Share

Langkahi Mayat Kami

Penulis: Halona
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-26 15:29:32

“Melamarku? Apa maksudmu?” Melani bertanya heran. Apa Bonita sudah mengetahui rencana Deon yang akan melamar Melani?

“Aku akan dihantui rasa bersalah jika melihat Kak Melani terus sendirian setelah ditinggalkan Kak Johan. Kemarin, aku memasang foto Kakak di media sosial. Di luar dugaanku, banyak laki-laki yang tertarik untuk menikahi Kakak.” Bonita menjelaskan panjang lebar.

“Apa katamu? Memasang fotoku di media sosial? Kenapa kamu lancang sekali, Bonita!” teriak Melani tidak terima. “Kamu pikir Kakak adalah barang dagangan yang fotonya bisa dipajang di media sosial sesuka hatimu?” Melani mendelik menatap Bonita penuh amarah. “Cepat hapus foto itu! Aku akan beristirahat di kamar dan tidak akan menemui laki-laki mana pun,” ucap Melani tegas. Dia melangkah hendak meninggalkan Bonita, tetapi, sebuah ketukan pintu membuat dia membalikkan badan ke arah pintu rumah itu.

Seorang laki-laki besar berkulit sawo matang berdiri di depan pintu. Usia laki-laki itu tidak lagi muda. Mungkin seusia ay
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
jahat itu Bonita udah gila .kaka nya d jual d pasang k medsos .kenapa g diri nya aja yg d jual biar ansk nya ada bpk nya .orang johan g ngakuin ..
goodnovel comment avatar
Helmy Abdullah
pingin tak bejek mulutnya si Bonita itu .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Membalas Kesombongan

    "Siapapun yang menyakiti calon istriku akan berhadapan denganku." Deon menatap Mario dan Bonita bergantian. Tatapannya begitu tajam, seperti pedang yang telah diasah untuk menusuk tubuh musuh. Siapapun yang menyakiti Melani, akan menjadi musuh baginya.Mario tertawa kencang. "Heh, kau bocah ingusan! Lebih baik kau menyingkir sebelum aku menyingkirkanmu. Lepaskan wanita itu dari tanganmu. Dia akan menjadi istriku," ucap Mario penuh percaya diri.Deon masih memeluk erat Melani. Tidak akan dia biarkan Melani jatuh ke tangan tua bangka yang sok tampan itu. Dia menatap Mario seakan mengeluarkan api dari bela matanya. Api itu akan melahap habis Mario."Heh, apa kau tidak mendengarkanku? Lepaskan wanita itu. Hari ini aku akan bersenang-senang dengannya," ucap Mario dengan nada marah. Namun, menatap Melani membuat dia kembali tersenyum. Dia mendekat hendak menyentuh pipi Melani, tetapi Deon menepis kasar tangannya."Berani-beraninya kau menghalangiku! Apa kau tidak tau siapa aku, hah?" Mario

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Alergi

    "Bukankah seharusnya kamu senang jika kakakmu akan menikah dengan laki-laki lain? Itu tandanya dia sudah bisa melupakan mantan sumaminya." Namira mengulangi pertnyaannya pada Bonita. "Pokoknya aku tidak setuju, Bu. Aku tidak setuju jika kakak menikah dengan laki-laki hidung belang tadi. Aku punya calon yang lebih baik untuk Kakak." Melani bersikukuh. "Kamu pikir kakakmu setuju saat kamu berhubungan dengan mantan suaminya?" Namira balik bertanya. Dia meletakkan barang belanjaan di atas meja, lalu menatap Bonita. "Jika kakakmu tidak pernah melarangmu untuk menikah dengan siapapun, bahkan kakakmu sudah merelakan mantan suaminya untukmu, apakah masih pantas kamu menghalangi hubungan kakakmu dengan laki-laki lain? Apa jangan-jangan kamu iri, karena Deon lebih kaya dari Johan?" Namira menyipitkan mata menatap Bonita. Pertanyaan Namira membuat Bonita bermuka masam. Dia berdecak kesal, lalu meninggalkan dapur menuju ruang tamu. "Kamu serius akan menikahi Kak Melani?" Bonita bertanya ketu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Jangan Panggil Aku "Tuan"

    "Bagaimana jika pertemuan ini kita tunda dulu?" Melani memohon. Dia menatap Deon dengan memelas. Tidak siap bertemu dengan kedua orangtua Deon. Apalagi menurut cerita para rekan kerjanya, kedua orangtua Deon memiliki temperamen yang buruk. Mereka tidak ragu-ragu untuk memecat karyawan jika diketahui membuat kesalahan atau tidak becus dalam bekerja."Kamu mau aku menundanya? Tidak akan!" Deon menjawab tegas. "Sudah lama kedua orangtuaku ingin bertemu dengan calon istriku. Mereka akan menyukaimu," bujuknya pada Melani.Melani menghembuskan napas pasrah. Dia tidak bisa menolak keinginan tuannya."Satu lagi. Jangan panggil aku "tuan". Kamu adalah calon istriku, maka panggil aku sesuai dengan status hubungan kita," tegas Deon pada Melani."Dia benar, Melani. Menurutlah pada calon suamimu." Namira tersenyum seraya mengedipkan mata pada Melani."Baiklah." Melani berkata pasrah. Tidak ada pilihan lagi selain menuruti keinginan Deon. Lagi pula, semakin cepat mereka menikah, semakin baik pula u

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Anakmu Anakku

    Nafisa merasa panik. Di kolam sedangkal itu, seharusnya dia tidak tenggelam, tapi kenyataannya dia telah meminum entah berapa teguk air. Dia hampir saja tenggelam, untung saja Deon lebih dulu menyelamatkannya. Dia berlari cepat, terjun ke dalam kolam dan meraih tubuh Nafisa yang hampir menyentuh dasar kolam.Nafisa menangis dan memeluk erat Deon. Melani bergegas lari menghampiri mereka."Nafisa, anakku, kamu tidak apa-apa, Nak?" Air mata sudah membasahi pipi Melani. Meski begitu, dia tetap cantik dengan riasan wajah yang tidak luntur.Deon mengangkat tubuh Nafisa dan membawanya ke atas. "Dia hanya masih terkejut," ucapnya pada Melani.Tubuh Deon dan Nafisa yang basah kuyup mengingatkan Melani pada kejadian saat mereka jatuh dan hampir tenggelam di laut. Dia masih merasa trauma. Jika dia saja masih merasa trauma, bagaimana dengan Nafisa? Anak itu terlihat sangat ketakutan."Tidak apa-apa, Nafisa. Semua akan baik-baik saja. Kemarilah," bujuk Melani menenangkan Nafisa. Dia merengkuh dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Demi Nafisa

    Melani, Nafisa, dan Deon sudah kembali ke restoran. Bonita yang sejak tadi mengikuti mereka meremas-remas tangan dengan kesal. Dia tidak suka melihat Melani tampak tertawa-tawa bersama Deon dan Nafisa."Ayo kita memesan makanan lebih dulu. Mungkin sebentar lagi orangtuaku akan datang," ujar Deon pada Melani dan Nafisa. Dia melambaikan tangan untuk memanggil pelayan.Saat pelayan menyiapkan makanan dan minuman yang dipesan Deon, diam-diam Bonita menyusup ke dapur restoran. Dia melihat segelas kopi, segelas jus stroberi, dan segelas jeruk hangat sudah berada di atas meja dan siap untuk di sajikan, sementara pelayan pengantar makanan belum mengambil minuman itu. Melani mengambil bubuk berwarna putih dari dalam dompetnya. Dia menaburkan bubuk putih itu ke dalam minuman warna oranye. "Rasain kamu, Melani," ujarnya sambil tersenyum sinis. Dia sangat yakin minuman jeruk itu adalah minuman untuk Melani. Bonita berjalan pelan dan bersembunyi di balik tiang dekat tempat duduk Melani. Dia suda

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Senjata Makan Tuan

    "Tante gak mungkin bohong, Nafisa? Apa Nafisa pikir Tante bohong sama Nafisa? Tante sangat sayang sama Nafisa, kayak Papa Johan yang menyayangi Nafisa, mana mungkin Tante bohong?" Bonita mendekati Nafisa dan memeluknya."Lepasin aku, Tante. Aku gak suka sama Tante Bonita!" ujar Nafisa ketus seraya mendorong tubuh Bonita.Seorang pelayan datang dengan membawa makanan dan minuman yang dipesan oleh Bonita. Spaghetti bolognese, kentang goreng, dan es jeruk yang sangat menggoda selera."Tante Bonita makannya banyak," ketus Nafisa seraya melirik makanan dan minuman yang dibawa pelayan untuk Bonita."Nafisa, tidak boleh begitu sama Tante Bonita. Mungkin tantemu sedang lapar," sahut Melani menasehati Nafisa. Dia menoleh ke arah Bonita, lalu berkata, "Kamu juga Bonita. Kenapa memesan makanan seperti itu? Kamu sedang hamil, seharusnya kamu memesan makanan yang lebih sehat.""Memangnya kenapa? Semua makanan sama saja," bantah Bonita seraya menyuapkan spaghetti ke mulutnya. Dia makan dengan sanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Penjahat

    "Ayo, angkat teleponnya, Kak Johan." Bonita mulai tidak sabar. Dia mulai berdiri dan berjalan mondar-mandir. Tiba-tiba, panggilan yang dia tujukan pada Johan dialihkan. "Apa-apaan ini. Dia bahkan tidak mau mengangkat teleponku." Bonita menutup ponsel dengan kesal. Memasukkannya ke dalam tas, lalu berjalan menjauh. Dia berdiri di pinggir jalan, berharap ada taksi yang lewat. Namun, sampai beberapa menit dia menunggu, tidak ada taksi yang lewat.Bonita melambaikan tangan setiap kali ada mobil yang melintas. Pakaian Bonita yang seksi seperti wanita panggilan, justru membuat pengemudi mobil ketakutan. Tidak ada satu pun mobil yang mau berhenti. Bonita menendang-nendang tanah karena kesal.Pada saat Bonita sudah merasa frustasi dan ingin melangkah pergi, Ferrari LaFerrari berhenti tepat di sampingnya. Dia berbinar senang manatap mobil mewah yang berhenti. Berharap sang pemilik mobil mau memberinya tumpangan untuk pulang. Namun, binar matanya meredup begitu jendela mobil terbuka dan kepala

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Wanita Jahat

    "Aku tidak akan melepaskanmu, Melani. Aku suamimu. Sudah seharusnya kamu ikut dengan suamimu." Johan mencengkeram lengan tangan Melani dengan kuat. "Dasar gila! Kamu sudah menyakiti tanganku." Melani terus memberontak. Dia meringis kesakitan. Namun, Johan semakin kuat mencengkeram tangan Melani. "Lepaskan dia, atau kamu berhadapan denganku." Suara berat lelaki diiringi suara langkah kaki yang mendekat. Deon berjalan dengan tenang dan penuh wibawa. "Siapa kamu berani melarangku menyentuh istriku? Ini urusan rumah tanggaku, jadi sebaiknya kamu tidak ikut campur." Johan tertawa sambil terus mencengkeram tangan Melani. Dia menyeret Melani menjauh dari rumah Namira. Namun, tiba-tiba Deon melemparkan sesuatu di wajah Johan. "Terimalah! Itu surat perceraian kalian. Melani bukan lagi istrimu. Dia adalah calon istriku. Jadi, aku berhak melarangmu untuk menyentuhnya," ucap Deon, menatap Johan dengan aura mematikan. Dia menjentikkan jari tangannya hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Dua

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01

Bab terbaru

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Direktur Baru

    “Ayah tenang saja. Aku akan mengusahakan Ayah agar segera keluar dari penjara ini,” ujar Deon pasti. “Ayah tidak akan mengingkari janji, ‘kan? Ayah akan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol?” Dia bertanya memastikan. Brian hendak mengangguk pasti, tapi Nenek Karmila memelototinya. “Itu tidak akan terjadi. Apa kamu pikir aku tidak tahu, mengapa kamu meminta kami menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaan kami?” Nenek Karmila menghentikan kalimatnya sejenak. “Itu karena perusahaan kalian sedang merencanakan untuk membangun bidang usaha yang sama. Kalian ingin menyingkirkan pesaing berat yang akan mengganggu penjualan perusahaan kalian,” lanjutnya. Deon hendak membela diri, tetapi tiba-tiba dua orang sipir datang menghampiri mereka. “Waktu jenguk sudah habis. Sekarang, sebaiknya kalian pulang. Kami akan mengantar narapidana kembali ke tahanan.” Mereka menangkap kedua tangan Brian dan membawanya masuk ke sel tahanan. Sementara itu

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Ayah Mertua

    “Siapa kalian?” Brian Atmajaya bicara dengan terbata-bata. Dia terus menatap dua orang laki-laki di depannya. Laki-laki yang berusia jauh lebih muda darinya. “Apakah kalian datang ke sini untuk membahas pekerjaan? Pasti orang perusahaan yang menyuruh kalian menemuiku. Pulanglah! Aku tidak ingin membahas pekerjaan selama di sini,” ujarnya seraya memalingkan muka. “Kami tidak ingin membahas pekerjaan, Pak. Kami ke sini karena ingin membantu Anda keluar dari tempat ini,” ujar Deon meyakinkan. Dia tidak mengungkapkan identitas dia yang sebenarnya kepada laki-laki yang mengenakan baju tahanan. “Sungguh?” Brian melebarkan mata tidak percaya. Dia tertawa keras. “Bagaimana kamu bisa membebaskan aku dari sini? Sementara keluargaku yang kaya saja tidak bisa melakukannya?” Dia turus tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Aku tahu, Anda masih harus menjalani masa tahanan selama tiga tahun. Aku mau membantu Anda untuk mengurangi masa tahanan Anda. Bukankah lebih baik jika Anda lebih cepat

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Besanan dengan Narapidana

    “Papa janji akan menjemput Mama dan Nafisa secepatnya, ‘kan?” Nafisa memelas. “Jangan sampai Papa Johan yang menjemput kami lebih dulu,” ujarnya dengan melengkungkan bibir ke bawah.“Papa Johan?” Deon mengerutkan keningnya. “Kenapa Papa Johan menjemput kalian? Itu tidak mungkin terjadi.” Dia tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. Dia pikir, Nafisa hanya bercanda.“Papa Johan menginap di sini kemarin malam,” ujar Nafisa polos.“Apa? Papa Johan menginap di sini? Kamu, Mama, dan Papa Johan tidur di kamar ini bertiga?” Deon melebarkan mata. Tiba-tiba terasa panas di dadanya.Nafisa menggelengkan kepala. “Hanya Nafisa dan Papa Johan. Mama tidur di kamar Nenek.” Nafisa menjelaskan. Dia sama sekali tidak menyadari jika papa sambungnya itu mulai cemburu.“Kenapa nenekmu dan mamamu mengizinkan Papa Johan menginap di sini?” Deon meminta penjelasan. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika mantan suami Melani bisa tinggal d rumah ini dan bertemu Melani, sementara dia tidak bisa. Bagaim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status