Share

Serba Salah

Author: Halona
last update Last Updated: 2022-09-23 11:05:22
Pagi hari, Melani bangun dengan tidak bersemangat. Rambutnya acak-acakan, dan dia kesiangan. Dilihatnya tempat tidur di sebelahnya telah kosong.

"Ibu! Di mana Nafisa?" Melani berteriak sambil berlari keluar kamar dan menuju kamar sebelah. Dia melihat tempat tidur di kamar itu juga kosong.

Melani kembali berlari menuju ruang makan. Dia melihat Namira sedang menikmati sarapan bersama Bonita di sana. "Di mana Nafisa, Bu?" tanya Melani sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling.

"Lea sedang mengantarnya sekolah. Lagian tidak biasanya kamu bangun kesiangan?" Namira menatap Melani menyelidik. "Apa terjadi sesuatu?" tanya Namira.

"Ibu, dia memang tidak becus mengurus diri sendiri. Bagaimana dia bisa mengurus Nafisa, jika mengurus diri sendiri saja tidak bisa?" ejek Bonita seraya melirik sinis Melani. "Itu sebabnya Kak Johan ngotot mau mendapatkan hak asuh Nafisa," lanjutnya tersenyum sinis.

"Bonita! Jagalah ucapanmu. Kamu juga akan menjadi seorang ibu," ujar Namira tegas. "Duduklah, Mel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Janda Cinderella

    Melani menatap punggung Bonita yang berjalan menjauh. Dia masih memikirkan kata-kata Bonita barusan. Gadis itu terlihat sangat marah hingga mengancamnya. Gadis yang nekat, entah apa yang akan dia lakukan pada Melani. Melani melirik Johan dan menatapnya penuh amarah. "Jika sudah tidak ada yang dibicarakan, sebaiknya kamu pergi," ucapnya pada Johan. "Aku tidak akan pergi tanpamu, Sayang. Suami istri harus selalu tinggal bersama," ucap Johan tersenyum genit. "Bukankah kata-kataku benar, Ibu?" lanjutnya menatap Namira. "Jangan dengarkan dia, Bu. Dia sudah gila semenjak mendengar Bonita hamil anaknya," ucap Melani asal. "Kenapa kamu begitu sinis kepadaku, Sayang? Apakah itu karena kamu merindukanku?" goda Johan seraya mencolek dagu lancip Melani. "Jangan kurang ajar!" Melani memalingkan muka, menghindari tangan Johan. Dia berdiri dan berpindah ke tempat duduk Bonita. "Kamu harus ingat, kita sudah bercerai, Mas. Jangan menyentuhku sembarangan!" ketusnya. Namira yang dari tadi diam, su

    Last Updated : 2022-09-23
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Seperti Sulap

    "Kalian mau membawaku ke mana?" Melani mengulangi pertanyaannya pada Lea dan Hera. Sekarang dia sudah duduk di jok belakang mobil volkswagen beetle. Lea melajukan mobil kencang meninggalkan rumah istana milik Deon.Volkswagen beetle warna kuning itu berhenti di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di kota Jakarta. "Masuklah, Nona! Ini adalah salah satu mall milik Tuan Deon. Kami akan membantu Anda memilih pakaian untuk acara nanti malam," ujar Lea. Dia membuka sabuk pengaman dan segera menuruni mobil."Acara? Memangnya ada acara apa nanti malam?" Melani melirik Lea dan Hera bergantian."Ayo turun dulu, Nona! Ini perintah Tuan Deon." Hera membuka pintu mobil dan mempersilakan Melani untuk turun.Lea dan Hera membawa Melani ke salah satu butik paling mahal di dalam pusat perbelanjaan tersebut. Butik yang menyediakan pakaian limited edition rancangan desainer ternama. Melani sampai tidak bisa berkedip melihat koleksi pakaian yang semuanya tampak begitu elegan."Kurasa aku tidak

    Last Updated : 2022-09-24
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Hadiah

    “Tuan Deon?” Lea dan Hera segera mengengguk hormat pada lelaki tampan yang sedang berdiri menatap Melani tanpa berkedip.“Kalian telah melaksanakan tugas kalian dengan baik,” ucap Deon tanpa mengalihkan pandangannya dari Melani. “Sekarang lanjutkan tugas kalian,” titahnya tegas.“Baik, Tuan!” Lea dan Hera bergegas menarik lengan Melani dan membawanya keluar dari salon. Dengan sigap, Hera membuka pintu volkswagen beetle dan mempersilakan Melani untuk masuk. Sementara, Lea berlari kecil masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk menyetir.Melani menatap Lea dan Hera dengan dahi berkerut. “Sekarang, ke mana lagi kalian akan membawaku?” tanyanya heran. “Tidak bisakah membawaku pulang saja?” pintanya memelas.“Ayo, masuk saja, Nona. Nanti Anda akan mengerti.” Tanpa berikir panjang, Hera mendorong Melani masuk ke dalam mobil dan bergegas menutup pintu mobil itu.Volkswagen beetle warna kuning itu membawa Melani sampai di rumah Namira. Melani bergegas turun dan masuk ke dalam rumah, diikuti oleh

    Last Updated : 2022-09-26
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Langkahi Mayat Kami

    “Melamarku? Apa maksudmu?” Melani bertanya heran. Apa Bonita sudah mengetahui rencana Deon yang akan melamar Melani?“Aku akan dihantui rasa bersalah jika melihat Kak Melani terus sendirian setelah ditinggalkan Kak Johan. Kemarin, aku memasang foto Kakak di media sosial. Di luar dugaanku, banyak laki-laki yang tertarik untuk menikahi Kakak.” Bonita menjelaskan panjang lebar.“Apa katamu? Memasang fotoku di media sosial? Kenapa kamu lancang sekali, Bonita!” teriak Melani tidak terima. “Kamu pikir Kakak adalah barang dagangan yang fotonya bisa dipajang di media sosial sesuka hatimu?” Melani mendelik menatap Bonita penuh amarah. “Cepat hapus foto itu! Aku akan beristirahat di kamar dan tidak akan menemui laki-laki mana pun,” ucap Melani tegas. Dia melangkah hendak meninggalkan Bonita, tetapi, sebuah ketukan pintu membuat dia membalikkan badan ke arah pintu rumah itu.Seorang laki-laki besar berkulit sawo matang berdiri di depan pintu. Usia laki-laki itu tidak lagi muda. Mungkin seusia ay

    Last Updated : 2022-09-26
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Membalas Kesombongan

    "Siapapun yang menyakiti calon istriku akan berhadapan denganku." Deon menatap Mario dan Bonita bergantian. Tatapannya begitu tajam, seperti pedang yang telah diasah untuk menusuk tubuh musuh. Siapapun yang menyakiti Melani, akan menjadi musuh baginya.Mario tertawa kencang. "Heh, kau bocah ingusan! Lebih baik kau menyingkir sebelum aku menyingkirkanmu. Lepaskan wanita itu dari tanganmu. Dia akan menjadi istriku," ucap Mario penuh percaya diri.Deon masih memeluk erat Melani. Tidak akan dia biarkan Melani jatuh ke tangan tua bangka yang sok tampan itu. Dia menatap Mario seakan mengeluarkan api dari bela matanya. Api itu akan melahap habis Mario."Heh, apa kau tidak mendengarkanku? Lepaskan wanita itu. Hari ini aku akan bersenang-senang dengannya," ucap Mario dengan nada marah. Namun, menatap Melani membuat dia kembali tersenyum. Dia mendekat hendak menyentuh pipi Melani, tetapi Deon menepis kasar tangannya."Berani-beraninya kau menghalangiku! Apa kau tidak tau siapa aku, hah?" Mario

    Last Updated : 2022-09-27
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Alergi

    "Bukankah seharusnya kamu senang jika kakakmu akan menikah dengan laki-laki lain? Itu tandanya dia sudah bisa melupakan mantan sumaminya." Namira mengulangi pertnyaannya pada Bonita. "Pokoknya aku tidak setuju, Bu. Aku tidak setuju jika kakak menikah dengan laki-laki hidung belang tadi. Aku punya calon yang lebih baik untuk Kakak." Melani bersikukuh. "Kamu pikir kakakmu setuju saat kamu berhubungan dengan mantan suaminya?" Namira balik bertanya. Dia meletakkan barang belanjaan di atas meja, lalu menatap Bonita. "Jika kakakmu tidak pernah melarangmu untuk menikah dengan siapapun, bahkan kakakmu sudah merelakan mantan suaminya untukmu, apakah masih pantas kamu menghalangi hubungan kakakmu dengan laki-laki lain? Apa jangan-jangan kamu iri, karena Deon lebih kaya dari Johan?" Namira menyipitkan mata menatap Bonita. Pertanyaan Namira membuat Bonita bermuka masam. Dia berdecak kesal, lalu meninggalkan dapur menuju ruang tamu. "Kamu serius akan menikahi Kak Melani?" Bonita bertanya ketu

    Last Updated : 2022-09-27
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Jangan Panggil Aku "Tuan"

    "Bagaimana jika pertemuan ini kita tunda dulu?" Melani memohon. Dia menatap Deon dengan memelas. Tidak siap bertemu dengan kedua orangtua Deon. Apalagi menurut cerita para rekan kerjanya, kedua orangtua Deon memiliki temperamen yang buruk. Mereka tidak ragu-ragu untuk memecat karyawan jika diketahui membuat kesalahan atau tidak becus dalam bekerja."Kamu mau aku menundanya? Tidak akan!" Deon menjawab tegas. "Sudah lama kedua orangtuaku ingin bertemu dengan calon istriku. Mereka akan menyukaimu," bujuknya pada Melani.Melani menghembuskan napas pasrah. Dia tidak bisa menolak keinginan tuannya."Satu lagi. Jangan panggil aku "tuan". Kamu adalah calon istriku, maka panggil aku sesuai dengan status hubungan kita," tegas Deon pada Melani."Dia benar, Melani. Menurutlah pada calon suamimu." Namira tersenyum seraya mengedipkan mata pada Melani."Baiklah." Melani berkata pasrah. Tidak ada pilihan lagi selain menuruti keinginan Deon. Lagi pula, semakin cepat mereka menikah, semakin baik pula u

    Last Updated : 2022-09-27
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Anakmu Anakku

    Nafisa merasa panik. Di kolam sedangkal itu, seharusnya dia tidak tenggelam, tapi kenyataannya dia telah meminum entah berapa teguk air. Dia hampir saja tenggelam, untung saja Deon lebih dulu menyelamatkannya. Dia berlari cepat, terjun ke dalam kolam dan meraih tubuh Nafisa yang hampir menyentuh dasar kolam.Nafisa menangis dan memeluk erat Deon. Melani bergegas lari menghampiri mereka."Nafisa, anakku, kamu tidak apa-apa, Nak?" Air mata sudah membasahi pipi Melani. Meski begitu, dia tetap cantik dengan riasan wajah yang tidak luntur.Deon mengangkat tubuh Nafisa dan membawanya ke atas. "Dia hanya masih terkejut," ucapnya pada Melani.Tubuh Deon dan Nafisa yang basah kuyup mengingatkan Melani pada kejadian saat mereka jatuh dan hampir tenggelam di laut. Dia masih merasa trauma. Jika dia saja masih merasa trauma, bagaimana dengan Nafisa? Anak itu terlihat sangat ketakutan."Tidak apa-apa, Nafisa. Semua akan baik-baik saja. Kemarilah," bujuk Melani menenangkan Nafisa. Dia merengkuh dan

    Last Updated : 2022-09-28

Latest chapter

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Direktur Baru

    “Ayah tenang saja. Aku akan mengusahakan Ayah agar segera keluar dari penjara ini,” ujar Deon pasti. “Ayah tidak akan mengingkari janji, ‘kan? Ayah akan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol?” Dia bertanya memastikan. Brian hendak mengangguk pasti, tapi Nenek Karmila memelototinya. “Itu tidak akan terjadi. Apa kamu pikir aku tidak tahu, mengapa kamu meminta kami menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaan kami?” Nenek Karmila menghentikan kalimatnya sejenak. “Itu karena perusahaan kalian sedang merencanakan untuk membangun bidang usaha yang sama. Kalian ingin menyingkirkan pesaing berat yang akan mengganggu penjualan perusahaan kalian,” lanjutnya. Deon hendak membela diri, tetapi tiba-tiba dua orang sipir datang menghampiri mereka. “Waktu jenguk sudah habis. Sekarang, sebaiknya kalian pulang. Kami akan mengantar narapidana kembali ke tahanan.” Mereka menangkap kedua tangan Brian dan membawanya masuk ke sel tahanan. Sementara itu

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Ayah Mertua

    “Siapa kalian?” Brian Atmajaya bicara dengan terbata-bata. Dia terus menatap dua orang laki-laki di depannya. Laki-laki yang berusia jauh lebih muda darinya. “Apakah kalian datang ke sini untuk membahas pekerjaan? Pasti orang perusahaan yang menyuruh kalian menemuiku. Pulanglah! Aku tidak ingin membahas pekerjaan selama di sini,” ujarnya seraya memalingkan muka. “Kami tidak ingin membahas pekerjaan, Pak. Kami ke sini karena ingin membantu Anda keluar dari tempat ini,” ujar Deon meyakinkan. Dia tidak mengungkapkan identitas dia yang sebenarnya kepada laki-laki yang mengenakan baju tahanan. “Sungguh?” Brian melebarkan mata tidak percaya. Dia tertawa keras. “Bagaimana kamu bisa membebaskan aku dari sini? Sementara keluargaku yang kaya saja tidak bisa melakukannya?” Dia turus tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Aku tahu, Anda masih harus menjalani masa tahanan selama tiga tahun. Aku mau membantu Anda untuk mengurangi masa tahanan Anda. Bukankah lebih baik jika Anda lebih cepat

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Besanan dengan Narapidana

    “Papa janji akan menjemput Mama dan Nafisa secepatnya, ‘kan?” Nafisa memelas. “Jangan sampai Papa Johan yang menjemput kami lebih dulu,” ujarnya dengan melengkungkan bibir ke bawah.“Papa Johan?” Deon mengerutkan keningnya. “Kenapa Papa Johan menjemput kalian? Itu tidak mungkin terjadi.” Dia tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. Dia pikir, Nafisa hanya bercanda.“Papa Johan menginap di sini kemarin malam,” ujar Nafisa polos.“Apa? Papa Johan menginap di sini? Kamu, Mama, dan Papa Johan tidur di kamar ini bertiga?” Deon melebarkan mata. Tiba-tiba terasa panas di dadanya.Nafisa menggelengkan kepala. “Hanya Nafisa dan Papa Johan. Mama tidur di kamar Nenek.” Nafisa menjelaskan. Dia sama sekali tidak menyadari jika papa sambungnya itu mulai cemburu.“Kenapa nenekmu dan mamamu mengizinkan Papa Johan menginap di sini?” Deon meminta penjelasan. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika mantan suami Melani bisa tinggal d rumah ini dan bertemu Melani, sementara dia tidak bisa. Bagaim

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status