Share

Anakmu Anakku

Penulis: Halona
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-28 09:34:38

Nafisa merasa panik. Di kolam sedangkal itu, seharusnya dia tidak tenggelam, tapi kenyataannya dia telah meminum entah berapa teguk air. Dia hampir saja tenggelam, untung saja Deon lebih dulu menyelamatkannya. Dia berlari cepat, terjun ke dalam kolam dan meraih tubuh Nafisa yang hampir menyentuh dasar kolam.

Nafisa menangis dan memeluk erat Deon. Melani bergegas lari menghampiri mereka.

"Nafisa, anakku, kamu tidak apa-apa, Nak?" Air mata sudah membasahi pipi Melani. Meski begitu, dia tetap cantik dengan riasan wajah yang tidak luntur.

Deon mengangkat tubuh Nafisa dan membawanya ke atas. "Dia hanya masih terkejut," ucapnya pada Melani.

Tubuh Deon dan Nafisa yang basah kuyup mengingatkan Melani pada kejadian saat mereka jatuh dan hampir tenggelam di laut. Dia masih merasa trauma. Jika dia saja masih merasa trauma, bagaimana dengan Nafisa? Anak itu terlihat sangat ketakutan.

"Tidak apa-apa, Nafisa. Semua akan baik-baik saja. Kemarilah," bujuk Melani menenangkan Nafisa. Dia merengkuh dan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Deon suru bodfgar mu suru liat cctv biar kmu tau siapa yg dorong Nafisa ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Demi Nafisa

    Melani, Nafisa, dan Deon sudah kembali ke restoran. Bonita yang sejak tadi mengikuti mereka meremas-remas tangan dengan kesal. Dia tidak suka melihat Melani tampak tertawa-tawa bersama Deon dan Nafisa."Ayo kita memesan makanan lebih dulu. Mungkin sebentar lagi orangtuaku akan datang," ujar Deon pada Melani dan Nafisa. Dia melambaikan tangan untuk memanggil pelayan.Saat pelayan menyiapkan makanan dan minuman yang dipesan Deon, diam-diam Bonita menyusup ke dapur restoran. Dia melihat segelas kopi, segelas jus stroberi, dan segelas jeruk hangat sudah berada di atas meja dan siap untuk di sajikan, sementara pelayan pengantar makanan belum mengambil minuman itu. Melani mengambil bubuk berwarna putih dari dalam dompetnya. Dia menaburkan bubuk putih itu ke dalam minuman warna oranye. "Rasain kamu, Melani," ujarnya sambil tersenyum sinis. Dia sangat yakin minuman jeruk itu adalah minuman untuk Melani. Bonita berjalan pelan dan bersembunyi di balik tiang dekat tempat duduk Melani. Dia suda

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Senjata Makan Tuan

    "Tante gak mungkin bohong, Nafisa? Apa Nafisa pikir Tante bohong sama Nafisa? Tante sangat sayang sama Nafisa, kayak Papa Johan yang menyayangi Nafisa, mana mungkin Tante bohong?" Bonita mendekati Nafisa dan memeluknya."Lepasin aku, Tante. Aku gak suka sama Tante Bonita!" ujar Nafisa ketus seraya mendorong tubuh Bonita.Seorang pelayan datang dengan membawa makanan dan minuman yang dipesan oleh Bonita. Spaghetti bolognese, kentang goreng, dan es jeruk yang sangat menggoda selera."Tante Bonita makannya banyak," ketus Nafisa seraya melirik makanan dan minuman yang dibawa pelayan untuk Bonita."Nafisa, tidak boleh begitu sama Tante Bonita. Mungkin tantemu sedang lapar," sahut Melani menasehati Nafisa. Dia menoleh ke arah Bonita, lalu berkata, "Kamu juga Bonita. Kenapa memesan makanan seperti itu? Kamu sedang hamil, seharusnya kamu memesan makanan yang lebih sehat.""Memangnya kenapa? Semua makanan sama saja," bantah Bonita seraya menyuapkan spaghetti ke mulutnya. Dia makan dengan sanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Penjahat

    "Ayo, angkat teleponnya, Kak Johan." Bonita mulai tidak sabar. Dia mulai berdiri dan berjalan mondar-mandir. Tiba-tiba, panggilan yang dia tujukan pada Johan dialihkan. "Apa-apaan ini. Dia bahkan tidak mau mengangkat teleponku." Bonita menutup ponsel dengan kesal. Memasukkannya ke dalam tas, lalu berjalan menjauh. Dia berdiri di pinggir jalan, berharap ada taksi yang lewat. Namun, sampai beberapa menit dia menunggu, tidak ada taksi yang lewat.Bonita melambaikan tangan setiap kali ada mobil yang melintas. Pakaian Bonita yang seksi seperti wanita panggilan, justru membuat pengemudi mobil ketakutan. Tidak ada satu pun mobil yang mau berhenti. Bonita menendang-nendang tanah karena kesal.Pada saat Bonita sudah merasa frustasi dan ingin melangkah pergi, Ferrari LaFerrari berhenti tepat di sampingnya. Dia berbinar senang manatap mobil mewah yang berhenti. Berharap sang pemilik mobil mau memberinya tumpangan untuk pulang. Namun, binar matanya meredup begitu jendela mobil terbuka dan kepala

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Wanita Jahat

    "Aku tidak akan melepaskanmu, Melani. Aku suamimu. Sudah seharusnya kamu ikut dengan suamimu." Johan mencengkeram lengan tangan Melani dengan kuat. "Dasar gila! Kamu sudah menyakiti tanganku." Melani terus memberontak. Dia meringis kesakitan. Namun, Johan semakin kuat mencengkeram tangan Melani. "Lepaskan dia, atau kamu berhadapan denganku." Suara berat lelaki diiringi suara langkah kaki yang mendekat. Deon berjalan dengan tenang dan penuh wibawa. "Siapa kamu berani melarangku menyentuh istriku? Ini urusan rumah tanggaku, jadi sebaiknya kamu tidak ikut campur." Johan tertawa sambil terus mencengkeram tangan Melani. Dia menyeret Melani menjauh dari rumah Namira. Namun, tiba-tiba Deon melemparkan sesuatu di wajah Johan. "Terimalah! Itu surat perceraian kalian. Melani bukan lagi istrimu. Dia adalah calon istriku. Jadi, aku berhak melarangmu untuk menyentuhnya," ucap Deon, menatap Johan dengan aura mematikan. Dia menjentikkan jari tangannya hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Dua

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Omong Kosong

    "Kamu bilang apa barusan? Aku wanita jahat?" Bonita berteriak nyaring dan menatap lebar Deon. "Apa karena aku mendorong Nafisa, lalu kamu bilang aku jahat?" lanjutnya penuh amarah "Jadi akhirnya kamu mengakui? Karena ulahmu, Nafisa hampir saja tenggelam." Deon manatap tajam Bonita. "Lebay! Kolam itu kecil. Tidak mungkin membuat Nafisa tenggelam," ketus Bonita. Namira dan Melani ikut menatap tajam Bonita. Mereka sseolah-olah hendak menerkam Bonita karena sudah melakukan kesalahan yang fatal. "Kenapa melihatku seperti itu? Apa kalian juga menyalahkanku?" protes Bonita yang merasa tidak nyaman dengan tatapan mata mematikan Namira dan Bonita. "Beraninya kamu mencelakai Nafisa, Bonita." Namira berkata dengan suara berat dan penuh amarah. "Siapa yang mencelakai Nafisa? Seharusnya Ibu menyalahkan Kak Melani. Kak Melani sudah lalai menjaga anaknya. Dia membiarkan Nafisa berjalan sendirian di kolam, sementara dia sendiri malah bersenang-senang dengan laki-laki lain," celoteh Bonita panja

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-02
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tiba-Tiba Menikah

    "Apakah saya terlambat, Tuan? Apa seharusnya hari ini saya datang ke rumah Anda lebih pagi?" Melani menemui Deon setelah dia membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja. Deon menatap Melani dari atas sampai bawah. Dia tidak bergerak di kursi ruang tamu. "Kenapa memakai pakaian seperti itu? Hari ini, kamu tidak perlu bekerja. Aku datang ke sini membawa orang yang akan meriasmu. Bersiap-siaplah. Aku juga akan bersiap-siap." Deon mengibaskan jas yang dia pakai, lalu berdiri dan menganggukkan kepala. "Aku permisi," ucapnya seraya tersenyum pada Melani dan Namira.Melani hanya bisa terbengong-bengong. Dia tidak sempat bertanya lebih lanjut pada Deon. Untuk apa Deon membawa orang untuk meriasnya? Saat dia hendak bertanya, Deon sudah tidak ada di tempatnya."Mari ikut saya, Nona," ucap seorang wanita cantik yang mengenakan pakaian rapi. Wanita itu membawa kotak rias berisi beberapa peralatan untuk merias. Dia menggandeng Melani dan mendudukkannya di salah satu kursi.Wan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pura-Pura Hamil

    "Melani tidak boleh menikah dengan laki-laki itu." Johan berkata sambil menunjuk ke arah Deon. "Sayang sekali, Tuan Johan. Tapi kami sudah menikah." Deon tersenyum, melirik Johan penuh kemenangan. Beberapa orang berpakaian pengawal menghadang Johan dan melemparnya ke luar ruangan. "Nyonya Melani sudah menikah. Jadi sebaiknya jangan mengganggunya lagi," ucap seorang pengawal yang melemparnya. Deon menggendong Nafisa yang juga berpakaian cantik. Dia menggandeng Melani dan membawanya meninggalkan tempat pernikahan mereka dengan menaiki volkswagen beetle warna kuning. Namira menatap mereka dengan senyum bahagia. Sementara, Bonita menyusul Johan yang berdiri mematung menatap mobil kuning itu menjauh. "Kak Melani sudah menikah dengan laki-laki kaya itu. Sekarang giliran Kak Johan," ujar Bonita ketus. Dia menatap sinis mobil kuning yang membawa Melani. "Apa maksudmu?" Johan bertanya tidak mengerti. Bonita tersenyum miring. Dia mencebik melihat Johan yang merasa begitu kehilangan. "Sehar

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Semut Penyelamat

    Di dalam mobil volkswagen beetle, Deon tersenyum lembut pada Melani. Dia terus menatap Melani tanpa berkedip. "Kenapa menatap saya seperti itu, Tuan Deon?" Melani bertanya ragu-ragu. "Kamu sangat cantik, istriku," puji Deon membuat Melani tersipu. "Tapi bisakah Kamu berhenti memanggilku dengan sebutan "tuan"? Sekarang kita sudah menjadi suami istri," lanjutnya tegas. "Lalu saya harus memanggil Anda apa?" tanya Melani ragu. Dia merasa canggung dengan pernikahan mendadak ini. "Apapun, asal bukan "tuan". Aku tidak menyukai panggilan itu," ujar Deon tegas. "Baiklah, Deon." Melani berkata terbata-bata. Dia merasa sangat canggung. Deon terkesiap mendengar ucapan Melani barusan. "Apa? Kamu memanggilku apa barusan?" Dia melebarkan mata tidak percaya. "Deon." Melani berkata tanpa berani menatap Deon. Dia memalingkan muka dan menunduk. "Hanya seperti itu? Kamu hanya menyebutkan namaku?" Deon mengerutkan kening. Dia tidak suka Melani memanggilnya "tuan", tapi dia lebih tidak suka Melani h

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06

Bab terbaru

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Direktur Baru

    “Ayah tenang saja. Aku akan mengusahakan Ayah agar segera keluar dari penjara ini,” ujar Deon pasti. “Ayah tidak akan mengingkari janji, ‘kan? Ayah akan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol?” Dia bertanya memastikan. Brian hendak mengangguk pasti, tapi Nenek Karmila memelototinya. “Itu tidak akan terjadi. Apa kamu pikir aku tidak tahu, mengapa kamu meminta kami menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaan kami?” Nenek Karmila menghentikan kalimatnya sejenak. “Itu karena perusahaan kalian sedang merencanakan untuk membangun bidang usaha yang sama. Kalian ingin menyingkirkan pesaing berat yang akan mengganggu penjualan perusahaan kalian,” lanjutnya. Deon hendak membela diri, tetapi tiba-tiba dua orang sipir datang menghampiri mereka. “Waktu jenguk sudah habis. Sekarang, sebaiknya kalian pulang. Kami akan mengantar narapidana kembali ke tahanan.” Mereka menangkap kedua tangan Brian dan membawanya masuk ke sel tahanan. Sementara itu

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Ayah Mertua

    “Siapa kalian?” Brian Atmajaya bicara dengan terbata-bata. Dia terus menatap dua orang laki-laki di depannya. Laki-laki yang berusia jauh lebih muda darinya. “Apakah kalian datang ke sini untuk membahas pekerjaan? Pasti orang perusahaan yang menyuruh kalian menemuiku. Pulanglah! Aku tidak ingin membahas pekerjaan selama di sini,” ujarnya seraya memalingkan muka. “Kami tidak ingin membahas pekerjaan, Pak. Kami ke sini karena ingin membantu Anda keluar dari tempat ini,” ujar Deon meyakinkan. Dia tidak mengungkapkan identitas dia yang sebenarnya kepada laki-laki yang mengenakan baju tahanan. “Sungguh?” Brian melebarkan mata tidak percaya. Dia tertawa keras. “Bagaimana kamu bisa membebaskan aku dari sini? Sementara keluargaku yang kaya saja tidak bisa melakukannya?” Dia turus tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Aku tahu, Anda masih harus menjalani masa tahanan selama tiga tahun. Aku mau membantu Anda untuk mengurangi masa tahanan Anda. Bukankah lebih baik jika Anda lebih cepat

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Besanan dengan Narapidana

    “Papa janji akan menjemput Mama dan Nafisa secepatnya, ‘kan?” Nafisa memelas. “Jangan sampai Papa Johan yang menjemput kami lebih dulu,” ujarnya dengan melengkungkan bibir ke bawah.“Papa Johan?” Deon mengerutkan keningnya. “Kenapa Papa Johan menjemput kalian? Itu tidak mungkin terjadi.” Dia tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. Dia pikir, Nafisa hanya bercanda.“Papa Johan menginap di sini kemarin malam,” ujar Nafisa polos.“Apa? Papa Johan menginap di sini? Kamu, Mama, dan Papa Johan tidur di kamar ini bertiga?” Deon melebarkan mata. Tiba-tiba terasa panas di dadanya.Nafisa menggelengkan kepala. “Hanya Nafisa dan Papa Johan. Mama tidur di kamar Nenek.” Nafisa menjelaskan. Dia sama sekali tidak menyadari jika papa sambungnya itu mulai cemburu.“Kenapa nenekmu dan mamamu mengizinkan Papa Johan menginap di sini?” Deon meminta penjelasan. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika mantan suami Melani bisa tinggal d rumah ini dan bertemu Melani, sementara dia tidak bisa. Bagaim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status