Share

119. Pulang Ke Rumah

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-26 21:39:35

Aku terdiam mendengar perkataan Jupri, apa maksudnya? Tanggung jawab? Ah, mungkin saja ia mengatakan itu hanya untuk mengelabui Jasen agar tak menggangguku dan Amel lagi.

Ku lihat wajah Jasen nampak merah padam menahan emosi. Ia melihat ke arahku dan Amel yang menenggelamkan wajahnya di pelukan karena takut. Aku memeluknya terus dengan erat. Tak akan ku biarkan orang-orang ini menyentuhnya, sehelai rambut pun tak akan.

Rowena kali ini yang maju, dia menarik lengan Jasen, "Ayo kita pergi saja, percuma, dia tidak akan mengijinkan kita untuk membawa Amel."

Rowena terus menarik lengan Jasen agar cepat pergi dari halaman toko rotiku. Akhirnya Jasen pun kembali ke mobilnya bersama Rowena, tetapi sebelum masuk ke dalam mobil, Jasen sempat mengatakan, "Aku akan kembali untuk mengambil anakku, Ann!"

Aku hanya terdiam dengan memalingkan wajahku tanpa menjawab ucapan dari Jasen. Mobil itu pun pergi melaju dengan kencang. Setidaknya kini aku bisa bernapas lega karena pasangan itu sudah pergi.

Ak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   120. Bi Ijah Sampai

    "Apa yang ingin Mbak bicarakan denganku?" tanya Andin."Mbak ingin memanggil Bi Ijah asisten rumah tangga ibuku dulu, apakah kamu ingat?" tanyaku pada Andin.Andin terdiam sesaat, kemudian senyumnya mengembang. Mungkin gadis itu mulai ingat akan Bi Ijah. Sementara kulihat Amel berlari menuju ke arahku."Bunda! Benarkah Bi Ijah akan diundang kemari? Itu tandanya setiap hari aku akan berjumpa dengan bibi dong, Bunda!" tanya Amel."Iya, Sayang," balasku.Amel melompat kegirangan mendengar semua informasiku, lalu dia pun memelukku penuh hangat. Kemudian kubawa dia dalam pelukanku. Lalu Andin berdiri dari duduknya dan pamit undur diri untuk istirahat."Mbak, besok jika Bi Ijah akan sampai di terminal Madiun segera chat aku ya, agar aku bisa jemput beliau," ucap Andin."Baik, nanti akan mbak kabari lagi pastinya. Sebaiknya kita istirahat, hari sudah menjelang malam!" ucapku.Akhirnya aku dan Amel pun masuk ke kamar untuk mengistirahatkan badan. Malam ini adalah malam pertama aku tidur bersa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   121. Memberi Kabar

    "Iya, benar apa yang dikatakan oleh Mbak Ann itu, Bi Ijah. Maka mulai hari ini kami akan memanggil dengan sebutan Emak saja atau Bibi. Bagaimana, Mbak?" balas Andin."Nah iya benar!" jawabku."Tetapi ini tidak baik lho, Nyonya!" kekeh Bi Ijah.Aku dan Andin sepakat menggelengkan kepala, kemudian tiba-tiba Andin menjerit. Gadis itu ingat bila Dahlian harus masuk lebih pagi karena dia ada tugas piket kelas. Gegas Andin berlari masuk kamarnya guna membangunkan Dahlia. Tetapi yang akan dibangunkan justru dengan santainya sudah keluar dari kamar dengan pakaian sekolah lengkap.Andin tersenyum puas melihat kecekatan sang adiknya, tetapi Andin masih bimbang. Dia seperti ingin mengutarakan sesuatu. Aku berusaha membuatnya nyaman. Lalu kudekati dia."Ada apa, Ndin?" tanyaku."Mbak, sudahkah menghubungi Mas Frans? Dia berpesan pada HP toko agar segera memberitahukan informasi terkini mengenai Amel. Maafkan aku, Mbak!" ungkap Andin."Ah, kamu benar, Ndin," kataku.Segera kuraih pinselku yang mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   122. Sup Iga

    Kugelengkan kepalaku dan kujawab aku tidak tahu pasti, dan Frans bisa langsung menanyakannya pada Amel saat mereka berdua nanti bertemu, karena saat ini Amel masih tidur dan belum bangun. Frans mengangguk, dia pun menanyakan kenapa toko rotiku tutup dan kenapa kami membagi- bagikan roti dan kue yang biasa kami jual.Kujelaskan padanya bahwa ada yang telah dengan sengaja mengacak- acak toko rotiku, sehingga hampir seperempat barang daganganku rusak, menyebabkan kami tidak bisa lanjut membuka toko karena dua kaca display yang ada di toko pecah sehingga tidak bisa dipakai.Fans terperanjat mendengar ceritaku dan bertanya siapa yang telah begitu tega menghancurkan usahaku. Aku yang tidak mempunyai jawabannya hanya mampu mengedikkan bahu saja."Hh, bersabarlah, Ann. Tuhan pasti akan memberikan balasan kepada orang- orang yang telah merusak dan menghancurkan toko rotimu. Benar- benar manusia tidak punya hati!" umpat Frans, kentara sekali nada kesal di dalam nada suaranya."Silakan, Nyonya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   123. Semakin Akrab

    Aku tercenung mendengar perkataan Frans. Di dalam hati, aku membenarkan penjelasan Frans padaku barusan. "Ya, Frans. Aku tidak akan membatasi pertemanan antara Amel dan Dahlia, lagipula Andin dan Dahlia sudah kuanggap sebagai keluargaku, seperti aku memperlakukan Bi Ijah, Damar, Jupri, Jafar dan yang lainnya," kataku pada Frans.Frans mengangguk setuju kemudian pria yang berusia lebih muda dua tahun dariku itu mengajakku untuk membicarakan masalah kesehatan Amel. Mendengar hal itu, aku pun mengajaknya masuk ke ruangan kerjaku dimana aku mengawasi mengerjakan laporan keuangan toko."Jadi, bagaimana kesimpulanmu setelah mendengar cerita Amel saat dia terpisah dan berusaha mengejar bus yang tidak sengaja meninggalkannya seorang diri, Frans?" tanyaku dengan penuh rasa ingin tahu."Hmm, ya, dia memang sempat kelaparan dan dehidrasi waktu itu, Ann. Akan tetapi, beruntung sekali Jafar menemukannya di waktu yang tepat dan segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, sebab t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   124. Bibi

    "Llah, bukannya Om sudah mau pulang, Ya!" kata Amel sambil melirik ke arahku."Amel!" ucap Dahlia sedikit bernada tinggi.Amel pun segera membungkam mulutnya sambil menatap jengah pada Frans. Lalu tangannya menangkup didepan dada sebagai permintaan maafnya. Kulihat Frans hanya tersenyum manis lalu mengacak ujung rambut Amel."Iih, Om Frans rambut Amel 'kan baru saja dikeramasi Bunda. Ntar berantakan lho!" keluhnya sambil menatapku manja.Aku melihat polah Amel semakin gemas, Frans pun memberiku kode. Aku mengangguk mensetujui apa yang dia simpulkan tadi. Memang benar bahwa dukungan dan kasih sayang akan menyembuhkan luka Amel, itu sudah kulihat sejak siang ini.Andin tampak berjalan mendekat ke arahku, senyumnya mengembang. Lalu dia pamit akan ke toko kue lebih dulu, karena sebentar lagi waktu istirahatnya selesai bergilir karyawan lain."Hati-hati, Ndin. Mungkin aku agak sore ya datangnya. Nunggu anak-anak bangun tidur!" kataku pada Andin."Siap! Dahlia jangan lupa segera cuci tangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   125. Daftar Sekolah

    Sinar mentari menerobos jendela kamarku, aku pun menggeliat melemaskan ototku. Kuraba tepian ranjang sisi kanan, kosong? Seketika mataku terbuka lebar, kusapu seluruh ruang kamarku mencari keberadaan putriku. Pandanganku terhenti pada sosok mungil yang sedang menjalankan ibadahnya, oh sungguh pemandangan yang indah. Lalu kualihkan pandanganku pada jam dinding, ya Robb ternyata sudah jam lima pagi.Gegas aku masuk kemar mandi, membersihkan diri sekaligus mengambil air wudlu. Setelah sepuluh menitan akupun keluar, kulihat gadis kecilku sedang melipat mukenanya."Kok bunda tidak dibangunkan, Dik?" tanyaku pada Amel."Hehe, maaf Bunda! Amel melihat wajah Bunda begitu lelah jadi Amel biarkan dulu hingga selesai salat baru nanti akan Amel bangunkan, Bunda," jawab putriku polos.Aku tersenyum, lalu segera kutunaikan kewajibanku terhadap Robb ku. Setelah selesai kulipat lagi mukena dan sajadah lalu kuletakkan ditempatnya semula. Amel kulihat melamun di tepian ranjang, pandangannya menerawang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   126. Kabar Yoga

    Tak terasa, sudah satu bulan lamanya gadis cilikku bersekolah. Selama masa itu, tidak sedikit pun aku mendengar cerita macam- macam dari guru maupun diri dia sendiri. Malah dia selalu mengatakan bahwa dia sangat suka bersekolah di tempat dia belajar saat ini.Sejak putriku bersekolah, kesibukkanku di pagi hari pun bertambah, tetapi tidak sedikit pun aku menyesali hal itu, malah aku merasa sangat menyukainya. Bagiku kesibukkan mengurus dan mengantar kedua putri kecilku bersekolah adalah momen paling menyenangkan. Meskipun setiap hari aku terbantukan sejak adanya Bi Ijah.Hari ini, seperti biasa aku tengah mempersiapkan meja makan untuk acara makan pagi yang memang aku wajibkan setiap hari di rumah ini. Aku baru saja bersiap memanggil Amel dan yang lain untuk sarapan, saat aku mendengar telepon genggamku berteriak memanggil. Dengan sedikit tergesa, aku berjalan menghampiri lemari buku di ruang santai yang berada tidak jauh dari ruang makan"Halo, Assalamualaikum," sapaku saat panggilan v

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   127. Kabar Yoga 2

    "Tidak, Bunda. Yoga sedang berada di sekolah ketika peristiwa itu terjadi, Yoga baru saja sampai di sekolah, Bun. Saat melihat Yoga, ibu wali kelas Yoga langsung memanggil ke ruang guru. Waktu di ruang guru, Yoga melihat ada dua bapak polisi. Dari bapak- bapak itu Yoga tahu kalau ayah mengalami kecelakaan." Yoga menjelaskan padaku dengan suara sedikit terputus- putus.Mencelos rasanya saat mendengar berita dari Yoga, karena dengan adanya polisi itu berarti kecelakaan yang dialami oleh Jasen bisa dikategorikan lumayan berat. Perasaanku berkecamuk tidak karuan. Namun, di satu sisi aku merasa sangat beruntung karena Yoga tidak ikut menjadi korban dalam peristwa tersebut."Yoga diantar ayah ke sekolah?" tanyaku pada Yoga ingin memastikan waktu terjadinya kecelakaan.Terlihat wajah sedih Yoga mengangguk perlahan, seketika itu juga jantungku terasa luruh ke tanah. Aku benar- benar merasa bersyukur karena Allah telah menyelamatkan buah hatiku dari musibah kecelakaan."Kapan peristiwa itu ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01

Bab terbaru

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   183. Akhir yang Pilu

    "Bunda?" Aku langsung terhenyak kala mendengar panggilan Amelia, segera kuanggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaannya. Sungguh saat melihat anggukan kepalaku, putriku itu seketika menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan abangnya. Sementara Quinsa sedikit merapat pada palukan Yoga. Kepalanya menelusup pada dada abangnya.Pandangan matanya terlihat ketakutan pada Amelia, aku semakin heran dengan perilaku Quinsa. Beberapa kali kudengar Yoga bersenandung islami untuk menenangkan emosi adik tirinya tersebut. Dahiku langsung mengernyit kala mengenal senandung itu. "Yoga, tolong jelaskan pada bunda, apa yang terjadi dengan adik kamu itu!" desakku."Sini, Sayang. Quinsa ikut kak Amel dulu. Biarkan Abang ngobrol sama Bunda, ya. Ayo!" ajak Amelia lembut.Perlahan pelukan Quinsa mengurai dan mulai mengendur, tatapannya menatap sendu pada Yoga. Begitu ada anggukan dari putraku, barulah Quinsa mau turun dari pangkuan sang abang. Amelia segera melebarkan senyumnya agar adik tirinya mau

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   182. Quinsa

    Setelah menghabiskan satu roll roti gulung, Quinsa tertidur di sofa. Aku hanya memandang kasian pada anak tersebut. Sedangkan Yoga masih terlelap di pangkuanku. Sangat terlihat jika aura di wajahnya begitu lelah. Kusurai rambutnya yang sedikit panjang, jariku menelusuri setiap lekuk wajah putraku tersebut."Sungguh indah pahatan ini, satu kata untuk mengambarkan seluruhnya. Tampan!" lirihku."Tampan saja tidak akan cukup untuk menatap dunia, Bunda!" kata Yoga dengan mata masih terpejam.Seketika kutarik ujung jariku yang sudah menyusuri hidungnya yang tinggi. Sungguh hampir kesemua permukaan wajahnya menirukan Jasen. Mungkin hanya bentuk hidung dan bibir yang membedakan mereka. "Lalu dengan apa kamu tatap duniamu, Sayang?" tanyaku."Dengan agama dan ilmu, Bunda. Seperti yang selalu Bunda ajarkan pada kami," jawab Yoga sambil mencoba bangkit dan duduk.Mata cokelat terang yang indah itu kini menatapku sendu, aku hanya mampu membalas tatapannya penuh tanya. Kemudian kudengar napas pan

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   181. Tamu yang Sudah Aku Tunggu

    Siluet tubuhnya masih aku ingat, tetapi ini mengapa dia membawa seorang anak perempuan? Mungkinkah dia anaknya dengan Rowena, jika kuhitung usia anak itu saat ini berkisar di usia sepuluh tahun. Apakah itu sosok Quinsa, bayi imut yang dulu sempat aku timang.Oh, Tuhan. Kuatkan hatiku, cobaan apa lagi yang Engkau hadirkan dalam hidupku kali ini. Sekuat apapun hati ini, jika bersangkutan dengan Mas Jasen pasti akan membawa luka. Meskipun terkadang rasa sepi melandaku tetapi jika dia datang bersama dengan yang lain, sakit itu kian terasa. Apakah ini maksud mimpiku beberpa hari yang lalu. Untuk apa Mas Jasen datang lagi dalam hidupku setelah sepuluh tahun tidak berhubungan dan apa maksudnya membawa Quinsa. Kemana Rowena? Berbagai pertanyaan muncul di otak kasarku. Sungguh rasanya aku tidak sanggup Tuhan."Bunda!" sapa lembut suara Quinsa.Naluriku sebagai ibu tidak dapat mengindahkan panggilan itu. Bagiku yang salah bukan anaknya melainkan kedua orang tuanya. Para karyawanku akhirnya pam

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   180. Kubebaskan Hatiku

    Sore semilir angin menerpa wajahku. Bayangan Jupri bersama Halimah masih nyata di pelupuk mata. Entah mengapa hati ini terasa sakit dan kecewa. Apakah aku sempat jatuh hati pada Jupri? Sejak mula semua rasa ini aku tolak. Namun, saat kulihat lelaki itu datang ke toko dengan membawa wanita hamil, hatiku sakit. Aku sendiri juga bingung dengan rasaku ini. Bagaimana bisa aku memupuk rasa yang belum tentu ada pada diri Jupri. Saat itu memang dia tidak ada cerita sedang dekat dengan seorang wanita manapun. Namun, pernah satu kali lelaki itu kelepasan bertanya mode baju syari terbaik dan berapa harganya. Hal ini sempat membuatku penasaran. Mungkin aku harus berusaha menepis segala rasa pada lelaki itu. Sejak kunjungan pertama Jupri dam istri menjadi sering datang dengan alasan Halimah susah makan nasi jadi dia lebih memilih kue basah ataupun roti bolu. "Aku harus segera pupus rasa ini dan lupakan semua. Kamu sudah mendapatkan bidadari yang terbaik, Jupri. Selamat!" batinku saat kulihat se

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   179. Gibran 2

    "Tadi Gibran sudah bilang lho, Nenek. Hanya itu Onty Dahlia," jawab Gibran."Iya, Sayang. Onty kan lama tidak jumpa Adik. Mungkin dia lebih senang menggoda, jadi maafkan Onty nya dong?" kataku pada Gibran sambil kuangkat dia ke pangkuanku.Namun, lelaki kecil menggeleng tanda dia tidak mau memaafkan Dahlia. Aku tersenyum melihat tingkah cucuku itu, dia sangat menggemaskan apalagi jika pipinya menggembung dengan bola mata yang berputar. Pasti bikin semua yang ada di sana ingin mencubit pipinya."Nenek, besok jika onty Dahlia pulang tidak usah dimasakin opor ayam, Ya. Biar tahu rasa!" dengusnya geram.Kulihat sejak tadi Dahlia hanya diam menatap Gibran, wanita muda itu menahan tawanya agar tidak terdengar oleh ponakannya yang lucu itu. Sementara Andin sejak tadi hanya berdiri, kini dia berjalan menuju dapur. Beberapa saat kemudian Andin sudah kembali dengan membawa piring berisi nasi opor ayam. "Ayo turun dari pangkuan nenek, Adik makan dulu!" ajak Andin."Lho Adik belum makan, sini bi

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   178. Gibran

    Dahlia dan Amelia terlihat semakin kompak dan solid. Aku sangat bahagia melihat perkembangan mereka berdua. Setelah makan siang aku pun ngobrol dengan keduanya untuk sesaat sebelum aku kembali lagi ke toko. O ya, toko kue ku sekarang sudah maju pesat dan dikenal oleh berbagai kalangan. Bahkan setiap Dahlia pulang, ada saja temannya yang nitip buat oleh-oleh.Sedangkan Amelia, dia terkadang ikut membantu di toko bila sedang senggang. Aku juga sangat bahagia karena sudah di panggil nenek oleh anaknya si Andin. Gadis itu sekarang sudah bukan gadis lagi melainkan sudah menjadi seorang ibu muda dengan anak satu."Bund, si ucrit bagaimana kabarnya?" tanya Dahlia."Jangan bilang ucrit, anak itu punya nama, Lho! Nanti jika Mbak kamu tiba-tiba dengar kamu yang akan kena omelannya," kataku."Hehe, iya ini Mbak Lia parah!" kelakar Amelia.Aku geleng kepala melihat keakraban mereka berdua. Aku dan kedua putriku selalu berbincang akrab seperti ini dalam menunggu waktu untuk memulai aktifitas kemba

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   177. 10 Tahun Kemudian

    Akhirnya aku mendapatkan bis tepat di jam empat sore. Kali ini aku naik bis cepat antar kota jurusan Jogyakarta. Bis yang terkenal dengan kecepatannya melebihi bis yang lain. Bis ini paling banyak peminatnya. Aku pun merasa bahwa pelayanan kondektur bis juga sangat ramah dan sopan.Bis melaju dengan kecepatan rata-rata. Mungkin bila dilihat dari kuar kecepatan bis itu tinggi. Tetapi bagi kami para penumpang terasa nyaman, hal ini terbukti para penumpang bisa tidur dengan lelap termasuk aku. Tanpa tetasa waktu terus berjalan hingga terdengar suara kondektur memberitahukan pada kami bahwa sebentar lagi bis akan memasuki kawasan Madiun."Madiun terakhir, terminal Madiun terakhir." Terdengar wakil kondektur berteriak memberitahukan pada para penumpang agar bersiap-siap. Aku pun segera terbangun dari tidurku. Perjalanan Surabaya - Madiun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan bis antar kota."Bunda pulang, Sayang!" batinku.Sungguh aku sangat rindu dengan putriku itu. Hampir

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   176. Menunggu Bis

    "Andin, apakah kamu masih di sana?" tanyaku.Hening, lambat laun kudengar isak tangis lirih. Mendengar suaranya aku semakin bingung dan resah. Memangnya sedang ada apa hingga membuat Andin sampai terisak. Aku semakin penasaran."Andin, katakan pada Mbak. Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku."Selamat ya, Mbak Ann. Semua sudah selesai hingga sesuai dengan angannya Mbak. Dan satu lagi semua keperluan toko aman dan terkendali, Kok!" balas Andin."Lalu mengenai gaji? Dan apa yang menyebabkan kamu tadi terisak, Lho?" tanyaku beruntun."Nanti lah, tunggu Mbak pulang," balas Andin.Lama aku berbincang dengan Andin. Meski aku berusaha mengorek keterangan mengenai gaji karyawan, Andin tidak mau cerita. Dia masih kekeh menunggu kepulanganku. Karena ini aku menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang. Kemudian aku mendengar suara klakson sebuah mobil yang berhenti. Seketika aku tersadar dan pamit pada Andin menyudahi panggilan."Lagi asyik menelepon siapa lho, Ann?" tanya Irene saat aku sudah

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   175. Sosok Itu

    Aku menoleh pada sosok itu, mataku seketika membelalak. Sebuah nama yang aku ingat pada sosok itu, Jupri. Iya dia adalah Jupri. Tetapi siapakah dua sosok itu? "Ibu Ann, maaf bisakah kita mulai sekarang?" "oh, ya. Silahkan, Pak!" jawabku."Ini surat janda dan ini semua yang menyangkut persidangan kemarin, Ibu Ann. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan Anda," kata pengacaraku."Saya juga berterim kasih atas bantuan Bapak. Untuk fee sudah saya transfer ke rekening Anda, Pak. Saya terima kasih," kataku sambil menjabat tangan si pengacara.Akhirnya kami melanjutkan makan siang bersama. Saat di sela makan siang kulihat sekeliling mencari sosok yang tadi sempat aku lihat. Rupanya Jupri ada di sudut kanan ruangan ini pada meja nomer lima puluh. Di sana dia sedang bersama seorang Kyai dan seorang gadis yang cantik. "Apakah dia istrinya?" lirihku."Siapa yang Anda maksud, Ibu Ann?" tanya Pengacaraku."Seorang sahabat lama, Pak. Eeh, maaf, silahkan dilanjut!" ucapku.Beberapa saat kemud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status