Filia tak berhenti memikirkan kenapa Elliot berbohong padanya. "Nyonya, sekarang kita akan ke mana?" Tanya Jack membuyarkan lamunan Filia. "Emmmm... " Filia memikirkan tempat yang bisa dia kunjungi. Tapi dia benar-benar tak mengenal orang lain selain ketiga sahabatnya dan juga keluarganya. "Ke tempat mama aja." Ucap Filia lesu. Dia merindukan Sena tapi, juga tak ingin bertemu karena Sena akan selalu mengingat Mini. Gadis yang ingin dia hilangkan dari hidupnya. Sampai sekarang, dia masih belum bisa berdamai dengan Mini. Sena sering menyalahkan kehadirannya adalah pembawa sial dalam kehidupannya. Meskipun begitu, sangat sulit bagi Filia untuk membenci mamanya. Satu-satunya orang tempat dia meminta perlindungan dan mendapat kasih sayang. ---"Mini, kan mama sudah bilang. Jangan makan ini, mama sengaja menyisakannya buat ayah kamu." Ucap Sena marah mengambil makanan yang sedang dimakan Filia saat masih berusia 7 tahun. Perlakuan itu, kerap dia terima ketika Sena merasa Jhon ingin
"Hak? Apa kamu lupa? Dia adalah pengawal yang ditugaskan untuk menjagamu dan tetap dengan pengawasanku. Jadi, jika aku bertanya tentang kamu. Dia harus lebih mendengarkan aku." Jawab Elliot yang masih kesal. "Aaa... Jadi aku memberitahu kamu aku dimana sementara kamu bisa bebas berbohong tentang dimana dan apa yang kamu lakukan, Tuan Elliot yang agung? Aku tahu orang tua kita menjodohkan kita dengan syarat menjagaku. Karena sekarang kamu lihat aku baik-baik saja, lebih baik kamu pergi dari sini." Ucap Filia tersenyum terpaksa dan kesal. Dia berbalik hendak meninggalkan Elliot, tapi Elliot menarik tangannya dengan keras, membuat Filia berteriak dan menampar Elliot. Filia benci di perlakukan dengan kasar, apalagi dengan seseorangbyamg mulai dia percaya. "Jangan pernah menyentuhku tanpa izinku lagi." Ucap Filia marah dengan tatapan marah pada Elliot. Elliot menutup matanya menarik nafasnya dengan dalam menahan amarahnya dan merasa menyesal memperlakukan Filia dengan kasar. "Jaga di
Kata-kata Filia membuat Theo menahan tawanya. Tapi Elliot hanya bisa menahan nafasnya, merasa kesal dan marah. Dia sudah cukup bersabar menghadapi Filia dan Dia sekarang semakin yakin, jika dia dan Filia memang bukan di takdirkan menjadi suami dan istri. Dia jadi sadar umur mendengar ucapan Filia. Dia semakin menjadi tak percaya diri bersama Filia, meskipun penampilannya masih seperti awal tiga puluhan. Apalagi di tambah dengan kelumpuhannya membuat harga diri dan rasa percaya dirinya hilang di telan bumi. "Sudahlah, kamu urus dia." Elliot mengarahkan kursi rodanya menuju ruang kerjanya dan meninggalkan Filia dan Jack. "Apa kamu sudah mendapatkan lokasi Alisa?" Tanya Elliot, dia ingin fokus mencari Alisa dan kembali bersamanya. Sementara itu, di tempat lain. "Tuan Elliot sudah mendapatkan informasi tentang penyakitmu." Ucap asisten Alisa bernama Beni. "Ben, dia sekarang sudah menikah dengan wanita lain. Aku tidak perduli jika dia mengetahuinya atau tidak." Ucap Alisa yang langsu
Jack hendak mendorong Filia dan berusaha melepaskan ciuman Filia, tapi Filia malah menarik Jack lebih dalam. Membuat Elliot semakin murka. Sampai dia mendekati mereka berdua, Filia baru melepaskan pelukannya di leher Jack. Filia lalu menatap Elliot. "Kenapa? Aku hanya melakukan hal yang biasa aku lakukan. Filia gadis liar, bukan hanya sekedar julukan." Ucap Filia tersenyum hendak pergi. Elliot menatap marah pada Jack. "Oh yah, jangan menyiksa bodyguard ku. Dia itu, salah satu orang penting dalam hidupku." Ucap Filia. Tapi, Filia lalu berbalik, karena tak ingin mengambil resiko, dia mendorong kursi roda Elliot menuju kamarnya. "Kakak boleh pergi istirahat." Ucap Filia seolah tak terjadi apa-apa dengan Jack. Meskipun merasa kecewa, Jack faham akan posisinya. Setelah tiba di kamar, Filia dengan cepat menuju kamar mandi. Meski merasa sedikit mual, dia merasa hatinya yang di tolak Elliot lebih sakit. Dia telah menyukai Elliot dengan mudahnya. Karena Itu dia merasa sangat tersakiti.
Pagi harinya, Filia dan Elliot yang masih merasa lelah, belum bangun. Theo menjadi khawatir, karena tak biasanya Elliot akan bangun kesiangan. Apalagi, dia tahu, bahwa hari ini dia akan menemui Alisa. Theo membuka pintu, dan melihat kedua orang itu di atas tempat tidur. Filia yang tanpa busana meskipun, tertutup selimut, sedang memeluk Elliot tertidur di atas dada Elliot. Dengan sangat terkejut dia kembali menutup pintu. Theo menjadi khawatir dengan hubungan Elliot. Dia tahu, bagaimana dia sudah mulai menyukai Filia tapi malah sibuk mencari Alisa. Apalagi setelah tahu, alasan Alisa pergi adalah karena penyakitnya. Dia yakin, Tuannya itu, akan berada dalam hubungan yang sangat rumit. Elliot yang tersadar, mendengarkan dengkuran pelan dan nafas Filia di atas dadanya. Menahan tawa, membuat dadanya bergetar dan membuat Filia terbangun. "Aaakkkh, kenapa badanku rasanya pegal sekali?" Ucap Filia sambil menggeliat, setengah sadar. Setelah menggaruk, leher dan pundaknya dia baru sadar k
"Apa maksud kamu?" Tanya Filia kaget. "Kamu tahu apa yang aku maksud." Ucap Nino memakai kacamata hitamnya. "Aku akan menceritakan lebih banyak kalau kamu tertarik dengan tawaranku." Nino berdiri dan meninggalkan kartu namanya. Filia mengambilnya dan membaca namanya. Nino Agustin. Anak kedua dari Dandi Agustin. Malam itu, setahun yang lalu. Nino membuka sebuah pesan berisi link video ayahnya dengan gadis muda. Awalnya Filia dan para sahabatnya sengaja mengirimkannya pada anggota keluarga Dandi agar mereka tahu suami dan ayah macam apa Dandi itu. Sebagai seseorang yang memiliki bisnis kontraktor dia memang terkenal sering melakukan kecurangan. Tapi tidak ada yang berani mengomentari sepak terjangnya karena orang yang melindunginya lebih besar. Dan keluarganya juga tahu, Dandi itu, laki-laki seperti apa. Istri pertama Dandi sudah lama meninggal, tak lama dia kemudian menikah lagi. Gambar gadis yang di lihat Filia adalah anak pertama Dandi bernama Nina yang sudah meninggal karen
"Apa?" Teriak Chloe kaget dan membelalakkan matanya. "Melakukan? Benar-benar masuk?" Tanya Chloe sambil memasukkan telunjuknya kanannya ke dalam lingkaran yang ia buat dengan telunjuk dan ibu jari kirinya. Filia mengangguk sedih. "Terus, kamu gak kenapa-kenapa?" Tanya Chloe yang sangat khawatir. Itu bukan pertama kalinya dia mencoba hal itu, bahkan membayangkan berciuman dengan orang saja dia langsung muntah dan tak tahan tubuhnya di sentuh oleh orang lain.Filia mengangguk. "Dia menyentuhku dengan sangat lembut. Awalnya aku merasa geli, dan itu buat aku merasa aneh. Aku sama sekali gak merasa jijik seperti biasanya." Ucap Filia heran. "Apa mungkin karena dia sangat tampan?" Tanya Chloe. Membuat Filia mengerutkan alisnya dan berpikir. "Emmmm... Mungkin?" Tapi Filia menggeleng. "Bukan, aku akui dia sangat tampan dan sangat berbeda dengan pria seumurannya. Tapi, dia sangat lembut dan juga perhatian." Filia tersenyum malu dan memerah mengingat apa yang dia lakukan bersama Elliot.
"Mau ke mana?" Tanya Filia bingung. "Ke rumah Shinta." Ucap Chloe. "Dia hari ini ada acara dengan pacarnya.""Apa pacarnya lebih penting dari kita?""Tapi Chloe, aku gak mau. Kamu tau, aku belakangan ini, merasa seperti bukan diriku. Aku hanya ingin cerita ke seseorang, dan itu kamu. Aku belum mau, Zoe dan Shinta tau ceritaku dulu. Meskipun Shinta sudah menghukum kakak tirinya, tapi dia masih harus bertemu dan berurusan dengan mereka. Dan Zoe, harus masih hidup seperti gadis bodoh di hadapan keluarganya. Dan kamu juga.. Emm.." Filia bingung, mencari kesibukan Chloe. "Yah.. Yah... Hanya aku yang tidak sibuk dan tidak punya masalah. Tapi, aku harusnya bersyukur." Ucap Chloe tersenyum dan memeluk Filia. "Jadi, sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Chloe melepaskan pelukannya dan menatap Filia. "Aku juga lelah, terus menghindar. Aku bahkan tidak menghadiri acara penting perusahaan Elliot dengan alasan sakit. Karena takut bertemu dengan laki-laki itu. Dan juga, masalahku dengan Elliot. Se