Share

98. Warung Soto

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-11 20:57:58

Di sinilah aku sekarang, warung soto. Pelanggan tampak ramai. Meja-meja terlihat penuh. Untung aku datang tepat waktu, jadi aku bisa mengamankan satu meja untuk aku dan Jupri.

"Mau pesan apa, Mbak?" tanya seorang pelayan sambil membawa sebuah catatan kecil.

"Oh, pesannya sebentar lagi boleh? Teman saya belum datang," balasku.

Pelayan itu mengiyakan kemudian pamit. Aku langsung mengecek ponselku. Tidak ada notifikasi apa pun di sana.

"Mana sih si Jupri?"

Aku melirik jam yang melingkar di tangan. Sudah lewat lima belas menit dari waktu yang dijanjikan. Sebenarnya bukan masalah serius. Hanya saja, mengingat hilangnya Amel, membuatku jadi mudah khawatir dengan berbagai hal.

"Kalau terlambat, seharusnya dia kasih tahu. Apa jangan-jangan ...."

Aku menggeleng keras. Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku selalu berpikir yang buruk-buruk terus? Saat sedang kebingungan itulah, tiba-tiba pundakku ditepuk dari belakang. Aku langsung terlonjak.

"Ann, ini aku, Jupri!" ucap Jupri dengan senyumnya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   99. Waduk Rawa Bening

    Akhirnya aku dan Jupri mulai melajukan kendaraan menuju ke jalan antara Madiun dan Nganjuk, kami sengaja lewat jalur bebas. Dengan begitu semoga saja kami bisa menemukan posisi Amel. Setiap yempat berteduk kami sibggahi hibgga akhirnya aku mengajak Jupri untuk singgah sebentar di Waduk Rawa Baning."Kita berhenti dulu di sini, Jup. Sebentar aku tanya dulu pada para penjual di sana semoga mereka ada yang pernah melihat wajah Amel," pamitku pada Jupri.Lelaki itu hanya menganggukkan kepala kemudian tersenyum simpul. Aku berjalan meninggalkan Jupri bersama seorang pemuda bercelana belel dan sedikit lusuh tetapi masih terlihat bersih."Maaf, Bu. Numpang tanya!" kataku pada pemilik warung makan."Iya, Neng, silahkan!""Apakah ibu pernah melihat anak perempuan kecil sedang berjalan sendiri, nah ini fotonya!" ucapku sambil menyodorkan foto teralhir Amel yang aku dapatkan dari Yoga kemarin malam.Ibu pemilik warung tersebut pun mulai menamati wajah Amel, lalu tersenyum masam dan terdengar nap

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   100. Panggilan Dari Rowena

    Setelah bercerita panjang lebar dengan Irene dan beban di pundakku sedikit terangkat, akhirnya aku masuk ke kamarku untuk mengistirahatkan sejenak tubuh lelah ini. Meski pikiranku masih sering kosong karena terbayang Amel, tapi aku merasa sudah cukup kuat dari sebelumnya.Pagi kembali menyapa, hari ini sudah memasuki hari yang ke dua sejak kabar hilangnya Amel dari Frans. Sejak itu pula lelaki itu belum memberi kabar lain yang lebih baik. Aku semakin resah dan galau. Namun, aku harus kuat demi Amel. Hari ini aku harus konsentrasi dulu pada toko, semua urusan Amel sudah aku pasrahkan pada Jupri."Mbak, telepon Mbak dari tadi bunyi, mungkin penting," ucap Andin sambil menyibak pembatas ruangan. Mendengar ucapan Andin, aku segera melepas sarung tangan plastikku kemudian bergegas keluar dari dapur. Bunyi ponselku sudah terdengar bahkan sebelum aku sempat menuju meja kerjaku. Aku terus menebak-nebak siapa gerangan yang meneleponku itu. Mungkinkah kabar terbaru tentang Amel? "Ah, nomor ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   101. Jasen Datang Lagi

    Roti-roti yang bagian atasnya terlihat mengilat, berjajar rapi di etalase. Beberapa sudah berpindah ke nampan-nampan para pengunjung. Antrean di kasir juga terlihat mengular. Aku lumayan kuwalahan melayani para pembeli. Tetapi dengan senyum mereka kulayani dengan ramah."Terima kasih. Selamat datang kembali," ucapku sambil mengulurkan satu kantung roti ke pembeli di depanku. Meski pikiranku kalang kabut, dipenuhi perasaan takut dan khawatir soal anakku, tapi aku bersyukur tokoku ramai sekali hari ini. Aku juga berusaha memasang senyum ramah agar pembeli tidak kapok datang ke mari. Sebuah urusan sepele yang sebenarnya jadi perjuangan berat untukku saat ini. Aku harus tetap semangat ini semua juga demi Amelia dan Yoga. Bersabarlah Annasta, lirihku sendiri untuk menenangkan hatiku. Setiap badai pasti akan berlalu dan cahaya terang yang akan menggantikan. Aku yakin semua pasti ada akhir dan bahagia datang menghampiri."Ada tambahan lagi, Kak?" tanyaku kemudian saat pembeli selanjutnya m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   102. Jasen 2

    "Jasen? Untuk apa dia ke mari?" gumamku lirih. Jasen Vanderson. Laki-laki itu berhasil menyedot perhatian. Kulit putih kemerahan khas orang Australia, dada bidang dengan tubuh yang menjulang tinggi, belum lagi wajahnya yang tampan dengan hidung mancung yang memesona, membuat semua mata langsung tertuju padanya. Tanpa terkecuali. Aku bahkan bisa melihat beberapa dari mereka tidak berkedip saat menatap Jasen. Laki-laki itu seperti sedang memeragakan busana paling epic dan para pengunjungku ini ibarat kaum kelas atas yang sedang mengincar prestige tanpa peduli seberapa tinggi harga busana itu. Siapa yang bisa menampik pesona Jasen? Rowena saja bahkan sampai tergila-gila meski tahu itu suamiku. "Siapa itu? Ganteng banget seperti bintang film," celetuk salah seorang pengunjung di sebelahku. "Sepertinya bukan. Hanya mirip. Tapi aku akui, dia memang ganteng," jawab wanita di sebelahnya. "Malaikat dari mana yang lupa jalan terus nyasar ke toko roti begini?" celetuk pengunjung lainnya sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   103. Jasen 3

    "Maaf, ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanyaku dengan nada sopan."Apa maksud kamu ini, Annasta? Apa kau lupa siapa aku, Hah?" Hentak Jasen."Maaf, saya disini bekerja untuk kedua anak saya. Jadi apa maksud kamu datang ke toko saya, Bapak Jasen Vanderson?" kataku dengan nada tegas.Sengaja aku beramah-tamah. Meski sebenarnya berat. Mengingat kejadian-kejadian buruk yang kami lewati beberapa waktu ini, apalagi soal perselingkuhannya dengan Rowena. Namun saat ini, aku posisikan Jasen sebagai tamu, tamu jauh, yang harus aku sambut dengan ramah dan hangat. Aku juga memosisikan Jasen sebagai ayah, yang saat ini merawat dua anakku. Jadi aku tidak ingin menyambutnya dengan amarah dan caci maki. Namun ternyata, respon yang kudapat malah berbeda 180 derajat. "Kamu itu ... biang masalah!" pekik Jasen begitu ia berada persis di depanku. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar. Beberapa orang terlihat terkejut. Mata mereka membulat. Sebagian lagi tampak berbisik. Aku menelan ludah, gugup. "Jasen

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   104. Tuduhan Yang Menyakitkan

    "Aku bundanya. Amel anakku. Apa tidak boleh seorang anak bicara dengan bundanya?" Hentakku.Melihat sikapku yang berubah, Jasen pun kulihat terkejut. Mungkin dalam pikirnya aku sekarang telah banyak berubah dari masa tiga tahun yang lalu. Asal kau tahu, Jasen, aku bukan Annasta yang lugu lagi. Inilah Annasta masa kini. Berbagai semangat aku munculkan dalam hati agar pertahananku melawan Jasen hari ini sukses. "Lihat yang terjadi sama Amel sekarang setelah bicara dengan bundanya." Jasen mengungkap semuah kejadian yang dia sendiri tidak mengerti sebab musababnya.Kata-kata Jasen seperti pisau yang menusuk tepat di jantungku. Kenapa semua kesalahan selalu dilimpahkan padaku? Memangnya tidak boleh aku rindu pada anakku? Memangnya aku mau Amel menghilang seperti sekarang? Apa dia pikir hanya dia yang khawatir? Sungguh picik pikiran Jasen. Aku sudah menduganya akan seperti ini kisah lanjutan."Amel cuma rindu padaku. Dia mau ke sini. Aku bundanya. Tidak mungkin aku membuat anakku dalam ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   105. Perkelahian

    Aku tercenung memandang pada sosok yang sudah berdiri tidak jauh dari tempat aku berdiri. Dia sejenak mengalihkanku dari kemarahan Jasen. Aku jelas mengenal sosok itu. Dia adalah laki-laki yang beberapa waktu ini membantuku. Hanya saja, kali ini ia benar-benar terlihat berbeda. Jupri. Kali ini lelaki itu tampil rapi dengan gamis panjang berwarna coklat dan kopiah yang berwarna senada. Sebelumnya, tidak pernah aku melihat Jupri se-mengesankan ini. Sebagai mantan preman, aku kira dia masih jauh dari Tuhan. Aku jelas tidak pernah menyangka akan melihatnya berpenampilan seperti ini. "Ann, apa yang terjadi?" Jupri mendekat lalu menempatkan diri di sebelahku. Matanya menatap bergantian antara aku dengan Jasen. Wajahnya terlihat bingung dengan keberadaan lelaki bule hingga menimbulkan kerutan pada dahinya. Mungkin dalam hati Jupri timbul beberap pertanyaan yang belum terucap dan itu bisa aku lihat dari sorot matanya yang penuh harap. Aku yang paham pun segera mengulum senyum tipis dan men

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   106. Akhirnya Dia Pulang

    Buk! Teriakanku nampaknya mengacau konsentrasi Jasen. Celah itu dimanfaatkan Jupri untuk memukul wajah Jasen dan menggulingkannya ke samping. Jasen masih bisa berdiri hingga membuat Jupri memgulas senyum tipis."Ayo, kita selesaikan sekarang!" pekik Jupri.Laki-laki itu berdiri lalu menepuk-nepuk bagian bawah gamisnya yang kotor. Setelahnya, ia memasang kuda-kuda dengan dua tangan mengepal di depan dada. Jupri mulai mengatur napas menyiapkan tenaga dalamnya, perlahan tapi pasti lelaki itu sudah terlihat siap menghadapi segala serangan."Nama _katrok_ gitu kok banyak gaya," ucap Jasen sambil berusaha berdiri. Satu tangannya terlihat mengusap ujung bibir. Jupri berhasil membuat lawannya terluka. _"Katrok_ juga bukan urusan kamu. Yang penting punya sopan santun, bisa memanusiakan manusia, dan satu lagi terpenting tidak suka melukai hati wanita!" teriak Jupri sambil bersiap dengan kuda-kudanya."Banyak gaya kau ya!" Aku hanya bisa terpaku di depan pintu toko. Jupri dan Jasen di depan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16

Bab terbaru

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   183. Akhir yang Pilu

    "Bunda?" Aku langsung terhenyak kala mendengar panggilan Amelia, segera kuanggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaannya. Sungguh saat melihat anggukan kepalaku, putriku itu seketika menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan abangnya. Sementara Quinsa sedikit merapat pada palukan Yoga. Kepalanya menelusup pada dada abangnya.Pandangan matanya terlihat ketakutan pada Amelia, aku semakin heran dengan perilaku Quinsa. Beberapa kali kudengar Yoga bersenandung islami untuk menenangkan emosi adik tirinya tersebut. Dahiku langsung mengernyit kala mengenal senandung itu. "Yoga, tolong jelaskan pada bunda, apa yang terjadi dengan adik kamu itu!" desakku."Sini, Sayang. Quinsa ikut kak Amel dulu. Biarkan Abang ngobrol sama Bunda, ya. Ayo!" ajak Amelia lembut.Perlahan pelukan Quinsa mengurai dan mulai mengendur, tatapannya menatap sendu pada Yoga. Begitu ada anggukan dari putraku, barulah Quinsa mau turun dari pangkuan sang abang. Amelia segera melebarkan senyumnya agar adik tirinya mau

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   182. Quinsa

    Setelah menghabiskan satu roll roti gulung, Quinsa tertidur di sofa. Aku hanya memandang kasian pada anak tersebut. Sedangkan Yoga masih terlelap di pangkuanku. Sangat terlihat jika aura di wajahnya begitu lelah. Kusurai rambutnya yang sedikit panjang, jariku menelusuri setiap lekuk wajah putraku tersebut."Sungguh indah pahatan ini, satu kata untuk mengambarkan seluruhnya. Tampan!" lirihku."Tampan saja tidak akan cukup untuk menatap dunia, Bunda!" kata Yoga dengan mata masih terpejam.Seketika kutarik ujung jariku yang sudah menyusuri hidungnya yang tinggi. Sungguh hampir kesemua permukaan wajahnya menirukan Jasen. Mungkin hanya bentuk hidung dan bibir yang membedakan mereka. "Lalu dengan apa kamu tatap duniamu, Sayang?" tanyaku."Dengan agama dan ilmu, Bunda. Seperti yang selalu Bunda ajarkan pada kami," jawab Yoga sambil mencoba bangkit dan duduk.Mata cokelat terang yang indah itu kini menatapku sendu, aku hanya mampu membalas tatapannya penuh tanya. Kemudian kudengar napas pan

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   181. Tamu yang Sudah Aku Tunggu

    Siluet tubuhnya masih aku ingat, tetapi ini mengapa dia membawa seorang anak perempuan? Mungkinkah dia anaknya dengan Rowena, jika kuhitung usia anak itu saat ini berkisar di usia sepuluh tahun. Apakah itu sosok Quinsa, bayi imut yang dulu sempat aku timang.Oh, Tuhan. Kuatkan hatiku, cobaan apa lagi yang Engkau hadirkan dalam hidupku kali ini. Sekuat apapun hati ini, jika bersangkutan dengan Mas Jasen pasti akan membawa luka. Meskipun terkadang rasa sepi melandaku tetapi jika dia datang bersama dengan yang lain, sakit itu kian terasa. Apakah ini maksud mimpiku beberpa hari yang lalu. Untuk apa Mas Jasen datang lagi dalam hidupku setelah sepuluh tahun tidak berhubungan dan apa maksudnya membawa Quinsa. Kemana Rowena? Berbagai pertanyaan muncul di otak kasarku. Sungguh rasanya aku tidak sanggup Tuhan."Bunda!" sapa lembut suara Quinsa.Naluriku sebagai ibu tidak dapat mengindahkan panggilan itu. Bagiku yang salah bukan anaknya melainkan kedua orang tuanya. Para karyawanku akhirnya pam

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   180. Kubebaskan Hatiku

    Sore semilir angin menerpa wajahku. Bayangan Jupri bersama Halimah masih nyata di pelupuk mata. Entah mengapa hati ini terasa sakit dan kecewa. Apakah aku sempat jatuh hati pada Jupri? Sejak mula semua rasa ini aku tolak. Namun, saat kulihat lelaki itu datang ke toko dengan membawa wanita hamil, hatiku sakit. Aku sendiri juga bingung dengan rasaku ini. Bagaimana bisa aku memupuk rasa yang belum tentu ada pada diri Jupri. Saat itu memang dia tidak ada cerita sedang dekat dengan seorang wanita manapun. Namun, pernah satu kali lelaki itu kelepasan bertanya mode baju syari terbaik dan berapa harganya. Hal ini sempat membuatku penasaran. Mungkin aku harus berusaha menepis segala rasa pada lelaki itu. Sejak kunjungan pertama Jupri dam istri menjadi sering datang dengan alasan Halimah susah makan nasi jadi dia lebih memilih kue basah ataupun roti bolu. "Aku harus segera pupus rasa ini dan lupakan semua. Kamu sudah mendapatkan bidadari yang terbaik, Jupri. Selamat!" batinku saat kulihat se

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   179. Gibran 2

    "Tadi Gibran sudah bilang lho, Nenek. Hanya itu Onty Dahlia," jawab Gibran."Iya, Sayang. Onty kan lama tidak jumpa Adik. Mungkin dia lebih senang menggoda, jadi maafkan Onty nya dong?" kataku pada Gibran sambil kuangkat dia ke pangkuanku.Namun, lelaki kecil menggeleng tanda dia tidak mau memaafkan Dahlia. Aku tersenyum melihat tingkah cucuku itu, dia sangat menggemaskan apalagi jika pipinya menggembung dengan bola mata yang berputar. Pasti bikin semua yang ada di sana ingin mencubit pipinya."Nenek, besok jika onty Dahlia pulang tidak usah dimasakin opor ayam, Ya. Biar tahu rasa!" dengusnya geram.Kulihat sejak tadi Dahlia hanya diam menatap Gibran, wanita muda itu menahan tawanya agar tidak terdengar oleh ponakannya yang lucu itu. Sementara Andin sejak tadi hanya berdiri, kini dia berjalan menuju dapur. Beberapa saat kemudian Andin sudah kembali dengan membawa piring berisi nasi opor ayam. "Ayo turun dari pangkuan nenek, Adik makan dulu!" ajak Andin."Lho Adik belum makan, sini bi

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   178. Gibran

    Dahlia dan Amelia terlihat semakin kompak dan solid. Aku sangat bahagia melihat perkembangan mereka berdua. Setelah makan siang aku pun ngobrol dengan keduanya untuk sesaat sebelum aku kembali lagi ke toko. O ya, toko kue ku sekarang sudah maju pesat dan dikenal oleh berbagai kalangan. Bahkan setiap Dahlia pulang, ada saja temannya yang nitip buat oleh-oleh.Sedangkan Amelia, dia terkadang ikut membantu di toko bila sedang senggang. Aku juga sangat bahagia karena sudah di panggil nenek oleh anaknya si Andin. Gadis itu sekarang sudah bukan gadis lagi melainkan sudah menjadi seorang ibu muda dengan anak satu."Bund, si ucrit bagaimana kabarnya?" tanya Dahlia."Jangan bilang ucrit, anak itu punya nama, Lho! Nanti jika Mbak kamu tiba-tiba dengar kamu yang akan kena omelannya," kataku."Hehe, iya ini Mbak Lia parah!" kelakar Amelia.Aku geleng kepala melihat keakraban mereka berdua. Aku dan kedua putriku selalu berbincang akrab seperti ini dalam menunggu waktu untuk memulai aktifitas kemba

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   177. 10 Tahun Kemudian

    Akhirnya aku mendapatkan bis tepat di jam empat sore. Kali ini aku naik bis cepat antar kota jurusan Jogyakarta. Bis yang terkenal dengan kecepatannya melebihi bis yang lain. Bis ini paling banyak peminatnya. Aku pun merasa bahwa pelayanan kondektur bis juga sangat ramah dan sopan.Bis melaju dengan kecepatan rata-rata. Mungkin bila dilihat dari kuar kecepatan bis itu tinggi. Tetapi bagi kami para penumpang terasa nyaman, hal ini terbukti para penumpang bisa tidur dengan lelap termasuk aku. Tanpa tetasa waktu terus berjalan hingga terdengar suara kondektur memberitahukan pada kami bahwa sebentar lagi bis akan memasuki kawasan Madiun."Madiun terakhir, terminal Madiun terakhir." Terdengar wakil kondektur berteriak memberitahukan pada para penumpang agar bersiap-siap. Aku pun segera terbangun dari tidurku. Perjalanan Surabaya - Madiun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan bis antar kota."Bunda pulang, Sayang!" batinku.Sungguh aku sangat rindu dengan putriku itu. Hampir

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   176. Menunggu Bis

    "Andin, apakah kamu masih di sana?" tanyaku.Hening, lambat laun kudengar isak tangis lirih. Mendengar suaranya aku semakin bingung dan resah. Memangnya sedang ada apa hingga membuat Andin sampai terisak. Aku semakin penasaran."Andin, katakan pada Mbak. Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku."Selamat ya, Mbak Ann. Semua sudah selesai hingga sesuai dengan angannya Mbak. Dan satu lagi semua keperluan toko aman dan terkendali, Kok!" balas Andin."Lalu mengenai gaji? Dan apa yang menyebabkan kamu tadi terisak, Lho?" tanyaku beruntun."Nanti lah, tunggu Mbak pulang," balas Andin.Lama aku berbincang dengan Andin. Meski aku berusaha mengorek keterangan mengenai gaji karyawan, Andin tidak mau cerita. Dia masih kekeh menunggu kepulanganku. Karena ini aku menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang. Kemudian aku mendengar suara klakson sebuah mobil yang berhenti. Seketika aku tersadar dan pamit pada Andin menyudahi panggilan."Lagi asyik menelepon siapa lho, Ann?" tanya Irene saat aku sudah

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   175. Sosok Itu

    Aku menoleh pada sosok itu, mataku seketika membelalak. Sebuah nama yang aku ingat pada sosok itu, Jupri. Iya dia adalah Jupri. Tetapi siapakah dua sosok itu? "Ibu Ann, maaf bisakah kita mulai sekarang?" "oh, ya. Silahkan, Pak!" jawabku."Ini surat janda dan ini semua yang menyangkut persidangan kemarin, Ibu Ann. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan Anda," kata pengacaraku."Saya juga berterim kasih atas bantuan Bapak. Untuk fee sudah saya transfer ke rekening Anda, Pak. Saya terima kasih," kataku sambil menjabat tangan si pengacara.Akhirnya kami melanjutkan makan siang bersama. Saat di sela makan siang kulihat sekeliling mencari sosok yang tadi sempat aku lihat. Rupanya Jupri ada di sudut kanan ruangan ini pada meja nomer lima puluh. Di sana dia sedang bersama seorang Kyai dan seorang gadis yang cantik. "Apakah dia istrinya?" lirihku."Siapa yang Anda maksud, Ibu Ann?" tanya Pengacaraku."Seorang sahabat lama, Pak. Eeh, maaf, silahkan dilanjut!" ucapku.Beberapa saat kemud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status