Share

Bab 34

Author: Vya Kim
last update Last Updated: 2024-06-07 07:00:28

Saat Sebastian kembali ke kota dan mulai bekerja lagi di hotel, suasana terasa tegang. Setiap kali Bintara melihat Sebastian, ada pertanyaan yang tak terucapkan di matanya, sebuah kecemasan yang menggantung di udara seperti kabut tebal.

Di kantor, Bintara berusaha memfokuskan diri pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus berputar-putar mencari jawaban tentang keberadaan Aruna. Dia sering terdiam, memandangi layar komputernya tanpa benar-benar melihat apa yang ada di sana.

Suatu pagi, saat keduanya sedang memeriksa laporan keuangan, Bintara tak tahan lagi. "Sebastian," panggilnya dengan suara yang terdengar lebih tegang dari biasanya. "Apa kamu bener-bener gak tahu tentang gimana kabar Aruna?"

Sebastian terdiam sejenak, mengatur napasnya sebelum menjawab. "Sory, Bin aku belum mendengar apa pun dari dia. aku juga udah cari ke tempat yang mungkin dia kunjungi, tapi gak ada."

Bintara mengangguk, tapi matanya tetap memandang Sebastian dengan tajam,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 35

    Karena hari sudah larut, Bintara pulang ke penthouse-nya. Ketika hendak masuk kamar, langkahnya terhenti oleh suara Serena yang sedang berbicara di telepon. Nama Sebastian terdengar jelas dari bibir Serena, membuat Bintara penasaran. Ia mendekatkan telinganya ke pintu dan mendengar Serena marah pada Sebastian. "Sebastian, kamu mencoba berkhianat dari kesepakatan kita! Jangan lupa, tujuan kita sama! Katakan di mana Aruna sekarang?" kata Serena dengan suara tajam. Bintara merasakan darahnya mendidih. Tanpa pikir panjang, ia membuka pintu dengan keras, meneriaki nama Serena. "Serena! Apa yang kau lakukan?" Serena terkejut, tetapi dengan cepat memulihkan diri. "Apa maksudmu, Bintara? Mengapa kau meneriaki aku?" "Ternyata, di belakangku, kau dan Sebastian merencanakan hal buruk terhadap Aruna!" Suara Bintara bergetar dengan kemarahan yang membara. Namun, Serena tidak menunjukkan rasa takut. Ia malah berbalik mar

    Last Updated : 2024-06-07
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 36

    Saat Aruna kembali dari dalam rumah dengan Rohana dalam gendongannya, ia kembali dalam rutinitasnya membungkus sayuran yang hendak di beli oleh Hasan, namun Hasan memperhatikan bayi kecil itu yang terus menangis. Tawa dan senyum Hasan seketika memudar saat matanya menangkap warna kulit Rohana yang menguning, tanda khas jaundice (penyakit kuning). Kekhawatiran tergambar jelas di wajah Hasan yang biasanya tenang dan ceria. "Aruna, kau harus segera membawa Rohana ke klinik," kata Hasan dengan nada tegas namun lembut, berusaha menenangkan Aruna yang mulai panik. "Kulitnya yang menguning itu bukan tanda baik. Dia mungkin butuh penanganan segera." Aruna tampak bingung dan cemas, matanya berkaca-kaca saat menatap Hasan. "Apakah itu sangat serius, Hasan? Apa yang terjadi padanya? Bukannya ini biasa pada bayi baru lahir?" Hasan mendekati Aruna dan menyentuh lengan wanita itu dengan lembut, berusaha memberikan dukungan. "Aku seorang dokter, dan dari

    Last Updated : 2024-06-08
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 37

    Di kantornya menjelang siang, Bintara dengan terkejutnya membaca pesan dari Aruna. Matanya terbelalak dan jantungnya berdegup kencang. Pesan itu adalah cahaya di tengah kegelapan—Aruna, wanita yang selama ini dia cari, menghubunginya walaupun dengan nomor baru. Tapi kebahagiaan itu segera bercampur dengan kegelisahan. Berita dari Aruna membuatnya terkejut dan cemas. Dengan tangan gemetar, Bintara segera menekan nomor Aruna dan memanggilnya. Suara berdering di telinganya, dan setiap detik terasa seperti seabad. Akhirnya, suara Aruna yang lembut namun terdengar putus asa menjawab panggilannya. "Aruna, Apa yang terjadi? Bagaimana keadaan anak kita?" tanyanya dengan suara bergetar, campuran antara kerinduan dan kekhawatiran menguasai dirinya. "Bintara, Rohana butuh transfusi darah segera. Dia sakit parah dan hanya kau yang bisa membantunya. Tolong, datanglah secepatnya ke rumah sakit," jawab Aruna dengan suara terisak. Rasa rindu dan kekhawati

    Last Updated : 2024-06-08
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 38

    Serena duduk di ruang kerjanya yang mewah, jemarinya menari di atas layar ponsel. Wajahnya tenang, tapi tatapannya penuh perhitungan. Ia tahu bahwa Bintara tidak akan mudah dihentikan hanya dengan ancaman kata-kata. Dia butuh tindakan yang lebih tegas. Mengangkat telepon, Serena menghubungi orang kepercayaannya, seorang pria dengan jaringan yang luas dan kemampuan melacak yang tak tertandingi."Philip," ucap Serena dengan nada tegas. "Aku butuh kau menahan Bintara. Dia sedang dalam perjalanan untuk menemui Aruna dan bayinya."Philip, seorang pria berwajah keras dan penuh wibawa, mendengarkan dengan serius di ujung telepon. "Dimana dia sekarang?" tanyanya singkat.Serena tersenyum tipis. "Aku sudah menyadap ponselnya. Lokasinya bisa kau lacak dengan mudah. Gunakan semua anak buahmu, jangan biarkan dia sampai ke tujuan."Philip mengangguk meskipun Serena tidak bisa melihatnya. "Akan kuurus," jawabnya sebelum menutup telepon. Serena menatap

    Last Updated : 2024-06-09
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 39

    Setelah mendapatkan donor darah dari Sebastian, kondisi bayi Aruna, Rohana, berangsur-angsur membaik. Warna kulit kekuningan Rohana mulai memudar, dan Aruna bisa merasakan harapan kembali menyala dalam hatinya. Namun, rasa kecewa terhadap Bintara yang tak kunjung datang masih menghantui pikirannya. Sebastian semakin terlibat dalam kehidupan Aruna dan bayinya. Hampir di Setiap weekend, dia datang membawa makanan dan kebutuhan bayi. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di ruang tamu sederhana Aruna, berbicara tentang berbagai hal sambil menggendong Rohana. Suatu sore, setelah memastikan Rohana tertidur lelap di buaian, Sebastian duduk di sebelah Aruna di sofa yang kecil namun nyaman. Mereka menikmati keheningan sesaat, hanya terdengar suara napas lembut Rohana. "Sebastian, terima kasih banyak," Aruna akhirnya berkata, suaranya penuh keikhlasan. "Aku gak tahu apa yang akan terjadi tanpa bantuanmu. Kamu sudah seperti... seperti penyelamat bagi kami."

    Last Updated : 2024-06-09
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 40.

    Pagi itu, matahari baru saja terbit, menciptakan cahaya keemasan yang lembut menyinari desa kecil tempat Aruna tinggal. Udara pagi yang sejuk dan segar berbaur dengan aroma dedaunan basah setelah hujan semalam, menciptakan suasana yang asri dan tenang. Di depan rumah sewaannya, Aruna telah membuka warung sayurnya, menata berbagai sayuran segar dengan teliti.Tak lama kemudian, ibu-ibu dari lingkungan sekitar mulai berdatangan. Mereka tampak ceria dan ramah, namun di balik senyum mereka, rasa ingin tahu dan keinginan untuk menggali informasi terlihat jelas."Selamat pagi, Aruna," sapa seorang ibu dengan senyum lebar. "Sayur-sayurnya segar sekali, ya."Aruna membalas dengan senyum hangat. "Iya, Bu. Baru datang dari pasar pagi ini."Ibu-ibu itu mulai memilih sayuran, namun tak butuh waktu lama sebelum basa-basi mereka berubah menjadi pertanyaan yang lebih pribadi."Ngomong-ngomong, Aruna," seorang ibu lain menyelipkan pertanyaan sambil berpu

    Last Updated : 2024-06-10
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 41

    Sambil menggendong Rohana yang perlahan tertidur, Aruna merasakan getaran di sakunya. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat ada pesan dari Hasan. "Aruna, bagaimana kabarmu setelah ibu-ibu gosip itu mengganggumu? Jangan terlalu diambil hati. Di sini, memang ibu-ibu doyan bergosip. Mereka hanya iri melihat perhatian yang kamu dapatkan," tulis Hasan.Aruna membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Dia merasa sedikit lega karena ada yang memperhatikannya dan mengerti situasinya. Namun, rasa cemas dan lelah tetap menyelimuti hatinya. Dia membalas pesan Hasan dengan jemari yang gemetar."Terima kasih, Hasan. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah. Rohana juga mulai pulih berkat bantuanmu. Terima kasih banyak."Hasan membalas pesan dengan cepat. "Sama-sama, Aruna. Aku akan selalu ada untuk membantumu. Jangan ragu untuk menghubungiku jika kamu butuh sesuatu."Aruna tersenyum tipis, merasakan kehangatan dari perhatian Hasan. Namun, di dala

    Last Updated : 2024-06-10
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 42

    Malam itu, Rohana tiba-tiba demam. Aruna merasakan tubuh bayinya yang panas dan gelisah, membuat hatinya cemas. Tanpa berpikir panjang, dia segera menelpon Hasan untuk memeriksa Rohana. Hasan, yang selalu siap membantu, segera menuju rumah Aruna.Ketika Hasan tiba, dia segera memeriksa Rohana dengan teliti. "Demamnya tinggi, tapi jangan khawatir, kita bisa mengatasinya," kata Hasan menenangkan. Mereka lalu duduk di teras rumah, di bawah cahaya redup lampu malam, sementara Hasan memberikan instruksi kepada Aruna tentang cara menurunkan demam Rohana.Waktu berlalu, dan Aruna merasa sedikit lega dengan kehadiran Hasan. Dia menyandarkan dirinya pada sandaran kursi, memeluk Rohana yang mulai tenang di pangkuannya. Hasan duduk di sebelahnya, mengawasi kondisi Rohana dengan seksama.“Terima kasih, Hasan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpamu,” kata Aruna dengan suara bergetar.Hasan menatapnya dengan hangat, "Aku selalu ada untukmu, A

    Last Updated : 2024-06-11

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 121

    Di bawah langit petang yang mulai bersemburat jingga, Aruna, Bintara, dan Rohana berdiri di gazebo restoran hotel, memandang hamparan lapangan golf yang terbentang luas. Angin sore berhembus lembut, membawa keharuman bunga-bunga yang mekar di sekitar mereka.Bintara melingkarkan lengannya di pinggang Aruna, menariknya lebih dekat sebelum mengecup kening istrinya dengan penuh cinta."Aku sangat mencintaimu," bisik Bintara, suaranya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.Aruna tersenyum, namun senyumnya tiba-tiba memudar, wajahnya berubah pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan mual yang tiba-tiba menyerangnya. Bintara segera terlihat khawatir, alisnya berkerut dalam kecemasan. "Aruna, kamu baik-baik saja?"Aruna hanya mengangguk pelan, lalu melepaskan Rohana ke pelukan babysitter yang berdiri tak jauh dari mereka. Setelah memastikan Rohana aman, Aruna kembali menatap Bintara dengan senyuman yang lembut. Tanpa berkata apa-apa, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 120

    Di tengah suasana meriah di Grand Opening Hotel, Bu Najiah juga turut hadir. ia tampak menikmati sore di suatu gazebo di taman belakang restoran hotel, ditemani riak air kolam yang memantulkan sinar matahari senja. Ikan-ikan berenang tenang, seolah menambah kedamaian di sekitarnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang belum terobati. Suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya. Ia tahu siapa itu sebelum sosoknya muncul di samping. "Lama tidak bertemu," sapa Adi Jaya, suaranya lembut namun ada nada canggung di dalamnya. Bu Najiah menoleh, melihat Adi Jaya yang berdiri dengan sikap yang penuh kehati-hatian. Matanya menatap tajam, namun ada kebingungan yang mengintip di balik ketegasan itu. "Ya, sudah cukup lama," jawab Bu Najiah pelan, sedikit mengeraskan hatinya untuk tidak terbawa perasaan. Pandangannya kembali ke kolam, menyembunyikan kegelisahan yang menghantui dirinya. Adi Jaya me

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 119

    Sementara Dong Min mulai menemukan harapan baru dalam hidupnya, jauh di tempat lain, hati Sebastian perlahan-lahan tersentuh oleh pesona seorang wanita yang kini telah menjadi pusat perhatiannya.Grand opening hotel yang berlangsung meriah menjadi saksi dari perasaan yang tak terduga ini. Acara penuh kemegahan itu menampilkan segala kemewahan yang telah disiapkan dengan teliti oleh Bintara dan timnya.Setiap sudut ruangan dipenuhi sorak-sorai dan senyuman para karyawan yang resmi direkrut. Ini adalah momen puncak dari segala kerja keras dan usaha yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.Ketika pita merah yang melambangkan pembukaan resmi hotel itu akhirnya dipotong oleh Bintara yang berdiri gagah di samping Aruna, gemuruh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.Semua orang tampak tenggelam dalam kegembiraan dan kebanggaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu orang yang seolah berada dalam dunianya sendiri.Sebastian, yang biasan

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 118

    Di klinik lapas, suasana terasa sunyi dan muram. Dong Min masih terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang kurus tampak rapuh, hampir seperti bayangan dari dirinya yang dulu. Tatapannya kosong, sering kali melamun, seakan terjebak dalam pikirannya sendiri yang kelam. Luka di pergelangan tangannya sudah mulai sembuh, namun luka di hatinya masih terasa perih, membekas dalam setiap helaan napasnya.Suster yang merawatnya selalu datang, membawa kehangatan yang berusaha meruntuhkan tembok dingin yang dibangun Dong Min di sekelilingnya.Seperti saat ini, ia datang dengan semangkuk bubur hangat, berharap bisa membuat Dong Min mau makan sedikit, agar kekuatannya kembali. Namun, setiap kali ia mendekat, Dong Min selalu berpaling, menolak kehadirannya dengan sikap acuh yang menyakitkan."Tuan Dong Min, kamu harus makan agar cepat pulih..." ujar suster itu dengan suara lembut, meski ada kelelahan dalam nadanya. Ia meletakkan mangkuk bubur di meja samping tem

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 117

    Serena mengangguk, memikirkan penjelasan Nina. "Mmm, kalau begitu aku tahu cara agar dia bisa berhenti menggangguku..." ujarnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Nina menatapnya penasaran. "Apa rencanamu, Serena?" Serena menjelaskan dengan semangat baru, "Aku harus mengajak Mira kerjasama nanti. Aku ingin membantunya menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Setelah keluar dari sini, aku berencana membuka usaha kecil-kecilan. Mungkin dia bisa bergabung denganku."Nina mendengar dengan penuh perhatian, tetapi keraguan tetap ada di wajahnya. "Itu ide yang bagus, Serena, tapi pasti akan sulit membujuknya. Mira punya banyak luka dan kepercayaan yang hilang. Dia mungkin tidak akan mudah menerima tawaranmu."Serena tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku percaya setiap orang punya sisi baik. Mungkin ini adalah cara untuk membantu dia melihat bahwa ada harapan dan kesempatan kedua, sama seperti y

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 116

    "Serena...," panggil Nina kemudian."Ya?" Serena menatap Nina sendu."Aku punya satu permintaan, maukah kau melakukannya untukku?" Tatap Nina dengan nanar."Apa itu?" tanya Serena.Nina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jika nanti kau keluar dari penjara, bisakah kau datang pada anakku dan mengasuhnya?"Serena terkejut, menatap Nina dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga akan keluar dari penjara?"Nina tersenyum getir, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai hari itu tiba," bisiknya sambil menyerahkan selembar kertas pada Serena.Serena meraih kertas itu dengan tangan gemetar. Saat ia membaca hasil tes rumah sakit yang diberikan Nina, matanya terbelalak. "Leukimia...," gumamnya tak percaya.Nina mengangguk, air mata tak tertahankan lagi. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi kondisiku semakin memburuk. Aku tidak ingin anakku hidup tanpa cint

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 115

    Keesokan harinya, mereka pun beranjak untuk merencanakan kunjungan ke penjara tempat Serena ditahan. Bintara merasa sedikit gelisah, tapi ia tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk menutup lembaran masa lalu dan melangkah ke depan dengan hati yang lebih tenang. Di mobil, dalam perjalanan ke penjara, suasana hening sesekali diwarnai dengan percakapan ringan. Namun, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. Aruna merenung, memikirkan pertemuannya dengan Serena yang akan datang. Ia ingin melihat langsung bagaimana keadaan Serena, apakah mantan istri Bintara itu sudah berubah atau masih sama seperti dulu. Sesampainya di penjara, mereka melangkah masuk dengan langkah mantap. Petugas penjara mengarahkan mereka ke ruang kunjungan. Suasana di penjara terasa berat dan penuh dengan ketegangan yang tersimpan di dinding-dinding dingin bangunan itu. Serena duduk di sana, menatap ke luar jendela kecil yang ada di ruang kunjungan. Ketika pin

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 114

    Pagi itu di rumah baru Aruna dan Bintara di Bandung, udara terasa sejuk dengan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela. Burung-burung berkicau ceria di luar, seolah-olah ikut merayakan hari baru. Di dalam rumah, aroma harum kopi dan roti panggang memenuhi udara.Aruna dengan cekatan menghidangkan sarapan di meja makan. Senyum manisnya terpancar saat melihat Bintara yang duduk menunggu dengan penuh kasih. "Bagaimana kemajuan hotelmu, Sayang?" tanya Aruna sambil menyusun piring-piring dan makanan di atas meja."Semua lancar," jawab Bintara, matanya bersinar penuh kebanggaan. "Ada Sebastian yang urus, aku tinggal nerima laporan aja. Sekarang lagi rekrut pegawai juga. Sebentar lagi grand opening hotel."Aruna tersenyum mendengar kabar baik itu. "Aku juga udah daftar kuliah online," tambahnya dengan nada riang.Bintara mengangkat alisnya, terkesan dengan semangat istrinya. "Benarkah? Hebat! Kamu memang selalu punya semangat untu

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 113

    Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan berbagai kisah dan perjalanan hidup. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda, namun semua saling berkaitan dalam jalinan takdir yang tak terduga.Seperti Serena, yang kini mulai menyadari kesalahannya dan bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Penjara yang awalnya dirasa sebagai akhir, justru menjadi tempat refleksi dan pembelajaran.Dia berusaha bangkit, belajar dari masa lalu yang kelam, dan berharap dapat menebus kesalahannya dengan tindakan yang lebih baik di masa depan.Di sisi lain, ada Dong Min yang tenggelam dalam keputusasaan. Kehidupan yang dulu gemilang kini hancur berantakan. Namun, di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menyinari. Tanpa disadarinya, ada orang-orang seperti suster Jaine yang peduli dan berusaha keras untuk menyelamatkannya, memberikan harapan dan kesempatan kedua yang tak ternilai.Kemudian, ada kisah Aruna dan Bintara, pasangan yang menghadapi setiap rint

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status