Share

Teman SMA

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah beberapa hari terlibat untuk bisnis keluarga, Selena mulai mengerti dan beradaptasi di lingkungan barunya tersebut. Wajahnya senantiasa cerah saat datang ke hotel dan menyapa orang-orang di sekitarnya. Sejauh ini, Selena belum merasakan kesulitan apa pun.

Hubungannya dengan Damian berjalan lancar, mereka menjalani hubungan jarak jauh. Damian bisa memahami keputusan Selena untuk tinggal lebih lama bersama neneknya. Dan dia juga dipahami Selena tentang kesibukannya hingga tak bisa selalu berbalas pesan dengannya.

Sambil menunggu lift, Selena tengah berbalas pesan dengan Damian yang membuatnya tersenyum sendiri. Sebelum akhirnya pintu lift terbuka dan dia langsung menegakkan pandangannya. Selena menemukan Yohan yang tampak berada di dalam lift, Selena tersenyum ramah padanya.

Yohan balas tersenyum saat Selena memasuki lift. Keduanya mulai sering berpapasan di hotel. Yohan telah tinggal selama beberapa hari di sana. Setahu Selena, Yohan sedang dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Tawanan Mafia   Diungkitnya Masa Lalu

    Selena sedikit terkejut saat pertanyaan gadis itu terlontar begitu saja. Selena menatap gadis yang sekarang memperhatikan penampilannya dari atas ke bawah dengan perasaan aneh. “Deline?” Selena mulai mengenali gadis yang merupakan teman sekelasnya SMA. “Oh, wow... Bagaimana kau bisa ada di sini? Kau bekerja di sini?” Deline menatap Selena dari atas ke bawah, dia tentunya tak bisa jika tidak mengagumi penampilan Selena saat ini. Pacar dari gadis itu mengerutkan keningnya, menatapi pacarnya yang tiba-tiba saja tertarik dengan sosok Selena. Deline tampaknya tak percaya dengan apa yang dia lihat. Selena yang dia kenal bukanlah Selena yang dia ketahui di masa lalu. Dia tahu Selena anak panti asuhan. “W-wah, kau sangat berbeda dari yang aku ingat,” ucap Deline sambil memperhatikan Selena. “Ah, aku sedikit senang karena ini kau. Kuharap kita bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan baik,” ucap Selena sambil menghela nafasnya, dia tak lagi

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gallent, bukan Raguano

    “Apa yang terjadi di sini?” Yohan menatapi Deline dan yang lainnya dengan bingung. Kedua teman Yohan di sana juga tampak terkejut kenapa Yohan sampai mau ikut campur. Apa lagi melihat bagaimana Yohan menyentuh bahu Selena. Yohan bersikap aneh saat ini. Melihat tangan Yohan di bahunya, Selena menepis pelan tangannya. Dia melakukannya cukup halus sambil menatap Deline yang langsung terdiam karena panggilan yang disebutkan Yohan. “Kau tidak apa-apa, Nona Gallent?” tanya Yohan sambil menatapi Selena.“Ah, ini sedikit perih. Tapi aku akan memaafkanmu untuk kali ini jika kau mau menghentikan semua gertakanmu dan pergi dari sini segera!” ucap Selena sambil memegangi pipinya. Deline menatap Selena dengan tak percaya. Panggilan yang digunakan Yohan terdengar begitu berwibawa untuknya. Belum lagi, nama Gallent sepertinya membuat dia menyadari sesuatu. Jelas-jelas Yohan memanggilnya nona, yang jelas dia belum menikah. Lalu bagaimana Se

  • Menjadi Tawanan Mafia   Kecurigaan Selena

    “Itu sangat mudah diketahui dari bagaimana kau sering tersenyum pada ponselmu.” Selena menatapinya dengan keheranan, dia baru menyadari jika dia sesering itu tersenyum setiap kali melihat ponselnya karena membaca pesan dari Damian. Pesan pria itu membuat hatinya berbunga-bunga, untuk itulah kenapa dia senantiasa ceria setiap harinya. “Oh, begitu, ya. Ternyata aku sering tersenyum saat menatap ponselku.” “Benar. Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi aku menyadarinya karena aku memperhatikanmu.” Selena mengerutkan dahinya dan menatap Yohan lagi dengan sedikit sinis. “Dalam arti kalau aku sering melihatmu. Aku berada di sini beberapa hari dan kita jadi sering bertemu, kan?” Yohan meluruskan kalimatnya agar tak membuat Selena merasa tak nyaman. “Hah, benar...” Selena menghela nafasnya dan mengangguk. “Jika tidak minum, bagaimana kalau kita makan malam bersama? Kau pasti belum makan malam.” “Tidak, terima kasi

  • Menjadi Tawanan Mafia   Penggeledahan

    “Kami akan menggeledah kamar tersebut untuk membuktikan kecurigaan kami.” Setelah Kakek menetapkan keputusan tersebut, akhirnya polisi datang untuk membantu penggeledahan. Dan saat itu juga, kehadiran Atlas lenyap. Atlas langsung menghilang begitu polisi datang. Sayangnya tak ada yang menyadarinya karena fokus untuk penggeledahan. Selena yang mengambil risiko untuk bicara langsung dengan tamu di kamar tersebut. Nasib baiknya, tamu kamar tersebut yang merupakan tiga orang wanita muda yang sedang bersantai siap untuk bekerja sama. Hingga Selena tak perlu mendapatkan perlakuan yang tak pantas lagi. Penggeledahan dilakukan sekitar setengah jam dan absennya Atlas mulai menjadi perhatian mereka. “Kami menemukan barang yang telah dicurigai. Kami menemukan sekitar 200 gram narkoba yang diseludupkan di pot tanaman kaktus yang ada di ruangan ini.” “Di mana dia?”“Dia kelihatannya melarikan diri.” “Panggil bantuan untuk melak

  • Menjadi Tawanan Mafia   Telepon dari yang Terkasih

    Damian: Kau bersenang-senang dengan pria itu?Selena langsung menyemburkan air putih yang dia minum setelah dia bangun. Untungnya dia menyemburkannya tepat di wastafel, karena dia minum sambil berdiri di dekat wastafel.Selena terbatuk dan hendak membalas pesan yang tiba-tiba sekali dikirimkan Damian itu. Belum sempat Selena mengetik, Damian sudah meneleponnya dan membuatnya segera mengangkat telepon itu. Dia tak menyangka Damian langsung meneleponnya begitu dia membaca pesan itu. “Hal—”“Jelaskan padaku, semuanya. Apa-apaan pria itu menyentuh bahumu seperti itu? Kau dekat dengannya? Jangan membuatku menunggu, Selena! Aku butuh penjelasan!” “Tidak bisakah kau sabar sebentar? Kau terus bicara hingga menghentikan aku untuk bicara. Begini, aku juga tidak tahu kenapa dia melakukan itu. Aku dan dia jarang bicara, kami hanya kebetulan berpapasan beberapa kali di hotel. Aku dan dia berkenalan saat hari kunjungan pertamaku ke hotel. Kata L

  • Menjadi Tawanan Mafia   Tertangkapnya Atlas

    “Barang itu jumlahnya kan, sekitar 200 gram. Berapa harga semuanya jika ditotalkan?” Selena menatapi Axel yang saat ini tengah makan bersamanya di rumah. Axel yang tengah menyantap makan siangnya itu menatap Selena dengan memikirkan beberapa hal.“Saat ini harganya sekitar 200 dollar untuk setiap gramnya. Kemungkinan besar itu sekitar 40.000 dollar? Ya, sekitar itu. Jika harga per gramnya lebih, maka yang kau rampas dari mereka lebih besar lagi. Itu juga jika aku tidak salah dalam mengenali jenis narkoba yang diamankan itu.” Axel menganggukkan kepalanya, menjelaskan semua yang dia tahu tentang narkoba tersebut. “Oh, gila. Aku benar-benar berurusan dengan orang-orang kaya sekarang,” umpat Selena. Selena terlihat kagum sekaligus bangga, namun di sisi lain dia jelas sedikit ngeri. Kengerian karena berurusan atau ikut campur dengan orang-orang yang berbahaya seperti pengedar narkoba. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, namun

  • Menjadi Tawanan Mafia   Polisi yang Malang

    Damian mengerutkan dahinya ketika polisi itu memasuki ruangannya dengan semringah dan melihat ke sekitar ruangan. Dia menghela nafasnya sambil menatap Damian, seringai di wajahnya terlihat begitu menyenangkan. Itu membuat Damian mendengus, mengetahui apa keinginannya. “Kau pasti orangnya. Kau yang memiliki barang ini, kan?” Pria itu langsung melemparkan sebuah kotak yang berisikan narkoba seberat 200 gram itu ke meja. Dengan alis terangkat, Damian memandangi pria itu. Dia tidak berencana mengatakan apa pun sampai polisi itu yang membuka mulutnya lebih dulu. Dia tidak tertarik membuka informasi. “Ayolah, kau seharusnya senang. Aku hanya akan meminta setengah dari harga keseluruhan semuanya. Kau bisa memiliki setengahnya lagi. Bukankah itu cukup adil?” Polisi itu duduk dengan tenang. Sementara Damian tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya. Damian tidak berniat bekerja sama atau membuat kesepakatan dengan polisi. “Sayang sekali

  • Menjadi Tawanan Mafia   Pertemuan Kembali

    Axel tengah berada di sebuah minimarket untuk membeli camilan dan makan siangnya. Dia mengambil beberapa makanan dan membawanya kembali ke tempat pembayaran. Axel mengeluarkan uangnya, dan membayar semua yang dia bawa ke sana. Baru saja keluar dari minimarket dengan keresek belanjanya, Axel dikagetkan dengan kehadiran Arsella yang ada di depan minimarket tersebut. Arsella menatapnya dengan tatapan putus asa. Dia menatap ke arah Axel dengan matanya yang berkaca-kaca dan membuat Axel meneguk ludahnya, tak yakin dengan apa yang harus dia lakukan pada Arsella saat bertemu lagi dengannya. Namun, Axel meyakinkan dirinya kalau yang membunuh ibunya bukanlah Arsella melainkan Alice. Itu membuatnya mau bicara dengan Arsella yang entah bagaimana bisa dia menemukannya. Axel membiarkan Arsella duduk di depannya, mereka duduk di halaman depan minimarket itu. Axel memberikannya makanan yang dia beli. Dia membeli banyak, dan jika dia merasa kurang, tinggal membelinya l

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Epilog

    Selena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Laki-laki atau Perempuan?

    “Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gendut

    Selena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gender Bayi

    Sesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Sentuhan yang Dirindukan

    Selena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.

  • Menjadi Tawanan Mafia   Seorang Ayah

    Damian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Keponakan

    “Jadi, bagaimana rasanya morning sickness? Apakah kau masih berharap kita akan punya banyak anak?” Selena tertawa sambil menatapi Damian yang terbaring di kasurnya itu. Damian hanya memalingkan wajahnya sambil mendengus keras. Kelihatannya dia sangat tersiksa untuk mengalami ini. Dia kemudian hanya tersenyum tipis ke arah Selena yang merawatnya. “Aku rasa dia akan menjadi anak tunggal sepertiku,” balas Damian sambil terkekeh pelan. “Aku juga anak tunggal.” Selena seketika tertawa namun terdiam dengan cepat.Sekarang Damian yang tertawa pelan melihat ekspresi Selena langsung berubah saat menyadari tentang Axel yang adalah kakaknya. Dia bukan anak tunggal dan semua orang tahu itu. “Aku ingin memakan sesuatu yang asin dan pedas,” gumam Selena tiba-tiba. “Apa kau mengidam? Ah, sial. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu,” umpat Damian. “Kita bisa menggunakan layanan pesan antar, jadi kau tidak perlu pergi kelu

  • Menjadi Tawanan Mafia   Damian Muntah

    “Aku benar-benar tidak sabar melihatnya tumbuh besar di perutmu, lalu kita akan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri bagaimana dia tumbuh di luar perutmu. Aku sangat menantikannya,” bisik Damian. Selena hanya terkekeh pelan dan bersandar dengan santai ke dada Damian. Damian menikmati rambut Selena yang menggelitik dadanya. Tangannya masih terus mengusap kulit halus Selena. Damian berdeham, dia merasakan sedikit rasa tidak nyaman di tenggorokannya dan juga perutnya. Kemudian, Damian menegakkan punggung Selena agar tidak bersandar lagi padanya dengan halus. Selena mengerutkan alisnya sambil menoleh ke arah Damian yang sekarang bangkit dari tempat duduknya. Itu membuat Selena keheranan saat Damian sudah keluar dari bak lebih dulu. Namun, Damian malah mengejutkan Selena dengan tiba-tiba muntah di wastafel. Selena langsung bangkit juga dan hendak menghampiri Damian. Selena mengambil jubah mandinya memakainya, lalu mengambilkan punya Damian juga. Itu sa

  • Menjadi Tawanan Mafia   Overprotektif

    Damian langsung menatap Selena saat menyadari Selena menatapnya. Dia sedikit gelagapan karena terlalu fokus pada gambar bayi mereka. Damian seharusnya lebih memperhatikan sekarang. “Oh, ya. Biji wijen yang lucu,” ucapnya seadanya. Selena dan dokter tertawa. Damian mengerutkan alisnya, tak tahu apa yang lucu dari ucapannya. Meski begitu, dia kemudian hanya menatap keduanya keheranan saja. Setelah mengobrol dan berkonsultasi, mengajukan banyak pertanyaan dan dokter menjawabnya dengan sabar, Selena dan Damian akhirnya keluar dari ruangan itu. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang sangat aman dari berbagai kejadian berbahaya sebelumnya. Tapi, tanpa Selena sadari, anak buah Damian sudah berjaga-jaga di luar rumah sakit. Mereka semua sudah seperti mengawal presiden yang melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit. Setelah dari rumah sakit, Damian membawa Selena pulang dan menyuruhnya istirahat saat dia sendiri harus melakukan pekerjaann

DMCA.com Protection Status