"Apa kamu yakin?" Tanya Elliot tak percaya. Filia yang mendengar panggilan itu, langsung duduk dan menatap Elliot sebentar dan berdiri meninggalkan kamar. Karena sedang sibuk menerima telepon, Elliot tak sempat memanggil Filia. Filia langsung menuju dapur, mencari sesuatu untuk dimakan. Tapi, entah kenapa. Dia malah berpapasan dengan ibu mertuanya. Nyonya Vanesa. Vanesa mendengus kesal melihat kehadiran Filia. Vanesa langsung hendak pergi. "Nyonya Vanesa." Panggil Filia pelan dan sedikit ragu, membuat Vanesa menghentikan langkahmya. "Saya benar-benar minta maaf. Karena sudah menampar anda." Ucap Filia menggigit bibir bawahnya. Dia juga tau, kalau dia sudah keterlaluan menampar Vanesa. Tapi, ucapan Vanesa juga jauh membuat hatinya teluka. "Kenapa begitu membenci dan tak menyukai saya?" Tanya Filia penasaran. "Hah.. Apa sekarang kamu bercanda? Atau pura-pura bodoh?" Tanya Vanesa semakin kesal. "Apa karena saya wanita hina yang tak pantas bersama Elliot?" Tanya Filia pelan. "
Mendengar pertanyaan Elliot, Filia mengerutkan dahinya. "Kenapa sih?" Tanya Filia kesal dan cuek melewati Elliot begitu saja. "Apa kamu lupa, perjanjian kita?" Tanya Elliot yang masih kesal. "Bagaimana aku bisa lupa? Lagipula sebentar lagi kan kamu bakalan ketemu sama Alisa, tunangan kamu itu. Dan kontrak kita akan segera berakhir. " Kamu tau, meskipun ada Alisa, kita hanya bisa bercerai setelah 2 tahun." Ucap Elliot. "Tapi, di perjanjian kita, sampai... " Belum Selesai bicara, Elliot memotong ucapan Filia. "Ada perubahan, karena kakekmu dan ayahku berjanji, pernikahan kita sampai dua tahun. Itu adalah syarat dari Tuan William." Ucap Elliot tegas. "Dan juga, jaga sikapmu di tempat terbuka. Apa kamu tidak malu, banyak pelayan yang melihat tingkah lakumu?" Tanya Elliot tegas. "Jika aku perduli dengan hal remeh seperti itu, aku gak akan bisa hidup lagi." Ucap Filia meninggalkan Elliot dan menuju kamar mandi. Elliot hanya bisa menghela kasar, karena sikap Filia. Filia benar-bena
"Aku tidak perduli jika kamu jadikan aku bahan percobaan, tapi, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Elliot menyentuh lembut tangan Filia. "Aku sudah baik-baik saja." Jawab Filia lemas. Seluruh tenaganya seperti habis terkuras. "Lebih baik, aku tidur." Filia menghempaskan tubuhnya di atas sofa. "Lebih baik,. Kamu tidur di atas tempat tidur." Ucap Elliot mendekati Filia. "Lalu, kamu akan tidur dimana?" Tanya Filia duduk dan menatap Elliot. "Kenapa kita tidak tidur berdua di atas sana. Itu cukup besar untuk lima orang. dan aku janji tidak akan menyentuhmu." Ucap Elliot mengangkat jati telunjuk dan tengahnya. "Hemm... Apa kurang menarik sampai kamu tidak akan menyentuhku?" Tanya Filia berjalan ke arah tempat tidur. "Kamu tahu, bukan itu masalahnya." Ucap Elliot berpindah ke samping kasur dan melihat ke arah Filia yang sudah tak menjawab dan hanya nafasnya yang terdengar. Elliot menghela pelan. "Bagaimana dia bisa tidur setelah membangkitkan gairah seorang pria?" Elliot menggeleng dan
Filia tak berhenti memikirkan kenapa Elliot berbohong padanya. "Nyonya, sekarang kita akan ke mana?" Tanya Jack membuyarkan lamunan Filia. "Emmmm... " Filia memikirkan tempat yang bisa dia kunjungi. Tapi dia benar-benar tak mengenal orang lain selain ketiga sahabatnya dan juga keluarganya. "Ke tempat mama aja." Ucap Filia lesu. Dia merindukan Sena tapi, juga tak ingin bertemu karena Sena akan selalu mengingat Mini. Gadis yang ingin dia hilangkan dari hidupnya. Sampai sekarang, dia masih belum bisa berdamai dengan Mini. Sena sering menyalahkan kehadirannya adalah pembawa sial dalam kehidupannya. Meskipun begitu, sangat sulit bagi Filia untuk membenci mamanya. Satu-satunya orang tempat dia meminta perlindungan dan mendapat kasih sayang. ---"Mini, kan mama sudah bilang. Jangan makan ini, mama sengaja menyisakannya buat ayah kamu." Ucap Sena marah mengambil makanan yang sedang dimakan Filia saat masih berusia 7 tahun. Perlakuan itu, kerap dia terima ketika Sena merasa Jhon ingin
"Hak? Apa kamu lupa? Dia adalah pengawal yang ditugaskan untuk menjagamu dan tetap dengan pengawasanku. Jadi, jika aku bertanya tentang kamu. Dia harus lebih mendengarkan aku." Jawab Elliot yang masih kesal. "Aaa... Jadi aku memberitahu kamu aku dimana sementara kamu bisa bebas berbohong tentang dimana dan apa yang kamu lakukan, Tuan Elliot yang agung? Aku tahu orang tua kita menjodohkan kita dengan syarat menjagaku. Karena sekarang kamu lihat aku baik-baik saja, lebih baik kamu pergi dari sini." Ucap Filia tersenyum terpaksa dan kesal. Dia berbalik hendak meninggalkan Elliot, tapi Elliot menarik tangannya dengan keras, membuat Filia berteriak dan menampar Elliot. Filia benci di perlakukan dengan kasar, apalagi dengan seseorangbyamg mulai dia percaya. "Jangan pernah menyentuhku tanpa izinku lagi." Ucap Filia marah dengan tatapan marah pada Elliot. Elliot menutup matanya menarik nafasnya dengan dalam menahan amarahnya dan merasa menyesal memperlakukan Filia dengan kasar. "Jaga di
Kata-kata Filia membuat Theo menahan tawanya. Tapi Elliot hanya bisa menahan nafasnya, merasa kesal dan marah. Dia sudah cukup bersabar menghadapi Filia dan Dia sekarang semakin yakin, jika dia dan Filia memang bukan di takdirkan menjadi suami dan istri. Dia jadi sadar umur mendengar ucapan Filia. Dia semakin menjadi tak percaya diri bersama Filia, meskipun penampilannya masih seperti awal tiga puluhan. Apalagi di tambah dengan kelumpuhannya membuat harga diri dan rasa percaya dirinya hilang di telan bumi. "Sudahlah, kamu urus dia." Elliot mengarahkan kursi rodanya menuju ruang kerjanya dan meninggalkan Filia dan Jack. "Apa kamu sudah mendapatkan lokasi Alisa?" Tanya Elliot, dia ingin fokus mencari Alisa dan kembali bersamanya. Sementara itu, di tempat lain. "Tuan Elliot sudah mendapatkan informasi tentang penyakitmu." Ucap asisten Alisa bernama Beni. "Ben, dia sekarang sudah menikah dengan wanita lain. Aku tidak perduli jika dia mengetahuinya atau tidak." Ucap Alisa yang langsu
Jack hendak mendorong Filia dan berusaha melepaskan ciuman Filia, tapi Filia malah menarik Jack lebih dalam. Membuat Elliot semakin murka. Sampai dia mendekati mereka berdua, Filia baru melepaskan pelukannya di leher Jack. Filia lalu menatap Elliot. "Kenapa? Aku hanya melakukan hal yang biasa aku lakukan. Filia gadis liar, bukan hanya sekedar julukan." Ucap Filia tersenyum hendak pergi. Elliot menatap marah pada Jack. "Oh yah, jangan menyiksa bodyguard ku. Dia itu, salah satu orang penting dalam hidupku." Ucap Filia. Tapi, Filia lalu berbalik, karena tak ingin mengambil resiko, dia mendorong kursi roda Elliot menuju kamarnya. "Kakak boleh pergi istirahat." Ucap Filia seolah tak terjadi apa-apa dengan Jack. Meskipun merasa kecewa, Jack faham akan posisinya. Setelah tiba di kamar, Filia dengan cepat menuju kamar mandi. Meski merasa sedikit mual, dia merasa hatinya yang di tolak Elliot lebih sakit. Dia telah menyukai Elliot dengan mudahnya. Karena Itu dia merasa sangat tersakiti.
Pagi harinya, Filia dan Elliot yang masih merasa lelah, belum bangun. Theo menjadi khawatir, karena tak biasanya Elliot akan bangun kesiangan. Apalagi, dia tahu, bahwa hari ini dia akan menemui Alisa. Theo membuka pintu, dan melihat kedua orang itu di atas tempat tidur. Filia yang tanpa busana meskipun, tertutup selimut, sedang memeluk Elliot tertidur di atas dada Elliot. Dengan sangat terkejut dia kembali menutup pintu. Theo menjadi khawatir dengan hubungan Elliot. Dia tahu, bagaimana dia sudah mulai menyukai Filia tapi malah sibuk mencari Alisa. Apalagi setelah tahu, alasan Alisa pergi adalah karena penyakitnya. Dia yakin, Tuannya itu, akan berada dalam hubungan yang sangat rumit. Elliot yang tersadar, mendengarkan dengkuran pelan dan nafas Filia di atas dadanya. Menahan tawa, membuat dadanya bergetar dan membuat Filia terbangun. "Aaakkkh, kenapa badanku rasanya pegal sekali?" Ucap Filia sambil menggeliat, setengah sadar. Setelah menggaruk, leher dan pundaknya dia baru sadar k
Dan Theo pun mengerti kalau Alisa selalu mendapatkan kabar tentang keadaan di rumah Elliot, karena tidak ada yang mengetahui hal ini selain rumah inti. Theo terpaksa mengabaikan kehadiran Alisa untuk sementara. Karena dia harus mengantarkan Lucas dan Vanesa terlebih dahulu. Sementara itu, Jack hanya berdiri dalam ruangan di dekat pintu, menatap wajah Filia yang menatap sedih dan penuh kasih sayang pada Elliot. Tak menyadari Alisa yang masih menatap dalam ruangan Elliot. "Kamu kembali temani Elli dan Filia. Kami akan baik-baik saja." Ucap Lucas tegas, dan membiarkan Theo kembali ke ruangan Elliot. Setelah menunduk dan melihat kepergian Lucas dan Vanesa. Theodengan langkah cepat ingin bicara dengan Alisa. Theo menarik tangan Alisa agar menjauh dari ruangan Elliot. "Lepaskan. Apa yang kamu lakukan?" Ucap Alisa dengan marah, dan menahan suaranya tak ingin menarik perhatian. "Seharusnya saya yang menanyakan hal itu. Bukankah Tuan Elliot sudah dengan tegas, mengakhiri hubungan kalian
"Bukankah lebih mudah kalau aku mati? Kamu dengan mudah kembali ke pelukan Alisa dan aku tak perlu merasa sakit hati karena kamu bersama orang yang kamu cintai." Lanjut Filia pelan. "Tidak ada yang mudah setelah kematian seseorang."ucap Elliot menatap Filia dengan kesal. " Apa semudah itu, kamu menganggap nyawamu? Apa kamu hanya memikirkan dirimu sendiri? Bagaimana dengan kakekmu? Sahabat-sahabatmu? Apa kamu tidak memikirkan perasaan mereka kalau kamu mati?" Ucap Elliot kesal. "Bagaimana dengan kamu? Apa yang kamu rasakan kalau aku mati?" Tanya Filia. "Bagaimana denganku?" Batin Elliot. Elliot lalu membalikkan kursi rodanya dan pergi mengganti pakaiannya yang basah tak menjawab pertanyaan Filia. Sampai dalam ruang gantinya, tangannya mulai gemetar. Dia mengertakkan giginya menahan marah dan sedihnya. Kembali mengingat perasaannya ketika kehilangan istri dan juga calon anaknya. Theo yang masuk bersama dokter melihat Filia dan mencari keberadaan Elliot yang sudah pingsan di dalam
Lucas yang terkejut lalu mengambil foto-foto itu dengan tenang. Dia sedikit terkejut, melihat Filia bisa mendapatkan gambar sebanyak itu, untuk dirinya dan Daniel.Mata Filia masih berharap, Lucas akan menjelaskan semuanya. "Apa yang perlu di jelaskan? Ini hanya gambarku dengan Daniel. Apa yang istimewa?" Tanya Lucas. "Ayah bilang, akan membantuku membalas dendam, tapi ayah sendiri memiliki hubungan yang dalam dengan dia." Ucap Filia sedih. Lucas menghela kasar dan menggosok wajahnya dengan kasar. "Apa kamu pikir akan semudah itu menyingkirkan Daniel. Jika semudah itu, maka Daniel sudah lama menghilang dari muka bumi ini." Ucap Lucas berdiri dan mengajak Filia duduk di sofa. "Dengar, kamu mungkin terlalu muda untuk mengerti hal ini. Untuk mencapai posisi ini, aku melakukan banyak hal, yang tidak bisa ku banggakan. Dan dia memiliki bukti dari masa lalu itu." Ucap Lucas terlihat sedih. "Tapi, aku yakin ayah pasti juga memiliki rahasia tentang mereka." Ucap Filia. "Tentu saja. T
"Filia....!!! " Panggil Elliot tapi Filia tak menghiraukannya dan langsung pergi di temani Jack. "Ciiihhh.... Aku akan mengabaikanmu, sperti kamu mengabaikanku." Gumam Filia kesal pada Elliot. "Nyonya, anda akan ke mana?" Tanya Jack tak tahu ke mana majikannya itu akan mengajaknya. Ketika turun dari mobil, Jack menarik bahu Filia dengan pelan. "Maaf, saya ingin menanyakan sesuatu." Ucap Jack terhenti menatap Filia. Filia juga menatap Jack, bingung kenapa tiba-tiba menghentikannya. "Apa?" Tanya Filia tak sabar, melihat Jack ragu menanyakan sesuatu. Jack menggeleng. Dan Filia mengabaikan Jack dan pergi menuju ruang hotel. "Apa yang akan kita lakukan di sini?" Tanya Jack. "Kamu gak usah banyak bicara. Ikut saja." Ucap Filia langsung menuju kamar hotel yang sudah dia janjikan. Jack merasa khawatir Filia akan melakukan hal-hal yang tidak ingin dia bayangkan. Apalagi setelah ciuman hari itu, Jack tidak bisa melupakannya, meskipun dia tahu apa yang dilakukan Filia hanya untuk membua
"Apa-apaan tadi? Ayah?" Tanya Elliot menatap Filia ketika dia masuk dalam mobil. "Kenapa? Dia memang ayah mertuaku kan? Kamu tidak lupa kan? Aku adalah istrimu. Jangan karena kamu sudah menemukan Alisa kamu lupa sudah punya istri?" Ucap Filia tersenyum jahil. Elliot menggelengkan kepalanya. Dia tahu dia tak akan bisa menang berdebat dengan Filia. "Kenapa? Seperti yang kamu bilang. Kita adalah sepasang suami istri kita bahkan sudah melakukan hubungan yang lebih jauh." Filia mendekatkan tubuhnya pada Elliot, dan menyentuh dagu dan menggerakkannya ke dada Elliot dengan jari telunjuknya. "Hentikan Filia." Ucap Elliot menggenggam tangan Filia agar tak bergerak menyentuh tubuhnya, karena dia merasa geli. "Akkhh... Kamu gak asik" Filia menarik tangannya dan duduk menghadap depan lalu mengeluarkan ponselnya. Meskipun sebenarnya, dia merasa sangat sedih dan kecewa, dia berusaha keras menutupi itu semua dengan sikapnya yang terlihat seperti baik-baik saja. "Oh yah, aku baru saja mendapa
Dalam keadaan kaget, Filia mengahalangi jalan Lucas dan bertanya. "Anda tau kan? Sekarang anak anda sedang pergi menemui Alisa?" Tanya Filia heran. "Ya, aku tau. Tapi, sampai kapanpun, aku tidak akan bisa menerima wanita ular itu dalam rumahku. Dia sangat berbeda dengan kakaknya. Karena itu, aku akan membuatmu menjadi istri Elliot selamanya" jawab Lucas. "Maksud anda apa?" Filia masih merasa bingung dengan jawaban Lucas. "Ikuti aku." Lucas lalu mengajak Filia menuju ruang kerjanya. "Sebenarnya, Alisa akan meninggalkan Elliot di hari pernikahannya. Tapi karena kecelakaan itu dia memajukan rencananya. Dia ingin membuat Elliot terluka dan terpukul. Dia ingin melihat, sejauh mana Elliot akan bersedih karena kepergiannya. Jujur, aku tidak menyangka jika penyebab kecelakaan itu, adalah kamu. Cucu dari kak William." Ucap Lucas. Lucas mengetahui sebuah rahasia kematian menantu pertamanya, Anisa dan juga calon cucunya. Saat itu, Elliot kesulitan melepaskan kepergian Anisa sehingga Lucas
Begitu mendapat pesan Alisa, Elliot langsung bergegas mengganti pakaiannya. Filia yang berada dalam kamar, melihat Elliot yang dibantu Theo buru-buru. "Kamu mau ke mana jam segini?" Tanya Filia khawatir. "Apa ada masalah? Atau terjadi sesuatu?" Filia bertanya tapi Elliot tak menjawabnya, dan hanya fokus bersiap-siap. Sementara Theo hanya diam karena melihat Elliot yang juga diam. Filia yang kesal, langsung berdiri di hadapan Elliot dan menyenggol Theo agar dia bisa berdiri tepat dihadapan Elliot. "Apa susahnya menjawab pertanyaanku?" Bentak Filia. Elliot berhenti dan menatap Filia. "Aku akan pergi menemui seseorang. Ini adalah hal yang sangat penting." Jawab Elliot tak memberitahu siapa yang dia temui. "Alisa?" Tanya Filia pelan dan melangkah mundur perlahan. "Baiklah, jika kamu bebas menemui siapapun, maka aku juga akan melakukan hal yang sama." Ucap Filia tersenyum. Elliot terhenti lalu menatap Filia. "Kamu tahu, sejak awal bahwa pernikahan kita tidak akan pernah menjadi
"Mau ke mana?" Tanya Filia bingung. "Ke rumah Shinta." Ucap Chloe. "Dia hari ini ada acara dengan pacarnya.""Apa pacarnya lebih penting dari kita?""Tapi Chloe, aku gak mau. Kamu tau, aku belakangan ini, merasa seperti bukan diriku. Aku hanya ingin cerita ke seseorang, dan itu kamu. Aku belum mau, Zoe dan Shinta tau ceritaku dulu. Meskipun Shinta sudah menghukum kakak tirinya, tapi dia masih harus bertemu dan berurusan dengan mereka. Dan Zoe, harus masih hidup seperti gadis bodoh di hadapan keluarganya. Dan kamu juga.. Emm.." Filia bingung, mencari kesibukan Chloe. "Yah.. Yah... Hanya aku yang tidak sibuk dan tidak punya masalah. Tapi, aku harusnya bersyukur." Ucap Chloe tersenyum dan memeluk Filia. "Jadi, sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Chloe melepaskan pelukannya dan menatap Filia. "Aku juga lelah, terus menghindar. Aku bahkan tidak menghadiri acara penting perusahaan Elliot dengan alasan sakit. Karena takut bertemu dengan laki-laki itu. Dan juga, masalahku dengan Elliot. Se
"Apa?" Teriak Chloe kaget dan membelalakkan matanya. "Melakukan? Benar-benar masuk?" Tanya Chloe sambil memasukkan telunjuknya kanannya ke dalam lingkaran yang ia buat dengan telunjuk dan ibu jari kirinya. Filia mengangguk sedih. "Terus, kamu gak kenapa-kenapa?" Tanya Chloe yang sangat khawatir. Itu bukan pertama kalinya dia mencoba hal itu, bahkan membayangkan berciuman dengan orang saja dia langsung muntah dan tak tahan tubuhnya di sentuh oleh orang lain.Filia mengangguk. "Dia menyentuhku dengan sangat lembut. Awalnya aku merasa geli, dan itu buat aku merasa aneh. Aku sama sekali gak merasa jijik seperti biasanya." Ucap Filia heran. "Apa mungkin karena dia sangat tampan?" Tanya Chloe. Membuat Filia mengerutkan alisnya dan berpikir. "Emmmm... Mungkin?" Tapi Filia menggeleng. "Bukan, aku akui dia sangat tampan dan sangat berbeda dengan pria seumurannya. Tapi, dia sangat lembut dan juga perhatian." Filia tersenyum malu dan memerah mengingat apa yang dia lakukan bersama Elliot.