana. Wajah mereka tampak dipenuhi lebam. Matthias tampaknya mengalami pendarahan dari mulutnya, sementara Dave hanya luka kecil di ujung bibirnya. “Ughh...” Cressa berusaha mencari orang yang saat ini sedang sangat dia waspadai. “Kau sudah bangun? Kau pingsan cukup lama. Seperti lukamu cukup parah.” Cressa langsung tersadar sepenuhnya. Tubuhnya sempat tersentak begitu mendengar suara Garret. Dia perl
“Ahn...” Magnus mengerutkan alisnya ketika berdiri di depan pintu suatu ruangan. Dia meraih gagang pintu ruangan tersebut dan memutarnya untuk membuka pintu hingga isi ruangan terlihat olehnya. Seorang gadis yang tengah melebarkan kakinya di kursi langsung terperanjat kaget dan menoleh ke pintu. Pria yang kepalanya berada di antara kedua kakinya langsung terangkat dan melihat ke pintu bersama gadis itu. “Aku ingin bicara dengannya berdua, keluar!” Magnus menatapi pria itu yang langsung bangkit. Cressa, gadis yang hampir meraih puncaknya itu hanya bisa menghela nafasnya sambil memperbaiki rok dan caranya duduk. Wajahnya memerah, antara karena kegiatan panas yang dia lakukan sebelumnya atau justru karena malu baru saja dipergoki oleh tunangannya. “Apa yang kau inginkan?” Cressa menatap ke arah lain, jelas malu atas tindakannya barusan. “Bukankah keluarga Montgomery yang terhormat tidak mengizinkan aktivitas seperti itu sebelum menikah?” ejek Magnus sambil berdiri tegap di depan me
Cressa menyilangkan tangannya di dada, menatap dua orang yang sekarang berusaha keras menjauhi hiu putih yang sedang asyik berenang di kandangnya. “Chloe sangat suka bermain-main dengan manusia. Tapi terakhir kali aku harus membayar tagihan rumah sakit dan kompensasi untuk orang yang mengurus kolam Chloe, dia kehilangan tangan kanannya, sampai siku.” Cressa cemberut sambil menatap Magnus. Magnus mendengus tak percaya dengan kelakuan Cressa yang satu ini. Magnus menggeleng pelan sebelum akhirnya membantu kakak ipar Cressa dan wanita yang tak dia kenali itu. Beberapa petugas yang sepertinya ditugaskan menjaga kolam juga langsung datang untuk membantu. Cressa hanya tersenyum simpul ke arah kakak iparnya yang sudah berada di pinggir kolam dengan bantuan orang-orang itu. Pria itu tampak sangat panik dan sedang syok, begitu pula wanita itu. “Bocah gila,” umpatnya. Cressa hanya mengangkat alisnya dengan keheranan dan kemudian berbalik. Cressa langsung pergi dari sana. Dia berjalan sambi
Di hari pernikahan antara Magnus dan Cressa yang dilaksanakan cukup sederhana namun tidak sesederhana kelihatannya itu, Serenia menghela nafasnya sedikit lega.Magnus menatapi Cressa dengan gaun pengantinnya setelah dia sah menjadi istrinya. Cressa tampak duduk sendirian di salah satu meja. Sementara Magnus saat itu sedang mengobrol dengan pria dewasa lainnya. “Aku sudah mendengar semuanya tentang kau yang memutuskan hubungan dengan keluargamu sendiri karena kasus korupsi yang dilakukan ayahmu,” salah satu pria menyinggung soal keluarganya. Magnus hanya tersenyum simpul. “Aku tidak ada hubungan apa pun dengan ayahku sebelum kerajaan memeriksa keluargaku.” “Kakakmu, Garrett sepertinya sengaja menumbalkan ayahmu. Dia melimpahkan semuanya pada ayahmu sementara dia saat ini tengah menikmati kekuasaannya di perusahaan Armstrong.” “Sudah kubilang aku tidak ada lagi hubungan dengan keluarga Armstrong sekarang. Aku anggota keluarga Montgomery sekarang,” ucap Magnus dengan lebih tegas. “K
Cressa hanyut dalam permainan Magnus di malam pernikahan mereka. Tangannya mencengkeram erat sprei. Disusul dengan jemari Magnus yang menyelinap masuk ke sela jemari Cressa. Keduanya kini saling mencengkeram satu sama lain, melupakan perkelahian singkat mereka dan fokus pada pertempuran di ranjang malam itu. “Aku terkesan, bagaimana para pria itu bisa tahan meski kau tidak mengizinkan mereka untuk masuk. Kau benar-benar menjaganya untukku?” “Ha-ah... Aku menjaganya karena nama baik keluargaku.” “Kau sepertinya sangat terobsesi atas nama keluargamu sendiri. Montgomery... Bukankah itu tidak membuatmu lebih baik? Hah... maksudku, kau tetap melakukan hal buruk sebelum menikah.” “Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga melakukan hal itu sebelum menikah? Bagi pria, hah... kalian tidak memiliki bekas jika sudah melakukannya.” “Kau yang pertama, Cressida. Kau yang pertama untukku.” *** Cressa terlelap nyenyak di kasur king size kamar hotel tersebut. Sementara Magnus baru saja terba
Cressa mengerjapkan matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing, pandangannya sedikit kabur juga akibat dari benturan sebelumnya. Garret benar-benar tidak menahan diri lagi padanya. Samar, dia mendengar seseorang yang tengah dipukuli. Suara rintihan dan erangan yang diiringi dengan suara gedebuk beberapa kali. Cressa berusaha memfokuskan pandangannya ke depan, guna menemukan para pria yang sedang memukuli dua pria lainnya yang mulai tak berdaya.Matthias dan Dave sekarang berlutut di hadapan Cressa. Kondisi mereka sudah babak belur dengan darah di mana-mana. Wajah mereka tampak dipenuhi lebam. Matthias tampaknya mengalami pendarahan dari mulutnya, sementara Dave hanya luka kecil di ujung bibirnya. “Ughh...” Cressa berusaha mencari orang yang saat ini sedang sangat dia waspadai. “Kau sudah bangun? Kau pingsan cukup lama. Seperti lukamu cukup parah.” Cressa langsung tersadar sepenuhnya. Tubuhnya sempat tersentak begitu mendengar suara Garret. Dia perl
Garret mulai kewalahan saat Magnus benar-benar mengetahui apa saja yang akan dia lakukan, gerakan apa yang akan dilakukannya. Semua tebakan Magnus hampir semuanya benar. Itu membuat Garret mulai kelelahan dan wajahnya juga mulai babak belur karena Magnus. Berbeda dengan Garret yang tak peduli akan perkembangan Magnus, dan justru terus fokus pada dirinya sendiri, Magnus sering kali memperhatikan perkembangan saudaranya tersebut. Dia mempelajari apa kesalahan Garret, sehingga dia bisa ada di tahap satu langkah lebih jauh darinya. Magnus membanting Garret sebagai akhir dari pertarungan mereka. Dia mendengus sambil menatapi Garret, terengah-engah. Garret menatap Magnus dengan marah, namun tak ada yang bisa dia lakukan. Dia kalah telak dari saudaranya. Magnus berbalik menjauhinya. Dia tak membawa kembali koper itu. Dia menggunakan kembali jasnya. Tanpa membuang waktu lebih lama di sana, Magnus langsung pergi bersama anak buahnya. Meninggalkan Garret yang babak belur.
“Apa?” Magnus mengerutkan alisnya. “Saat kita menggeledah barang kali mereka meninggalkan jejak, aku menemukan fakta bahwa Matthias adalah seorang gay. Aku menemukan beberapa foto tentangnya bersama pacarnya.” “Aku juga lihat tentang itu. Maksudku, kau yakin tentang itu?” Magnus mengerutkan alisnya. Dia tidak begitu terkejut tentang fakta bahwa Matthias adalah seorang gay. Itu membuatnya sedikit lega, karena Matthias berarti tak akan tertarik pada istrinya. Sayangnya, perkiraannya tidak benar. Mata Magnus tertuju pada gadis itu, memperhatikan tubuh gadis itu. Dia memperhatikan bahwa kulit gadis itu lebih kekuningan. Karena dia ingat dengan jelas kalau warna kulit Cressa cenderung pink karena dia punya undertone cool. Dia kemudian menatap Garret tak percaya. Garret menyadari Magnus meragukannya kalau itu adalah Cressa. Garret berusaha memutar otaknya untuk meyakinkan Magnus kalau gadis itu adalah Cressa. “Oh, jika aku lihat suamimu tidak membawa Ag
Cressa tidak tahu berapa banyak uang yang Matthias punya. Jadi, dia hanya memilih yang sekiranya murah, namun bahannya cukup nyaman baginya. Dia sangat mementingkan kenyamanan dan model, yang membuatnya memakan waktu sangat lama di toko. Matthias bahkan sampai tertidur dengan keadaan duduk bersandar. Selesai berbelanja, Cressa merasakan perutnya lapar. Dia menghela nafasnya sambil melirik Matthias yang juga sedang mencari sesuatu untuk dimakan pagi itu untuk keduanya. “Apakah di sini tidak ada telepon umum atau sebagainya?” “Bukankah kau tahu di zaman modern ini sudah tidak ada lagi telepon umum? Seperti kau tinggal di masa lalu saja,” umpat Matthias. “Kau harus tahu kalau di Metronyx tetap menyediakan layanan telepon umum. Biasanya digunakan untuk orang yang baru kehilangan ponselnya, entah itu karena pencurian atau apa. Mereka bisa menghubungi polisi secara langsung dengan itu.” Matthias terdiam. Dia secara tak langsung sempat mengatai Cressa ko
“Ahh! Ahh! Kau benar-benar luar biasa! Ohh, betapa penuhnya!” Gadis itu mendesah saat dia duduk di pangkuan Garret dan menggerakkan pinggangnya dengan gerakan yang cukup intens. Sementara Garret memegangi pinggangnya sambil menaruh bibirnya di puncak buah dada Alexa. Alexa justru lebih menikmati momen ini dari yang Garret duga. Garret mendapatkan banyak keuntungan jika seperti ini, menurutnya. Karena di matanya, selain akan mendapatkan yang di esok hari, dia juga mendapatkan gadis cantik untuk memenuhi gairahnya. Dia tidak begitu memikirkan tentang Matthias yang membawa lari Cressa.Saat itu orang-orangnya sudah dia kirim untuk mendatangi kediamannya Matthias. Dia tinggal menunggu hasilnya sambil menikmati Alexa, tawanan pengganti. Dia menikmati goyangan Alexa yang ternyata mahir, membuatnya keenakan karena Alexa menjepit miliknya dengan andal. Setelah bersenang-senang, Garret menyempatkan tidur sejenak. Dia menaruh lengannya di atas dahinya dalam keadaan tak
“Maksudku, kau yakin akan terus bekerja pada orang sepertinya yang mungkin sebentar lagi akan segera bangkrut?” tanya Cressa sambil menatap Dave dengan tatapan meyakinkan.Matthias menatap Cressa sedikit tak percaya. Dia tahu Cressa memang angkuh, namun dia belum pernah melihat Cressa menggunakan kekuasaan atau hartanya seperti ini. “Tidak, tidak. Aku tidak akan pernah berkhianat. Karena di masa depan, kemungkinan besar hidupku akan lebih bermasalah dari pada saat ini jika aku melakukan pengkhianatan pada Garret.”Dave menolak keras berkhianat, dia tampak teguh pada pendiriannya sendiri. “Suamiku adalah saudaranya Garret. Dia juga tidak akan membiarkan orang yang berusaha menyakitiku hidup dengan tenang,” balas Cressa seadanya. “Kau tidak akan mendapatkan proteksi apa pun dari Garret, kan?” Dave terdiam. Sekarang posisinya sangat sulit. Dua orang yang mempunyai kekuasaan itu rasanya memojokkannya. Dia tidak tahu mana yang harus dia pilih sekarang. “
“Sial, bagaimana bisa kita mendapatkan gadis dengan rambut panjang, tinggi sekitar 160cm dan berbadan ramping dengan mudah.” “Perlu kau ketahui, itu perawakan normal para gadis. Kita akan mudah mendapatkannya.” Namun, orang-orang itu sudah menyusuri beberapa klub untuk mencari kategori yang dimaksud. Selalu saja ada hal yang tidak tepat tentang gadis yang mereka temukan. Seperti rambutnya lebih pendek, ternyata dia menggunakan heels, warna rambut tidak sesuai dan lain sebagainya. Sementara itu, seseorang dari mereka menjauh dari kerumunan dan berusaha menghubungi Matthias. Dia sepertinya mengenal Matthias dengan cukup dekat, saat ini dia gelisah dengan di mana keberadaan Matthias bersama gadis yang harusnya ditawan itu. Dia mendengus kesal saat Matthias tidak bisa dihubungi sama sekali. Dia lebih berharap terjadi sesuatu pada Matthias sepanjang perjalanan. Dari pada mengetahui kalau Matthias berkhianat. “Aku menyerah. Aku lelah dan semakin dingin di sin
Agnes tersentak kaget saat Magnus membentaknya seperti itu. Dia seketika berjalan mundur menjauhi Magnus. Magnus tidak pernah membentak padanya, namun dia memang pernah melihat Magnus membentak gadis yang mengganggunya dulu. Di matanya, sekarang berarti Agnes adalah gadis yang mengganggu gadis Magnus. Magnus berusaha berdiri tegak di sisi Cressa, seperti saat Magnus berduri tegak di sisinya dulu. “Sejak awal, seharusnya aku tidak membantumu. Karena kau malah menjadi beban untukku, dan kau juga menjadi ancaman untukku dan Cressa,“ ucap Magnus sambil memelankan suaranya. Agnes menggelengkan kepalanya sambil menahan air matanya. Dia tidak percaya jika Magnus terus mendorongnya menjauh. Magnus seolah lupa kalau dulu mereka adalah pasangan. “Tolong jangan berkata seperti itu... Aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Kau... kau benar-benar jahat sekarang.” Sambil terisak pelan, Agnes menundukkan kepalanya. Magnus mendengus karena sek
“Dia meminta 2 Miliar Zeno. Sementara untuk tunai aku hanya memiliki sekitar 500 juta Zeno. Jadi, aku kekurangan 1,5 Miliar Zeno,” jawab Magnus. Jeslyn langsung menatap ayahnya dengan serius, dia ingin menyelamatkan Cressa. Dan bagi ayahnya Jeslyn, sangat penting untuk memberikan sedikit pengorbanan. Melihat lata belakang Magnus saat ini, baginya akan sangat menguntungkan jika dia bisa menjalin hubungan baik dengannya segera. “Aku bisa memberikanmu pinjaman sebanyak 1,5 Miliar Zeno.” Wali kota Metronyx akhirnya menyetujui untuk memberikan pinjaman pada Magnus agar Magnus bisa menebus istrinya tersebut. Di sisi lain karena Cressa adalah sahabat putrinya, dia juga sedikit iba dengan Magnus sebagai sesama pria. Dia mengerti jika Magnus mungkin putus asa. Jeslyn tersenyum senang saat ayahnya akhirnya bersedia menyediakan yang tunai dalam jumlah yang diminta. Ayahnya menjanjikan akan menyediakannya besok pagi. Jadi, Magnus tidak perlu lagi mengkhawatirkan tentang