Share

78. Panggilan Langsung

"Apa yang terjadi dengan Amel, Frans?" tanyaku.

Terdengar napas panjang nan halus di telingaku, sepertinya Frans sedang menenangkan hatinya. Hal ini membuatku semakin takut bila terjadi apa-apa dengan kedua anakku tersebut. Frans seakan mengulur waktu agar dia bisa tenang dalam bercerita.

"Ayolah, Frans!" desakku.

"Amel beberapa hari ini dilarang untuk sekolah, dia di kurung di dalam rumah oleh rubah betina itu," kata Frans.

Gdeerr!!

Bagai petir menyambar telingaku, seketika hape yang aku pegang terlempar begitu saja di sofa. Napasku memburu, dadaku terasa sesak. Aku susah untuk bernapas hingga sebuah tangan mungil menyentuh pundakku pelan.

"Bunda!"

Suara itu seketika menyadarkan aku dari hentakan berita Amel yang mampu membuat otakku hilang. Dahlia sejak masuk sekolah menjadi sering memanggilku bunda. Karena panggilan inilah aku tersadar, segera ku peluk tubuh mungilnya.

"Terima kasih, Sayang!" lirihku diantara sesak napasku.

"Minumlah dulu, Bunda. Dan ini hapenya!" ucap gadis kecil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status