Share

73. Melamun

Jasen terhenyak, netranya tampak memerah saat aku membentaknya. Lelaki itu bahkan sudah mengangkat tangannya setelah selesai kalimatku. Namun, ketika tapak tangan itu hampir mendarat di ujung kepalaku sebuah tangan berotot berhasil menangkap dan menariknya ke belakang.

Rupanya sosok tangan tersebut adalah milik Frans. Aku bernapas lega, sungguh tidak pernah kuduga jika Mas Jasen masih berani melayangkan tangannya padaku. Semua diluar nalar.

"Kau sudah jauh melangkah, Jasen! Keluar dari rumahku!" usirku dengan lantang.

Jasen bergeming, kulihat matanya semakin memerah dan tapak tangannya mengepal kuat. Sangat terlihat jika dia sedang menahan emosinya. Perbeda dengan Frans, lelaki itu kulihat masih bisa bersabar menghadapi sikap kakak tirinya.

"Aku akan kembali, ingat urusan kita belum selesai!" ancam Jasen sambil menuding wajah Frans.

Aku hanya bisa geleng kepala melihat Jasen melangkah keluar dari rumahku. Kemudian kupandangi Frans mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Frans ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status