Beranda / Urban / Menjandakan Istri Demi Selingkuhan / 51. Bertemu Dengan Dr. Frans

Share

51. Bertemu Dengan Dr. Frans

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-27 22:37:58

Aku melangkah meninggalkan ruang rapat tersebut dengan langkah pasti, sudah tidak aku pedulikan teriakan Irene dan Abian yang berusaha mencegahku. Bahkan Adel pun kudengar sedang tertawa sumbang. Dia meminta pada semua pemegang saham untuk mengijinkan dirinya menggantikan posisiku yang aku tinggalkan.

Aku sudah tidak peduli lagi, biarlah semua menjadi tanggung jawab Adel. Aku masuk dalam ruang desain dengan mengulas senyum pada semua anggota. Kulihat Anton duduk terpekur dengan menyembunyikan kepalanya dalam tumpuan kedua tangan. Amel sendiri juga terlihat sedih, aku berusaha menyapa keduanya dengan ramah.

"Hai, semua!" sapaku dengan nada riang.

"Mbak Ann," balas Amel dan Anton hampir bersamaan.

"Apa kabar kalian? Semoga setelah aku keluar dari sini karier kalian makin maju pesat!" harapku pada semua yang hadir.

Anton berjalan memdekat padaku, kedua jemariku diraihnya lalu pria itu jongkok di depanku. Tatapan sendu mengarah tepat pada manik mataku hingga menembus jantung.

"Jangan perg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   52.Termangu.

    "Mengapa harus pergi, Ann?" tanya Dr. Frans padaku yang sedang berdiri menatap lukisan Frans bersama gadis kecil."Ini, kapan kamu membuat lukisan ini, Frans?" tanyaku tanpa berbalik badan."Lukisan itu sudah lama aku buat sekitar satu tahun yang lalu, saat aku bertemu dengan Amel yang sedang menangis tersedu di depan restoran siap saji, Ann. Dan saat itu aku tidak tahu jika gadis kecil itu adalah keponakanku sendiri, parahnya aku juga tidak tahu jika kamulah ibunya," papar Frans sambil berjalan mendekat padaku."Kembalilah padaku, Ann!" pinta Frans lembut sambil meraih jemariku.Aku terhenyak saat jemari panjang itu menautka jari jemarinya, aku sempat menolaknya tetapi jemari itu memaksa untuk saling terkait."Hubungan kita tinggal kenangan, Frans. Sudahlah!" kataku tegas."Jika kamu pergi, kemana tujuanmu, Ann?" tanyanya padaku."Aku ingin pulang kembali ke kotaku dulu, disana aku ingin membangun usaha," jawabku mantap."Kamu akan membuka usaha apa, Ann? Sebaiknya bukalah usaha kue

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   53. Jual Nasi Pecel

    Dan sampai lah aku di sini Terminal Bungurasih, Surabaya. Dengan langkah pasti, kakiku mulai berjalan seirama otakku memberi perintah. Lorong demi lorong aku lewati hingga tertulis jurusan Surabaya-Madiun-Ponorogo, Toll Panjang. Aku pilih lorong ini, dan aku oun akhirnya naik sebuah bis berwarna hijau memiliki logo Panda berayun diantara pohon bambu."Masuk, masuk. Madiun-Ponorogo toll panjang. Ayo! Ayo!" teriak kenek bis tersebut.Aku melangkah naik ke bis tersebut, kuedarkan pandanganku mencari tempat yang kosong. Akhirnya aku memilih lajur kanan nomer tiga dari depan yang memang dalam keadaan kosong. Aku tidak membawa barang banyak, hanya tas punggung berisi beberapa helai pakaian dan hijabku. Sengaja aku tidak membawa pakaian banyak, karena suatu hari nanti pasti pakaian itu tidak terpakai. Jadi lebih baik aku sumbangkan pada orang yang lebih membutuhkan.Bis mulai melaju kencang, tetapi kami merasa jalannya bis itu masih pelan tanpa ada goncangan. Perjalanan dari Surabaya-Madiun

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   54. Zonk

    Sesuai rencana aku kemarin, hari ini adalah jari jumat berarti hari di mana aku memdapat orderan nasi pecel 50bungkus untuk acar Jumat berkah. Mulai pagi nasi sudah aku siapkan lengkap dengan lauk paru goreng. Semua pesanan sudah siap, dan aku juga masih melayani pembeli yang langsung berkunjung di warung nasi pecelku.Dengan sabar aku menunggu Ibu Ali untuk mengambil nasi bungkusnya. Namun, hingga jam menunjukan pukul sembilan pagi belum nampak satu orang pun yang menanyakan hal itu. Akhirnya dengan berat hati aku menghubungi nomer yang mengaku sebagai Ibu Ali. Ternyata nomer yang menghubungiku kemarin sudah tidak aktif. Aku terhenyak fan terduduk lemas."Ya Tuhan, cobaan ini sangat berarti bagiku, terima kasih."lirihku.Akhirnya dengan langlah pasti aku bawa nasi itu dengan sepeda berkeliling sekitar dan aku bagikan 50bungkus nasi tersebut dengan gratis. Walaupun nasi itu sudah terbungkus swjam jam enam pagi tetapi semua masih layak untuk dimakan. Karena sambel pecelnya sengaja aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   55. Peduli Andin

    Aku dan Andin berjalan menuju jalan pulang yang kebetulan searah. Saat di pertigaan jalan barulah aku memisahkan diri dari Andin, tetapi gadis itu masih tetap ingin ikut ke rumahku."Lho, bukannya kamu harusnya lurus, Din?" tanyaku heran saat si Andin masih mengayuh sepedanya searah aku pulang."Boleh aku ikut tinggal bersama Kakak?" tanya Andin dengan wajah penuh harap padaku.Aku terdiam, kulihat penampilannya mulai dari bawah sampai atas. Gadis berhijab navi itu menundukkan kepalanya dengan tujuan menyembunyikan raut wajah sedihnya. Sekilas terlihat olehku bening air mengumpul di sudut matanya."Ada apa denganmu, Din?" kutanya dia saat kami sudah sampai di depan kontrakanku."Masuk saja dulu, yuuk!" ajakku pada gadis manis itu.Andin mengikutk langkahku dan memakirkan sepedanya sesuai pada tempatnya. Aku pun melangkah lebih dulu menuju pintu utama. Setelah aku buka baru kupersilahkan Andin untuk duduk."Sini, kamu duduk dulu ya, akan aku ambilkan camilan dan minuman, tunggu Ya!" ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   56. Curhatan Andin

    "Kau boleh saja ikut tinggal di sini, tetapi bagaimana dengan kedua orang tua kamu itu, Din?" tanyaku.Andin tertunduk lesu, gadis itu terus menunduk hingga bulir bening kulihat jatuh pada pangkuannya. Aku terdiam. Apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup perempuan muda di depanku hingga bulir bening jatuh bergantian. Aku masih diam, memberi waktu dan ruang pada Andin hingga dia sendiri yang ingin menceritakan derita hidupnya. Namun, hingga tiga puluh menit tidak kudengar suara yang keluar dari bibir gadis itu. Akhirnya dengan lembut kuusap punggungnya agar Andin bisa leluasa mengeluarkan semua kegelisahan dalam hatinya." Mbak!" panggil Andin lirih."Katakan apa yang ada di dalam hatimu. Mulai dari sekarang suarakan jeritan hati kamu, Din!" ucapku dengan nada yang rendah.Andin menatapku sendu, perempuan muda itu masih menatapku dengan kegalauan yang menyelingkupi hatinya. Andin masih bergeming, netranya berp. utar seakan sedang mencari sesuatu yang hendak dikeluarkan. Andin mulai ge

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   57. Inginku

    "Iya, Mbak Ann. Akhir-akhir ini aku tidak pernah memenuhi apa yang diinginkan oleh Bapak, Mbak," jelas Andin padaku.Aku hanya memandang pada wajah Andin yang terlihat lelah, akhirnya aku berdiri dan berjalan menuju kamar yang lain yang ada dalam rumah kontrakanku. Di dalam rumahku itu ada tiga kamar, satu sudah aku, satunya untuk ruang setrika dan tempat aku ibadah. Sedang yang satunya aku biarkan kosong, jika ada tamu yang ingin istirahat maka kamar itu lah yang aku gunakan.Setelah aku bersihkan kamar tamu itu baru lah aku silahkan Andin untuk istirahat. Mengingat tubuh dan otaknya terlihat lelah. Namun, Andin hanya tersenyum dan berdiri sambil memberesi gelas dan cemilan untuk dibawa ke belakang."Biarkan di tempat cucian semua benda kotor itu, Din. Nanti saja dicucinya!" teriakku saat Andin mulai masuk dapur.Namun, inderaku seperti mendengar gemericik air. Mungkin gelas kotor itu dicuci sendiri oleh Andin. Setelah beberapa menit kudengar langkah kaki mendekat. "Mbak, apakah ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   58. Rencana

    Udara pagi terasa sejuk, apalagi daerah sekitarku masih ditumbuhi oleh rerumputan dan sawah yang mulai menguning. Aku bangun lebih awal dari biasanya. Kulihat Andin pun sudah afa di dapur. Gadis itu terlihat sedang membersihkan beras sebelum di nanak."Pagi Mbak Ann, maaf aku menanak beras tanpa ijin!" kata Andin."Tidak apa, Lanjutkan saja. Aku mau mandi dulu, jangan lupa nanti ikut aku kepasar besar kita belanja keperluan buat jualan besok!" ingatku pada Andin."Siap, Mbak. Aku lanjut masak dulu," balas AndinSetelah menyetujui apa yang diinginkan oleh Andin aku pun masuk kedalam kamar mandi, beberapa saat setelah merasa tubuh segar dan selesai mandi aku langsung membantu Andin menyiapkan sarapan."Sudah selesai, ayo kita sarapan dulu, Din!" ajakku pada AndinKami sarapan bersama dalam diam, kesibukan mengunyah makanan membuat kami mengharuskan diam dan tidak bicara agar segera selesai. Setelah selesai segera ku angkat piring dan gelas kotor ke dapur untuk kucuci, sementara Andin me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   59. Bentor Baru

    Hari terus berlalu dan aku sudah mulai membuka usaha kue basah juga bluder yang lagi rame. Awal aku berjualan masih dari pintu ke pintu, sedangkan Andin dia lebih senang berjualan di depan sekolah atau dikeramaian. Pertama jualan keliling membuatku sedikit kurang percaya diri. Bukan aku malu tetapi pada rasa, apakah kue buatanku bisa terjual? Berbagai pertanyaan sering muncul, tetapi segala usaha pasti ada hasil.Jaulanku sekarang sedikit lebih maju, karena hari ini aku sudah bisa buka lapak didepan kontrakan. O iya sekarang kontrakkan aku ada di depan gang sehingga memudahkan aku untuk berjualan. Sengaja aku pindah yang di depan gang agar jualanku lebih dikenal oleh masyarakat, dan Andin sangat antusias."Wah asyiik! Enak seperti ini, Mbak Ann," ungkap Andin tersenyum lebar."Kamh benar, semoga kita bisa buka kios khusus Bluder ya, Din!" ucapku sekaligus doa."Aamiin," balas Andin."Jika Mbak bisa buat kios, apakah kamu masih mau bantu bikin kuenya, Din?" tanyaku."Pasti mau, Mbak. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06

Bab terbaru

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   183. Akhir yang Pilu

    "Bunda?" Aku langsung terhenyak kala mendengar panggilan Amelia, segera kuanggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaannya. Sungguh saat melihat anggukan kepalaku, putriku itu seketika menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan abangnya. Sementara Quinsa sedikit merapat pada palukan Yoga. Kepalanya menelusup pada dada abangnya.Pandangan matanya terlihat ketakutan pada Amelia, aku semakin heran dengan perilaku Quinsa. Beberapa kali kudengar Yoga bersenandung islami untuk menenangkan emosi adik tirinya tersebut. Dahiku langsung mengernyit kala mengenal senandung itu. "Yoga, tolong jelaskan pada bunda, apa yang terjadi dengan adik kamu itu!" desakku."Sini, Sayang. Quinsa ikut kak Amel dulu. Biarkan Abang ngobrol sama Bunda, ya. Ayo!" ajak Amelia lembut.Perlahan pelukan Quinsa mengurai dan mulai mengendur, tatapannya menatap sendu pada Yoga. Begitu ada anggukan dari putraku, barulah Quinsa mau turun dari pangkuan sang abang. Amelia segera melebarkan senyumnya agar adik tirinya mau

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   182. Quinsa

    Setelah menghabiskan satu roll roti gulung, Quinsa tertidur di sofa. Aku hanya memandang kasian pada anak tersebut. Sedangkan Yoga masih terlelap di pangkuanku. Sangat terlihat jika aura di wajahnya begitu lelah. Kusurai rambutnya yang sedikit panjang, jariku menelusuri setiap lekuk wajah putraku tersebut."Sungguh indah pahatan ini, satu kata untuk mengambarkan seluruhnya. Tampan!" lirihku."Tampan saja tidak akan cukup untuk menatap dunia, Bunda!" kata Yoga dengan mata masih terpejam.Seketika kutarik ujung jariku yang sudah menyusuri hidungnya yang tinggi. Sungguh hampir kesemua permukaan wajahnya menirukan Jasen. Mungkin hanya bentuk hidung dan bibir yang membedakan mereka. "Lalu dengan apa kamu tatap duniamu, Sayang?" tanyaku."Dengan agama dan ilmu, Bunda. Seperti yang selalu Bunda ajarkan pada kami," jawab Yoga sambil mencoba bangkit dan duduk.Mata cokelat terang yang indah itu kini menatapku sendu, aku hanya mampu membalas tatapannya penuh tanya. Kemudian kudengar napas pan

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   181. Tamu yang Sudah Aku Tunggu

    Siluet tubuhnya masih aku ingat, tetapi ini mengapa dia membawa seorang anak perempuan? Mungkinkah dia anaknya dengan Rowena, jika kuhitung usia anak itu saat ini berkisar di usia sepuluh tahun. Apakah itu sosok Quinsa, bayi imut yang dulu sempat aku timang.Oh, Tuhan. Kuatkan hatiku, cobaan apa lagi yang Engkau hadirkan dalam hidupku kali ini. Sekuat apapun hati ini, jika bersangkutan dengan Mas Jasen pasti akan membawa luka. Meskipun terkadang rasa sepi melandaku tetapi jika dia datang bersama dengan yang lain, sakit itu kian terasa. Apakah ini maksud mimpiku beberpa hari yang lalu. Untuk apa Mas Jasen datang lagi dalam hidupku setelah sepuluh tahun tidak berhubungan dan apa maksudnya membawa Quinsa. Kemana Rowena? Berbagai pertanyaan muncul di otak kasarku. Sungguh rasanya aku tidak sanggup Tuhan."Bunda!" sapa lembut suara Quinsa.Naluriku sebagai ibu tidak dapat mengindahkan panggilan itu. Bagiku yang salah bukan anaknya melainkan kedua orang tuanya. Para karyawanku akhirnya pam

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   180. Kubebaskan Hatiku

    Sore semilir angin menerpa wajahku. Bayangan Jupri bersama Halimah masih nyata di pelupuk mata. Entah mengapa hati ini terasa sakit dan kecewa. Apakah aku sempat jatuh hati pada Jupri? Sejak mula semua rasa ini aku tolak. Namun, saat kulihat lelaki itu datang ke toko dengan membawa wanita hamil, hatiku sakit. Aku sendiri juga bingung dengan rasaku ini. Bagaimana bisa aku memupuk rasa yang belum tentu ada pada diri Jupri. Saat itu memang dia tidak ada cerita sedang dekat dengan seorang wanita manapun. Namun, pernah satu kali lelaki itu kelepasan bertanya mode baju syari terbaik dan berapa harganya. Hal ini sempat membuatku penasaran. Mungkin aku harus berusaha menepis segala rasa pada lelaki itu. Sejak kunjungan pertama Jupri dam istri menjadi sering datang dengan alasan Halimah susah makan nasi jadi dia lebih memilih kue basah ataupun roti bolu. "Aku harus segera pupus rasa ini dan lupakan semua. Kamu sudah mendapatkan bidadari yang terbaik, Jupri. Selamat!" batinku saat kulihat se

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   179. Gibran 2

    "Tadi Gibran sudah bilang lho, Nenek. Hanya itu Onty Dahlia," jawab Gibran."Iya, Sayang. Onty kan lama tidak jumpa Adik. Mungkin dia lebih senang menggoda, jadi maafkan Onty nya dong?" kataku pada Gibran sambil kuangkat dia ke pangkuanku.Namun, lelaki kecil menggeleng tanda dia tidak mau memaafkan Dahlia. Aku tersenyum melihat tingkah cucuku itu, dia sangat menggemaskan apalagi jika pipinya menggembung dengan bola mata yang berputar. Pasti bikin semua yang ada di sana ingin mencubit pipinya."Nenek, besok jika onty Dahlia pulang tidak usah dimasakin opor ayam, Ya. Biar tahu rasa!" dengusnya geram.Kulihat sejak tadi Dahlia hanya diam menatap Gibran, wanita muda itu menahan tawanya agar tidak terdengar oleh ponakannya yang lucu itu. Sementara Andin sejak tadi hanya berdiri, kini dia berjalan menuju dapur. Beberapa saat kemudian Andin sudah kembali dengan membawa piring berisi nasi opor ayam. "Ayo turun dari pangkuan nenek, Adik makan dulu!" ajak Andin."Lho Adik belum makan, sini bi

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   178. Gibran

    Dahlia dan Amelia terlihat semakin kompak dan solid. Aku sangat bahagia melihat perkembangan mereka berdua. Setelah makan siang aku pun ngobrol dengan keduanya untuk sesaat sebelum aku kembali lagi ke toko. O ya, toko kue ku sekarang sudah maju pesat dan dikenal oleh berbagai kalangan. Bahkan setiap Dahlia pulang, ada saja temannya yang nitip buat oleh-oleh.Sedangkan Amelia, dia terkadang ikut membantu di toko bila sedang senggang. Aku juga sangat bahagia karena sudah di panggil nenek oleh anaknya si Andin. Gadis itu sekarang sudah bukan gadis lagi melainkan sudah menjadi seorang ibu muda dengan anak satu."Bund, si ucrit bagaimana kabarnya?" tanya Dahlia."Jangan bilang ucrit, anak itu punya nama, Lho! Nanti jika Mbak kamu tiba-tiba dengar kamu yang akan kena omelannya," kataku."Hehe, iya ini Mbak Lia parah!" kelakar Amelia.Aku geleng kepala melihat keakraban mereka berdua. Aku dan kedua putriku selalu berbincang akrab seperti ini dalam menunggu waktu untuk memulai aktifitas kemba

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   177. 10 Tahun Kemudian

    Akhirnya aku mendapatkan bis tepat di jam empat sore. Kali ini aku naik bis cepat antar kota jurusan Jogyakarta. Bis yang terkenal dengan kecepatannya melebihi bis yang lain. Bis ini paling banyak peminatnya. Aku pun merasa bahwa pelayanan kondektur bis juga sangat ramah dan sopan.Bis melaju dengan kecepatan rata-rata. Mungkin bila dilihat dari kuar kecepatan bis itu tinggi. Tetapi bagi kami para penumpang terasa nyaman, hal ini terbukti para penumpang bisa tidur dengan lelap termasuk aku. Tanpa tetasa waktu terus berjalan hingga terdengar suara kondektur memberitahukan pada kami bahwa sebentar lagi bis akan memasuki kawasan Madiun."Madiun terakhir, terminal Madiun terakhir." Terdengar wakil kondektur berteriak memberitahukan pada para penumpang agar bersiap-siap. Aku pun segera terbangun dari tidurku. Perjalanan Surabaya - Madiun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan bis antar kota."Bunda pulang, Sayang!" batinku.Sungguh aku sangat rindu dengan putriku itu. Hampir

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   176. Menunggu Bis

    "Andin, apakah kamu masih di sana?" tanyaku.Hening, lambat laun kudengar isak tangis lirih. Mendengar suaranya aku semakin bingung dan resah. Memangnya sedang ada apa hingga membuat Andin sampai terisak. Aku semakin penasaran."Andin, katakan pada Mbak. Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku."Selamat ya, Mbak Ann. Semua sudah selesai hingga sesuai dengan angannya Mbak. Dan satu lagi semua keperluan toko aman dan terkendali, Kok!" balas Andin."Lalu mengenai gaji? Dan apa yang menyebabkan kamu tadi terisak, Lho?" tanyaku beruntun."Nanti lah, tunggu Mbak pulang," balas Andin.Lama aku berbincang dengan Andin. Meski aku berusaha mengorek keterangan mengenai gaji karyawan, Andin tidak mau cerita. Dia masih kekeh menunggu kepulanganku. Karena ini aku menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang. Kemudian aku mendengar suara klakson sebuah mobil yang berhenti. Seketika aku tersadar dan pamit pada Andin menyudahi panggilan."Lagi asyik menelepon siapa lho, Ann?" tanya Irene saat aku sudah

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   175. Sosok Itu

    Aku menoleh pada sosok itu, mataku seketika membelalak. Sebuah nama yang aku ingat pada sosok itu, Jupri. Iya dia adalah Jupri. Tetapi siapakah dua sosok itu? "Ibu Ann, maaf bisakah kita mulai sekarang?" "oh, ya. Silahkan, Pak!" jawabku."Ini surat janda dan ini semua yang menyangkut persidangan kemarin, Ibu Ann. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan Anda," kata pengacaraku."Saya juga berterim kasih atas bantuan Bapak. Untuk fee sudah saya transfer ke rekening Anda, Pak. Saya terima kasih," kataku sambil menjabat tangan si pengacara.Akhirnya kami melanjutkan makan siang bersama. Saat di sela makan siang kulihat sekeliling mencari sosok yang tadi sempat aku lihat. Rupanya Jupri ada di sudut kanan ruangan ini pada meja nomer lima puluh. Di sana dia sedang bersama seorang Kyai dan seorang gadis yang cantik. "Apakah dia istrinya?" lirihku."Siapa yang Anda maksud, Ibu Ann?" tanya Pengacaraku."Seorang sahabat lama, Pak. Eeh, maaf, silahkan dilanjut!" ucapku.Beberapa saat kemud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status