Dua hari kemudian, kondisi Kenneth masih memprihatinkan dan tidak ada seorang pun merawatnya atau peduli, Kenneth mengunci dirinya sendiri di dalam rumah sampai keluarga Wilson mulai curiga bagaimana kondisi Kenneth.Terkadang Tuan Wilson datang untuk memeriksa, tapi hanya sahutan Kenneth yang tidak bertenaga menyuruhnya menjauh, dan kini Kenneth bertahan di posisi tiga hari tidak keluar rumah sama sekali."Aku khawatir dengan kondisi Kenneth yang seperti ini, putranya jadi tidak di pedulikan oleh pria itu." ucap nyonya Wilson.Dan suami perempuan itu hanya menghela nafas melihat rumah Kenneth dari teras rumahnya, "Tidak apa, kita jaga Gio seperti anak kita sendiri. Lagi pula kasihan Gio kalau dia tinggal dengan Kenneth kalau kondisi pria itu seperti ini, kalau begitu aku berangkat kerja."
Sekarang Bella menatap Kenneth setelah dua pria lainnya tadi keluar, Bella menghembuskan nafas sejenak karena terlambat untuk memperbaiki hubungan dengan Kenneth, pernikahan sudah selesai dan Bella masih punya bayi di perutnya untuk ia besarkan dan lahirkan."Kamu berjanji untuk menjadi ayah yang baik untuk Gio, lalu apa ini? Apa kamu akan terus bertindak egois, begitu aku sudah keluar dari rumah itu dan sekarang giliran Gio yang menjadi keegoisanmu? Apa yang sebenarnya kamu inginkan Kenneth?"Bella melihat Kenneth yang masih tidak merespon apapun."Aku sudah merelakan Gio untukmu, harusnya kamu menjaganya dengan baik seperti yang kamu janjikan. Cukup aku saja yang menjadi korban keegoisanmu, jangan putraku. Apapun yang kamu lakukan sekarang itu tidak akan membuatku kembali padamu, aku akan membesarkan anak ini send
Dua hari kemudian tubuh Kenneth sudah lebih membaik tapi masih belum bisa beraktivitas normal seperti biasanya, dan Kenneth sangat ingin bertemu dengan Bella tapi entah dimana perempuan itu sekarang, setelah menjenguknya sekali dia tidak pernah datang lagi.Tidak seharusnya Kenneth merindukan Bella karena yang membuat hubungannya hancur seperti ini adalah Kenneth sendiri, setiap kali membayangkan sosok Bella, di hati Kenneth hanya ada penyesalan."Hai, Dad!" Gio datang bersama Carlo membawa satu buket bunga segar.Kenneth tersenyum melihat kehadiran putranya, perlahan Gio mendekat lalu Kenneth pun mengangkat putranya naik ke tempat tidurnya, tangan Gio lantas menyentuh kening Kenneth."Apa daddy masih sakit?""Sudah lebih baik sekarang karena Gio sudah hadir menjenguk." tangan Kenneth membelai rambut putranya, sekali lagi muncul rasa bersalah di hati Kenneth.Dirinya yang egois ini telah menelantarkan Gio, tapi bersama Bella, tubuh Gio mulai kembali stabil dan tidak kurus seperti saat
Tiga tahun berlalu dengan cepat. Telah banyak perubahan yang terjadi dan selama itu Kenneth tidak pernah tahu dimana keberadaan Bella sekarang, demi apapun ia merindukan sosok perempuan itu tapi Kenneth kehilangan akses kontak untuk menghubungi Bella. Meski Kenneth sudah bisa menjalankan kesehariannya dengan normal kembali, tak jarang pula ia banyak melamun saat sendirian tanpa pekerjaan. Pintu ruang kerjanya terbuka dan asisten pribadinya pun datang, Kenneth berbalik meraih dokumen yang Carlo serahkan. "Sir, besok pagi akan ada rapat dengan City Bank di Chicago, jadwal penerbangan sudah saya siapkan dan pukul tujuh malam nanti kita berangkat." Kenneth mengangguk mengerti, dokumen yang Carlo berikan langsung Kenneth kerjakan sebelum pukul tiga sore, Kenneth sudah pulang lebih awal untuk menyiapkan barang pribadinya. "Dad!" Gio berlari mendekat. Kenneth menoleh melihat putranya baru pulang sekolah, sekarang Kenneth baru menyadari kalau Gio memiliki kemiripan wajah dengan Bella.
Kenneth keluar dari ruang rapat setelah melakukan pembahasan hampir tiga jam, tiba waktunya untuk makan siang dan Kenneth memilih untuk makan di restoran terdekat.Ketika duduk sambil memesan makanan, pupil mata Kenneth melirik ke pintu masuk dimana anak kecil yang menabraknya tadi pagi masuk ke dalam restoran itu bersama wanita yang berbeda dengan tadi pagi, mungkin pengasuhnya."Jadi Tuan, apa yang Anda pesan?" tanya waiter.Kenneth sedikit tersentak, dia pun mulai menyebutkan pesanannya lalu tatapan kembali pada anak kecil yang kini duduk dan juga melihat ke arahnya, cantik sekali. Mungkin kalau Bella melahirkan anak perempuan, usianya sama dengan gadis kecil yang kini sedang menatap Kenneth.Tangan Kenneth pun dilambaikan ke arah gadis kecil bernama Flo, tidak disangka kalau Flo balas melambaikan tangannya, Kenneth tersenyum tipis menyadari kalau anak kecil itu sangat menggemaskan, tapi keningnya yang habis jatuh tadi pagi masih meninggalkan bekas kemerahan."Beruntung sekali oran
Cukup lama Kenneth menunggu tapi ibu dari anak yang ada di depannya tak kunjung datang, sesekali Kenneth melihat jam tangannya kemudian menatap Flo yang sudah hampir menghabiskan es krimnya."Paman besar, apa paman besar punya anak?" tanya Flo.Kenneth tersenyum lalu mengangguk, "Paman punya dua anak, mungkin salah satu seumuran denganmu."Flo makan dengan tenang, "Itu bibi pengasuh datang." ucapnya sambil menunjuk kedatangan pengasuhnya.Kenneth menoleh, jadi bukan ibu dari anak ini yang datang untuk menjemput."Tuan maaf merepotkan Anda, tadi saya menjaga Nona Flo di taman bermain tapi dia menghilang, terima kasih sudah sudah menjaganya.""Dimana ibu Flo?" tanya Kenneth."Nyonya sedang berada di tempat yang jauh untuk bekerja, jadi sementara saya yang menjaganya, sekali lagi terima kasih sudah menjaga Nona Flo." pengasuh itu mengulurkan tangan meraih Flo, "katakan terima kasih pada paman."Flo mendekat, "Terima kasih paman besar, kita nanti ketemu lagi ya." Flo melambaikan tangannya
Pagi harinya Kenneth langsung menyiapkan hadiah untuk Flo, kira-kira hadiah apa yang cocok untuk anak usia dua setengah tahun, Kenneth mencari cari sampai pilihannya jatuh pada sebuah boneka unicorn."Yup, anak-anak suka boneka." gumam Kenneth dengan semangat, "Aneh, kenapa aku tidak sabar untuk bertemu anak itu, padahal masih ada waktu beberapa jam lagi untuk bertemu dengannya." Kenneth tampak tersenyum ketika menyerahkan boneka unicorn untuk di bungkus."Mia, nanti Flo akan bertemu dengan pria yang menemukannya kemarin sore. Tolong kamu jaga Flo, jangan sampai pria itu melakukan sesuatu pada putriku.""Mengapa Nyonya takut pria itu mengetahui kalau Flo adalah anaknya?" tanya Mia penasaran.Bella terdiam sejenak, "Ada banyak hal yang terjadi di masa lalu dan aku tidak mau mengulanginya kembali, aku harap kamu bisa memegang kepercayaanku, Mia." jawab Bella, "oh ya pertemuannya dilakukan pukul empat sore setelah pulang kerja, aku akan mengirimkan alamatnya untukmu."Tas dan juga berka
Hari sudah mulai malam dan waktunya Kenneth menyudahi bermain dengan Flo, pengasuh datang untuk mengajak Flo pulang."Nona, ayo."Flo berbalik menatap Kenneth, "Bye paman besar, aku senang paman besar main dengan Flo hari ini." ucapnya sambil melambaikan tangan.Melihat senyum cantik dan wajah mungil gadis itu, Kenneth menahan pengasuh Flo agar tidak langsung pergi, "Oh permisi, aku akan mengantarkan kalian pulang." ucap Kenneth."Maaf, Tuan. Saya rasa tidak perlu, Nyonya sudah menunggu.""Ibu Flo datang, biarkan aku bertemu dengannya untuk mengucapkan terima kasih karena dia sudah mengijinkan aku menghabiskan waktu dengan putrinya." sahut Kenneth."Sekali lagi maaf Tuan, saya tidak bisa memutuskan, kalau begitu saya permisi." pengasuh itu menggendong Flo sementara gadis itu melambaikan tangan ke arah Kenneth, entah dorongan dari mana karena Kenneth membalas lambaikan tangan Flo.Meskipun tiga jam tapi itu waktu yang sangat kurang bagi Kenneth menghabiskan momen bersama Flo, Kenneth b
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati